Anda di halaman 1dari 24

MELAKUKAN ANALISIS DESKRIPTIF

EPIDEMIOLOGI KLB

Kelompok 8:

Arif Rahman Hakim


Dinky Chairani
Eka Lusiyanti
Ida Rosida
MELAKUKAN ANALISIS DESKRIPTIF
EPIDEMIOLOGI KLB
Setelah data kasus dari unit pelayanan diperoleh, atau
data kasus dan data anggota keluarga terekam dalam tabel
master, maka data kasus dan data populasi diolah sesuai
kebutuhan analisis, termasuk analisis untuk mengetahui
gambaran epidemiologi KLB
Analisis Untuk Mengetahui Gambaran
Epidemiologi

A. Distribusi Gejala Dan Tanda Kasus-Kasus KLB

Pada pengumpulan data berdasarkan kasus berobat,


dapat dimanfatkan untuk menunjukkan gambaran
distribusi gejala dan tanda kasus-kasus KLB.
Tabel 6. Contoh Distribusi Gejala/Tanda Kasus
B. Kurva Epidemiologi Menurut Tanggal
Sakit Atau Tanggal Berobat

Model kurva epidemi pada KLB terdapat 2(dua) jenis, yaitu


histogram atau poligon.

a. Histogram
Dimanfaatkan untuk menampilkan satu variabel data, misalnya
distribusi kasus dan kasus meninggal.

b.Poligon
Dapat membandingkan beberapa rangkaian data, misalnya
kecenderungan dari berbagai kelompok umur, jenis kelamin, antar
wilyah,
Tabel Contoh Kurva Model Histogram
Tabel 9. Contoh Kurva Model Poligon
C. Kurva Epidemi Populasi Berubah
(Pengungsi)

Pada populasi berubah seperti pada


pengungsian, peningkatan kasus juga dipengaruhi
oleh perubahan jumlah pengungsi yang tinggal di
tempat pengungsian.

Kurva epidemi menurut jumlah kasus menjadi


tidak sesuai dengan perubahan jumlah pengungsi,
kurva epidemi sebaiknya menggunakan data rate
kasus per 1000 populasi pengungsi per hari.
Contoh
Tabel 10. Kurva Epidemi Populasi Berubah
D. Gambaran Epidemiologi Menurut Umur

Umur merupakan salah satu karakteristik epidemiologi


yang paling sering digunakan untuk menggambarkan
besarnya masalah KLB.
Tabel 7. contoh analisis gambar epidemiologi
menurut kelompok umur
E. Gambaran Epidemiologi Menurut Jenis
Kelamin
Sama dengan umur, jenis kelamin merupakan salah
satu karakteristik epidmiologi yang paling sering
digunakan untuk menggambarkan besarnya masalah
kesehatan pada KLB.
Tabel 8. Contoh Analisis Gambaran Epidemiologi
Menurut Jenis Kelamin
F. Gambaran Epidemiologi Menurut Faktor
Risiko Tertentu

Pada penyelidikan KLB seringkali digunakan untuk


mengukur perbedaan risiko kelompok tertentu dengan
kelompok lain, misalnya bedasarkan pendidikan ibu kasus
pada KLB campak.
Tabel 9. Contoh Analisis Gambaran
Epidemiologi Menurut Faktor Risiko Tertentu
G. Peta Sebaran Kasus KLB (Spot Map dan Area
Map)

Bentuk peta yang sering digunakan adalah bentuk


spot map dan area map, baik dalam bentuk tunggal
untuk menjelaskan distribusi kasus menurut wilayah
pada suatu lokasi kejadian dan menurut daerah
menurut karakteristik geografi dan administrasi
pemerintahan, maupun dalam bentuk serial waktu
untuk mencermati perkembangan sebaran kasus.
SPOT MAP
Spot Map

Setiap kasus, sesuai letak pada koordinat di bumi,


diletakkan pada peta. Waktu kapan kasus
diletakkan pada lokasi sesuai koordinat di bumi,
tergantung kebutuhan analisis, misalnya saat kasus
tertular (kontak)suatu penyakit menular, saat
makan makanan yang diperkirakan mengandung
bahan racun, saat mulai sakit, atau saat berobat.
Pada satu peta spot map, akan dapat diketahui
letak sebaran kasus – kasus KLB pada suatu
wilayah, sebaran semacam ini dapat dimanfaatkan
untuk melakukan analisis hubungan terjadinya
kasus dengan letak sesuatu, misalnya sungai,
gedung, dan sebagainya.

Seringkali dibuat serial spot map, sehingga akan


dapat diketahui perkembangan sebaran kasus –
kasus KLB dari waktu ke waktu, terutama untuk
penyakit menular propagated source : mulai
terjadinya sebaran, perkembangan dan
poerluasan, sampai berakhirnya sebaran.
Gambar. 11. contoh Spot Map dengan serial waktu
dua mingguan pada kasus KLB diare Kolera.
Contoh analisis Spot Map:
Terlihat kejadian KLB dapat ditanggulangi, tetapi
tidak bisa serentak, karena hanya daerah – daerah
berjngkit yang ssegera ditanggulangi, sementara
daerah daerah tetangga yang kemungkinan
terjangkit tidak melakukan antisipasi dari
kesiapsiagaan yang baik.

Pada KLB campak juga dapat dilakukan pemetaan


sebaran kasus untuk mengetahui kecenderungan
penularan pada daerah daerah rentan penularan
campak.
Area Map

Berbeda dengan spot map, area map


adalah membagi daerah berdasarkan
attack rate. Sama dengan spot map,
area map dapat dimanfaatkan dalam
area map tunggal, atau serial sesuai
kebutuhan analisis.
Attack rate lebih dimanfaatkan untuk analisis
risiko terkait dengan wilayah dari populasi
beresiko. Jika populasi tetap, misalnya desa,
kabupaten, maka populasi beresiko adalah jumlah
penduduk yang relatif tetap.

Apabila populasi tidak tetap, misalnya wilayah


pengungsian, perpindahan penduduk,
transmigrasi, perjalanan haji, lebaran, maka
attack rate dihitungan dengan jumlah populasi
yang berbeda – beda sesuai jumlah populasi saat
attack rate dihitung.
Contoh analisis :
Pada beberapa daerah menunjukkan peningkatan risiko
yang semakin besar dari waktu ke waktu, tetapi pada
minggu terakhir semakin menurun di semua wilayah
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai