Anda di halaman 1dari 4

FARMAKOEPIDEMIOLOGI

REVIEW JURNAL CASE SERIES

Disusun oleh :

Nama : Monica Febri Andari, S. Farm., Apt.

NIM : 1920801017

PRODI MAGISTER FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PURWOKERTO

2020
Case Series

Case series merupakan studi epidemiologi deskriptif tentang serangkaian kasus, yang berguna
untuk mendeskripsikan spektrum penyakit, manifestasi klinis, perjalanan klinis, dan
prognosis kasus.

Serial kasus termasuk penelitian observasional, karena mengikuti perjalanan penyakit


beberapa pasien yang diketahui paparannya, atau memeriksa paparan dan hasil dari catatan
medis pasien.

Surveilans yang rutin dilakukan untuk suatu penyakit yang belum jelas diagnosisnya ataupun
sudah jelas diagnosisnya:

1. Merupakan kumpulan laporan kasus-kasus, atau serial kasus


2. Dapat digunakan untuk mendeteksi munculnya penyakit baru
3. Dapat digunakan juga untuk mendeteksi adanya epidemi

Tetapi desain studi ini lemah untuk memberikan bukti kausal, sebab pada case series tidak
dilakukan perbandingan kasus dengan non kasus.

Contoh: Pemantauan KLB (Kejadian Luar Biasa) suatu kasus di pantau dari waktu ke waktu.

Kumpulan laporan kasus dapat dianalisis secara sederhana yakni dengan melihat

1. Distribusi / frekuensi penyakit


2. Berdasarkan “orang, tempat, waktu” dll
Tujuan Penyelidikan KLB

Tujuan Umum:

1. Mencegah meluasnya (penanggulangan)


2. Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian)

Tujuan Khusus:

1. Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit


2. Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB
3. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan
4. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB
5. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang beresiko akan terjadi
KLB (CDC, 1981; Bres, 1986)

CONTOH JURNAL:
Manfaat case series dari jurnal di atas adalah

1. Menggambarkan kasus demam berdarah yang ada di kota Blitar dari tahun 2015
sampai 2017.
2. Dimana kota Blitar merupakan daerah endemis DBD dengan pola kejadian pada tahun
2015 – 2017 paling tinggi terjadi pada laki-laki dan pada kelompok umur 5 – 14
tahun.
3. Sistem pendukung keputusan tindakan pencegahan kejadian luar biasa di suatu
wilayah provinsidaerah endemi.
4. Dapat menambah pengetahuan para penderita DBD mengenai berbagai faktor resiko
potensial di wilayahnya, serta memberikan informasi langkah langkah pencegahan
penularan DBD.
5. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pembuatan kebijakan yang berkenaan
dengan dinamika penularan DBD di wilayah tersebut, dalam rangka menekan jumlah
kejadian kasus dan meningkatkan angka kesembuhan DBD, serta memfasilitasi
peningkatan networking surveilance epidemiologi lintas batas kabupaten / propinsi,
6. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang memungkinkan untuk digunakan
dalam berbagai macam kepentingan akademis yang terkait dengan masalah DBD di
wilayah tertentu, beserta faktor – faktor resiko potensialnya.

Anda mungkin juga menyukai