Anda di halaman 1dari 1

Standardisasi Simplisia menurut WHO

1. apa bedanya crud drug dengan sweet crude drug? lalu apakah pada proses
pembuatan sediaan pertimbangan apa yang membuat kita dapat menentukan sediaan
yang kita buat akan dibuat dari bentuk ekstraknya atau crud drug nya. terima kasih
Jawab:
crude drug itu belum mengalami proses ekstraksi, jd crude drug = simplisia. Sweet
crude drug = simplisia yang manis
Pertimbangannya banyak, misal kita mau membuat produknya seperti apa? Misal mau
dibuat tablet, berarti perlu diekstraksi. Kemudian pertimbangan lain adalah dosis. Jika
dalam bentuk ekstrak, maka bobot bahan aktif bisa kecil, tapi kalau simplisia,
dibutuhkan banyak (bobot yg besar) untuk bisa dipetoleh efek tertentu sesuai uji

2. Izin bertanya bu saya masih belum paham mengenai tanda2 keracunan saponin,
diamati setelah disimpan selama 24 jam dalam lemari pendingin. Itu maksudnya ikan
yg mati kemudian dimasukkan dln lemari pendingin atau bagaimana bu? Boleh minta
dijelaskan lg bu?
Kemudian pada kadar yg menyebabkan kematian pada ikan jg berbahaya bagi
manusia jika termakan bu? Mengingat setau saya kandungan saponin bnyak
terkandung pada tanaman obat.
Jawab:
Ya betul, setelah mati, disimpan di lemari oendingin untuk memastikan kematiannya akibat
keracunan saponin atau tdk.
Saponin berbahaya pada kadar tertenti dan jika masuk ke sistemik (peredaran darah).
Memang banyak tanaman yang mengandung saponin, tp sepanjang digunakan secara
topikal, tidak menimbulkan efek toksik yang berbahaya
berarti sebaiknya apabila kita ingin mengidentifikasi suatu tanaman baru perlu
dilakukan identifikasi saponin ya bu sbg langkah pencegahan. Walaupun suatu
tanaman misal memiliki kandungan zat aktif yg baik tpi belum tentu aman juga bagi
tubuh.

3. semisal kita ingin melakukan standardisasi simplisia pada daun ttt dari berbagai
tempat tumbuh, apakah dari hasil setelah diperoleh nilai parameter standar simplisia
baik yang secara spesifik maupun non spesifik, apakah bisa kita dapatkan atau ambil
nilai standar berdasarkan parameter spesifik dan non spesifik simplisia yang lebih baik
dari ketiga sampel tersebut bu untuk dijadikan standar?
apakah untuk menentukan nilai parameter standar simplisia daun bisa hanya cukup
dengan kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar sari yang larut
dalam air, dan kadar sari yang larut dalam etanol yang ada berdasarkan Materia
Medika Indonesia bu?
Terimakasih bu..
Jawab:
Jika tanaman tersebut sudah ada di Farmakope Herbal Indonesia, maka data yg
diperoleh bisa dibandingkan dengan data di FHI tersebut.
Karena sekarang sdh ada FHI, maka referensi yg digunakan adalah FHI, namun jika
ada tanaman yang monografinya belum ada di FHI, bisa pakai MMI

Anda mungkin juga menyukai