Anda di halaman 1dari 17

Metode Penugasan

( Metode Indikator )
Manajemen Operasional
Nama Kelompok
Putu Juvan Holy Christin Sunbanu (21110101094)

Fridiani Letek Wuwur (21110101047)


Pendahuluan
Perusahaan skala mikro, kecil, dan menengah umumnya Dalam hal tenaga kerja sebagai salah satu
beroprasi dengan menggunakan berbagai keterbatasan sumberdaya atau asset perusahaan yang
sumber daya yang dimilikinya. Sumber daya yang amat penting, seringkali memiliki
dimaksud dapat berupa tenaga kerja, bahan baku, dana, keragaman keahlian sehingga
alat dan peralatan atau mesin yang digunakan, metode penugasannya Dalam pekerjaan perlu
kerja, dan lainnya. Pemanfaatan sumber daya tersebut disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki.
selayaknya digunakan dengan cara yang sebaik-baiknya Demikian pula dengan alat atau peralatan
atau tepat, dalam arti seefektif dan seefesien mungkin. atau mesin yang digunakan untuk
memproses berbagai pekerjaan, disesuaikan
dengan fungsi mesin dan kapasitas yang
dimilkinya.
Ketidaktepatan dalam penugasan pekerjaan, Untuk membantu pihak manajemen atau
baik kepada tenaga kerja maupun terhadap pengambilan keputusan dalam menentukan
mesin yang digunakan, dapat menyebabkan penugasan terhadap berbagai pekerjaan, dapat
ketidakefektifan dan ketidakefesienan digunakan metode tertentu sebagai alat dalam
penugasan pekerjaan. Dengan demikian menentukan pengambilan keputusan. Salah
permasalahan penugasan pekerjaan menjadi satu metode yang dimaksud adalah metode
suatu keputusan yang penting untuk dibuat. indikator.
Metode indikator, digunakanuntuk menentukan penugasan terhadap pekerjaan kepada
tenaga kerja atau alat peralatan berupa mesin yang akan digunakan memproses pekerjaan-
pekerjaan.Penggunaan metode indikator hanya sesuai untuk model sistem produksi yang
terputus- putus.Proses produksi terputus-putus, artinya penjadwalan pengerjaan terhadap
suatu pesanan atau pekerjaan tertentu dapat saling terpisah, yaitu tidak harus
pekerjaantertentu dilakukan dengan syarat ada pekerjaan lain dikerjakan terlebih dahulu.
Jadi,antar satu order atau pekerjaan tersebut dengan pekerjaan lainnya memungkinkan tidak
saling terkait.
Sebagai contoh, apabila perusahaan memiliki 3 orang tenaga kerja,
sementara yang harus dikerjakan ada 4 pekerjaan. Maka untuk melakukan
penjadwalan terhadap ke 4 pekerjaan tersebut ditentukan berdasarkan
pada ketersediaan waktu kerja pada ke 3 tenaga kerja. Dengan
menggunakan metode indikator, dapat ditentukan penjadwalan penugasan
pekerjaan untuk ketiga orang tenaga kerja tersebut sesuai waktu yang
tersedia. Dalam penugasannya, dapat terjadi satu orang tenaga kerja
dijadwalkan untuk mengerjakan 2 pekerjaan atau mungkin salah satu dari
ketiga tenaga kerja itu tidak dapat dijadwalkan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan, karena waktu yang dimilikinya tidak memungkinkan, atau
tidak mencukupi untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
Metode indikator dalam menentukan penjadwalan
penugasan pekerjaan, tidak menunjukkan pekerjaan mana
yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana
yangdikerjakan kemudian, tetapi hanya mengetahui tenaga
kerja mana yang akanmengerjakan order yang mana,
sehingga penugasan yang dibuat menjadi optimalditinjau
dari waktu yang tersedia.
Prosedur Penyelesaian dengan Metode Indikator

Prosedur penyelesaian untuk permasalahan penugasan dengan metode indikator.


Menggunakan langkah-Langkah seperti berikut ini :
1. Membuat table penugasan yang berisikan jumlah pesanan, jumlah unit standar per
jam, jam per pesanan, dan jam tenaga kerja per jam mesin yang tersedia.
2. Menentukan nilai indikator yang menunjukkan ukuran efisiensi dari setiap
tenagakerja, atau mesin dalam mengerjakan setiap pesanan.
3. Menentukan jam tenaga kerja yang digunakan.
4. Menentukan penugasan pekerjaan optimal
Kasus dan Penyelesaiannya dengan Metode Indikator

Sebuah perusahaan skala mikro menerima 3 jenis pesanan (P1, P2, P3) dengan jumlah pesanan masing-
masing secara berturut-turut adalah P1sebanyak 3 unit, P2sebanyak 6 unit, dan P3sebanyak 4 unit.
Perusahaan mempunyai 3 orang tenaga kerja(Tk 1,Tk 2, dan Tk 3) yang ditugaskan untuk mengerjakan
salah satu atau beberapa pesanantersebut. Setiap tenaga kerja diketahui memiliki jam kerja sebagai
berikut.

Tenaga Kerja Tk1 Tk2 Tk3


Jam tenaga kerja yang tersedia 8 jam 4 jam 4 jam
Standar Per Unit Per Jam Dikerjakan untuk Setiap Pesanan untuk Per
Tenaga Kerja

Pesanan Tenaga kerja


Tk1 Tk2 Tk3
Pesanan 1 0,80 1,00 0,75
Pesanan 2 0,75 0,80 1,00
Pesanan 3 1,00 0,80 2,00
Penyelesaian terhadap data tersebut di atas, dapat digunakan metode indikator untuk menentukan
penugasan pekerjaan yang optimal dengan langkah-langkah seperti berikut ini.Langkah pertama ,adalah
membuat tabel yang berisikan jumlah pesanan (JP), jumlah unit standar per jam (SPJ), jam per pesanan
(JPP), dan jam tenaga kerja yangtersedia (JTT) untuk setiap tenaga kerja. Hasil perhitungan JPP dengan
menggunakan rumus:
Langkah kedua, menentukan indicator yang menunjukkan ukuran efesiensi setiap tenaga kerja Dalam
mengerjakan setiap pesanan. Tenaga kerja yang memiliki kecepatan pengerjaan paling tinggi Dalam suatu
pesanan tertentu diberikan nilai indicator 1,00. nilai indicator lainnya di peroleh dari jam yang
dibutuhkan tenaga kerja pengerjaan.
Pesanan tertentu, dibagi dengan jam tenaga kerja yang memiliki kecepatan
pengerjaan tertinggi untuk suatu pesanan tersebut, dengan rumus seperti berikut
ini :
Langkah ketiga, menentukan jam tenaga kerja yang di gunakan (JTD), yaitu untuk mengetahui
pengerjaan setiap pesanan oleh tenaga kerja yang tersedia. Penentuan pengerjaan ini dimulai dari
pesanan pertama, dengan memprioritaskan pada pengerjaan oleh tenaga kerja yang memiliki nilai INK
terkecil (1,00) terlebih dahulu. Apabila pada INK terkecil untuk pesanan tersebut tidak memenuhi jam
yang tersedia maka lanjutkan ke INK terkecil kedua dan seterusnya. Apabila penentuan pertama sudah
dilakukan maka lanjutkan dengan pesanan kedua dan demikian seterusnya hingga pesanan ditentukan.
Pesanan pertama (P1) diketahui INK terkecil pada Tk2. Karena pada INK terkecil ini memerlukan 3 jam
untuk pengerjaan pesanan 1 ( lihat JPP), sedangkan jam tenaga kerja tersedia (JTT) 4 jam, artinya
terpenuhi dan jam tenaga kerja yang digunakan (JTD) ditentukan 3 jam pada kolom TK2.berikutnya
pesana kedua diketahui INK terkecil pada Tk3 dengan JPP 6 jam sedangkan JTT 4 jam yang artinya tidak
terpenuhi, sehingga lanjutt ke INK terkecil berikutnya ( 1,25) pada Tk2 dengan JPP 7,5 lebih besar dari
JTT-nya 1 jam ( setelah dikurangi 3 jam yang digunakan sebelumnya ), karena juga tidak terpenuhi maka
dilanjutkan ke INK ( 1, 33 ). Untuk Tk1 ddiketahui JPP 8 jam sama dengan JTT 8 jam, artinya terpenuhi
sehingga JTD ditentukan 8 jam pada Tk1. Untuk pesanan ketiga diketahui INK terkecil pada Tk3 dengan
JPP 2 jam lebih kecil dari JTT 4 jam, artinya terpenuhi dan untuk JTD pada kolom Tk3 dapat ditentukan 2
jam.
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa, penugasan pekerjaan secara optimal dapat dilakukan dengan
menentukan, pesanan pertama (P1) dikerjakan oleh tenaga kerja dua (Tk 2) dengan kebutuhan waktu 3 jam,
pesanan kedua (P2) dikerjakan oleh tenaga kerja satu (Tk 1) dengan kebutuhan waktu 8 jam, dan pesanan
ketiga (P3) dikerjakan oleh tenaga kerja 3 (Tk 3) dengan kebutuhanwaktu 2 jam. Dengan demikian seluruh jam
yang tersedia bagi Tk 1dimanfaatkan (tanpaadaidle time) ,untuk Tk 2termanfaatkan 75% dari waktunya yang
tersedia, sedangkan bagi Tk 3termanfaatkan 50% dari waktunya, sehingga untuk Tk3 memiliki idle time lebih
banyak ketimbang keddua tenaga kerja lainnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai