Anda di halaman 1dari 29

ASYAQIDA

(aqidah-Syariah-Qiyadah-Daulah)
Tauhid
Penentu selamat atau tidaknya nasib manusia di akhirat
Asas dakwah para Nabi dan Rasul
AQIDAH

Doktrin Aqidah
ALLAHU WAHDAH WAL IMAN BIL YAUMIL AKHIR
ALLAH WAHDAH
RABB QS. 1:2 114/1-3
Artinya: pencipta, pengatur, pemelihara, pendidik,
pengasuh, pemberi rizki.
Wujudnya adalah Rubbubiyah seperangkat peraturan Allah
yang ada dialam semesta atau khusus mengatur manusia
yang berfungsi untuk pemeliharaan, pendidikan bagi
manusia, kestabilan, keharmonisan sosial.
Musyrik Rubbubiyah QS.9:31
Mengakui , Meyakini, Menjadikan bagi Allah Arbab/ Andad
untuk menetapkan hukum bagi kehidupan.
Menjadikan yang halal menjadi haram dan menjadikan yang
haram menjadi halal
ALLAH WAHDAH
MALIK QS. 1:4 114/1-3
Artinya: Pemilik, Penguasa, Raja
Wujudnya adalah Mulkiyah / kekuasaan, kedaulatan allah di langit
dan dibumi.
Bumi merupakan amanah Allah SWT bagi para nabi, rasul, orang-
orang mukmin, shaleh, kholifaturrasul, dan ulil amri untuk
menjadikan nya sebagai tempat pelaksanaan Rubbubiyah Allah, dan
ketaatan.
Musyrik Mulkiyyah QS. 17:111 19:83
Mengakui , Meyakini, Menjadikan bagi Allah adanya raja/ penguasa,
penjajah yang berhak menguasai bumi ini untuk dijadikan sebagai
tempat pelaksanaan hukum thagut dan kemaksiatan.
Jika seorang mukmin hidup di wilayah yang demikian maka wajib
baginya untuk mengembalikan wilayah tersebut kepada Allah, sampai
islam berdaulat.
ALLAH WAHDAH
ILAH QS. 1:5 114/1-3
Artinya: yang diibadahi, yang ditaati, yang diberikan
kesetiaan, yang dicintai, yang ditakuti.
Wujudnya adalah Uluhiyyah/ kataatan, pengabdian,
persembahan, kecenderungan yang di tujukan hanya untuk
Allah semata.
Uluhiyyah tidak bisa dilaksanakan di luar rubbubiyyha dan
mlkiyyah Allah SWT
Musyrik Uluhiyyah QS. 7:73
Mengakui , Meyakini, Menjadikan selain bagi Allah adanya
ilah yang diibadahi, disembah,di taati, ditakuti, dicintai,
diberikan kesetiaan/wala.
Allah
 
Rabb Malik Ilah
 
Rubbubiyyah Mulkiyyah Uluhiyyah

Akar Batang Buah

Nur Buyut Rijal

Shirat Sabil Thariq


 
Hukum Negara Ummat
Hubungan organik antara Rabb, Malik, Ilah

Hukum tanpa Negara tidak ada artinya,


Hukum tanpa pelaksana tidak ada faedahnya,
dan
Merealisasikan hukum tanpa Negara adalah sesuatu
yang mustahil.
SYARIAH ISLAMIYYAH
Syariah merupakan wujud rubbubiyyah Allah
Syariah merupakan jalan yang terang, jalan Allah, seperangkat
hukum Allah yang murni (bersih) dari unsur-unsur hawahu, interes
dan syahwat manusia akan tetapi sesuai dengan fitrah manusia.
Syariah merupakan produk langit ( Allah Al Alim, Al Hakim, Al
Khobir) akan tetapi wajib dilkasanakan oleh masyarakat dibumi ( Al
Jahiilu)
Maka untuk bisa menerapkan syariah langit yang merupakan
produk Allah yang AL-Alim, Al Hakim, dan Al khobir di bumi, maka
wajib adanya perantara orang-orang terpilih yang memiliki
kecerdasan khusus diluar kecerdasan manusia pada umumnya
untuk menerjemahkan syariah langit tersebut. Merekalah para rasul
di setiap generasi dan bangsa
Mereka disebut Al Qiyadah Al Islamiyah (Kepemimpinan Islam)
Pembagian syariah
Syariah Samawi
Syariah Wadh’i
Perbedaan Syariah samawi dan wadh’i
Syariat Islam mencakup aspek aqidah, ibadah dan bersifat ukhrowi
Syariat Islam mencakup aspek social politik, muamalah, hukum pidana, perdata,
pemerintahan ( duniawi)
Syariat Islam berfungsi untuk mewujudkan kebahagiaan hidup dunia akherat
Syariat islam bersifat syamil, kamil, mutakamil
Syariat Islam bersifat universal
Syariat Islam datang dari Khaliqul ‘Alam ( sesuai dengan sifat-sifatAllah SWT)
Syariat Islam bersifat marunah ( sesuai dengan kontelasi zaman)
Syariat Islam bersifat elastic
Syariat islam memiiki kedudukan yang tinggi dari masyarakat
Syariat islam bertujuan untuk membentuk pribadi saleh dan masyarakat islam
Syariat islam mutlak kebenarannya QS. 2/147, 213 3/60
Syariat ghoir islam adalah sesat, tidak datang dari AL RASYID, dan merupakan
prasangka manusia, wajib diragukan QS. 10/32,35,36,94 53/28
Syariat islam bersifat adil / tidak mendzalimi/ tidak mengandung hawa nafsu QS.22/60
31/30 38/22,26
Syariat Islam memberikan keberuntungan dunia akhirat QS. 40/78
Syariat islam bersifat universal QS. 6/114
Syariat Islam bersifat penerang QS.5/48;
Syariat islam bersifat Ahsan QS. 5/50
Al Qiyadah Al ISlamiyyah
Kepemimpinan Islam merupakan wujud dari Uluhiyyah/
aparat pelaksana rubbubiyah / syariah Allah
Menempati posisi sentral (kunci) dalam Islam
Penerjemah yang otoritatif ( memiliki otoritas), legitimit
dari Allah QS 4:64
Kepemimpinan yang merupakan amanah allah ( istikhlaf)
melalui ijma ( kesepakatan umat)/ ahlul hall wal Aqdi
( majelis permusyawaratan)
Qiyadah Islamiyah; Peran serta Fungsinya Ditinjau dari Aspek Sosio-Politik dan
Hukum.
(3/164; 62/2).
Sebuah komunitas manusia di bumi dinyatakan “fi dholalimmubin” (dalam kesesatan yang
nyata) manakala Qiyadah Islamiyah belum ada dan terwujud di tengah-tengah mereka.
Qiyadah Islamiyah (eksistensi Kepemimpinan Islam) itu sendiri merupakan suatu
nikmat/karunia/fadhilah dari Sang Maha Pencipta Allah SWT. 22/78; 28/75; 16/84
Qiyadah Islamiyah; Peran dan Fungsinya secara Religius sebagai “Syahid” (Penyaksi) di
Dunia terhadap Manusia akan Keimanan dan Kekufurannya. Begitu pula di berbangkit diberi
peran sebagai “Syahid”. 3/164; 4/64.
Qiyadah Islamiyah sebagai Lembaga Tazkiyah (Lembaga Taubat) dan Tarbiyatul Ummah
(Lembaga Pembinaan). 4/65; 5/42; 4/105; 33/8.
Qiyadah Islamiyah sebagai Sebuah Lembaga Kepemimpinan Hukum, Bertanggungjawab
atas Tegaknya Syari’at Allah agar Berlaku di Semua Aspek Kehidupan Masyarakat, sekaligus
sebagai Pengontrol Ummah. 4/58; 5/42; 5/44,47,48; 5/50,49.
Qiyadah Islamiyah sebagai Sebuah Lembaga yang Memberikan Legitimasi Sahnya Setiap
Aktivitas Manusia dalam Kerangka Hubungan “Hablumminallah wa Habluminannas” agar
Bernilai “Ibadah” di Sisi Allah ar-Rahman ar-Rohim. 1/5; 24/56; 4/64,80; 3/112; 4/58,59.
Qiyadah Islamiyah sebagai Sebuah Lembaga Jihad Fi Sabilillah untuk Menghancurkan
Musuh-Musuh Allah dan Musuh Orang-orang Mu’min, sehingga Din al-Haq “al-Islam”
Memegang Supremasi Kepemimpinan Dunia. 9/33; 48/28; 61/9; 8/39; 2/193; 8/73; 9/14;
5/3; 48/6; 9/13,29; 9/38,39; 9/73,79,123; 2/190,193; 9/36; 48/28; 33/7; 18/5; 42/38.
5 fase kepemimpinan dalam islam
Kepemimpinan Nubuwwah
Kepemimpinan Khilafah ala Minhajinnubuwwah
Kepemimpinan Mulkan Adhon
Kepemimpinan Mulkan Jabariyyah
Kepemimpinan Khilafah Ala Minjahin Nubuwwah
Khasaishu Al-Qiyadah Al-Islamiyah (Spesifikasi Kepemimpinan Islam dan
Kelembagaannya).
Sebuah Lembaga Kepemimpinan Ummat yang Lahir Berdasarkan Legitimasi dari Maha
Pemilik Sumber Otoritas dan Legalitas, yakni Allah SWT di dalam Al-Qur’an disebut “wa
kafa billahi syahida” dengan prosedur “Al-Mistaq bagi para Nabi/Rasul” serta prosedur
“syura as-siyasah” bagi Kepemimpinan Pelanjut Estafeta Nubuwah Risalah.
Lembaga Kepemimpinan Islam tidak Mengakui Seluruh Bentuk Sumber Otoritas atau
Legalitas yang Kerangka Dasarnya dari Produk Filsafat Manusia (anthroposentres). Ini
yang disebut Prinsip “Bara’ah” /Furqon/Hijrah (tidak mengakui Sistem Kekuasaan
Jahiliyah). 68/8,9; 25/52; 11/54; 60/4; 2/256,257; 5/50,47-49; 4/105; 4/97; 6/19; 4/60;
4/140; 11/37.
Qiyadah Islamiyah, Sebuah Lembaga Kepemimpinan yang Memiliki Prinsip “Tashdiq /
Mushaddiq” yakni Suatu Prinsip Pembenaran akan Adanya Mata-rantai Kesinambungan
(estafeta) Misi Kepemimpinan Nubuwah. 33/39; 37/37; 3/81; 61/6; 2/8,101; 6/92; 2/41;
10/37.
Qiyadah Islamiyah, Sebuah Lembaga Kepemimpinan yang Lahir dan Tumbuh, hingga
Mendapatkan Makanah (posisi dominan di bumi), Berdasarkan Prinsip “Tadarruj fi al-
Harakah wa at-Tasyri’ ” (Sistem Gradual), artinya Melalui Proses Tahapan dalam Langkah
Gerakan dan Pembentukan Hukum sesuai dan berdasarkan “Manhaj Ar-Rabbany”. 33/21;
75/16-19; 17/106; 25/32; 8/26; 8/30; 2/214; 24/55; 28/4,5,6.
Qiyadah Islamiyah, dalam Membangun Struktur Organisasi Internalnya dengan Prinsip
“Sirriyatul Harakah” (clandestine movement) dan “Sirriyatut Tanzhim” (menyusun shoffan
secara rahasia). Faktor Sekuritas adalah Sesuatu yang Integral dengan Gerakan. 44/23;
26/52; 60/1,2; 8/26; 28/57; 26/49,29.
Sumber Tasyri (pembinaan syari’ah)
Pemerintah Islam:
Al Qur’anu al Karim 3/103; 4/105
Sunnah Rasul (status sunnah daam pembinaan hukum
Islam) 5/48-50; 57/25; 59/7; 16/44; 3/32; 4/65; 3/31;
4/80
Tasyri’ (pembinaan hukum Islam) pada masa Rasul
periode Makiyah 8/26; 16/41
Tasyri’ (pembinaan hukum Islam) pada masa Rasul
periode Madinah 59/9; 10/87; 30/38,39; 4/160,161;
3/130; 2/278,279; 2/275
Prinsip-prinsip Pembinaan Syariah
Pemerintah Islam

Adamu al Haraj (tidak sempit atau tidak mengandung


unsur yang menyulitkan /memberatkan) 22/78; 5/6;
2/185; 4/28; 2/286; 6/157
Taklilu al Takalif (prinsip memperkecil beban hukum)
5/101
Al Tadrij fi al Tasyri’ (prinsip adanya gradual /
berangsur-angsur dalam tasyri’) 2/219; 4/43; 5/90,91
Mashalihu al Ammah (prinsip kemashlahatan umum
dalam tasyri’
DAULAH ISLAMIYYAH
Kebutuhan fitrah ( makhluk Sosial), mempertahankan
hidup, menyerahkan kekuasaan pada pihak tertentu,
memerlukan peraturan hidup tersirat/ tersurat, dalam
sebuah organisasi agar tertib)
Negara merupakan organisasi yang mempunyai kekuasaan
Wujud dari Mulkiyyah Allah di bumi
Kebutuhan dalam pelaksanaan syariah
Daulah Islamiyyah adalah Kekuasaan /negara Islam
Sejarah Negara
Yunani Kuno
Polis (kota) sebuah benteng dibukit sebagai tempat
musyawarh raja dan rakyat.
bertambah jumlah penduduk, mayarakat luar bergabung,
minta perlindungan dan keamanan.
Golongan masyarakat:
1. Budak( tidak mempunyai hak dalam hukum)
2. Pendatang (di anggap ada tapi tidak ada dalam hukum)
3. Asli ( hak pengendali dalam pemerintahan)
Bentuk Negara
Aritokrasi Timokrasi oligarkhi Demokrasi Anarki

Tirani
Sejarah Negara
Romawi Kuno
Perbedaan yunani kuno dengan romawi kuno
Yunani kuno
1. lebih cenderung pada pemikiran, teoritis.
2. Sistem kenegaraan dituangkan dalam tulisan
Romawi kuno
1. lebih cenderung kepada praktek/praktis
2. Sistem kenegaraan tidak dituangkan dalam tulisan
3. Sistem kenegaraan dilaksanakan dalam lembaga-lembaga
hukum
Bentuk Negara
Monarki Demokrasi
Mempersatukan unsur demokrasi, aristokrasi dan oligarki
Sejarah Negara
Abad Pertengahan
Kehancuran romawi dan sistem ketatanegaraan nya
Individu bagian dari universalitas kristen (teologi dunia
akhirat).
kekuasaan berpindah pada organisasi gereja, pemahaman
urusan keduniaan pun tidak bisa diabaikan.
tidak ada kekuasaan didunia yang harus ditaati secara patuh
kecuali perintah tuhan, ilmu harus mengabdi pada agama
organisasi gereja (paus merupakan wakil tuhan), kristen
merupakan agama resmi negara.
pemeluk tidak punya kebebasan berfikir, segalanya harus
tunduk kepada perintah tuhan, boleh menafsirkan perintah
tuhan yang kurang jelas tetapi hanya oleh paus
menerima adalah kebajikkan tertinggi.
Sejarah Negara
Renaissance ( Reborn)
Perhatian terhadap dunia lebih besar
Akal mulai menjiwai kehidupan
Memberi penghargaan pada hasil perorangan
Meraih kedudukan dengan akal yang licik
Mendewakan yunani kuno
Melepaskan nilai-nilai agama.
Paham machiaveli yaitu menghalalkan segala cara.
Raja tidak boleh baik, orang baik akan binasa
Berkembangnya feodalisme
Raja jangan terikat pada perjanjian yang dibuat
Monarki kerajaan tanpa hukum
DAULAH MENURUT IBNU KHALDUN

MULK

MULK TABI’I MULK SIYASI

SIYASAH
SIYASAH AQLIYAH SIYASAH DINIYYAH
MADANIYAH
Daulah menurut Pendekatan Fiqh Islam.
1. QS 24/1-2 5/38
2. Ashar umar bin khattab
3. Ashar utsman bin affan
4. Ashar Ali bin Abi thalib
5. Kaidah ushul fiqih
Dokrin Aqidah Tauhid dalam Dimensi Sosio-Politik.
QS. 4/65; 12/40; 4/105; 7/2-3; 4/60
Sistem Harakah Islamiyah dalam Membangun
Daulah (Khilafah) Berdasarkan Metode
Nubuwwah.
33/7-8,21; 18/50-51; 60/4
Prinsip-prinsip Daulah dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
73/10; 74/5; 4/9
Prinsip Khilafah (Kekuasaan sebagai Amanah). 2/30
Prinsip Syuro (Musyawarah). 42/38; 3/159
Prinsip Keadilan dan Persamaan. 4/58;58/8; 16/90
Prinsip Pengakuan dan Perlindungan terhadap Hak-hak Asasi
Manusia.49/9; 65/2; 4/128-129; 2/177; 9/60
Prinsip Peradilan Bebas. 4/59,80,64,69
Prinsip Perdamaian. 3/33,132; 8/1,20
Prinsip Kesejahteraan. 20/99; 24/54,56
Prinsip Keta’atan. 47/33; 58/13
Kesimpulan

Seorang mukmin tidak cukup hanya memiliki tauhid,


tetapi harus mengikatkan dirinya kepada kepemimpinan
islam untuk melaksanakan syariah islamiyah, dan
berupaya untuk mewujudkan kedaulatan islam ( negara
islam)
Alhamdulillah

Selesai dengan pertolongan Allah

Anda mungkin juga menyukai