Anda di halaman 1dari 33

KELOMPO

KASUS BERHENTI K 3 KASUS


MEROKOK 1
KASUS 1

An. M, laki-laki, 15 tahun, diketahui merokok. Menurut pasien


dirinya merokok hanya sedikit 3 batang per hari bila sedang
bengong.M datang ke klinik UBM tgl 12-12-2022
K : Selamat pagi Dek, Silahkan duduk, perkenalkan sy dr.Anggi,
maaf dengan adek siapa?
P : Nama sy Malik, dokter..
K : ada yang bisa sy bantu..
P : ini lho dokter..sy ingin berhenti merokok karna sy merasa capek
K : Oo gitu..jadi ingin berhenti merokok?
Sy bisa bantu supaya dek malik berhenti merokok
Apa yg membuat dek Malik sulit/berat utk meninggalkn rokok?
P: sy merokok sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya hanya iseng dan ikut-ikutan
teman, dan melihat ayah sy yang merokok, sy batuk saat merokok tapi
sekarang mulai terbiasa saat ini 3-5. batang per hari. Sy tidak menghisap
dalam dan rokoknya pun hanya rokok mild
Sy sudah capek..

K : biasanya dek malik merokok jam brp saja?


P : biasanya sekitar jam 6.30 sebelum brkat sekolah, setelah makan siang
sekitar jam 12an sy merokok lagi satu batang, sore hari dua batang , kadang di
malam hari bila kumpul dg teman2 sy merokok lagi bisa dua atau tiga batang

K : Cara berhenti merokok ada tiga yaitu berhenti seketika..itu harus dari
kemauan adek utk berhenti merokok saat ini di mulai, yg kedua penundaan
dek Malik berhenti merokok , dengan cara dek Malik mengurangi waktu
merokok . Misal dek malik hari ini merokok jam 6.30 , besok dek malik
merokoknya jam 12 an saja jadi pagi hari dek malik tidak merokok, yg ketiga
pengurangan jumalh rokok misal nya hari ini adek merokok jam 12 satu
batang sorenya satu batang saja
P : Ya dokter.. Sy setuju yang kedua yaitu penundaan merokok
K : oke kalau gitu kita sepakati mulai besok dek malik menunda
waktu merokok nya…
Jadi..minggu depan dek malik kesini lagi ya…tgl 19-12-2022, sy
ingin tau apakah dek malik berhasil menunda waktu merokok dan
apa kendala nya..
K : dek malik utk berhenti merokok ini harus mendapat dukungan
keluarga, lingkungan dan menghindari teman2 yg merokok
P : ya dokter siaap..
MINGGU PERTAMA
K : Pa kabar dek malik..?
Gimana dengan usaha berhenti merokok nya yg sudah kita
sepakati?

P : Alhamdulilah dokter…sy sudah bisa menunda waktu merokok,


tapi sy blum bisa bener2 berhenti merokok
K : Alhamdulillah dek malik selamat ya…itu sudah bagus…
K : apa yang membuat dek malik sulit utk berhenti merokok?
P : Karna kalau kumpul dengan teman2 sy tidak merokok sy merasa minder, malu
K : jadi gini dek malik tidak usah minder dan malu, niat dek malik sudah bagus,
selanjutnya dek malik tidak usah terpengaruh dg lingkungan sekitar, karna rokok
itu sangat berbahaya bagi tubuh kita dan bagi lingkungan kita.
Jangan malu mengatakan saya bukan Perokok :
1. Hindari berkumpul dengan teman2 yang sedang merokok
2. Hindari semua hal yg terkait merokok, seperti sponsor, iklan,poster, rokok
gartis
3. Yakinlah bahwa rokok bukan satu2nya sarana pergaulan
P : iya dokter sy akan coba lagi karna memang sy ingin berhenti merokok
K : yaudah kita sepakati …satu minggu lagi dek malik kesini lagi ya…tgl 26-12-
2022
P : Ya dokter
KASUS 2
KELOMPOK 3
An. T 15 thn, dibawa oleh gurunya karena ketahuan merokok di
kantin.
Apa yang mau ditanyakan ?
• Tanya apakah kamu merokok? Iya
• Sudah berapa lama kamu merokok? 3 tahun
• Usia berapa pertama kali merokok? 12 tahun
• Kenal rokok darimana? Dari teman/pergaulan
• Apa alasan kamu merokok? Awalnya ikut2an
• Dalam sehari berapa batang? 6 batang/ hari
• Rokok apa yang biasa dihisab? Rokok Mild
Tanya : Tanya Identitas ( Namanya Tono usia 15 tahun pendidikan SMP 1
Rawajitu Timur, beralamat di desa kemangi Agung Nomor 41b, anak dari
bapak Sugiono dan ibu Marhamah.
Tanggal kunjungan : 14 Desember 2022
Status merokok :
-Sejak kapan merokok? 3 tahun yang lalu
-Jumlah batang rokok perhari? 6 batang
-Jenis rokok? Rokok Mild
-Hal yang mendasari siswa merokok? Pergaulan, coba-coba
-Pernah berhenti atau tidak? Pernah 5 hari
-Keluarga yang merokok? Ayah
Pasien merokok sejak 3 tahun yang lalu saat usia 12 tahun. Mulai merokok
karena ikut ikutan teman supaya bisa bergabung dengan kelompok teman
tersebut. Awalnya hanya 1-2 batang, tetapi sekarang bisa 6 batang perhari
Rokok mild. Biasa merokok sehabis makan dan kalau lagi buntu pikirannya
Pernah coba berhenti merokok, tetapi sulit bertahan, hanya bisa 5 hari
berhenti, selanjutnya merokok kembali. Ikut-ikutan teman dan tidak tahan
karena merasa pikiran buntu bila tidak merokok.
Siswa beli sendiri rokoknya dan sesekali mengambil rokok ayahnya
Siswa ingin berhenti merokok tapi takut gak bisa tahan lama karena
pikirannya buntu bila tidak merokok
Apa lagi yang mau ditelaah ?
Telaah
-Tahap kesiapan siswa
-Kamu siap berhenti merokok
-Ukur Motivasi siswa
-Telaah faktor-faktor berisiko siswa merokok?
-Telaah faktor-faktor pendukung siswa berhenti
-Tahap kesiapan siswa : masih ragu-ragu (kontemplasi) karena klien
sudah mengakui bahwa merokok itu bermasalah dan klien mulai
mempertimbangkan untuk berhenti merokok.
-Ukur Motivasi siswa : 7 (berencana berhenti merokok 30 hari
kedepan
-Telaah faktor-faktor berisiko siswa merokok : ketemu teman, makan
makanan pedas, ayah yang merokok
-Telaah faktor-faktor pendukung siswa berhenti : ibu pasien ingin
supaya siswa berhenti, program UBM di sekolah
-Apa yang selanjutnya mau dilakukan pada siswa?
Tolong dan nasihati
Tahap kontemplasi dilakukan ? Tanya ?
Kenapa ingin berhenti ? Karena saya tahu bahaya merokok,
tidak baik untuk kesehatan saya.
Hal apa yang pernah membuatmu tidak jadi berhenti merokok?
Merasa pikiran buntu dan masih ikut teman2 yang merokok
Apakah kamu yakin dapat berhenti ? Yakin, Seberapa yakin?
Mulai mengurangi jumlah rokok
Siapakah yang mendukung kamu selama proses ini ? Orang
tua dan guru
Berikan informasi mengenai bahaya rokok (kalau bisa bukan penyakit)
K: merokok bisa mengganggu konsentrasi dan malas belajar, menurunkan prestasi,
mempengaruhi niat untuk melanjutkan pendidikan, bisa buat badan dan mulut bau. Uang bisa
habis
Diskusikan keuntungan dan kerugian dari rokok dari sisi kesehatan, dari sisi prestasi.
K: merokok tidak memiliki keuntungan dan manfaat apapun
K: Dampak buat kesehatan, bisa menyebabkan kanker paru, penyakit paru kronis, TBC
K: dari segi prestasi, merokok bisa mengganggu konsentrasi dan malas belajar, menurunkan
prestasi, mempengaruhi niat untuk melanjutkan pendidikan
Bila siswa mulai termotivasi : berikan informasi tambahan tentang rokok
K: Rokok tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi dapat merugikan orang lain, dan banyak
kandungan bahan kimia da zat adiktif yang sangat berbahaya.
Mulai tentukan tanggal berhenti : 17 Desember 2022
Tentukan tanggal kunjungan berikut : 31 Desember 2022
KASUS 3 PKM GTM- Tubaba
KELOMPOK 3
KASUS 3

Ps. Tn A, 18 tahun, datang ke Klinik Berhenti


Merokok dengan dibawa orang tuanya. Pasien
sudah merokok sejak 2 tahun yang lalu, sekitar
½ - 1 bungkus perhari. Selalu minta uang pada
orangtuanya, bila tidak diberikan pasien akan
mengamuk, marah, melempar barang, berkata-
kata kotor dan kasar pada orang tuanya. Setelah
mendapatkan uang, pasien tetap terlihat emosi,
kesal, dan kurang sopan kepada orangtuanya
terutama ibunya.
 Hal ini sebenarnya sudah terlihat sejak pasien SD,
pasien terlihat kurang hormat dan tidak sopan pada
orang tuanya. Tetapi awalnya pasien masih dapat
diberitahu orangtuanya.
 Karena kelakuan pasien, Ayah pasien sering
menghukum pasien dan mengusir pasien, tetapi ibu
pasien masih cukup sabar walaupun menjadi sasaran
kemarahan pasien. Orang tua pasien sudah sering
dipanggil ke sekolah karena perilaku pasien yang
tidak sopan, kasar, dan mudah emosi.
 Mulai merokok sendiri, sedikit lebih tenang saat
merokok, tetapi tetap negatif terhadap orangtuanya
APA YANG HARUS
DILAKUKAN ?
Dari wawancara dan pemeriksaan, terlihat pasien
tidak tenang, gelisah, bicara kasar pada ibunya,
Mood disforik, dan mudah marah, tiba-tiba
pasien pergi dari ruang periksa dan berteriak
marah. Tidak ada halusinasi, tidak ada waham.
Mengucapkan salam
Dokter : Selamat pagi mas, dan ibu, perkenalkan saya dokter…
Pasien : selamat pagi
Bila pasien kembali ke ruangan, apa yang akan dilakukan?

tiba-tiba pasien pergi dari ruang periksa dan berteriak marah. Tidak
ada halusinasi, tidak ada waham.
Minta ibu/keluarga untuk memanggil
pasien kembali ke ruangan wawancara
Sambil menunggu, bila ibu pasien
masih ada, lakukan wawancara
dengan ibu pasien ( Gali keterangan
dari ibu tentang kondisi anaknya dan
keluarganya )
Bila pasien kembali ke ruangan, apa yang akan
dilakukan?
Tanya alasan mengapa pasien keluar ruangan
Dokter :“Mengapa Keluar Ruangan mas?”
Pasien :”Maaf dok, Saya terbawa emosi tadi karna saya
sering dimarah oleh orang tua saya”

Minta ibu/keluarga keluar ruangan jika pasien


menghendaki untuk tidak ditemani oleh ibunya, supaya
pasien bisa lebih terbuka dan setuju diwawancara.
Dokter : “Maaf ibu, Mungkin Agar masnya lebih
nyaman ngobrolnya boleh keluaga untuk menunggu di
luar”
Keluarga : “Baik dok”
Apa yang selanjutnya dilakukan ?
Dokter : Namanya siapa mas?
Pasien : A.. Dok

Eksplorasi kondisi pasien berkaitan dengan masalah negatif dan


merokok (seperti dampak rokok bagi kesehatan)
4T
Dokter : apakah Mas merokok/tidak?
Pasien : iya dok
Dokter : Berapa Batang dalam sehari?
Pasien : 16 batang dok
Dokter : Apakah ada Keluarga yang merokok
Pasien : ada dok, ayah saya
Dokter : Mas nya ad keinginan untuk berhenti merokok?
Pasien : Iya dok rencana saya ingin berhenti merokok tetapi belum
terencana kapan dok

Dokter : Banyak sekali manfaat merokok mas bagi Kesehatan


seperti…
Pasien : Iya dok
Dokter : Ada hambatan untuk berhenti merokok mas ?
Pasien : Saya jika berhenti merokok merasa pusing dan terasa
sangat pahit di lidah dok serta tidak asyik mengobrol dengan
teman teman
Dokter : Tapi apa yang mas rasakan jika merokok, adakah batuk?
Sesak nafas?
Pasien : Ada dok, saya terasa sesak saat beraktivitas.
Dokter : nah bahaya yang lebih parah bisa terjadi sesak nafas
yang berkelanjutan mas, serta rentan terjadi sakit pernapasan.
Pasien : Baik dok saya coba untuk mulai mengurangi perlahan
dok
Apa yang dilakukan selanjutnya?
Dalam setiap kita melakukan tahap 4T dlm konseling, kita juga bisa
menerapkan tahap 5R dalam setiap tahap 4T
5 R (mendiskusikan dampak rokok bagi diri dan sekitar,
mendiskusikan dampak negative merokok, mendiskusikan untung
rugi merokok, tantangan saat ingin berhenti merokok, menyakan
keluhan UBM)
Dokter : Jika mas merasa tidak asyik mengobrol dengan teman teman boleh
dialihkan untuk berolahraga atau melakukan kegiatan lain mas.
Pasien : Baik dok
Dokter : Kira kira ada tidak yang mendukung masnya merokok?
Pasien : ada dok, saya dinasehati oleh ibu saya untuk berhenti merokok dan saya
terfikir untuk berhenti merokok dok
Dokter : sudah bagus masnya sudah ada keinginan berhenti merokok boleh
nanti 2 minggu lagi kita mengobrol jadi tanggal 17 desember kita mengobrol
lagi ya
Pasien : baik dok, insyaallah saya mengurangi merokok dan saya ingin sekali
berhenti

Ibu pasien masuk keruangan


Dokter : Ibu, Alhamdulillah Anak ibu sudah ada keinginan untuk berhenti
merokok namun perlu banyak dukungan dari keluarga dan sampaikan ke
suami ibu untuk mendukung anaknya berhenti merokok dan untuk
menasehati dengan baik. Jika ad keluhan lain nanti boleh dating ke
puskesmas untuk melakukan konsultasu kembali
Ibu : Terimakasih dok
Tahap kesiapan (kontemplasi) : Tanya kesiapan berhenti merokok
(bisa menilai tingkat adiksinya dg fagerstroom : ketergantungan
sedang ) saat ini pasien masih ragu-ragu untuk berhenti karena takut
tidak bisa konsentrasi dalam kuliah, dan ingin mengatasi masalah-
masalah dengan rokok, tapi ingin berhenti juga karena bila olahraga,
nafas agak berat.

Motivasi : 5 (Berfikir untuk berhenti, tapi tidak punya rencana )


disini dapat kita simpulkan bahwa ditahap telaah motivasi pasien
poinnya 5.
Konseling Motivasi
Rencanakan pertemuan berikutnya ( 2 minggu setelah konseling
pertama, dengan waktu konsultasi 20-30 menit setiap sesinya )
selama 3 bulan
Rencanakan terapi keluarga ( memberi assasement kepada orang tua
anak agar bisa menjadi contoh sosok yang baik jika menginginkan
anaknya menjadi anak yang baik. Kemudian membangun
kepercayaan diri dengan orang tua pasien agar sama2 menjadi teman
bagi anak (pasien) sehingga pasien tidak selalu berpandangan
negative dengan orang tuanya dan dapat mendengarkan nasehat
orang tuanya). Meyakinkan keluarga bahwa UBM harus diupayakan
bersama sama, tidak hanya motivasi pasien tapi juga dukungan
keluarga.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai