Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

ZAT ADITIF DAN ADIKTIF


(AKBK3209)
“Zat Aditif Dengan Kecanduan Rokok"

Dosen Pembimbing:
ELLYNA HAFIZAH, M.Pd
Drs. MAYA ISTYADJI, M.Pd
SAUQINA, M.Pd

Oleh:
MEYTA HOSANA
(2110129320005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2022
PENDAHULUAN

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat (Aula, 2010:11).
Setiap batang rokok atau cerutu mengandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia,
dan 400 dari bahan-bahan ini dapat meracuni tubuh, sedangkan 40 dari bahan-
bahan ini dapat menyebabkan kanker. Beberapa contoh zat berbahaya dalam
rokok perlu tahu adalah nikotin, karbon monoksida, tar, arsenik, amonia, format
asam, akrolein, hidrogen sianida, dinitrogen oksida, formaldehida, fenol, asetol,
hidrogen sulfida, piridin, metil klorida, dan metanol (Aula, 2010: 29-35). Salah
satu kandungan dalam rokok adalah nikotin. Nikotin sepertinya tidak berbahaya
seperti opiat, kokain, dan amfetamin. Selain itu, nikotin adalah obat adiktif dan
menyebabkan lebih banyak kematian daripada obat keras. Kombinasi nikotin dan
zat lain dalam asap tembakau adalah karsinogenik yang menyebabkan kanker
paru-paru, mulut, tenggorokan dan paru-paru kerongkongan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 50 persen
orang yang mulai merokok saat remaja dan terus merokok sepanjang hidup
mereka akan meninggal karena beberapa penyakit yang berhubungan dengan
merokok (Carlson, 2012:289). Mathers dan Loncar (dalam Carlson, 2012: 289)
mengatakan bahwa dalam hanya dalam beberapa tahun, tembakau akan menjadi
satu-satunya masalah kesehatan penyakit tunggal terbesar di dunia, dengan lebih
dari 6 juta kematian per tahun. Tembakau menyebabkan 1 dari 10 kematian orang
dewasa di seluruh dunia dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian pada tahun
2006. Ini berarti bahwa rata-rata ada 1 kematian setiap 6,5 detik (Aula, 2010:
127). Penggunaan tembakau memiliki prevalensi yang tinggi di beberapa negara.
Pada tahun 2005, 22% orang orang dewasa telah menggunakan tembakau.
Rasionya adalah 36% pria merokok pada 8% wanita. Lebih dari 1/3 pria dan
wanita dewasa di Eropa Timur dan Timur Tengah telah mengonsumsi tembakau.
Faktanya, prevalensi orang Merokok orang dewasa juga sangat tinggi di Asia
Tenggara dan Eropa Utara dan Barat. Namun, 2/3 perokok dunia tinggal di 10
negara, yaitu Bangladesh, Brasil, Cina, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Rusia
Federasi, Turki, dan Amerika Serikat, yang merupakan 58% dari populasi global
(Aula, 2010: 129).
PEMBAHASAN
HASIL WAWANCARA KECANDUAN ROKOK
A. Identitas subjek:
Pewawancara: Perkenalkan nama saya Meyta Hosana, saya mahasiswa dari
Universitas Lambung Mangkurat. Di sini saya mendapatkan tugas dari
dosen pengampu mata kuliah saya yaitu meneliti orang yang
menggunakan rokok atau kecanduan sejenis zat aditif lainnya untuk di
wawancara. Apakah ibu bersedia untuk menjadi subjek dalam penelitian
dan mau untuk di wawancara?
Narasumber: baiklah, saya sangat bersedia.
Pewawancara: sebelumnya saya sangat berterima kasih karena ibu telah bersedia
untuk di wawancara, di sini langsung saja saya mulai. Boleh kah saya
mengetahui tentang identitas ibu, jika boleh bisakah ibu memperkenalkan
diri dan sedikit memberi informasi tentang data diri ibu?
Narasumber: sangat boleh sekali, nama ibu Warnia, Sekarang saya berumur 65
tahun, tempat tanggal lahir saya yaitu Pangelak, 15-07-1957, dengan tinggi
badan sekitar 160 cm dan berat badan 65 kg.
Pewawancara: Baik, terimakasih atas perkenalan dan data diri yang ibu berikan.
Selanjutnya bisakah ibu menceritakan tentang agama dan pendidikan
terakhir ibu?
Narasumber: bisa, saya beragama Kristen Protestan. Pendidikan terakhir saya
yaitu Sekolah Dasar (SD)
Pewawancara: baik, bagaimana dengan status ibu dalam keluarga? Ibu anak kr
berapa dari berapa saudara dan sekarang memiliki berapa anak?
Narasumber: Saya anak ke 6 dari 7 bersaudara, sekarng saya telah memiliki 5
orang anak, 2 perempuan dan 3 laki-laki.
B. Kehidupan masyarakat tempat tinggal
Pewawancara: Bagaimana status sosial ekonomi ibu di dalam kehidupan
bermasyarakat?
Narasumber: ya biasa biasa saja, hidup dalam keluarga yang bekecukupan.
Pewawancara: Bagaimana hubungan keluarga ibu dalam masyarakat di
lingkungan tempat tinggal ibu?
Narasumber: cukup baik, selalu saling menghargai dan mentoleransi keadaan
sekitar dan tetap saling membantu dengan masyarakat yang lain di sekitar
tempat tinggal.
Pewawancara: Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga ibu, apakah ada hal
yang membuat ketidakakuran atau sebagainya?
Narasumber: Saya dengan keluarga saya tidak ada masalah apapun, akur akur saja
di dalam keluarga.
C. Pemakaian Rokok
Pewawancara: Apakah keluarga ibu memakai rokok?
Narasumber: keluarga saya kebanyakan tidak menggunakan rokok tetapi ada
anak saya yang pertama dan anak kelima yang ber gender laki-laki yang
juga merokok seperti saya.
Pewawancara: Bagaimana ibu menyampaikan pada keluarga bahwa anda
menggunakan rokok?
Narasumber : tidak menyampaikan apa-apa, tetapi berawal dari cara orang pada
zaman dahulu untuk menghindari nyamuk saat di dalam hutan titik pada
saat itu saya ingin pergi ke hutan lalu suami saya menyuruh saya untuk
membawa rokok agar saya pada saat di hutan menggunakan rokok itu
sehingga terhindar dari nyamuk nyamuk. Berawal dari situ saya mulai
kecanduan menggunakan rokok.
Pewawancara: Bagaimana tanggapan keluarga setelah tahu Anda menjadi
pemakai rokok?
Narasumber: biasa saja, tidak ada tanggapan apapun titik tetapi mereka kadang
menegur untuk berhenti merokok.
Pewawancara: Sejak kapan ibu mengenal rokok?
Narasumber: berawal dari sejak menikah dan punya anak ke 3.
D. Tentang Kesehatan
Pewawancara: bisakah ibu menceritakan bagaimana kesehatan ibu dulu sebelum
menggunakan rokok dan sekarang setelah menggunakan rokok?
Narasumber: Sebelum saya menggunakan rokok rasa tubuh saya itu masih ih
sangat baik, serasa sangat sehat. Sebelum menggunakan rokok Ketika saya
naik tanjakan dengan jalan kaki saya tidak merasa ngos-ngosan atau sesak
napas. Tetapi setelah saya menggunakan rokok rasanya sangat beda dari
sebelum menggunakan rokok. Tubuh mudah lelah, saat berkegiatan sering
sesak nafas atau ngos-ngosan.
Pewawancara: Apakah sempat terpikir bahwa Anda ingin berhenti merokok?
Narasumber: pernah, hati saya sering sekali berkata ingin berhenti merokok.
Pewawancara: Apakah pernah terpikir menghubungi pusat layanan berhenti
merokok yang tertera pada bungkus rokok?
Narasumber: masih belum pernah.
Pewawancara: Kegiatan apa yang dilakukan untuk mengurangi kecanduan rokok?
Narasumber : biasanya cara saya mencoba menghindari untuk merokok yaitu
dengan cara mengemut permen dan memakan pinang.
Pewawancara: Berapa lama Anda melewati masa-masa berhenti merokok?
Narasumber: Saya pernah berhenti menggunakan rokok sekitar satu minggu,
itupun dikarenakan saya sedang sakit.
Pewawancara: apa yang Anda lakukan untuk mengisi waktu luang dan adakah
kegiatan yang anda ikuti?
Narasumber: yang saya lakukan saat waktu luang yaitu membantu anak Saya
berjualan. Saya tidak punya kegiatan lain selain membantu anak saya itu
berjualan.
E. Penemuan Makna Hidup
Pewawancara: Apa yang ibu lakukan untuk keluarga?
Narasumber: membantu keluarga semampunya di sisa hidup ini.
Pewawancara: Apa yang sudah keluarga upayakan untuk kesembuhan ibu?
Narasumber: Ya sudah keluarga saya upayakan untuk kesembuhan saya yaitu
dengan cara menegur berkali-kali, namun memang sayanya yang susah
ditegur karena sudah kecanduan terhadap rokok tersebut.
Pewawancara: Apa tujuan hidup ibu saat ini?
Narasumber: tujuan hidup saya sekarang ini hanya ingin menikmati hidup
bersama anak-anak dan keluarga saya.
Pewawancara: Apakah saat ini ibu menemukan arti atau makna hidup Anda?
Dan apakah menemukan makna dari segala kejadian yang terjadi dalam
hidup Anda?
Narasumber: arti atau makna hidup saya dan dari segala hal atau kejadian yang
telah terjadi yaitu pesan saya jangan merokok atau jauhilah rokok karena
jika sudah kecanduan rokok itu tidak baik dan dapat merusak diri.
Pewawancara: Menurut ibu apa hidup bermakna itu?
Narasumber: Hidup bermakna adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan
berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak
untuk dijadikan tujuan hidup.
Pewawancara: Apa peran Tuhan dalam hidup Anda?
Narasumber: peran Tuhan dalam hidup saya yaitu sebagai pelindung dan pemberi
Anugrah terbaik di dalam hidup.
Pewawancara: Apa rencana Anda untuk diri Anda dan apa rencana Anda untuk
keluarga Anda?
Narasumber: rencana saya untuk diri saya dan untuk keluarga saya yaitu
menginginkan tubuh yang sehat walau tercandu rokok dan merencanakan
kehidupan yang baik untuk keluarga.

KESIMPULAN

Dari hasil wawancara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orang yang
sudah kecanduan dengan rokok sangat sulit untuk berhenti merokok, Kecanduan
nikotin adalah kondisi ketika seseorang mengalami ketergantungan pada zat
nikotin yang umumnya terdapat pada produk hasil tanaman tembakau, seperti
rokok. Penderita kecanduan nikotin sulit lepas dari ketergantungan, meski ia sadar
bahwa hal tersebut bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatannya.
Merokok juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, membuat
sistem dalam organ tidak berfungsi dengan baik terutama untuk paru-paru,
sehingga orang yang kecanduan rokok cenderung sering mengalami sesak nafas
dan merasa pengap. Asap rokok dihisap dan masuk ke dalam paru-paru sehingga
menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia. Kemudian
bahaya dari zat nikotin yang dapat menyebabkan kerusakan sel-sel dalam organ
paru-paru yang dapat berakibat fatal yaitu kanker paru-paru.
DAFTAR PUSTAKA

Ariana, Yoki dkk, 2018. Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan


Berpikir Tingkat Tinggi, Jakarta: Dirjend GTK Kemdikbud.
Aula.(2010). Pengaruh Zat Aditif Dalam Rokok.
Carlson. (2012). Pengaruh Rokok Dengan Kesehatan Tubuh Manusia.
Chafetz, M.D. Morris., 1990. Merokok dan Kesehatan. Ilmu Pengetahuan
Populer, Jilid 9, PT. Widyadara Grolier International Inc, Jakarta.
Danusantoso, Halim., 1991, Rokok dan Perokok, Kesehatan Populer, Arcan,
Jakarta.
Kusnoputranto, Haryoto., 1995, Toksikologi Lingkungan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia bekerja sama dengan Pusat Penelitian
SDM dan Lingkungan, Jakarta.
Kemenkes RI. (2017). Undang-undang republik Indonesia nomor 35 tahun 2009
tentang narkotika
Kemenkes RI. (1995). Undang-undang republik Indonesia nomor 05 tahun 2009
tentang psikotropika
Widodo, Wahono dkk, 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 Kurikulum 2013
edisi revisi,Cetakan ke 4, Jakarta: Kemdikbud.
LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai