Anda di halaman 1dari 8

HUKUM ACARA PIDANA

Kelompok. 2
“Hak Saksi dan Korban Tindak Pidana”

-Gratia Josephine Mary Solokana (190513661)


-Martahan Pangihutan P Manalu (200514013)
-Felicia Debora (210514192)
-Gary Nathannael (210514285)
-Marchiano Fito Handoko (210514402)
HAK SAKSI & KORBAN TINDAK PIADNA
 Disayangkan, KUHAP yang berlaku saat ini terlampau mengatur perlindungan
hak tersangka atau terdakwa semata. Kurangnya perlindungan terhadap saksi dan
korban tindak pidana mengakibatkan saksi dan korban merasa terancam oleh
pelaku tindak pidana atau pihak yang tidak mengkehendaki terungkapnya kasus,
sehingga enggan atau takut mejadi saksi.

 Setelah menyadari pentingnya perlindungan saksi dan korban, maka pada 11


Agustus 2006 disahkan UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan
Korban, yang pada 17 Oktober 2014 telah diubah dengan UU No. 31 tahun 2014
tentang Perubahan atas UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan
Korban.
01
HAK MEMPEROLEH PERLINDUNGAN ATAS KEAMANAN PRIBADI,
KELUARGA, DAN HARTA BENDANYA SERTA BEBAS DARI
ANCAMAN YANG BERKENAAN DENGAN KESAKSIAN YANG
AKAN, SEDANG ATAU TELAH DIBERIKANNYA

02
HAK IKUT SERTA DALAM PROSES MEMILIH DAN MENENTUKAN
BENTUK PERLINDUNGAN DUKUNGAN KEAMANAN
 Keadaan yang memberikan rasa aman adalah saksi atau korban sendiri yang tahu.
Keterlibatan saksi dan korban dalam pemilihan dan penentuan bentuk perlindungan akan
membantu penentuan bentuk perlindungan yang sesuai
03
HAK MEMBERI KETERANGAN TANPA TEKANAN
 Sebagaimana halnya dengan tersangka/terdakwa, maka saksi atau korban juga harus dijamin
agar bisa memberikan keterangan baik di depan penyidik maupun di pengadilan tanpa tekanan
dari siapapun

04
HAK MENDAPAT PENERJEMAH

05
HAK BEBAS DARI PERTANYAAN MENJERAT
 Pertanyaan bersifat menjerat akan mengarahkan saksi kepada jawaban tertentu yang dikehendaki pihak
yang mengajukan pertanyaan dan tentu menghalangi saksi memberi keterangan secara bebas. Pasal 166
KUHAP mengatur bahwa pertanyaan bersifat menjerat tidak boleh diajukan pada terdakwa maupun saksi.
06
HAK MENDAPAT INFORMASI MENGENAI
PERKEMBANGAN KASUS

07
HAK MENDAPAT INFORMASI MENGENAI PUTUSAN
PENGADILAN
 Penting untuk diketahui saksi dan korban sebagai tanda penghargaan atas
ketersediaan saksi dan korban dalam proses pengadilan yang besangkutan

08 HAK MENDAPAT INFORMASI DALAM HAL


TERPIDANA DIBEBASKAN
 Ketakutan saksi dan korban akan adanya balas dendam dari terpidana cukup beralasan.
Maka itu saksi dan korban berhak diberitahu apabila terpidana sudah dibebaskan.
09
HAK DIRAHASIAKAN IDENTITASNYA
 Guna menjamin keamanan dari ancaman pihak pelaku atau pihak yang tidak
mengkehendaki terungkapnya suatu kasus kejahatan, maka bila perlu, saksi,
terutama si pelapor harus dirahasiakan identitasnya.

10
HAK MENDAPAT IDETITAS BARU
 Dalam berbagai kasus, terutama yang menyangkut kejahatan terorganisasi, saksi dan korba dapat
terancam walaupun terdakwa sudah dihukum. Dalam kasus-kasus tertentu, saksi dan korban dapat diberi
identitas baru.

11
HAK MENDAPAT TEMPAT KEDIAMAN SEMENTARA
12
HAK MENDAPAT KEDIAMAN BARU
 Apabila keamanan saksi dan korban sudah sangat mengkhawatirkan, pemberian tempat baru pada
saksi dan korban harus dipertimbangkan agar saksi dan korban dapat meneruskan kehidupannya
tanpa ketakutan.

13
HAK MEMPEROLEH PENGGANTIAN BIAYA TRANSPORTASI
SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

14
HAK MENDAPAT NASEHAT HUKUM
15
HAK MEMPEROLEH BIAYA HIDUP SEMENTARA SAMPAI BATAS
WAKTU PERLINDUNGAN BERAKHIR

16
HAK MENDAPAT PENDAMPINGAN
 Pendampingan ini mencakup pendampingan oleh orang terdekat yang membuat korban merasa
aman (keluarga, sahabat), pihak yang mengadvokasi korban (LPSK, PSM perlindungan korban
tertentu, pihak yang merehabilitasi korban (petugas medis, psikolog), hingga pihak yang
mendapingi proses hukum (LBH, Advokat, dan lainnya)

Anda mungkin juga menyukai