3
“IMPARSIALITAS SAKSI AHLI”
A. ETIOLOGI (sumber 2)
1. Menyampaikan kebenaran suatu perkara
Saksi ahli berkewajiban untuk menyampaikan berita yang benar dan menyakinkan
serta disampaikan dengan sejujur-jujurnya untuk memberikan sebuah kebenaran di
hadapan pengadilan sehingga seorang saksi ahli haruslah mempunyai pengetahuan
yang sangat luas tentang suatu perkara tersebut.
2. Membantu hakim dalam mendudukan dan memutuskan perkara
Apabila saksi memberikan kesaksiannya secara jujur, tidak dusta dan tidak palsu
maka hakim dengan segera dapat memperoleh gambaran mengenai duduk perkara
yang sebenarnya, yang pada gilirannya ia pun akan dapat memutuskan perkara
tersebut dengan mudah. Sebaliknya jika saksi memberikan kesaksian yang palsu atau
tidak mempunyai keahlian khusus dalam suatu perkara tersebut maka hakim tidak
mempunyai gambaran tentang perkara itu, sehingga fungsi saksi ahli yang dijalankan
sebagaimana mestinya memberikan pengaruh positif bagi hakim untuk mendudukan
perkara dan memutuskan dengan adil dan benar. Sebaliknya, jika saksi dalam
memberikan kesaksian berbelit-belit dan tidak jujur dapat pula lebih menyulitkan
hakim dalam mendudukan suatu perkara tersebut, bahkan lebih jauh hakim dapat
menghakimi orang dengan keputusan yang salah.
3. Mendorong terwujudnya sikap jujur
Dengan memberikan keterangan palsu berarti telah turut berbuat kekacauan,
menghilangkan hak orang lain, menipu orang lain dan bahkan menipu terhadap hati
nuraninya sendiri, serta menyebabkan timbulnya permusuhan dan kebencian di antara
sesama manusia.