BAB.

8 AKUNTANSI
PERSEDIAAN
 AKUNTANSI PERSEDIAAN
(INVENTORY ACCOUNTING)
MATERI :
 PENGERTIAN & JENIS PERSEDIAAN
 HARGA POKOK PEMBELIAN & HARGA POKOK

PENJUALAN
 METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

 METODE PENILAIAN PERSEDIAAN

 PENYAJIAN PERSEDIAAN DLM LAP. KEUANGAN

 PENGARUH METODE PENILAIAN TERHADAP

LAPORAN KEUANGAN
 PENGERTIAN, KARAKTERISTIK & JENIS
PERSEDIAAN

PENGERTIAN PERS.- JENIS PERSEDIAAN :

BRG2 YG DIMILIKI  PRSH. JASA

UTK DIJUAL, PERS. SUPPLIES (perlengkapan)

 PRSH. DAGANG
DIPAKAI ATAU UTK
DIOLAH/DIPROSES PERS. SUPPLIES
PERS. BRG DAGANGAN
KARAKTERISTIK :  PRSH. INDUSTRI
 MILIK PERS. SUPPLIES
PERUSAHAAN PERS. BAHAN BAKU
 UTK DIJUAL, PERS. BDP
DIPAKAI/DIOLAH/
Perbedaan perlengkapan dan persediaan: PERS. BRG JADI
- Supplies bersifat sbg pendukung dan habis pakai, nilainya tdk
DIPROSES.
material (jika prlkp a tdk ada maka bs diganti dgn prlkpn b)
- Persediaan berfungsi sbg penghasil pendapatan perusahaan dan
jumlahnya signifikan / sangat material (ada banyak jumlahnya).
Persediaan mrupakan fokus utama perusahaan. Persediaan dimiliki
Barang konsinyasi
 Barang konsinyasi atau titipan tidak boleh
dimasukkan ke dalam persediaan pihak yang
menjual

 Barang konsinyasi akan tetap menjadi milik

pemilik barang dan pemilik barang tetap akan
mencatat barang tersebut pada persediaannya.
Biaya persediaan

 Biaya persediaan meliputi semua

biaya
pembelian, biaya konversi, dan biaya
lain yang timbul sampai persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat
ini.
Biaya pembelian ….
 Biaya pembelian persediaan meliputi
harga beli, bea impor, pajak lainnya, biay
pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat di atribusikan pada
perolehan barang jadi, bahan dan jasa.
Biaya Konversi….

 Merupakan biaya yang timbul untuk memproduksi

bahan baku menjadi barang jadi atau barang dalam
produksi.
 Biaya ini meliputi : biaya yang secara langsung
terkait dengan unit yang diproduksi, termasuk juga
alokasi sistematis biaya overhead produksi yang
bersifat tetap ataupun variabel yang timbul dalam
mengonversi bahan menjadi barang jadi.
Biaya lainnya …..

 Adalah biaya yang timbul agar persediaan tersebut

berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
 Yang termasuk biaya lainnya misalnya biaya
desain, dan biaya praproduksi yang ditujukan untuk
konsumen yang spesifik.
 PERHITUNGAN HARGA
POKOK
HRG. POKOK PEMB HRG POKOK PENJUALAN

HRG FAKTUR Rp. …. PERS. AWL BRG DAGN Rp…..

BY ANGKUT Rp..…. HARGA POKOK PEMB. Rp…..+
POT. TUNAI (Rp…..) JLH BRG SIAP DIJUAL Rp…..
RETUR PEMBL (Rp…..) PERS.AHR BRG DAGN (Rp…..)
HRG POKOK PEMB Rp….. HARGA POKOK PENJ.
Rp……
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

A. METODE FISIK

PENGGUNAAN METODE INI

MENGHARUSKAN ADANYA
PERHITUNGAN FISIK TIAP AKHIR TAHUN
KARENA PEMBELIAN & PENJUALAN TDK
DICATAT DLM BUKU PERSEDIAAN.
PEMBELIAN DIJURNAL :
PEMBELIAN………………..Rp………………..
HUTANG/KAS…………………Rp………..
PENJUALAN DIJURNAL :
KAS/PTG DAGANG……..Rp…………………
PENJUALAN…………………..Rp………..
MASALAH; SULIT UNTUK SETIAP AKHIR
BULAN MELAKUKAN PERHITUNGAN FISIK
JIKA LAP. KEUA, DISUSUN TIAP BULAN
REKENING PERSEDIAAN HANYA DIISI
DENGAN NILAI PERSEDIAAN AWAL BRG
DAGANGAN
 METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

B. METODE BUKU
(PERPENTUAL/BALANS PERMANEN)
SETIAP JENIS PERSDN DIBUATKAN
BUKU PEMBANTU, KEMUDIAN UNTUK
KESELURUHAN DIBUATKAN
REKENING KONTROL YAITU
REKENING “PERSEDIAAN”.
SETIAP PEMBELIAN DAN PENJUALAN
BARANG AKAN DICATAT DALAM
REKENING PEMBANTU DAN REKENING
PERSEDIAAN.
METODE INI COCOK DIPAKAI APABILA
SUDAH MENGGUNAKAN SISTEM
KOMPUTERISASI, ATAU JENIS
BARANGNYA SEDIKIT.
JUMLAH PERSEDIAAN DPT DIKETAHUI
SETIAP SAAT DARI REKENING
“PERSEDIAAN”
PERHITUNGAN FISIK YG
DILAKUKAN HANYA UTK
MEMBANDINGKAN DGN BUKU
PEMBANTU PERSEDIAAN.
PEMBELIAN DIJURNAL :
PERSEDIAAN Rp……………..
HUTANG/KAS Rp………….
PENJUALAN DIJURNAL
PTG DAGANG Rp……..........
PENJUALAN Rp………….
(SEBESAR HARGA JUAL)
HARGA POKOK PENJUALAN Rp…………
PERSEDIAAN BRG Rp………….
(SEBESAR HARGA POKOK PENJUALAN)
JIKA ADA SELISIH ANTARA
HASIL PERHITUNGAN DENGAN
PEMBANTU PERSEDIAAN MAKA
DICATAT DALAM REKENING
SELISIH :
JIKA DLM CATATAN LEBIH BESAR
Drpd FISIK, JURNAL;
SELISIH PERSEDIAAN Rp……..
PERSEDIAAN Rp…..

JIKA DLM CATATAN LEBIH KECIL DrPd

FISIK, JURNAL;
PERSEDIAAN Rp………….
SELISIH PERSEDIAAN Rp…....
METODE PENILAIAN
PERSEDIAAN
1. METODE HARGA POKOK (COST METHOD), TERDIRI DARI :
a. MTD IDENTIFIKASI KHUSUS (ALIRAN FISIK SESUNGGUHNYA)
b. MTD FIFO – FIRST IN FIRST OUT
c. MTD RATA-RATA (TERTIMBANG, BERGERAK & SEDERHANA)
2. METODE NET REALIZABLE VALUE ( NILAI REALISASI NETO)
3. METODE LABA BRUTO
4. METODE RITEL
METODE IDENTIFIKASI KHUSUS

METODE INI DIGUNAKAN DGN ASUMSI ARUS

BRG HARUS SAMA DENGAN ARUS BIAYA.
METODE INI DIGUNAKAN JIKA JENIS BRG
SEDIKIT DAN NILAI BARANG CUKUP MAHAL
DLM METODE INI SETIAP BRG DIBERI
ANGKA/KODE BESARNYA HARGA P0KOK
PEMBELIAN BRG.
PADA AKHIR PERIODE BRG YG SISA
DIJUMLAHKAN HARGA POKOKNYA MENJADI
NILAI PERS. AKHIR.
 METODE FISIKAL - FIFO

MAKSUDNYA HARGA POKOK BRG YG

PERTAMA MASUK AKAN DIJADIKAN SBG
HARGA POKOK PENJUALAN BRG YG
PERTAMA KELUAR
CONTOH :
TGL 1 JAN 05 PERS AWAL 200 Kg @ Rp. 100
TGL 5 JAN 05 PEMBELIAN 300 Kg @ Rp. 120
TGL 20 JAN JUAL 300 Kg @ Rp. 200
TGL 22 JAN BELI 300 Kg @ Rp. 130
TGL 25 JAN BELI 100 Kg @ Rp. 120
TGL 30 JAN JUAL 300 Kg @ Rp. 200

HITUNGLAH :
1. NILAI PERSEDIAAN AKHIR
2. HARGA POKOK PENJUALAN
3. LABA KOTOR
PERS. AWL 200 Kg @ Rp. 100 = Rp. 20.000,-
PEMBELIAN 300 Kg @ Rp. 120 = Rp. 36.000,-
PEMBELIAN 300 Kg @ Rp. 130 = Rp. 39.000,-
PEMBELIAN 100 Kg @ Rp. 120 = Rp. 12.000,-
JUMLAH 900 Kg Rp. 107.000,-

PENJUALAN 300 Kg @ Rp. 200 = Rp. 60.000,-

PENJUALAN 300 Kg @ Rp. 200 = Rp. 60.000,
JUMLAH 600 Kg Rp. 120.000,-
FISIK PERSEDIAAN AKHIR BRG = 900 Kg – 600 Kg = 300 Kg.

1. NILAI PERSEDIAAN AKHIR SBB :

PEMBELIAN 100 Kg X Rp. 120,- = Rp. 12.000,-
PEMBELIAN 200 Kg X Rp. 130,- = Rp. 26.000,-
NILAI PERSEDIAAN AKHIR Rp. 38.000,-

HP PENJUALAN = BRG TERSEDIA UTK DIJUAL – NILAI PERSEDIAAN

AKHIR
2. HARGA POKOK PENJ. = Rp. 107.000 – Rp. 38.000 = Rp. 69.000,-
LABA KOTOR = TOTAL PENJUALAN – HP PENJUALAN
3. LABA KOTOR = Rp. 120.000 – Rp. 69.000 = Rp. 51.000,-
 METODE FISICAL RATA2 TERTIMBANG

MAKSUDNYA HARGA POKOK PENJUALAN

BRG DITENTUKAN BERDASARKAN HARGA
POKOK RATA2 TERTIMBANG (NILAI BRG
TERSEDIA U/ DIJUAL : JLH KUANTITAS)

HRG POKOK RATA2 TRTMBNG = Rp. 107.000/900 Kg = Rp. 118,89/Kg

FISIK PERSEDIAAN AKHIR BRG = 900 Kg – 600 Kg = 300 Kg.

1. NILAI PERSEDIAAN AKHIR SBB :

JLH FISIK 300 Kg X Rp. 118,89,- = Rp. 35.667,-

2. HARGA POKOK PENJ. = Rp. 107.000 – Rp. 35.667 = Rp. 71.333,-

3. LABA KOTOR = Rp. 120.000 – Rp. 71.333 = Rp. 48.667,-

 PSAK 14 (REVISI 2008) tidak
lagi memperbolehkan perusahaan
menggunakan metode masuk
terakhir keluar pertama (last in
first out-LIFO)
 CONTOH SOAL METODE PERPENTUAL (
BALANS PERMANEN )
Data mengenai pembelian dan penjualan barang A dalam
sebuah perusahaan selama bulan pertama kegiatannya
adalah sbb :
Tanggal
1-7-2016 saldo awal 200 unit @ Rp 1.000
Pembelian Penjualan
5-7-2016 1.500 unit @ Rp 1.100 8-7-199A 500 unit
15-7-2016 1.000 unit @ Rp 1.200 20-7-199A 1.100 unit
27-7-2016 500 unit @ Rp 1.250 30-7-199A 400 unit
Apabila perusahaan tersebut diatas menggunakan
sistem perpentual method hitunglah harga pokok
penjualan dan nilai persediaan yang ada pada
tanggal 31 Juli 2016 dengan metode : a) FIFO b)
rata – rata
METODE NET REALIZABLE VALUE
(NRV)
(NILAI REALISASI NETO)

 Persediaan diukur berdasarkan nilai yang lebih

rendah antara nilai yang berdasarkan biaya dan
nilai realisasi neto .

 Nilai realisasi neto merupakan estimasi harga jual

dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang
diperlukan untuk membuat penjualan.
 Persediaan akan dinilai pada nilai realisasi neto nya
apabila biaya persediaan (yang didapat dari
penggunaan metode identifikasi khusus, FIFO, atau
rata-rata) lebih tinggi dari estimasi nilai yang akan
diperoleh kembali.

 Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai

realisasi neto secara terpisah untuk setiap unit
dalam persediaan
 Contoh soal : (metode NRV)
 PT Merdeka memiliki persediaan barang belum jadi
dengan nilai biaya sebesar Rp 19.000.000 dan harga
jual sebesar Rp 20.000.000. Untuk menyelesaikan
barang tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp 1.000.000
dan biaya penjualan sebesar Rp 4.000.000.
 Maka penghitungan NRV adalah sebagai berikut :
 Nilai jual persediaan 20.000.000

Dikurang : Estimasi biaya penyelesaian 1.000.000

Estimasi biaya penjualan 4.000.000 (5.000.000)
Nilai persediaan (NRV) 15.000.000
Nilai persediaan (NRV) 15.000.000
Nilai persediaan barang blm jadi 19.000.000
Kerugian penurunan nilai persediaan (4.000.000)
Maka perusahaan akan melaporkan nilai persediaan di Laporan
Posisi Keuangan perusahaan sebesar Rp 15.000.000 dan
mencatat kerugian penurunan nilai persediaan pada Laporan
Laba Rugi sebesar Rp 4.000.000
 METODE ECERAN (RITEL)

 Metode eceran banyak digunakan oleh perusahaan

dagang eceran seperti toko serba ada
 Konsep yang mendasari adalah hubungan yang
dekat dan konstan antara harga pokok dengan harga
jual
 CONTOH SOAL (METODE
ECERAN)
 Harga pokok dan harga jual dari suatu toko serba
ada adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Harga Jual
Persediaan awal Rp 21.455.200 Rp 31.470.000
Pembelian bersih bln Jan Rp 256.750.000 Rp 365.966.000
2016
Persediaan tersedia u/ Rp 278.205.200 Rp 397.436.000
dijual

Diperkirakan penjualan selama tahun 2016 Rp 340.000.000

Ditanya : Hitunglah harga taksiran Harga Pokok persediaan akhir
Persd tersedia dijual (pada harga jual) Rp 397.436.000
Penjualan ( pada harga jual) (340.000.000)
Persediaan barang akhir (pd harga jual) 57.436.000

Per sentase harga pokok : brg tersedia dijual pd harga pokok x 100%
brg tersedia dijual pd harga eceran
Persentase harga pokok = 278.205.200 x 100 % = 70%
397.436.000
Persediaan akhir pada harga pokok = 70% x 57.436.000 = 40.205.200
 METODE LABA BRUTO

 Dalam metode laba bruto % laba bruto terhadap

penjualan didasarkan atas L/R tahun lalu.
 Metode laba bruto menggunakan % laba bruto
terhadap penjualan.
 Metode ini biasanya dipakai untuk
mengestimasikan nilai persediaan ketika
perusahaan mengalami kebakaran atau bencana
alam yang merusak sebagian besar persediaan
perusahaan.
Contoh soal
 Persediaan barang dagang pada awal periode (1 Jan
2016)adalah Rp 19.500.000. Pembelian bersih
selama bulan Januari 2016 adalah Rp 145.000.000.
Penjualan bersih selama bulan tersebut adalah Rp
175.000.000. Persentase laba bruto terhadap
penjualan berdasarkan data tahun lalu adalah 30%.
Hitung persediaan barang dagang akhir.
 Jawab :
 Hp Penjualan = Penjualan – laba bruto
 Hp Penjualan = Rp 175.000.000 – (30% x 175.000.000)
 Hp penjualan = Rp 122.500.000

 Persediaan akhir = persediaan tersedia u/ dijual – HP penjualan

 Persediaan akhir = (Rp 19.500.000 + 145.000.000) – 122.500.000
= Rp 42.000.000
 MASALAH KEPEMILIKAN PERSEDIAAN
BARANG

1. Barang – barang dalam perjalanan

a. Syarat f.o.b shipping point ( loko gudang )
b. Syarat f.o.b destination point ( prangko gudang )
2. Barang – barang konsinyasi
3. Penjualan angsuran
 Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada
penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan
melaporkan barang – barang tersebut dalam persediannya
dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan
melaporkan barang – barang tersebut