Anda di halaman 1dari 5

STENOSIS AORTIK

ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI


• Stenosis aortik valvular, subvalvular, atau supravalvular meliputi
sekitar 5% kasus PJB. Lesi terjadi akibat kegagalan perkembangan tiga
daun katup atau kegagalan resorpsi jaringan di sekitar katup.
Manifestasi Klinis
• Obstruksi ringan hingga sedang tidak menyebabkan gejala. Stenosis
yang lebih berat dapat menyebabkan pasien mudah lelah, mengalami
nyeri dada saat beraktivitas, dan pingsan. Bayi dengan stenosis aortic
kritis dapat dating dengan gejala gagal jantung.
• Murmur ejeksi sistolik terdengar di sela iga kedua garis parasternal
kanan sepanjang sternum dan menjalar ke leher. Durasi dan frekuensi
mumur bertambah seiring meningkatnya derajat stenosis. Pada
stenosis valvular, klik ejeksi sering terdengar, dan getaran bising
mungkin teraba di tepi kanan atas sternum atau pada incisura
suprasternal. Komponen aortic pada bunyi jantung II mungkin
mengalami penurunan intensitas.
Pemeriksaan Pencitraan
• Temuan EKG dan foto rontgen toraks normal pada stenosis aortic
ringan. Hipertrofi ventrikel kiri timbul pada stenosis sedang hingga
berat yang dapat terlihat pada EKG dan foto rontgen toraks. Dilatasi
pascastenotik di aorta asenden atau aortic knob dapat terlihat pada
foto rontgen toraks. Ekokardiografi dapat memperlihatkan lokasi
stenosis, morfologi katup, hipertrofi ventrikel kiri, dan memungkinkan
pengukuran/estimasi gradien tekanan.
Tatalaksana
• Valvuloplasti balon biasanya merupakan prosedur intervensi utama
untuk stenosis yang signifikan. Intervensi ini tidak memiliki tingkat
keberhasilan sebaik valvuloplasti terjadinya insufisiensi katup aorta
yang signifikan. Untuk mengurangi risiko insufisiensi katup aorta,
balon yang digunakan umumnya berdiameter jangan melebihi 90%
dari anulus katup aorta.
• Tatalaksana bedah perlu dilakukan jika valvuloplasti balon tidak
berhasil atau jika insufisiensi katup yang signifikan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai