Anda di halaman 1dari 8

Pemeriksaan Penunjang Elektrokardiografi menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri dengan adanya strain.

Foto dada menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri, elongasi aorta, dan pembesaran atrium kiri. Ekokardiografi menunjukkan adanya volume berlebih pada ventrikel kiri dengan dimensi ventrikel kiri yang sangat melebar dan gerakan septum dan dinding posterior ventrikel kiri yang hiperkinetik. Kadang kadang daun katup mitral anterior atau septum interventrikular bergetar halus (fluttering).1 Diagnosis Regurgitasi Aorta 1. Regurgitasi Aorta Akut

Pada regurgitasi aorta berat, volume balik besar yang tiba-tiba mengganggu ukuran normal ventrikel kiri sehingga ventrikel kiri tidak punya banyak wktu untuk mengakomodasikan volume yang berlebih. Dengan kenaikan End Diastolic Volume (EDV) yang tiba-tiba, ventrikel mengoperasikan bagian yang sulit dalam hubungan volume-tekanan diastolik normal, dan takanan akhir diastolik ventrikel kiri dan atrium kiri bertambah dengan cepat dan tiba-tiba. Mekanis Frank-Starling pun digunakan, tetapi karena ventrikel tidak mampu mendilatasikan ruangan secara tiba-tiba, terjadi penurunan Stroke Volume selanjutnya. Walaupun takikadia berkembang menjadi sebagai mekanisme kompensasi untuk memertahankan Cardiac Output, ini seringnya tidak mencukupi. Karena itu, pasien sering mengalami oedem paru dan cardiogenic shock. Pasien juga mungkin memliki tanda dan gejala iskemik miokard. Banyak karakteristik pemeriksaan fisik pada Regurgitasi Aorta Kronik diubah dan dihilangkan pada regurgitasi aorta akut, yang dapat berujung pada menganggap remeh keparahannya. Ekokardiografi sangat diperlukan untuk memastikan adanya dan derajat keparahan regurgitasi katup, menentukan penyebabnya, menentukan apakah kecepatan seimbang antara tekanan aorta dan tekanan diastolik ventrikel kiri. Bukti untuk keseimbangan tekanan yang cepat termasuk pendeknya waktu paruh diastolik regurgitasi aorta (kurang dari 300 ms), waktu deselerasi mitral yang pendek (kurang dari 150 ms), penutupan yang terlalu cepat dari katup mitral. Regurgitasi aorta akut disebabkan oleh pembedahan akar aorta adalah pembedahan emergensi terutama sekali identifikasi dan management yang cepat. TEE diindikasikan saat pemotongan aorta dicurigai. Pada beberapa keadaaan, Computed Tomogrphic Imaging atau MRI seharusnya dilakukan jika memerlukan yang diagnosis lebih cepat daripada yang didapatkan TEE. Cardiac catheterization, aortagraphy, dan coronary angiography jarang dibutuhkan, sehubungan dengan peningkatan resiko, dan mungkin penundaan pembedahan yang mendesak tidak dibutuhkan. Angiography perlu dipertimbangkan hanya jika diagnosis tidak bisa diputuskan oleh pencitraan noninvasive dan saat pasien diketahui memiliki CAD, terutama dengan CABG sebelumnya.2

2. Regurgitasi Aorta Kronik Regurgitasi aorta adalah suatu kombinasi keadaaan berlebihnya baik volume maupun tekanan. Ketika penyakit berkembang, pengerahan cadangan preload dan hipertrofi kompesasi membuat ventrikel mempertahankan keadaan ejeksi normal walaupun terjadi peningkatan afterload. Mayoritas pasien tetap asimtomatik walaupun sudah terjadi mekanisme kompensasi ini, yang berlangsung selama beberapa dekade. Pada banyak pasien, bagaimananpun, keseimbangan antara peningkatan afterload, cadangan preload, dan hipertrofi tidak bisa dipertahankan dengan tidak menentu, dan afteroad mismatch atau kontraktilitas yang payahpada akhirnya menghasilkan penurunan fraksi ejeksi,

pertama pada rentang rendah-normal dan lalu di bawah normal. Pasien seringnya mengalami dypnea pada saat ini, dan mengurangi cadangan aliran koroner yang menghasilkan exertional angina. Bagaimanapun, perubahan ini mungkin lebih berbahaya, dan ini memungkinkan pasien untuk tetap asimtomatik sampai disfungsi ventrikel kiri yang berat terjadi. Untuk beberapa tujuan diskusi berikutnya, pasien dengan fungsi sistolik normal akan ditetapkan memiliki fraksi ejeksi yang normal saat istirahat. Ini menandakan bahwa fungsi ventrikel yang lainnya tidak normal pada regurgitasi aorta kronik, dan keabnormalan hemodinamik mungkin perlu diperhatikan. Ini juga mengenali bahwa perpindahan disfungsi sistolik ventrikel kiri digambarkan oleh kelangsungan dan bahwa tidak ada ukuran hemodinamik yang tunggal yang menandakan batas absolut antara fungsi sistolik ventrikel kiri normal dan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Disfungsi sistolik ventrikel kiri (dikenal sebagai fraksi ejeksi di bawah normal saat istirahat) ditandai fenomena reversibel yang berhubungan secara predominan kepada peningkatan afterload, dan penyembuhan sepenuhnya ukuran dan fungsi ventrikel kiri adalah mungkin dengan AVR. Seiring dengan berjalannya waktu, penurunan kontraktilitas miokard yang terutama berakhir pada peningkatan isi yang berlebihan sebagai penyebab disfungsi sitolik yang progresif. Ini dapat berkembang luas bahwa keuntungan penuh koreksi pembedahan regurgitasi aorta, pada masa penyembuhan fungsi ventrikel kiri dan memperbaiki angka harapan hidup, tidak bisa dicapai lagi.2 Regurgitasi aorta kronik biasanya terjadi akibat proses kronik seperti penyakit jantung rematik, sehingga artifisial kardiovaskular sempat melakukan meknisme kompensasi. Tapi bila kegagalan ventrikel sudah muncul, timbullah keluhan sesak napas pada waktu melakukan aktivitas dan sekali-sekali timbul artificial nocturnal dyspnea. Keluhan akan semakin memburuk antara 1-10 tahun berikutnya. Angina pektoris muncul pada tahap akhir penyakit akibat rendahnya tekanan artifisial dan timbulnya hipertrofi ventrikel kiri.1 Adaptasi fungsional atau maladaptasi dari ventrike kiri saat terjadi regurgitasi aorta:4

Fungsi dan ukuran stadium regurgitasi aorta adalah sebagai berikut:4

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik menunjukkan nadi selar dengan tekanan nadi yang besar dan tekanan artfisial yang rendah, gallop dan bising artifisial timbul akibat besarnya curah sekuncup dan regurgitasi darah dari aorta ke ventrikiel kiri. Bising artifisial lebih keras terdengar di garis sternal kiri baah atau apeks pada kelainan katup artifisial, sedang pada dilatasi pangkal aorta, bising terutama terdengar di garis sternal kanan. Bila ada ruptur daun katup, bising ini sangat keras dan musikal. Kadang-kadang ditemukan juga bising sistolik dan thrill akibat curah sekuncup meningkat (tidak selalu akibat stenosis aorta). Tabrakan antara regurgitasi aorta yang besar dan aliran darah dari katup mitral menyebabkan bising mid/late diastolik (bising Austin Flint). Tanda kebocoran perifer yang dapat ditemukan pada regurgitasi aorta adalah: 1. 2. Tekanan nadi yang melebar Nadi artificis

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Nadi quinckes Tanda hills Pistol shot sound Tanda traubes Tanda duroziezs Tanda de musset: tanda mullers, tanda rosenbach, tanda gerhardts, tanda landolfis1

Pemeriksaan Penunjang Elektrokardiografi menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri dengan strain. Foto dada memperlihatkan adanya pembesaran ventrikel kiri, elongasi aorta, dan pembesaran atrium kiri. Ekokardiografi menunjukkan adanya volume berlebih pads ventrikel kiri dengan dimensi ventrikel kiri yang sangat melebar dan gerakan septum dan dinding posterior ventrikel kiri yang hiperkinetik. Kadang-kadang daun katup mitral anterior atau septum interventrikular bergerar halus (fluttering).1

Penatalaksanaan Strategi penatalaksanaan aorta regurgitasi:3

Pedoman Penatalaksanaan Regurgitasi Aorta pada Pasien Asimtomatik4

Pengobatan Medikamentosa Digitalis harus diberikan pada regurgitasi berat dan dilatasi jantung walaupun asimtomatik. Regurgitasi aorta karena penyakit jantung reumatik harus mendapat pencegahan sekunder dengan antibiotik. Juga terhadap kemungkinan endokarditis bakterialis bila ada tindakan khusus. Pengobatan dengan vasodilator seperti nifedipine, felodipine, dan ACE inhibitor dapat mempengaruhi ukuran dan fungsi dari ventrikel kiri dan mengurangi beban di ventrikel kiri, sehingga dapat memperlambat progresivitas dari disfungsi miokardium.1

Pengobatan Pembedahan Hanya pada regurgitasi aorta akibat diseksi aorta, reparasi katup aorta bisa dipertimbangkan. Sedang pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya, katup aorta umumnya harus diganti dengan katup artifisial. Timbulnya keluhan, terutama sesak napas, merupakan indikasi operasi. Tapi pasien dengan regurgitasi berat pun bisa asimtomatik, padahal ventrikel kiri sudah dilatasi dan hipertrofi sehingga bisa mengakibatkan fibrosis otot jantung apabila dibiarkan. Bila ekokardiografi menunjukkan dimensi systolic ventrikel kiri 55 mm atau fractional shortening 25% dipertimbangkan untuk tindakan operasi, sebelum timbul gagal jantung. Secara umum rekomendasi untuk tindakan pengobatan dan pembedahan adalah pasien dengan pembesaran ventrikel kiri (LV end diastolic dimention besar dari 65 mm) dan normal fungsi sistolik, dapat diterapi dengan vasodilator, Dan nifedipine merupakan pilihan yang bail. Pembedahan dilakukan terhadap pasien dengan pembesaran ventrikel kiri yang progresif, dimensi diastolik akhir lebih Dari 70 mm; dimensi sistolik 50 mm dan EF 50%. Pasien dengan disfungsi ventrikel kiri yang sistomatis, harus dilakukan penggantian katup setelah periods pengobatan intensif dengan digitalis, diuretic, Dan vasodilator untuk mencegah timbulnya gagal jantung.1

Pedoman indikator bedah pada pasien regurgitai aorta berat:3

Prognosis

Dari 125 pasien yang diikuti selama 13 tahun, didapatkan mortality rate 2,5% per pasien setahun. Prediksi yang baik didapatkan pada pasien dengan umur muda, index end systolic angiografi kurang dari 120 ml/m2 sebelum operasi, dan dimensi end diastolic berkurang pasca operasi lebih dari 20%. Dari data yang ada ternyata hasil akhir pembedahan pada perempuan lebih jelek dibandingkan pria. Ebagai contoh dari suatu studi terhadap 51 perempuan dan 198 pria, didapatkan tindakan bedah lebih sering terhadap perempuan dengan gejala yang berat, tetapi proporsi kematian setelah tindakan bedah pada perempuan dan pria adalah sama.1

1. Leman, Saharman. Regurgitasi Aorta. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Sudoyo, Aru W. Ed. IV. Penerbitan IPD FK UI. Jakarta: 2006. 1578-1580 2. Bonow et al. ACC/AHA 2006 Practice Guidelines for the Management of Patients with Valvular Heart Disease. Journal of The American College of Cardiology. 2006. Vol. 48 No.3 3. Enriquez-Sarano, Maurice and Jamil Tajik. Aorta Regurgitation. The New England Journal of Medicine. 2004: 351;15

4. Gaasch, William, Meena Sundaram, et al. Managing Asympromatic Patients With Chronic Aortic Regurgitation. CHEST. 1997;111; 1702-1709

Anda mungkin juga menyukai