Anda di halaman 1dari 9

Nama kelompok GENAP:

1. Ananda
2. Diana
3. Elin
4. Maria
5. Rizka
6. Novita
7. Puji
8. Poppy
9. Aris
10. imelda
11. Shintya
12. Lely
7. Obat yang tertulis di resep dicocokan dengan
penandaan di apotek dan macam macam sedian obat

Obat di dalam resep terkadang tidak bisa sepenuhnya dilayani karena berbagai sebab, umumnya yang
terjadi adalah :
1. Obat tersebut habis/kosong/stok tidak tersedia di sarana pelayanan kesehatan.
2. Harga obat tersebut tidak terjangkau (kemahalan) oleh pasien tersebut, sehingga pasien memilih
untuk menunda menebus obat yang dimaksud.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas ada 3 unsur utama yang berperan dalam penggantian resep obat
yaitu tenaga medis (dokter), tenaga farmasis (apoteker), dan pasien. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan penggantian obat dalam resep diperbolehkan dengan persyaratan sebagai berikut : 
a. Komponen/kandungan/komposisi senyawa aktif dan dosis (kekuatan) obat tersebut harus tetap sama.
b. Apabila terjadi kekosongan, stok obat tidak tersedia atau pasien tidak mampu membeli karena mahal;
maka apoteker berhak mengganti obat setelah mendapat persetujuan dokter dan pasien atau persetujuan
dokter saja atau persetujuan pasien saja. Perhatikan frasa “dan/atau” dalam PP No.51 Tahun 2009
tersebut. (Makna frasa dan/atau).
c. Apoteker berhak mengganti obat bermerek/obat paten dengan obat bermerek/obat paten lainnya atau
dengan obat generik, namun tidak diperbolehkan mengganti obat generik dengan obat bermerek/obat
paten dengan inisiatif sendiri kecuali atas persetujuan dokter dan/atau pasien.
 .KESIMPULAN :
Intinya, penggantian obat oleh Apoteker atas permintaan/persetujuan pasien
harus dengan obat yang komponen/kandungan/komposisi senyawa aktif dan
dosis sama persis dengan obat sebelumnya yang tertera dalam resep.
Namun demi terjaganya etika kesehatan dan komunikasi yang baik antara
tenaga medis (dokter), tenaga farmasis (apoteker), dan pasien, maka apabila
tidak dalam situasi mendesak, penggantian obat sebaiknya setelah melalui
proses konsultasi dan persetujuan dokter penulis resep.
Macam macam sediaan
1. Aerosol
2. Kapsul
3. Tablet
4. Emulsi
5. Krim
6. Ekstrak
7. Gel
8. Imunoserum
9. Implan
10. Infusa
11. Inhalasi
12. Injeksi
13. Sediaan obat mata
14. Suppositoria
15. Solutio
8. Pelabelan harga dan penomeran pada resep

Prosedur Penomoran:
Setiap menerima resep yang datang, resep harus dilabeli nomor dengan stempel atau manual secara
urut.
1. Lakukan pemilihan resep setiap akhir shift berdasarkan:
A. Jenis pengerjaan resep yakni resep tunggal dan racikan.
B. Unit pelayanan yakni UGD, Rawat jalan, Rawat Inap, dan pembelian bebas.
C. Jenis obat yakni Narkotika, Psikotropika dan ARV
1. Bendel resep dimana satu bendel resep merupakan kumpulan resep selama 1 hari.
2. Simpan bendel resep harian pada kardus / wadah lain yang diberi label bulan dan tahun yang
sesuai.
 
Prosedur pelabelan harga
Pelabelan harga pada resep dilakukan apabila resep pasien tidak menggunakan BPJS (pasien umum).
3. Menghitung harga setiap obat, baik racikan maupun non racikan.
4. Menjumlahkan dengan embalase, dan tuslah.
5. Menuliskan total harga pada kolom harga di Resep.
11. KIE
Adalah suatu proses penyampaian informasi antara apoteker dengan pasien atau
keluarga pasien yang dilakukan scr sistematis untuk memberikan pegetahuan kepada
pasien atau keluarga pasien dalam penggunaan obat.
Tujuan KIE adalah agar farmasi dapat menjelaskan atau menguraikan
penggunaan obat yang benar pada pasien.
Tahapan KIE
1. Menyapa pasien
2. Mendengarkan keluhan pasien
3. Memberikan alternatif pilihan obat sesuai dg gejala pasien.
4. Menjelaskan khasiat obat
5. Memberitahu harga obat
6. Memilih obat sesuai dgn keluhan dan gejala pasien
7. Menjelaskan cara penggunaan obat
8. Menjelaskan waktu penggunaan obat
9. Menjelaskan efek samping obat
10. Menanyakan pada pasien apakah ada yang ditanyakan?
11. Memberikan salam penutup
10. Obat yang sudah disiapkan dicek kembali
1. Mengecek obat dengan membaca label/ nama obat pada wadah
dicocokkan dengan yang tercantum pada resep.
2. Memperhatikan pengeluaran obat yang diterima lebih dahulu
(FIFO) atau yang masa kadaluarsanya lebih cepat (FEFO).
3. Hindari membuka beberapa wadah obat sekaligus serta
membiarkan wadah terbuka untuk waktu lama.
4. Memastikan nama pasien pada resep dan etiket sama.
5. Mengecek jumlah obat serta signa pada resep dan etiket
9. Obat disiapkan

Obat disiapkan sesuai resep


 Menerima resep.
 Pengecekan resep.
 Menyiapkan obat sesuai resep.
 Memberikan obat kepada pasien sesuai resep.

Anda mungkin juga menyukai