Anda di halaman 1dari 28

MATA KULIAH

INSPEKSI / COMMISIONING
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
COMMISIONING
Didalam suatu proyek pembangunan harus melalui tahapan antara lain sbb;
Appraisal (penaksiran, study kelayakan))
penyediaan dana
spesifikasi teknis, project cost estimation, project schedule
procurement (memperoleh bekal, lelang, tender)
disain review & approval drawing
construction, supervision
factory test
commissioning (mempersiapkan untuk beroperasi)
completion report
implementation completion report
performance (post) audit report
COMMISIONING ……
Sekarang ditambah dengan :
ijin masuk jaringan
inspection test,
sertifikat laik operasi
operasi komersial
KEGIATAN COMMISIONING
Dalam suatu proyek, kegiatan uji komisioning atau
inspection test dilakukan sekurangnya dua kali :
1. yang pertama, yaitu saat pembangunan, yang
dimaksudkan untuk menguji apakah peralatan atau
subsistim sudah dipasang sesuai dengan instruksi
pabrik dan sesuai dengan desainnya
2. yang kedua adalah saat akan masuk jaringan (grid)
yang dimaksudkan untuk menguji apakah sistim dapat
masuk dan atau keluar dari grid dengan aman, tidak
membahayakan grid maupun sistim itu sendiri.
Pengertian Komisioning

Komisioning ialah suatu kegiatan inspeksi, umumnya


dilakukan oleh suatu organisasi atau badan penguji resmi.
Didalamnya terdapat kegiatan pengukuran, pengujian dan
pembuktian terhadap karakteristik tertentu dari suatu obyek
atau aktivitas. Umumnya hasilnya akan dibandingkan
terhadap persyaratan standar atau khusus untuk menentukan
apakah hasil uji tersebut sesuai. Inspeksi umumnya adalah uji
tidak merusak.(IEV.841-22-53)
Komisioning adalah pengujian terhadap peralatan atau
mesin, yang dilaksanakan di lapangan, untuk membuktikan
kesesuaian pemasangannya dan operasinya. (IEV 151-04-21
dan 411-53-06)
Proteksi coal handling (Farhan)
Proteksi yang ada coal handling (Farhan)
1. fire proteksi (apakah ada api atau tidak)
2. proteksi kendor belt conveyor
3. proteksi conveyor tidak memutar balik (bandul yg
bergerak di bawah belt)
4. Proteksi beban
5. Metal sperator (pemisah logam)
Boiler protection (christian)
Level air di steam drum
Pressure boiling (ruang bakar)
T. Uap (main steam dan reheat)
Relieve valve
Sudut lidah api
Air boiling (From PA fan) (T and Press)
Vacuum
Blowdown
T. dinding boiler
Apa untung dan rugi dari adanya proteksi yang di pasang
Turbine protection (M.R. Abimanyu)
 speed (overspeed)
Main steam press
Vibration bearing (all of them) (thrust, journal)
Aligment
T. Out/in steam turbine
Press and T. lubricating oil
T. Bearing
Gland sheal tubrine
Generator (M.P. Utomo)
Cooling sistem (hidrogen)
Liquid terminal
Sinkronizing switch
AVR
T. Gen
Vibration
P I V out gen
Condensor (M.I. Hoerudin)
Hotwell Water level
Vacuum condenser
T. And flow water cooling system
T. And P Steam out turbine
Power CWP
Rafter disk (up condesnser)
WTP Protection(R.A. Wibawaputri)
pH water
Mineral water
Flow water
Biofouling
Sludge bottom drum

Lubricating Protection (R.E Pratama)
Filter protection T and Press
Viskotitas oil
T. And Press oil
Tank Level oil
Cooling system lub.
Purify oil
P. Out pump oil
Valve protection
Uji Komisioning
Uji Komisioning, jika diperlukan, akan dilakukan on-
site untuk membuktikan seting dan berfungsinya
proteksi, sebelum peralatan dioperasikan secara
komersial.
Uji komisioning juga diperlukan bila terjadi
perubahan pada hardware atau software yang
mempengaruhi performance.
KEGIATAN COMMISIONING BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH ( PLTU )
1. Pemeriksaan Dokumen
2. Pemeriksaan Kesesuaian Desain
3. Pemeriksaan Visual
4. Evaluasi hasil uji komisioning
5. Pengujian Unit
6. Pemeriksaan Dampak Lingkungan
7. Pemeriksaan Pengelolaan Sistem Proteksi Korosif
Kommisioning
n Item pemeriksaan
/ Inspeksi
Standar Hasil Rekome
o manual lapangan ndasi
1 Pemeriksaan Dokumen

2 Pemeriksaan Kesesuaian Desain

3 Pemeriksaan Visual

4 Evaluasi hasil uji komisioning

5 Pengujian Unit

6 Pemeriksaan Dampak
Lingkungan

7 Pemeriksaan Pengelolaan
Sistem Proteksi Korosif
Referensi untuk komisioning:

Hingga saat ini kegiatan komisioning tidak dijelaskan


secara lengkap untuk masing-masing peralatan,
subsistim maupun sistim, namun beberapa item yang
dianggap penting telah dikeluarkan oleh IEC
(international Electrical Commission)
 
Refrensi
Peraturan Mentri ESDM ( terlampir )
Tahapan komisioning dalam rangka pembangunan

Uji individu
Uji individu dilakukan untuk masing-masing peralatan.
Peralatan diuji diluar sistim (dilepas dari sistim)
Uji subsistim
Uji subsistim adalah uji integrasi dari beberapa peralatan
sekaligus, yang tekait dan terangkai menjadi satu kesatuan,
membentuk suatu subsistim. Misalnya uji primary injection,
untuk membuktikan bahwa cicuit breaker akan membuka
bila arus melebihi nilai yang ditentukan. Uji ini akan
melibatkan beberapa peralatan diantaranya konduktor, CT,
wiring, bebrapa relay dan circuit breaker
Tahapan komisioning dalam rangka
pembangunan...........
Uji sistim
Uji ini dilakukan melibatkan seluruh subsistim. Pengujian
ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu
1. uji dalam keadaan tanpa beban dan
2. uji dalam keadaan berbeban
Selama pengujian berlangsung, dilakukan pemeriksaan/
inspection/ komisioning terhadap peralatan, subsistim dan
sistim secara keseluruhan. Hingga disini, pekerjaan
komisioning untuk pembangunan secara definitif dianggap
selesai. Bila percobaan pemberian tegangan berhasil, dapat
diterbitkan surat rekomendasi “laik bertegangan”
Komisioning dalam rangka comercial operation

Semenjak dibolehkannya swasta untuk membangkitkan listrik dan


menjual ke masyarakat, maka pemerintah cq menteri ESDM
menerbitkan aturan bahwa : setiap pembangkit yang akan masuk ke
jaringan (grid), dan setiap instalasi pengguna, harus memperoleh
ijin.
Peraturan Menteri tersebut selengkapnya dituangkan pada Permen
no 0045 th 2005.
Uji komisioning untuk comercial operation lebih ini umumnya
disebut komisioning untuk memperoleh “sertifikat laik operasi”.
Mata uji untuk laik operasi ini tidak selengkap mata uji
komisioning untuk uji fungsi, karena yang diperlukan adalah
kesesuaian anatar sistim grid (existing) dengan sistim yang akan
masuk.
Pelaksana dan Penanggung jawab komisioning

Komisioning dalam rangka pembangunan


Pada umumnya, komisioning dalam rangka pembangunan dilakukan oleh semua
pihak terkait (yaitu pabrikan, kontraktor dan pemilik), untuk kepentingan yang
berbeda (bila menyangkut denda) tetapi dengan maksud yang sama yaitu
meyakinkan bahwa semua peralatan telah diinstal dengan baik dan bekerja sesuai
yang direncanakan.
Oleh karena itu, didalam kontrak perlu dicantumkan satu institusi komisioner yang
netral, tidak berpihak (independen), mempunyai reputasi baik, profesional dan
terakreditasi, untuk melakukan komisioning mewakili owner. Pabrikan dan
kontraktor dapat mendampingi untuk memberi penjelasan. Dengan demikian,
untuk lebih efisien dalam waktu dan tenaga, umumnya komisioning dilakukan
bersama oleh beberapa pihak, antara lain: Pabrikan, Kontraktor atau sub contractor
dan Pemilik atau calon pemilik (dalam hal ini diwakili oleh petugas komisioning dari
institusi komisioning yang terakreditasi)
Komisioning dilakukan mulai dari selesainya peralatan diinstal, hingga beroperasi
dengan normal.
Pelaksana dan Penanggung jawab komisioning........

Komisioning dalam rangka comersial operation


Komisioning ini dilakukan dalam rangka pemilik instalasi (baik pembangkitan,
transmisi maupun pemanfaat) ingin memperoleh sertifikat “laik operasi” untuk
bergabung dengan jaringan (grid)
Saat ini, berdasarkan Kepmen 045/2005, pemilik jaringan adalah pemerintah, dan
oleh karena itu yang memberikan ijin boleh atau tidaknya suatu instalasi masuk
kedalam jaringan adalah pemerintah (dalam hal ini, wewenang pemberian ijin
dilimpahkan kepada Direktorat Jendral Listrik). Karena pemerintah tidak
mempunyai petugas untuk memeriksa kelaikan instalasi, maka pemerintah dapat
menugaskan kepada lembaga inspeksi teknis yang terakreditasi, untuk
melakukan inspeksi dan membuat surat rekomendasi agar pemerintah dapat
menerbitkan sertifikat “laik operasi” kepada instalasi yang meminta ijin tersebut,
Surat rekomendasi tersebut dapat diterbitkan bila lembaga inspeksi yang
ditunjuk telah melakukan inspeksi terhadap instalasi pemohon, dengan hasil
yang memenuhi syarat, sesuai persyaratan pada Kepmen 045/2005 tersebut.
Prosedur pelaksanaan komisioning pada instalasi ketenagalistrikan.

Saat ini, instalasi ketenagalistrikan dibagi menjadi dua


bagian utama yaitu
1. Instalasi pembangkit
 Didalam instalasi pembangkit, termasuk instalasi
mekanik yaitu turbin, ketel dan kelengkapannya,
disamping instalasi listriknya.
2. Instalasi transmisi dan gardu induk
Termasuk didalamnya yaitu instalasi konduktor,
transformator denngan kelengkapan gedungnya.
Instalasi pemanfaat listrik
Prosedur pelaksanaan komisioning dalam rangka sertifikasi.

1. Tim yang ditunjuk akan memeriksa item uji yang dipersyaratkan oleh
pemerintah.
2. Pada umumnya, tim akan menanyakan apakah instalasi yang dimaksud
(yang dimintakan ijin) tersebut sudah pernah dikomisioning.
3. Bila sudah pernah dikomisioning, tim akan meminta laporan hasil
komisioning tersebut dan melaukan review, evaluasi serta pengukuran
ulang terhadap item uji yang dianggap perlu.
4. Bila belum pernah dikomisioning, tim akan melakukan komisioning
sendiri, atau menyuruh pihak lain untuk melakukan komisioning,
kemudian dari data hasil uji tersebut lembaga inspeksi dari tim yang
ditunjuk akan membuat surat rekomendasi kepada pemerintah (dalam
hal ini direktur Jendral Listrik) untuk dapat menerbitkan sertifikat laik
operasi
Pelaksana komisioning

Uji komisioning harus dilakukan oleh orang yang qualified


dalam pengujian peralatan, yaitu profesional enginer, factory
technician atau licenced electrician yang sudah
berpengalaman dalam uji proteksi.
Penguji, yaitu orang yang melaksanakan pengujian tersebut,
harus kompeten dan harus dapat menjaga keamanannya
sendiri, juga terhadap orang lain disekitarnya, atau yang
berada ditempat lain.
Penguji harus trampil dan mempunyai pengalaman tentang
jenis instalasi yang diujinya, sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan kepada manusia, hewan atau harta benda.
Petugas yang siap dilapangan sekurangnya harus :

Mempunyai Jadwal
Meyakinkan bahwa semua syarat keamanan sudah diperiksa, tanda gambar,
atau kode, “Jangan dioperasikan” sudah terpasang
Mempunyai informasi semua detil rancangan instalasi, termasuk jumlah dan
posisi panel dan sirkit, serta ukuran konduktor. Gambar detil, single line,
denah,dll
Mempunyai daftar semua sirkit atau peralatan yang rentan terhadap
pengujian, sistim pembumian, sistim proteksi peralatan yang diuji
Mengerti instalasi, bagaimana direncanakan dan bagaimana dipasang.
Meyakinkan bahwa instrumen uji yang digunakan, sudah memenuhi standar,
serta sudah dikalibrasi untuk menjamin akurasinya.
Hati-hati terhadap penggunaan tegangan tinggi dan dapat memperkirakan
akibat yang akan terjadi jika salah uji. Menyiapkan metode yang digunakan
untuk menghindari adanya kejut listrik akibat gangguan
Calon Ahli “Komisioning trafo daya dan kelengkapannya” harus mampu:

 Menjelaskan tentang Peralatan uji yang dioperasikan (melalui on site training).


 Menjelaskan Diagram pengawatan trafo daya dan kelengkapannya .
 Menjelaskan Penggunaan peralatan kerja komisioning trafo daya dan kelengkapannya
 Memahami pengetahuan tentang Trafo ukur (CT dan PT).
 Dapat Menjelaskan tentang Trafo ukur (CT dan PT).
 Memahami pengetahuan tentang Relai Proteksi penghantar
 Memahami pengetahuan tentang Peraturan dan standar kerja
 Dapat Menjelaskan Peraturan dan standar kerja
 SOP yang berlaku diperusahaan
 Dokumen kontrak.
 Instruction manual dari masing-masing peralatan
 Gambar skematik dan data hasil uji individu.
 Peraturan tentang K3
 Peraturan perusahaan.
 Blangko berita acara dan blangko uji yang ditetapkan oleh perusahaan dan disetujui
bersama.
 Standar/acuan terkait, SNI 04-0225-2000/PUIL atau standard yang diperlukan
MATERI COMMISIONING PLTU
Dokumen terlampir

Anda mungkin juga menyukai