Anda di halaman 1dari 19

KELOMPO

K
Project3 MK3

Dosen Pengampu:
Ir. Oryza Lhara Sari, S.T., M.T.

01
ANGGOTA KELOMPOK 3

Ade Hendra. S Jihan Haliza. R Muhammad Fhadel. C Hindiana Swastika


07181002 07181044 07181058 07191040

Nur Afifah Nur Fitri Ashari Wahid Surya Negara


07191056 07191058 07191082
2
Studi Kasus
Manajemen K3 & Manajemen Risiko

3
Outline

Identifikasi Penilaian Pengendalian Kesimpulan dan


Risiko Risiko Risiko Saran

1 2 3 4

4
Identifikasi Risiko [1]

Mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang ada di dalam pekerjaan konstruksi gedung pada tahap
pekerjaan struktur bawah dan struktur atas khususnya di dalam bidang K3 dan mengidentifikasi
risiko mana yang paling sering muncul pada pekerjaan struktur bawah dan struktur atas konstruksi
gedung.

5
Penilaian
Risiko [1]

Penilaian risiko berdasarkan dari hasil kuesioner 30


responden, dimana risiko diformulasikan sebagai fungsi
dari kemungkinan terjadi (Probability) dan dampak
(Consequences).

Indeks Risiko (nilai) = Probability X Consequences

Hasil nilai tersebut digunakan sebagai pengelompokan


kategori risiko yang berdasarkan pada NHS Highland yang
diadopsi dari AS/NZS 4360 Risk Management

6
Tingkat Risiko [2]
Berdasarkan Australian Standard/New Zealand Standar (AS/NZS) 4360:2004

Probability Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic

Rare
Unlikely
Possible
Likely
Almost Certain

LOW 1-3 10-16 HIGH


MEDIUM 4-9 17-25 VERY HIGH

7
Tingkat Risiko [2]

Skala Pengukuran Analisa Kualitatif: Skala Pengukuran Analisa Konsekuensi

• Almost certain • Tidak Signifikan : tanpa kecelakaan manusia dan kerugian


Hampir pasti terjadi dan akan terjadi di semua situasi materi.
• Likely • Minor : bantuan kecelakaan awal, kerugian materi yang
Kemungkinan akan terjadi di semua situasi medium.
• Possible • Moderat : diharuskan penanganan secara medis, kerugian
Seharusnya terjadi di suatu waktu materi yang cukup tinggi.
• Unlikely • Major : kecelakaan yang berat, kehilangan kemampuan
Cenderung dapat terjadi di suatu waktu operasi/ produksi, kerugian materi yang tinggi.
• Rare • Bencana kematian : bahaya radiasi dengan efek penyebaran
Jarang terjadi yang luas, kerugian yang sangat besar.

8
Responden Penelitian

9
Tingkat
Risiko

10
Hasil Identifikasi
Risiko [1]

Dari hasil identifikasi risiko yang diteliti terdapat 60


variabel risiko yang terdiri dari 33 risiko struktur atas
dan 27 risiko struktur bawah. Dari 60 variabel risiko
tersebut dilakukan pengelompokan berdasarkan
kesamaan potensi risiko dari aktifitas/area yang
berbeda.

11
Pengendalian Risiko [1]

Menekan probability dengan cara:


• Melakukan Safety induction seminggu sekali yaitu sebelum dimulai semua aktifitas pada proyek, para pekerja
dikumpulkan terlebih dahulu untuk diingatkan pentingnya penggunaan APD dalam bekerja)
• Melakukan patroli K3 pada tiap pekerja secara rutin untuk mengawasi para pekerja dan memberitahu para pekerja jika
ada bahaya yang mengancam saat bekerja
• Memasang rambu – rambu peringatan agar pekerja selalu bekerja dengan hati – hati

12
Pengendalian Risiko [1]

Menekan consequences dengan cara:


• Selalu gunakan alat pelindung diri (APD) dalam bekerja
• Buat inovasi alat dan metode kerja yang membuat pekerja merasa aman dan nyaman seperti pada pekerjaan
pengecoran kolom dibuat lantai kerja pada bekisting kolom

13
Pengendalian Risiko [1]

Hindari (avoid) risiko, dengan cara:


• Mengganti alat yang sudah tidak layak pakai seperti pada pekerjaan bekisting, kayu – kayu yang sudah keropos diganti

14
Pengendalian Risiko [1]

Pengalihan risiko (risk transfer) dengan cara:


• Setiap pekerja telah dilindungi dengan Jamsostek

15
Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian teridentifikasi 60 risiko, yaitu 27 risiko struktur bawah dan 33 risiko struktur atas.
2. Dari hasil identifikasi ditemukan potensi risiko yang sering muncul adalah potensi risiko tertimpa dari atas (23,33%)
3. Dari hasil analisa dengan menggunakan matrix NHS Highland diketahui 7 risiko tergolong high risk.
4. Dari hasil analisa, potensi risiko terjatuh dari ketinggian adalah risiko yang paling tinggi.
5. Dari 60 variabel risiko dapat dilakukaan pengendalian risiko kecelakaan kerja dengan 4 tahap, yaitu:
a. Menekan probability dengan cara melakukan pendekatan dan komunikasi dengan pekerja serta secara teknis.
b. Menekan consequences dengan cara melakukan penyediaan peralatan pengaman (APD) dan membuat inovasi alat dan
metode kerja.
c. Hindari atau hilangkan risiko dengan cara melakukan penghentian kegiatan dan penggantian bahan atau alat yang
berbahaya
d. Pengaliha risiko dengan melindungi pekerja dengan jamsostek

16
Saran
1. K3 harus dibudayakan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh para pekerja, stakeholder dan semua yang ada
dalam satu organisasi perusahaan atau proyek. Manajemen risiko K3 harus menjamin adanya tindakan
perbaikan kinerja dan budaya keselamatan secara berkesinambungan sehingga target zero accident dapat
tercapai serta perlu diberlakukan juga sistem reward dan punisment yang efektif untuk manajemen risiko K3.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada pekerjaan struktur bawah dan struktur atas pada proyek konstruksi
gedung di atas 5 lantai untuk itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai risiko kecelakaan kerja pada
saat pekerjaan arsitektur dan mechanical & electrical serta perlu dilakukan penelitian risiko kecelakaan kerja
pada proyek jalan, jembatan / fly over dan bangunan air.

17
Daftar Pustaka

[1] Adityanto. B & Irawan. S. 2014. “Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Pekerjaan Struktur Bawah dan Struktur Atas Gedung Bertingkat”. Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang.

[2] Soputan. G. E. M. 2014. “Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamtan Kerja (K3) (Study
Kasus pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar)”. Jurnal Ilmiah Media Engineering, Vol.4
No.4.

18
Thank you!

19

Anda mungkin juga menyukai