Anda di halaman 1dari 7

Harga saham dari perspektif esg, resiko

sistematik dan internet financial


reporting pada perusahaan indeks esg
di BEI periode 2015-2021
Oleh :
Rosita Wulandari
Nim : 211011900047

Magister Akuntansi
Universitas pamulang
Latar Belakang
1. Faktor ketidakpastian dalam memprediksi harga saham menjadi permasalahan
penting bagi para investor, karena harga saham selalu berubah atau bersifat fluktuatif.
Oleh karena itu diperlukan alat untuk meramalkan atau memprediksikan harga saham
perusahaan mana saja yang akan memberikan keuntungan agar tidak salah pilih
dalam melakukan pembelian saham
2. Isu pemanasan Global juga menjadi dorongan bagi perusahaan untuk peduli terhadap
lingkungan sekitar. Dewasa ini perusahaan dalam menjalankan setiap aktivitas
bisnisnya dituntut untuk tidak selalu mementingkan keuntungan perusahaan semata,
namun juga harus melihat dampak yang ditimbulkan dari jalannya aktivitas
operasional perusahaan.
3. Adanya fenomena kawasan Taman Tekno harus bertanggungjawab atas pencemaran
lingkungan. Pihak pengelola juga melakukan pelanggaran pemanfaatan lokasi. Dengan
hal ini, maka perhatian terhadap lingkungan dan masyarakat sangat penting dalam
kegiatan perusahaan, apabila pengelolaan tanggung jawab lingkungan dan masyarakat
dilakukan secara maksimal maka dapat menimbulkan respon yang positif baik dari
masyarakat sekitar maupun para investor yang nantinya akan menanamkan modalnya
4. Resiko Sering Dikaitkan Dengan Hasil Ekspektasi Mengenai Deviasi Atau Pelanggaran
Dari Hasil Akhir Yang Diterima, Resiko Sistematik Adalah Bagian Dari Risiko Sekuritas
Yang Tidak Bisa Ditiadakan Melalui Pembentukan Portofolio/Diversifikasi. Resiko
Sistematik Ini Merekat Pada Segala Jenis Perusahaan Yang Disebabkan Karena
Adanya Faktor Makro Ekonomi Seperti Inflasi. Dimana Resiko Ini Sangat Berkait dan
Dengan Harga Saham Karena Jika Semakin Resiko Sistematk Ini Semakin Tinggi
Dapat Mengakibatkan Terjadinya Perubahan Harga Saham
5. Internet Financial Reporting Adalah Pengungkapan Informasi Keuangan Dan Non
Keuangan Perusahaan Melalui Website. Informasi Yang Diungkapkan Melalui
Internet Financial Reporting Atas Dasar Sukarela, Harus Memberikan Nilai Informasi
Yang Lebih Besar Untuk Investor Dan Menguraikan Dampak Yang Lebih Terhadap
Harga Saham. Informasi Tersebut Merupakan Informasi Yang Instan Tersedia Untuk
Semua Investor Sehingga Dapat Memudahkan Investor Untuk Mengambil Suatu
Keputusan Apakah Akan Menanamkan Modal Pada Suatu Perusahaan Atau Tidak.
Perusahaan Yang Aktif Dalam Pelaporan Keuangan Maupun Non Keuangan Melalui
Internet (IFR) Akan Dikenal Lebih Luas Oleh Calon Investor Apabila Dibandingkan
Dengan Perusahaan Yang Tidak Menerapkan IFR.
Teori Yang Relevan
1. Teori Signalling
Teori Sinyal (Signalling Teory) Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan isi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Selain itu teori sinyal menjelaskan bahwa
pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Pihak eksternal disini yang
dimaksud adalah underwritter, investor, kreditor, atau pengguna informasi lainnya. Pihak eksternal
kemudian menilai perusahaan sebagai fungsi dari mekanisme signalling yang berbeda-beda. Kurangnya
informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka milindungi diri mereka dengan
memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Kemungkinan lain, pihak eksternal yang tidak memiliki
informasi akan berpresepsi sama tentang nilai semua perusahaan.
2. Teori Legitimasi
Nilai ESG akan mencerminkan performa kinerja ESG perusahaan dari informasi- informasi yang telah
dilaporkan oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai ESG dari perusahaan, makan semakin baik pula kinerja
ESG perusahaan tersebut. Informasi mengenai kinerja ESG yang dilaporkan dan diungkapkan perusahaan
pada laporan tahunan, laporan keberlanjutan, dan lain-lain juga menjadi salah satu cara perusahaan dalam
mengelola atau meningkatkan reputasi di bidang ESG. Dimana reputasi perusahaan menjadi salah satu hal
yang akan berimplikasi pada nilai perusahaan. Hal ini berkaitan dengan teori legitimasi, dimana legitimasi
menjadi penting bagi perusahaan untuk memastikan kesejahteraan jangka panjang. Suchman (1995)
mendefinisikan legitimasi sebagai persepsi umum atau asumsi bahwa tindakan suatu entitas diinginkan,
tepat, atau sesuai dalam beberapa sistem norma, nilai dan kepercayaan.
Kerangka Berpikir
Variabel Independent Variabel Dependent

Environmental, Social,
H1
Governance (Esg)
Disclosure  
(X1) STOCK PRICE
  H2 (Y)

Resiko Sistematis
(X2)
 
H3
 
Internet Financial
Reporting Variabel Kontrol
(X3) ROE
DER
ROA
SIZE
Growth
 
Metodologi Penelitian
Populasi :
Perusahaan yang terindeks Environmental, Sosial Government yang
terdiri dari ESG leaders yang terdiri dari ESG leaders dan ESG LQ45 Kehati
Periode Tahun 2017-2021
Indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki
penilaian Environmental, Social, dan Governance (ESG) yang baik dan
tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan serta memiliki likuiditas
transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Sampel : Purposive Sampling
Pengumpulan data : GRI Standar, idx.co.id, Annual Report
Teknik analisis data : SEM SmartPLS
Operasional Variabel
Variable Definition Indicator Scale
Share Price (Y) Stock price at Closing in Capital Market Closing Price Ratio
(Mahpudin, 2016) trading

ESG (X1) ESG information, which is the scope ESG disclosure score, the score obtained from GRI Standart Ratio
(Whitelock, 2015) company performance from This ESG disclosure includes three elements contained therein, namely:
environmental, social, and governance environmental disclosure, social disclosure, and governance disclosure in one measure
aspects

Systematic Risk (X2) risks that cannot be controlled by   Ratio


(Halim, 2015) diversify because the changes are  
influenced by macro factors that will  
change the market as a whole Ri = αi + βiRm + ℮i
 

IFR Disclosure Scores (X3) disclosure Ratio


(Almilia & Budisusetyo, 2011) voluntary financial statement information
by the company

Variabel Control : Profitability level or the ability of a Ratio


Return On Equity (ROE) company to provide profits based on the
(Raharjo & Muid, 2013) company's capital

Variabel Control : Solvency Ratio is used to measure the Ratio


  company's ability to fulfill its obligations,
Debt to Equity Ratio (DER) both short term and long term
(Raharjo & Muid, 2013)

Variabel Control : Ukuran perusahan 𝑆𝐼𝑍𝐸 = 𝐿𝑁 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡) Ratio


   
SIZE)
( Berger et al, 1995)

Variabel Control : Pertumbuhan penjualan 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1 Ratio


  𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1
Growth
( Varaiya, 1987

Variabel Control : Rasio yang digunakan untuk mengukur 𝑅𝑂𝐴 = 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 Ratio
  kinerja operasional perusahaan
ROA
(Elsayed dan Paton (2005 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
 

Anda mungkin juga menyukai