Anda di halaman 1dari 93

Prosedur Audit

terhadap risiko
tertaksir:
Pengujian
1 2 3 4 5 substantif
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Nama anggota kelompok
Annisa Ayu Lestari 41120007
Elisya Putri Irawan 41120002
Anis Diah Septiani 41120005
Desi Safitri 41120007
Dwi Yolanda Oktavia 41120009
Prena Novi Apriliana 41120018

flip
Risya Diana Umami 41120019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian Subtantif

Pengujian substantif merupakan langkah ketiga dari tahap


pelaksanaan pemeriksaan. Pengujian substantif meliputi prosedur -
prosedur audit yang diracang untuk mendeteksi monetary errors atau
salah saji yang secara langsung berpengaruh terhadap kewajaran saldo –
saldo laporan keuangan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front Prosedur Untuk Melaksanakan Pengujian Substantif
Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif yaitu:
1. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka.
2. Pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksanakan tugas mereka.
3. Menginspeksi dokumen dan catatan.
4. Melakukan penghitungan kembali.
5. Konfirmasi.
6. Analisis.
7. Tracing atau pengusutan.
8. Vouching atau penelusuran.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Jenis pengujian substantif :
1. Pengujian atas transaksi
Pengujian atas transaksi dilakukan untuk menentukan:
● Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien.
● Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal.
● Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku
pembantu.
Pengujian atas transaksi dilakukan dengan vouching dan tracing. Auditor mengarahkan
pengujiannya untuk memperoleh temuan mengenai tidak ada kesalahan yang bersifat moneter.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
2. Prosedur analitis
Meliputi jumlah yang dicatat dengan harapan yang dikembangkan auditor juga
mencakup perhitungan rasio oleh auditor.
Ada emapt kegunaan prosedur analitis yaitu:
● Untuk memperoleh pemahaman mengenai klien bisnis dan industri.
● Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan upaya.
● Untuk mendeteksi tidak ada kesalahan dalam laporan keuangan klien.
● Untuk memutuskan tidak dapat dilakukan pencabutan atas rincian audit
pengujian.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
3. Pengujian rinci atas saldo
metodologi pengujian detail saldo mencakup empat tahapan, yaitu:
● Menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun.
● pembatasan risiko pengendalian
● Merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis
● Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan
spesifik audit secara memuaskan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian atas transaksi
Meliputi prosedur-prosedur audit untuk pengujian kecermatan
pencatatan transaksi. Tujuan dilakukannya pengujian atas transaksi
adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah
terotorisasi dengan pantas, dicatat, dan dikhtisarkan dalam jurnal dbenar
benar diposting ke buku besar dan buku pembantu dangan benar.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Untuk menentukan apakah semua transaksi telah memenuhi tujuan audit untuk transaksi:
Esixtensi
Kelengkapan
Akurasi
Clasifikasi
Timing
Memposting dan meringkas
Jika auditor percaya bahw transaksi di catat dengan benar dalam jurnal dan diposting dengan
benar, maka auditor akan percaya bahwtotal buku besar adalah benar.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front

Pengujian detail transaksi ini dilakukan untuk menentukan :


A. Kepatan otorisasi transaksi akuntansi
B. Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi dalam turnamen
C. Kebenaran pelaksanaan posting transaksi dalam buku besar dan buku pembantu

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Prosedur Analitis
prosedur analitis yang sering dilakukan auditor adalah perhitungan rasio untuk
membandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan, tutuan
penggunaanprosedur analitis adalah:
A. Memahami bidang usaha klien
B. Menetapkan kemampuan kelangdungan entitas hidup
C. Indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
D. Menggurangi pengujian audit yang lebih rinci
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Efektifitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi kemungkinan teradi salahmateri
yang sah, tergantung pada faktor:
1. Sifat asersi
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
3. Tersedianya dan seruan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan
4. Kepatan harapan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Prosedur analitis dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda, yaitu:
A. Tahap planning untuk membantu auditor menentukan bahan bukti lain yang diperlukan
untuk memenuhi resiko audit yang di inginkan (disyaratkan)
B. Selama pelaksanaan audit bersama-sama dengan pengujian atas transaksi dan pengujian
terinci atas saldo (bebas pilih)
C. Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan akhir (disyaratkan)

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian terinci atas saldo

Pengujian terinci atas saldo melemah pada saldo akhit buku besar baik
untuk akunneraca maupun labarugi, tetapi penekanan utama adalah pada
neraca

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian detail saldo akun yang direncanakan harus mencukupi
untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit dengan
memuaskan. Metodologi perancangan pengujian detail saldo
meliputi tahap tahap sebagai berikut:

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
1. Menetapkan materialitas dan resiko audit ynag dapat di terima dan resiko
hawaan suatu akun. Setelah estimasi awal mengenai materialitas untuk audit secara
keseluruhan dan mengalokasikan totalnyake saldo akun telahdi putuskan auditor,
salah sati yang bisa di toleransi di batasi untuk masing masing-masing saldo yang
signifikan. Salah satu yang ditoleransi makin rendah akan menyebabkan pengujian
terinci atas saldo makin besar.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Resiko audit yang dapat diterima biasanya diputuskan untuk audit
secara keseluruhan, daripada berdasarkan siklus. Pengecualian adalah
kalau auditor yakin bahwa salah sati pada perkiraan tertentu seperti
pembacaan lebih berpengaruh negatif terhadap pemakai daripada salah
saji yang sama dari perkiraan lain. Resiko bawaan dituetapkan dengan
mengidentifikasi semua aspek historis, linkungan atau operasi klien yang
diindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji dalam tahun berjalan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Next
2. Menetapkan resiko pengendalian untuk suatu siklus
akuntansiPengendalian yang efektif akan mengurangi resiko
pengendalian dan dengan demikian kurangi bukti barang yang
diperlukan untuk pengujian substansive atas transaksi dan pengujian
terinci atas saldo. Pengendalian yang tidak memadai meningkatkan
bahan bukti substansi yang dibutuhkan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front

3. Merancang pengujian pengendalian, transaksi dan analisis prouder


untuk suatusiklus akuntansi. Pengujian dirancang dengan ekspektasi
bahwsuatu hasil tertentu akan diperoleh hasil yangdiperkirakan ini
akan mempengaruhi rancangan penguin terinci atas saldo.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Next

4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit,
pengujian terinci atas saldo yang direncanakan meliputi prosedur audit, sempel
besar, pos garing miring yakin yang dipilih dan saat pengujian. Prosedur-prosedur
harus dipilih dan dirancang bagi masing-masing perkiraan dan masing-masing
tujuan audit dalam setiap perkiraan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pemenuhan saat pelaksanaan pengujian substantif

Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penangkapan pelaksanaan


substantif pengujian. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih baik
dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal neraca.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Luas Pengujian Substantif
Semakin rendah tingkat risiko deteksi yang diterima,semakin banyak bukti yang harus
dikumpulkan, auditor dapat mengubah jumlah buikti yang harus dihimpun dengan cara
mengubah luas pengujian substantif yang dilakukan.
Keputusan auditor tentang rancangan pengujian substantif didokumentasikan dalam kertas
kerja dalam bentuk program audit.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Penaksiran risiko salah saji material

Langkah-Langkah
● Mengevaluasi jenis potensi salah saji yang mungkin terjadi
● Mengevaluasi besarnya potensi salah saji
● Mengevaluasi kemungkinan potensi salah saji

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front Menetapkan Risiko deteksi
Auditor menggunakan model risiko audit untuk menghubungkan bukti yang didapat dari prosedur penaksiran risiko bawaan
dan risiko pengendalian,risiko kecurangan,untuk memutuskan risiko deteksi. Rencana risiko deteksi dihitung dengan
persamaan:
DR= APxTD=AR/IRxCR
Dengan:
AR= level risiko audit
DR=risiko dekteksi
CR= risiko pengendalian
IR= berbanding terbalik dengan taksiran

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

• Audit adalah proses dinamis, auditor harus membandingkan level kepastian actual
atau akhir yang didapatkan dari prosedur penaksiran risiko dengan level penaksiran
risiko bawaan dan risiko pengendalian.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

• Jika, penaksiran level akhir sama dengan rencana penaksiran level risiko,
audit dapat diteruskan dengan rancangan uji substantive spesifik
berdasarkan strategi studi awal.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Sebagai contoh, asumsikan strategi audit awal didasarkan pada pendekatan taksiran level risiko
pengendalian level rendah dan melipui rencana taksiran level risiko pengendalian level rendah dan
auditor merencanakan uji substantif yang kurang ekstentif pada tangal intern

Strategi audit awal Rencana risiko deteksi Rencana kepastian yang diperoleh

Risisko bawaan dan prosedur Moderat atau tinggi Bukti berkenaan risiko bawaan dan prosedur
analitis rendah analitis yang moderat atau rendah
menggunakan data yang handal

Taksiran level risiko pengendalian Moderat atau tinggi Uji pengendalian yang lebih ekstensif dan uji
rendah detail transaksi dan saldo yang kurang
ekstensi yang dilakukan tanggal satu atau
dua bulan sebelum akhir tahun

Pendekatan substansif utama Rendah atau sangat rendah Uji detail transaksi dan saldo yang lebih

flip
ekstensif yang dilakukan pada akhir tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Merancang uji substantif

1. Melakukan prosedur audit lanjutan


2. Menggunakan teknologi informasi untuk mendukung uji substantif
3. Pemilihan audit dalam rancangan uji substantif
4. Pemilihan audit dalam rancangan uji substantif

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Mengembangkan Program Audit Untuk Uji
Substantif

Kerangka kerja umum pengembangan progran audit harus menyelesaikan dua tugas
1. Harus menjelaskan karakterisktik prosedur yang akan dilakukan
2. Harus memastikan bahwa bukti audit diperoleh untuk semua asersi laporan keuangan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Karakteritik prosedur yang akan
1. Prosedur awal dilaksanankan
2. Prosedur analitis substantif
3. Uji detail transaksi
4. Uji detail saldo
5. Uji detail estimasi akuntansi
6. Uji detail pengungkapan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Karakteristik pengukuran pengujian
● Kesalahan moneter pada transaksi dan saldo

Prosedur udit yang berlaku :


Sama seperti uji pengendalian, ditembah prosedur analitis, perhitungan, konfirmasi,
pelacakan, dan penjaminan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Mencangkup semua asersi

Sangat penting agar setiap program audit substantif mencakup semua asersi laporan
keuangan yang relevan. Tujuan audit bermanfaat karena tujuan audit yang berbeda
membutuhkan oengujian yang berbeda pula. Kerangka kerja tersebut memastikan auditor
merencanakan uji audit pada setiap asersi dalam laoran keuangan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Rencana Tingkat pengujian substantif

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Evaluasi atas Rencana Tingkat Pengujian
Substantif
 membandingkan antara tingkat risiko pengendalian sesungguhnya atau akhir dengan
rencana tingkat risiko pengendalian utk asersi bersangkutan
1. jika hasilnya sama: ke tahap perancangan pengujian substantif spesifik (sesuai dgn rencana
tingkat pengujian subtstantif yang telah ditetapkan) 2. jika hasilnya berbeda: tingkat
pengujian substantif direvisi, lalu merancang pengujian substantif spesifik

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Jenis pengujian substantif

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian substantif sebelum tanggal
neraca
Pertimbangannya:
1. Utk mengendalikan tambahan risiko audit bhw salah saji material yg ada pd saldo
rekening pd tgl neraca tdk akan terdeteksi oleh auditor
2. Utk mengurangi biaya pelaksanaan pengujian substantif pd akhir thn, sehingga
pengujian sebelum tgl neraca bisa menjadi lebih murah

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Contoh efektifitas pengujian detil saldo

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Program audit

Berisi informasi detil ttg:


1. Garis besar pekerjaan yang dilakukan
2. Dasar untuk koordinasi, supervisi, dan pengawas audit
3. Catatan mengenai pekerjaan yang dilakukan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Program Audit pada Penugasan Pertama Vs
Ulangan 
1. Program audit pada penugasan pertama:
● Pengujian substantif detil tidak disusun lengkap sebelum SPI dinilai dan resiko deteksi yg dpt diterima ditentukan
● Fokus pada penentuan ketepatan saldo awal rekening pd periode audit dan penentuan prinsip akuntansi yg lalu sbg dasar
menetapkan konsistensi penerapan prinsip tsb pd periode sekarang
2. Program audit pada penugasan ulangan
● Strategi audit awal berdasarkan asumsi pd audit masa lalu (penetapan risiko dan program audit pengujian subtantif).
● Jadi program audit bisa dilakukan sebelum SPI dinilai
● Jika ada info tambahan yg menunjukkan risiko dan program tidak sesuai, maka dapat dilakukan modifikasi program audit

flip
yang baru

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pertimbangan-pertimbangan Khusus dalam
Perancangan
PengujianSubstantif
Pertimbangan-pertimbangan Khusus dalam Perancangan
1. Rekening-rekening Laba-Rugi
2. Rekening-rekening yang berkaitan dengan estimasi akuntansi
3. Rekening-rekening yang berkaitan dengan transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Rekening-Rekening Laba Rugi

Secara tradisional pengujian detil saldo difokuskan pada rekeningrekening LK yg disajikan


dlm Neraca (rekening riil) dibandingkan dgn rekening Laba/Rugi (rekening nominal)
Prosedur analitis untuk rekening Laba Rugi digunakan :
•Secara langsung
•Tidak langsung

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Next
Pengujian detil utk rekening-rekening Laba Rugi, dilakukan ketika:
Risiko bawaan tinggi
Risiko pengendalian tinggi
Prosedur analitis menunjukkan adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi tak diharapkan
Rekening memerlukan analisis

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Rekening-rekening yang Berkaitan dengan Estimasi
Akuntansi
Estimasi akuntansi adalah perkiraan mengenai suatu elemen LK, pos, atau rekening yg
terjadi bila tidak bisa diukur dgn pasti.
Contoh: depresiasi periodik, kerugian piutang, dan biaya amortisasi.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

Tujuan evaluasi estimasi akuntansi:


1. Semua estimasi akuntansi yg material bg LK telah ditetapkan
2. Estimasi tsb masuk akal dlm kondisi yg bersangkutan
3. Estimasi tsb disajikan sesuai dgn PABU & ada pengungkapan yg memadai

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Next
Cara memperoleh bukti kepantasan suatu estimasi:
1. Review & uji proses yg digunakan
2. Membuat ekspektasi terpisah ttg estimasi
3. Review peristiwa atau transaksi kemudian yg terjadi sebelum selesainya pekerjaan
lapangan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Rekening-rekening yang Berkaitan dengan
Transaksi dengan Pihak yang Memiliki Hubungan
Istimewa
Tujuannya:
menentukan substansi transaksi dengan pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa
dan pengaruhnya terhadap LK

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Metodologi perancangan pengujian detail saldo
meliputi tahap - tahap sebagai berikut:

1. Menetapkan materialitas dan resiko audit ynag dapat di terima dan resiko bawaan suatu
akun. Setelah estimasi awal mengenai materialitas untuk audit secara keseluruhan dan
mengalokasikan totalnyake saldo akun telah di putuskan auditor, salah saji yang dapat di
toleransi di tentukan untuk masing-masing saldo yang signifikan. Salah saji yang ditoleransi
makin rendah akan menyebabkan pengujian terinci atas saldo makin besar.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Next

Resiko audit yang dapat diterima biasanya diputuskan untuk audit secara keseluruhan,
daripada berdasarkan siklus. Pengecualian adalah kalau auditor yakin bahwa salah saji pada
perkiraan tertentu seperti piutang lebih berpengaruh negative terhadap pemakai daripada
salah saji yang sama dari perkiraan lain, Resiko bawaan ditetapkan dengan mengidentifikasi
semua aspek historis, linkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan besar
terjadi salah saji dalam tahun berjalan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

2. Menetapkan resiko pengendalian untuk suatu siklus akuntansiPengendalian yang efektif


akan mengurangi resiko pengendalian dan dengan demikian mengurangi barang bukti yang
diperlukan untuk pengujian substantive atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo.
Pengendalian yang tidak memadai meningkatkan bahan buktisubstantive yang dibutuhkan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

3. Merancang pengujian pengendalian, transaksi dan prosuder analisis untuk suatu


siklusakuntansi. Pengujian dirancang dengan ekspektasi bahwa hasil tertentu akan diperoleh
hasil yang diperkirakan ini akan mempengaruhi rancangan pengujian terinci atas saldo.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit, pengujian
terinci atas saldo yang direncanakan meliputi prosedur audit, besar sempel, pos garing miring
unsure yang dipilih dan saat pengujian. Prosedur-prosedur harus dipilih dan dirancang bagi
masing-masing perkiraan dan masing-masing tujuan audit dalam setiap perkiraan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Penentuan saat pelaksanaan pengujian substantif

Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan
pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih
baikdilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal neraca.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Penentuan Waktu

Tingkat risiko yang dapat diterima mungkin mempengaruhi penentuan waktu pengujian
substantif. Jika risiko tinggi, pengujian dapat dilakukan beberapa bulan sebelum akhir tahun,
sebaliknya, pada saat risiko deteksi untuk asersi rendah, pengujian substantif dilakukan pda
atau mendekati tanggal neraca

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Pengujian substantif sebelum tanggal
neraca
Keputusan untuk melakukan pengujian sebelum tanggal neraca harus berdasarkan apakah
auditor dapat :
a. Mengendalikan bertambahnya risiko audit bahwa salah saji yang material akan ada dalam
akun tersebut pada tanggal nerasa namun tidak dapat dideteksi oleh auditor. Risiko tersebut
semakin besar jik periode waktu yang tersisa antara tanggal pengujian interim dan tanggal
neraca diperpanjang.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

b. Megurangi biaya pengujian substantif yang diperlukan pada tanggal neraca untuk
memenuhi tujuan audit yang direncanakan, sehingga pengujian sebelum tanggal neraca
menjadi efektif dalam segi biaya

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
AU 313 (SAS No. 45) menyebutkan bahwa kondisi yang memberikan kontribusi
pengendalian risiko tersebut adalah:

1. Pengendalian intern yang efekif selama periode yang tersisa


2. Tidak ada kondisi atau lingkungan yang dapat mendorong manajemen untuk membuat
salah saji dalam laporan keuangan selama periode yang tersisa tersebut.
3. Saldo akhir tahun dari akun yang diuji pada tanggal interim, dengan pertimbangan yang
tepat, dapat diprediksi dalam hal jumlah, signifikansi relatif, dan komposisi
4. Sistem akuntansi klien dapat memberikan informasi mengenai transaksi tidak biasa

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

Pengujian substantif sebelum tanggal neraca tidak


membatasi kebutuhan pengujian substantif pada tanggal neraca.
Beberapa pengujian untuk periode sisa biasanya meliputi :

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
1. Perbandingan saldo akun pada dua tanggal untuk mengidentifikasi jumlah yang
kelihatannya tidak biasa dan menyelidiki jumlah tersebut.
2. Prosedur analitis lainnya atau pengujian substantive rincian lainnya untuk
memberikan dasar yang layak bagi perluasan kesimpulan audit interim sampai
tanggal neraca

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Luas pengujian substantif

Auditor dapat mengubah jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah luas pengujian
substantif yang dilakukan. Dalam praktik, perluasan digunakan untuk merata-ratakan jumlah
item atau ukuran sempel dimana pengujian atau rosedur tertentu diterapkan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Pemilihan staf

AU 230, Due Profesional Care in the Performance of Work, (SAS No. 1), menyebutkan
bahwa auditor harus menetapkan tugas dan supervisi yang sepadan dengan tingkat
pengetahuan, keahlian, dan kkemampuan mereka sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti
audit yang sedang mereka uji. Pengujian substantif harus ditugaskan kepada personil
dengankeahlian, kemampuan, dan pengalaman yang cukup.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Beberapa contoh aplikasi pengujian
substantif
1. Pemilihan dan pencetakan sampel-sampel audit
Komputer dapat diprogram untuk memilih sampel audit sesuai kriteria yang spesifikasi oleh
auditor. Sampel-sampel tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan. piutang usaha
pelanggan secara individual mungkin dipilih untuk konfirmasi, auditor mungkin tertarik
dalam memperoleh daftar seluruh item yang nilainya melebihi jumlah normal tersebut.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

2. Pengujian kalkulasi dan pembuatanperhitungan


Kegunaan umum lainnya dari komputer adalah untuk menguji keakuratan perhitungan dalam
mesin yang dapat membaca arsip data, karena kecepatan pemrosesan komputer, perhitungan
ulang dapat dilakukan secara lebih luas dibandingkan tanpa komputer

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

3. Peringkasan data dan pelaksanaan analisis


Auditor biasanya menginginkan data klien disusun kembali dalam cara yang akan sesuai
dengan tujuan tertentu. Sebagai contoh, auditor ingin menentukan pos-pos persediaan yang
bergerak lambat, debet hutang usaha, atau piutang usaha yang telah jatuh tempo. Demikian
juga, dalam melakukan prosedur analitis, auditor dapat menggunakan komputer untuk
menghitung rasio yang diinginkan dan data komparatif lainnya.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

4. Pembandingan data audit dengan catatan-catatan komputer


Data audit yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan oleh auditor dapat dibandingkan
dengan informasi dalam catatan komputer. Uji hitung yang dibuat oleh auditor atas kuantitas
persediaan di tangan dapat dibandingkan dengan kuantitas yang ditunjukkan pada catatan
persediaan perpetual atau kuntitas yang ditentukan oleh perusahaan sebagai hasil dari
perhitungan fisik persediaan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Hubungan antara asersi, tujuan audit
khusus, dan pengujian substantif
Dalam perancangan pengujian substantif, auditor harus menentukan bahwa oengujian yang
sesuai telah diidentifikasi untuk mencapai tujuan khusus yang ada dalam setiap asersi. Jika
hal tersebut dilakukan untuk setiap akun, tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan
akan terpenuhi

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Penentuan Saat Pelaksanaan Pengujian
Substantif
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan
pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih baik
dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal neraca

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Sifat Atau Jenis Pengujian Substantif
Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal. Ada tiga tipe
pengujian substantif yang dapat digunakan yaitu:
● Pengujian rinci atau detail saldo
● Pengujian rinci atau detail transaksi
● Prosedur analitis

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

PERTIMBANGAN KHUSUS
DALAMMERANCANGPENGUJI
AN SUBSTANTIF
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
 Akun – Akun Laporan Laba-Rugi
● Secara tradisional pengujian detil balance difokuskan pada rekening -
rekening LK yg disajikan dalam Neraca (rekening riil) dibandingkan
dangan rekening Laba/Rugi (nominal rekening)

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
 Prosedur analitis untuk rekening Laba Rugi digunakan secara langsung dan tidak
langsung
● Secara langsung:
terjadi ketika rekening pendapatan/biaya dibandingkan dgn data yg relevan untuk
menentukan kewajaran saldonya
● secara tidak langsung:
terjadi ketika bukti tentang saldo laba rugi berasal dari hasil prosedur analsis yg
diterapkan pada pengujian saldo rekening neraca yang berkaitan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

 Pengujian detil untuk rekening-rekening Laba Rugi, dilakukan ketika:


● Risiko bawaan tinggi
● Risiko pengendalian tinggi
● Prosedur analitis menunjukkan adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi tak
diharapkan
● Rasakan  memerlukan analisis

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

Akun - Akun yang Berkaitan dengan Estimasi Akuntansi


● Estimasi akuntansi adalah perkiraan mengenai suatu elemen LK , pos, atau
rekening yang terjadi bila tidak bisa diukur dengan yang lalu.
Contoh :
depresiasi periodik, kerugian piutang, dan biaya amortisasi.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

Tujuan evaluasi estimasi akuntansi :


1. Semua estimasi akuntansi yang material bagi LK telah ditetapkan
2. Anggap saja ini masuk akal dalam kondisi yang bersangkutan.
3. Estimasi tersebut disajikan sesuai dengan PABU & ada pengungkapan yang
memadai

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

Tujuan evaluasi estimasi akuntansi :


1. Semua estimasi akuntansi yang material bagi LK telah ditetapkan
2. Anggap saja ini masuk akal dalam kondisi yang bersangkutan.
3. Estimasi tersebut disajikan sesuai dengan PABU & ada pengungkapan yang
memadai

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Cara memperoleh bukti kepantasan suatu estimasi :
1. Riview & uji proses yang digunakan
2. Membuat ekspektasi yang terpisah
3. Riview peristiwa atau transaksi kemudian yang terjadi sebelum selesainya
pekerjaan

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Studi
Kasu
1

16
2

17
3

18
4

19
5

20
s 6

21
7

22
8

23
9

24
10

25
11

26
12

27
13

28
14

29
15

30
front
PENENTUAN RUANG LINGKUP PENGUJIAN SUBSTANTIF
BERDASARKAN EVALUASI PENGENDALIAN UMUM DAN APLIKASI
(Kasus Siklus Penjualan Voucher Telepon Pada CV S)

Perusahaan mengharapkan penggunaan teknologi dapat membantu proses


bisnis lebih efektif dan efisien, meningkatkan produktivitas, pemrosesan data
menjadi lebih cepat dan akurat, serta menghasilkan informasi yang lebih
relevan. Sehingga teknologi menambah value added yang akan menjadi
competitive advantage agar mampu bersaing.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Tekonologi informasi yang diterapkan dalam bidang akuntansi, digunakan untuk
mencatat transaksi, menyimpannya dalam bentuk data, mentransformasikannya menjadi
informasi dan menyebarkannya kepada para pemakai informasi.
Pada bidang audit, sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang diterapkan di
perusahaan, perlu dipahami oleh auditor (Arens, dkk, 2013:270). Dalam melakukan
auditnya, auditor mesti menguji pengendalian intern perusahaan, apakah pengendailan
intern telah berjalan dengan efektif dan memadai atau tidak.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Evaluasi sistem informasi perusahaan akan menjadi dasar menentukan ruang
lingkup pengujian substantif. Informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
terintegrasi kualitasnya lebih baik (Arens,dkk, 2013:392).
Berdasarkan latar belakang di atas, pembahasan penelitian mengambil judul
“Studi atas Penentuan Ruang Lingkup Pengujian Substantif Berdasarkan Evaluasi
Pengendalian Umum dan Aplikasi” (Kasus Siklus Penjualan Pada CV S).

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back Kerangka Pemikiran

Adanya Information technology (IT) dalam perusahaan,


diharapkan dapat meningkatkan pengendalian intern. Walaupun,
penerapan teknologi informasi juga tetap menimbulkan beberapa
risiko misalnya mengamankan hardware, atau kehilangan data,
kurangnya audit trail, serta kebutuhan akan akhli bidang
teknologi informasi.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

● Perusahaan perlu menambahkan pengendalian baru dalam penggunaan teknologi


informasi yaitu yang disebut IT controls. IT controls terdiri dari dua, yaitu general
controls dan application controls. General controls merupakan pengendalian untuk
semua aspek fungsi teknologi informasi, Auditor mengevaluasi general controls
untuk keseluruhan perusahaan. Sedangkan, application controls pengendalian pada
pemrosesan transaksi. Menurut Arens,dkk, (2013:394), application controls akan
efektif jika general controls juga efektif.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Sebelum melakukan pemeriksaan, auditor harus memahami general controls dan application
controls, misalnya melalui observasi, wawancara dengan karyawan-karyawan yang
berhubungan dengan IT dan melakukan pengujian terhadap sistem dokumentasi. Jika hasil
pengujian atas general controls dan application controls telah memadai, maka auditor dapat
mengurangi pengujian substantif dan meningkatkan pengujian terhadap pengendalian intern
(test of control) perusahaan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
IT (Information Technology) Controls

Meskipun teknologi informasi dapat meningkatkan pengendalian intern perusahaan, hal ini
juga tetap menimbulkan risiko. Risiko ini dapat diatasi dengan pengendalian baru dalam
perusahaan yaitu IT controls. Menurut Arens, dkk(2013:394), dua kategori pengendalian
dalam sistem teknologi informasi yaitu general controls dan application controls

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
General Controls
General control berlaku untuk semua aspek dalam penggunaan IT, Arens, dkk (2013: 394-
398), general controls meliputi enam kategori, yaitu:
1. Administration of the IT function-Sikap dewan direksi dan manajemen senior mengenai
IT mempengaruhi pentingnya IT dalam organisasi. Dalam lingkungan yang kompleks,
manajemen menetapkan komite pengendalian IT untuk membantu memantau kebutuhan
teknologi informasi.
2. Separation of IT duties -Untuk merespon risiko atas penggabungan fungsi authorization,
custody, dan recording dengan adanya komputer, organisasi merespon dengan pemisahan
fungsi dalam IT.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
3. Systems Development, mencakup:
a. Membeli software atau mengembangkan sendiri software tersebut (in-house) yang
memenuhi kebutuhan organisasi.
b. Menguji semua software guna memastikan bahwa software baru sesuai dengan
hardware dan software yang ada, serta menentukan apakah hardware dan software itu
dapat menangani volume transaksi yang diinginkan.
4. Physical and Online Security Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar 17
Pengendalian fisik atas komputer dan pembatasan online ke perangkat lunak serta terkait
data, dapat mengurangi risiko atas perubahan yang tidak diotorisasi ke program dan
penggunaan program serta file data yang tidak tepat.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
5. Backup and Contingency Planning Untuk mencegah kehilangan data selama listrik padam,
digunakan generator, namun untuk kebakaran yang serius, kebanjiran, bencana alam, dan
lainnya, perusahaan memerlukan backup dan rencana kontinjensi seperti menyimpan semua
salinan perangkat lunak dan file data yang sangat penting atau meng-outsourcing perusahaan
yang memiliki keahlian dalam mengamankan penyimpanan data tersebut.
6. Hardware Controls Hardware control dibangun dalam peralatan komputer oleh produsen
untuk mendeteksi dan melaporkan kegagalan peralatan. Auditor lebih berfokus pada bagaimana
klien menangani kesalahan yang diidentifikasi oleh hardware control.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Application controls
Application controls dirancang untuk aplikasi software. Pengendalian yang dilakukan oleh
komputer, disebut pengendalian otomatis (automated controls). Application controls dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Input Control Dirancang untuk memastikan bahwa informasi yang dimasukkan ke
dalam komputer telah diotorisasi, akurat, dan lengkap.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front

2. Processing Control Processing control berguna untuk mencegah dan mendeteksi


kesalahan ketika transaksi diproses.
3. Output Control Mendeteksi kesalahan setelah proses selesai daripada mencegah
adanya kesalahan. Output control yang paling penting adalah meninjau kewajaran
data oleh seseorang yang memiliki pengetahuan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Metode dan Obyek Penelitian
Metode deskriptif analitis pada penelitian ini,dilakukan melalui pengumpulan, penganalisisan, serta
menginterpretasikan data berdasarkan fakta yang ada sehingga dapat menggambarkan objek penelitian,
dan dapat ditarik suatu kesimpulan.
Objek penelitian yang digunakan adalah CV S yang terletak di Jalan Veteran, Bandung. Produk
yang dipasarkan adalah produk dari Telkomsel seperti perdana AS, perdana Simpati, kartu halo, voucher
secara fisik dan elektronik. Visi yang dimiliki CV S adalah menjadi mitra Telkomsel yang dapat
diandalkan dalam mengembangkan bisnis produk dan jasa Telekomunikasi, khususnya produk dari
Telkomsel. Misi yang dimiliki CV S adalah memperkuat manajemen serta memperluas dan memperkuat
jaringan distribusi.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back

Perusahaan menggunakan software Accurate version 3 dalam menjalankan bisnisnya.


Accurate accounting software ini merupakan sistem akuntansi yang dikembangkan untuk
pencatatan dan pengelolaan keuangan perusahaan yang dibuat secara terpadu.Software
accurate version 3 ini sudah dilengkapi dengan beberapa modul seperti modul buku besar
(general ledger), kas dan bank (cash and bank), persediaan (inventory), pembelian
(purchase), penjualan (sales), dan akun tetap (fixed asset).

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian IT melalui General
controls dan applicatin controls pada siklus penjualan telah memadai.CV S menggunakan
program aplikasi Accurate version 3 dalam melakukan proses bisnisnya. Telah memiliki
komponengeneral controls seperti administrasi fungsi IT, pemisahan tugas IT, pengembangan
sistem IT, kemanan fisik dan online, prosedur backup, serta pengendalian hardware yang
memadai. Pengembangan sistem mendapat otorisasi dari pihak berwenang dan melibatkan
user sebelum sistem diimplementasikan. Username dan password juga sudah diterapkan.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pembatasan hak akses terhadap modul software juga menjadi salah satu kekuatan dari
general controls perusahaan. Telah memiliki komponen general controls seperti administrasi
fungsi IT, pemisahan tugas IT, pengembangan sistem IT, kemanan fisik dan online, prosedur
backup, serta pengendalian hardware yang memadai. Penentuan ruang lingkup substantif
didasarkan hasil evaluasi General controls dan application controls pada siklus penjualan,
yaitu sifat audit (nature), waktu pelaksanaan audit (timing), dan jumlah bukti (extent) - dapat
dikurangi. Nature yang dipilih adalah memperbanyak pengujian pengendalian. Timing yang
dipilih adalah saat interim. Sementara itu, jumlah bukti juga dikurangi serta tidak
memerlukan IT spesialis.

flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
THA
NK
YOU
1

16
2

17
3

18
4

19
5

20
6

21

!! 7

22
8

23
9

24
10

25
11

26
12

27
13

28
14

29
15

30

Anda mungkin juga menyukai