PPTT Kelompok 2 Pengujian Substantif
PPTT Kelompok 2 Pengujian Substantif
terhadap risiko
tertaksir:
Pengujian
1 2 3 4 5 substantif
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Nama anggota kelompok
Annisa Ayu Lestari 41120007
Elisya Putri Irawan 41120002
Anis Diah Septiani 41120005
Desi Safitri 41120007
Dwi Yolanda Oktavia 41120009
Prena Novi Apriliana 41120018
flip
Risya Diana Umami 41120019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian Subtantif
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front Prosedur Untuk Melaksanakan Pengujian Substantif
Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif yaitu:
1. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka.
2. Pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksanakan tugas mereka.
3. Menginspeksi dokumen dan catatan.
4. Melakukan penghitungan kembali.
5. Konfirmasi.
6. Analisis.
7. Tracing atau pengusutan.
8. Vouching atau penelusuran.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Jenis pengujian substantif :
1. Pengujian atas transaksi
Pengujian atas transaksi dilakukan untuk menentukan:
● Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien.
● Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal.
● Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku
pembantu.
Pengujian atas transaksi dilakukan dengan vouching dan tracing. Auditor mengarahkan
pengujiannya untuk memperoleh temuan mengenai tidak ada kesalahan yang bersifat moneter.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
2. Prosedur analitis
Meliputi jumlah yang dicatat dengan harapan yang dikembangkan auditor juga
mencakup perhitungan rasio oleh auditor.
Ada emapt kegunaan prosedur analitis yaitu:
● Untuk memperoleh pemahaman mengenai klien bisnis dan industri.
● Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan upaya.
● Untuk mendeteksi tidak ada kesalahan dalam laporan keuangan klien.
● Untuk memutuskan tidak dapat dilakukan pencabutan atas rincian audit
pengujian.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
3. Pengujian rinci atas saldo
metodologi pengujian detail saldo mencakup empat tahapan, yaitu:
● Menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun.
● pembatasan risiko pengendalian
● Merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis
● Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan
spesifik audit secara memuaskan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian atas transaksi
Meliputi prosedur-prosedur audit untuk pengujian kecermatan
pencatatan transaksi. Tujuan dilakukannya pengujian atas transaksi
adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah
terotorisasi dengan pantas, dicatat, dan dikhtisarkan dalam jurnal dbenar
benar diposting ke buku besar dan buku pembantu dangan benar.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Untuk menentukan apakah semua transaksi telah memenuhi tujuan audit untuk transaksi:
Esixtensi
Kelengkapan
Akurasi
Clasifikasi
Timing
Memposting dan meringkas
Jika auditor percaya bahw transaksi di catat dengan benar dalam jurnal dan diposting dengan
benar, maka auditor akan percaya bahwtotal buku besar adalah benar.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Prosedur Analitis
prosedur analitis yang sering dilakukan auditor adalah perhitungan rasio untuk
membandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan, tutuan
penggunaanprosedur analitis adalah:
A. Memahami bidang usaha klien
B. Menetapkan kemampuan kelangdungan entitas hidup
C. Indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
D. Menggurangi pengujian audit yang lebih rinci
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Efektifitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi kemungkinan teradi salahmateri
yang sah, tergantung pada faktor:
1. Sifat asersi
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
3. Tersedianya dan seruan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan
4. Kepatan harapan
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Prosedur analitis dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda, yaitu:
A. Tahap planning untuk membantu auditor menentukan bahan bukti lain yang diperlukan
untuk memenuhi resiko audit yang di inginkan (disyaratkan)
B. Selama pelaksanaan audit bersama-sama dengan pengujian atas transaksi dan pengujian
terinci atas saldo (bebas pilih)
C. Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan akhir (disyaratkan)
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian terinci atas saldo
Pengujian terinci atas saldo melemah pada saldo akhit buku besar baik
untuk akunneraca maupun labarugi, tetapi penekanan utama adalah pada
neraca
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian detail saldo akun yang direncanakan harus mencukupi
untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit dengan
memuaskan. Metodologi perancangan pengujian detail saldo
meliputi tahap tahap sebagai berikut:
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
1. Menetapkan materialitas dan resiko audit ynag dapat di terima dan resiko
hawaan suatu akun. Setelah estimasi awal mengenai materialitas untuk audit secara
keseluruhan dan mengalokasikan totalnyake saldo akun telahdi putuskan auditor,
salah sati yang bisa di toleransi di batasi untuk masing masing-masing saldo yang
signifikan. Salah satu yang ditoleransi makin rendah akan menyebabkan pengujian
terinci atas saldo makin besar.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Resiko audit yang dapat diterima biasanya diputuskan untuk audit
secara keseluruhan, daripada berdasarkan siklus. Pengecualian adalah
kalau auditor yakin bahwa salah sati pada perkiraan tertentu seperti
pembacaan lebih berpengaruh negatif terhadap pemakai daripada salah
saji yang sama dari perkiraan lain. Resiko bawaan dituetapkan dengan
mengidentifikasi semua aspek historis, linkungan atau operasi klien yang
diindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji dalam tahun berjalan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Next
2. Menetapkan resiko pengendalian untuk suatu siklus
akuntansiPengendalian yang efektif akan mengurangi resiko
pengendalian dan dengan demikian kurangi bukti barang yang
diperlukan untuk pengujian substansive atas transaksi dan pengujian
terinci atas saldo. Pengendalian yang tidak memadai meningkatkan
bahan bukti substansi yang dibutuhkan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Next
4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit,
pengujian terinci atas saldo yang direncanakan meliputi prosedur audit, sempel
besar, pos garing miring yakin yang dipilih dan saat pengujian. Prosedur-prosedur
harus dipilih dan dirancang bagi masing-masing perkiraan dan masing-masing
tujuan audit dalam setiap perkiraan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pemenuhan saat pelaksanaan pengujian substantif
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Luas Pengujian Substantif
Semakin rendah tingkat risiko deteksi yang diterima,semakin banyak bukti yang harus
dikumpulkan, auditor dapat mengubah jumlah buikti yang harus dihimpun dengan cara
mengubah luas pengujian substantif yang dilakukan.
Keputusan auditor tentang rancangan pengujian substantif didokumentasikan dalam kertas
kerja dalam bentuk program audit.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Penaksiran risiko salah saji material
Langkah-Langkah
● Mengevaluasi jenis potensi salah saji yang mungkin terjadi
● Mengevaluasi besarnya potensi salah saji
● Mengevaluasi kemungkinan potensi salah saji
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front Menetapkan Risiko deteksi
Auditor menggunakan model risiko audit untuk menghubungkan bukti yang didapat dari prosedur penaksiran risiko bawaan
dan risiko pengendalian,risiko kecurangan,untuk memutuskan risiko deteksi. Rencana risiko deteksi dihitung dengan
persamaan:
DR= APxTD=AR/IRxCR
Dengan:
AR= level risiko audit
DR=risiko dekteksi
CR= risiko pengendalian
IR= berbanding terbalik dengan taksiran
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
• Audit adalah proses dinamis, auditor harus membandingkan level kepastian actual
atau akhir yang didapatkan dari prosedur penaksiran risiko dengan level penaksiran
risiko bawaan dan risiko pengendalian.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
• Jika, penaksiran level akhir sama dengan rencana penaksiran level risiko,
audit dapat diteruskan dengan rancangan uji substantive spesifik
berdasarkan strategi studi awal.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Sebagai contoh, asumsikan strategi audit awal didasarkan pada pendekatan taksiran level risiko
pengendalian level rendah dan melipui rencana taksiran level risiko pengendalian level rendah dan
auditor merencanakan uji substantif yang kurang ekstentif pada tangal intern
Strategi audit awal Rencana risiko deteksi Rencana kepastian yang diperoleh
Risisko bawaan dan prosedur Moderat atau tinggi Bukti berkenaan risiko bawaan dan prosedur
analitis rendah analitis yang moderat atau rendah
menggunakan data yang handal
Taksiran level risiko pengendalian Moderat atau tinggi Uji pengendalian yang lebih ekstensif dan uji
rendah detail transaksi dan saldo yang kurang
ekstensi yang dilakukan tanggal satu atau
dua bulan sebelum akhir tahun
Pendekatan substansif utama Rendah atau sangat rendah Uji detail transaksi dan saldo yang lebih
flip
ekstensif yang dilakukan pada akhir tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Merancang uji substantif
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Mengembangkan Program Audit Untuk Uji
Substantif
Kerangka kerja umum pengembangan progran audit harus menyelesaikan dua tugas
1. Harus menjelaskan karakterisktik prosedur yang akan dilakukan
2. Harus memastikan bahwa bukti audit diperoleh untuk semua asersi laporan keuangan
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Karakteritik prosedur yang akan
1. Prosedur awal dilaksanankan
2. Prosedur analitis substantif
3. Uji detail transaksi
4. Uji detail saldo
5. Uji detail estimasi akuntansi
6. Uji detail pengungkapan
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Karakteristik pengukuran pengujian
● Kesalahan moneter pada transaksi dan saldo
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Mencangkup semua asersi
Sangat penting agar setiap program audit substantif mencakup semua asersi laporan
keuangan yang relevan. Tujuan audit bermanfaat karena tujuan audit yang berbeda
membutuhkan oengujian yang berbeda pula. Kerangka kerja tersebut memastikan auditor
merencanakan uji audit pada setiap asersi dalam laoran keuangan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Rencana Tingkat pengujian substantif
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Evaluasi atas Rencana Tingkat Pengujian
Substantif
membandingkan antara tingkat risiko pengendalian sesungguhnya atau akhir dengan
rencana tingkat risiko pengendalian utk asersi bersangkutan
1. jika hasilnya sama: ke tahap perancangan pengujian substantif spesifik (sesuai dgn rencana
tingkat pengujian subtstantif yang telah ditetapkan) 2. jika hasilnya berbeda: tingkat
pengujian substantif direvisi, lalu merancang pengujian substantif spesifik
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Jenis pengujian substantif
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pengujian substantif sebelum tanggal
neraca
Pertimbangannya:
1. Utk mengendalikan tambahan risiko audit bhw salah saji material yg ada pd saldo
rekening pd tgl neraca tdk akan terdeteksi oleh auditor
2. Utk mengurangi biaya pelaksanaan pengujian substantif pd akhir thn, sehingga
pengujian sebelum tgl neraca bisa menjadi lebih murah
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Contoh efektifitas pengujian detil saldo
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Program audit
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Program Audit pada Penugasan Pertama Vs
Ulangan
1. Program audit pada penugasan pertama:
● Pengujian substantif detil tidak disusun lengkap sebelum SPI dinilai dan resiko deteksi yg dpt diterima ditentukan
● Fokus pada penentuan ketepatan saldo awal rekening pd periode audit dan penentuan prinsip akuntansi yg lalu sbg dasar
menetapkan konsistensi penerapan prinsip tsb pd periode sekarang
2. Program audit pada penugasan ulangan
● Strategi audit awal berdasarkan asumsi pd audit masa lalu (penetapan risiko dan program audit pengujian subtantif).
● Jadi program audit bisa dilakukan sebelum SPI dinilai
● Jika ada info tambahan yg menunjukkan risiko dan program tidak sesuai, maka dapat dilakukan modifikasi program audit
flip
yang baru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pertimbangan-pertimbangan Khusus dalam
Perancangan
PengujianSubstantif
Pertimbangan-pertimbangan Khusus dalam Perancangan
1. Rekening-rekening Laba-Rugi
2. Rekening-rekening yang berkaitan dengan estimasi akuntansi
3. Rekening-rekening yang berkaitan dengan transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Rekening-Rekening Laba Rugi
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Next
Pengujian detil utk rekening-rekening Laba Rugi, dilakukan ketika:
Risiko bawaan tinggi
Risiko pengendalian tinggi
Prosedur analitis menunjukkan adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi tak diharapkan
Rekening memerlukan analisis
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Rekening-rekening yang Berkaitan dengan Estimasi
Akuntansi
Estimasi akuntansi adalah perkiraan mengenai suatu elemen LK, pos, atau rekening yg
terjadi bila tidak bisa diukur dgn pasti.
Contoh: depresiasi periodik, kerugian piutang, dan biaya amortisasi.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Next
Cara memperoleh bukti kepantasan suatu estimasi:
1. Review & uji proses yg digunakan
2. Membuat ekspektasi terpisah ttg estimasi
3. Review peristiwa atau transaksi kemudian yg terjadi sebelum selesainya pekerjaan
lapangan
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Rekening-rekening yang Berkaitan dengan
Transaksi dengan Pihak yang Memiliki Hubungan
Istimewa
Tujuannya:
menentukan substansi transaksi dengan pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa
dan pengaruhnya terhadap LK
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Metodologi perancangan pengujian detail saldo
meliputi tahap - tahap sebagai berikut:
1. Menetapkan materialitas dan resiko audit ynag dapat di terima dan resiko bawaan suatu
akun. Setelah estimasi awal mengenai materialitas untuk audit secara keseluruhan dan
mengalokasikan totalnyake saldo akun telah di putuskan auditor, salah saji yang dapat di
toleransi di tentukan untuk masing-masing saldo yang signifikan. Salah saji yang ditoleransi
makin rendah akan menyebabkan pengujian terinci atas saldo makin besar.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Next
Resiko audit yang dapat diterima biasanya diputuskan untuk audit secara keseluruhan,
daripada berdasarkan siklus. Pengecualian adalah kalau auditor yakin bahwa salah saji pada
perkiraan tertentu seperti piutang lebih berpengaruh negative terhadap pemakai daripada
salah saji yang sama dari perkiraan lain, Resiko bawaan ditetapkan dengan mengidentifikasi
semua aspek historis, linkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan besar
terjadi salah saji dalam tahun berjalan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit, pengujian
terinci atas saldo yang direncanakan meliputi prosedur audit, besar sempel, pos garing miring
unsure yang dipilih dan saat pengujian. Prosedur-prosedur harus dipilih dan dirancang bagi
masing-masing perkiraan dan masing-masing tujuan audit dalam setiap perkiraan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Penentuan saat pelaksanaan pengujian substantif
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan
pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih
baikdilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal neraca.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Penentuan Waktu
Tingkat risiko yang dapat diterima mungkin mempengaruhi penentuan waktu pengujian
substantif. Jika risiko tinggi, pengujian dapat dilakukan beberapa bulan sebelum akhir tahun,
sebaliknya, pada saat risiko deteksi untuk asersi rendah, pengujian substantif dilakukan pda
atau mendekati tanggal neraca
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Pengujian substantif sebelum tanggal
neraca
Keputusan untuk melakukan pengujian sebelum tanggal neraca harus berdasarkan apakah
auditor dapat :
a. Mengendalikan bertambahnya risiko audit bahwa salah saji yang material akan ada dalam
akun tersebut pada tanggal nerasa namun tidak dapat dideteksi oleh auditor. Risiko tersebut
semakin besar jik periode waktu yang tersisa antara tanggal pengujian interim dan tanggal
neraca diperpanjang.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
b. Megurangi biaya pengujian substantif yang diperlukan pada tanggal neraca untuk
memenuhi tujuan audit yang direncanakan, sehingga pengujian sebelum tanggal neraca
menjadi efektif dalam segi biaya
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
AU 313 (SAS No. 45) menyebutkan bahwa kondisi yang memberikan kontribusi
pengendalian risiko tersebut adalah:
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
1. Perbandingan saldo akun pada dua tanggal untuk mengidentifikasi jumlah yang
kelihatannya tidak biasa dan menyelidiki jumlah tersebut.
2. Prosedur analitis lainnya atau pengujian substantive rincian lainnya untuk
memberikan dasar yang layak bagi perluasan kesimpulan audit interim sampai
tanggal neraca
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Luas pengujian substantif
Auditor dapat mengubah jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah luas pengujian
substantif yang dilakukan. Dalam praktik, perluasan digunakan untuk merata-ratakan jumlah
item atau ukuran sempel dimana pengujian atau rosedur tertentu diterapkan
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Pemilihan staf
AU 230, Due Profesional Care in the Performance of Work, (SAS No. 1), menyebutkan
bahwa auditor harus menetapkan tugas dan supervisi yang sepadan dengan tingkat
pengetahuan, keahlian, dan kkemampuan mereka sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti
audit yang sedang mereka uji. Pengujian substantif harus ditugaskan kepada personil
dengankeahlian, kemampuan, dan pengalaman yang cukup.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Beberapa contoh aplikasi pengujian
substantif
1. Pemilihan dan pencetakan sampel-sampel audit
Komputer dapat diprogram untuk memilih sampel audit sesuai kriteria yang spesifikasi oleh
auditor. Sampel-sampel tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan. piutang usaha
pelanggan secara individual mungkin dipilih untuk konfirmasi, auditor mungkin tertarik
dalam memperoleh daftar seluruh item yang nilainya melebihi jumlah normal tersebut.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Hubungan antara asersi, tujuan audit
khusus, dan pengujian substantif
Dalam perancangan pengujian substantif, auditor harus menentukan bahwa oengujian yang
sesuai telah diidentifikasi untuk mencapai tujuan khusus yang ada dalam setiap asersi. Jika
hal tersebut dilakukan untuk setiap akun, tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan
akan terpenuhi
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Penentuan Saat Pelaksanaan Pengujian
Substantif
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan
pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih baik
dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal neraca
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Sifat Atau Jenis Pengujian Substantif
Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal. Ada tiga tipe
pengujian substantif yang dapat digunakan yaitu:
● Pengujian rinci atau detail saldo
● Pengujian rinci atau detail transaksi
● Prosedur analitis
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
PERTIMBANGAN KHUSUS
DALAMMERANCANGPENGUJI
AN SUBSTANTIF
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Akun – Akun Laporan Laba-Rugi
● Secara tradisional pengujian detil balance difokuskan pada rekening -
rekening LK yg disajikan dalam Neraca (rekening riil) dibandingkan
dangan rekening Laba/Rugi (nominal rekening)
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Prosedur analitis untuk rekening Laba Rugi digunakan secara langsung dan tidak
langsung
● Secara langsung:
terjadi ketika rekening pendapatan/biaya dibandingkan dgn data yg relevan untuk
menentukan kewajaran saldonya
● secara tidak langsung:
terjadi ketika bukti tentang saldo laba rugi berasal dari hasil prosedur analsis yg
diterapkan pada pengujian saldo rekening neraca yang berkaitan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Cara memperoleh bukti kepantasan suatu estimasi :
1. Riview & uji proses yang digunakan
2. Membuat ekspektasi yang terpisah
3. Riview peristiwa atau transaksi kemudian yang terjadi sebelum selesainya
pekerjaan
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Studi
Kasu
1
16
2
17
3
18
4
19
5
20
s 6
21
7
22
8
23
9
24
10
25
11
26
12
27
13
28
14
29
15
30
front
PENENTUAN RUANG LINGKUP PENGUJIAN SUBSTANTIF
BERDASARKAN EVALUASI PENGENDALIAN UMUM DAN APLIKASI
(Kasus Siklus Penjualan Voucher Telepon Pada CV S)
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Tekonologi informasi yang diterapkan dalam bidang akuntansi, digunakan untuk
mencatat transaksi, menyimpannya dalam bentuk data, mentransformasikannya menjadi
informasi dan menyebarkannya kepada para pemakai informasi.
Pada bidang audit, sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang diterapkan di
perusahaan, perlu dipahami oleh auditor (Arens, dkk, 2013:270). Dalam melakukan
auditnya, auditor mesti menguji pengendalian intern perusahaan, apakah pengendailan
intern telah berjalan dengan efektif dan memadai atau tidak.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Evaluasi sistem informasi perusahaan akan menjadi dasar menentukan ruang
lingkup pengujian substantif. Informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
terintegrasi kualitasnya lebih baik (Arens,dkk, 2013:392).
Berdasarkan latar belakang di atas, pembahasan penelitian mengambil judul
“Studi atas Penentuan Ruang Lingkup Pengujian Substantif Berdasarkan Evaluasi
Pengendalian Umum dan Aplikasi” (Kasus Siklus Penjualan Pada CV S).
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back Kerangka Pemikiran
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Sebelum melakukan pemeriksaan, auditor harus memahami general controls dan application
controls, misalnya melalui observasi, wawancara dengan karyawan-karyawan yang
berhubungan dengan IT dan melakukan pengujian terhadap sistem dokumentasi. Jika hasil
pengujian atas general controls dan application controls telah memadai, maka auditor dapat
mengurangi pengujian substantif dan meningkatkan pengujian terhadap pengendalian intern
(test of control) perusahaan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
IT (Information Technology) Controls
Meskipun teknologi informasi dapat meningkatkan pengendalian intern perusahaan, hal ini
juga tetap menimbulkan risiko. Risiko ini dapat diatasi dengan pengendalian baru dalam
perusahaan yaitu IT controls. Menurut Arens, dkk(2013:394), dua kategori pengendalian
dalam sistem teknologi informasi yaitu general controls dan application controls
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
General Controls
General control berlaku untuk semua aspek dalam penggunaan IT, Arens, dkk (2013: 394-
398), general controls meliputi enam kategori, yaitu:
1. Administration of the IT function-Sikap dewan direksi dan manajemen senior mengenai
IT mempengaruhi pentingnya IT dalam organisasi. Dalam lingkungan yang kompleks,
manajemen menetapkan komite pengendalian IT untuk membantu memantau kebutuhan
teknologi informasi.
2. Separation of IT duties -Untuk merespon risiko atas penggabungan fungsi authorization,
custody, dan recording dengan adanya komputer, organisasi merespon dengan pemisahan
fungsi dalam IT.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
3. Systems Development, mencakup:
a. Membeli software atau mengembangkan sendiri software tersebut (in-house) yang
memenuhi kebutuhan organisasi.
b. Menguji semua software guna memastikan bahwa software baru sesuai dengan
hardware dan software yang ada, serta menentukan apakah hardware dan software itu
dapat menangani volume transaksi yang diinginkan.
4. Physical and Online Security Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar 17
Pengendalian fisik atas komputer dan pembatasan online ke perangkat lunak serta terkait
data, dapat mengurangi risiko atas perubahan yang tidak diotorisasi ke program dan
penggunaan program serta file data yang tidak tepat.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
5. Backup and Contingency Planning Untuk mencegah kehilangan data selama listrik padam,
digunakan generator, namun untuk kebakaran yang serius, kebanjiran, bencana alam, dan
lainnya, perusahaan memerlukan backup dan rencana kontinjensi seperti menyimpan semua
salinan perangkat lunak dan file data yang sangat penting atau meng-outsourcing perusahaan
yang memiliki keahlian dalam mengamankan penyimpanan data tersebut.
6. Hardware Controls Hardware control dibangun dalam peralatan komputer oleh produsen
untuk mendeteksi dan melaporkan kegagalan peralatan. Auditor lebih berfokus pada bagaimana
klien menangani kesalahan yang diidentifikasi oleh hardware control.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Application controls
Application controls dirancang untuk aplikasi software. Pengendalian yang dilakukan oleh
komputer, disebut pengendalian otomatis (automated controls). Application controls dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Input Control Dirancang untuk memastikan bahwa informasi yang dimasukkan ke
dalam komputer telah diotorisasi, akurat, dan lengkap.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Metode dan Obyek Penelitian
Metode deskriptif analitis pada penelitian ini,dilakukan melalui pengumpulan, penganalisisan, serta
menginterpretasikan data berdasarkan fakta yang ada sehingga dapat menggambarkan objek penelitian,
dan dapat ditarik suatu kesimpulan.
Objek penelitian yang digunakan adalah CV S yang terletak di Jalan Veteran, Bandung. Produk
yang dipasarkan adalah produk dari Telkomsel seperti perdana AS, perdana Simpati, kartu halo, voucher
secara fisik dan elektronik. Visi yang dimiliki CV S adalah menjadi mitra Telkomsel yang dapat
diandalkan dalam mengembangkan bisnis produk dan jasa Telekomunikasi, khususnya produk dari
Telkomsel. Misi yang dimiliki CV S adalah memperkuat manajemen serta memperluas dan memperkuat
jaringan distribusi.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
back
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian IT melalui General
controls dan applicatin controls pada siklus penjualan telah memadai.CV S menggunakan
program aplikasi Accurate version 3 dalam melakukan proses bisnisnya. Telah memiliki
komponengeneral controls seperti administrasi fungsi IT, pemisahan tugas IT, pengembangan
sistem IT, kemanan fisik dan online, prosedur backup, serta pengendalian hardware yang
memadai. Pengembangan sistem mendapat otorisasi dari pihak berwenang dan melibatkan
user sebelum sistem diimplementasikan. Username dan password juga sudah diterapkan.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
front
Pembatasan hak akses terhadap modul software juga menjadi salah satu kekuatan dari
general controls perusahaan. Telah memiliki komponen general controls seperti administrasi
fungsi IT, pemisahan tugas IT, pengembangan sistem IT, kemanan fisik dan online, prosedur
backup, serta pengendalian hardware yang memadai. Penentuan ruang lingkup substantif
didasarkan hasil evaluasi General controls dan application controls pada siklus penjualan,
yaitu sifat audit (nature), waktu pelaksanaan audit (timing), dan jumlah bukti (extent) - dapat
dikurangi. Nature yang dipilih adalah memperbanyak pengujian pengendalian. Timing yang
dipilih adalah saat interim. Sementara itu, jumlah bukti juga dikurangi serta tidak
memerlukan IT spesialis.
flip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
THA
NK
YOU
1
16
2
17
3
18
4
19
5
20
6
21
!! 7
22
8
23
9
24
10
25
11
26
12
27
13
28
14
29
15
30