Anda di halaman 1dari 30

Pertemuan 3-4

Kesejarahan Pancasila Menjelang Kemerdekaan

1.Zaman pergerakan Nasional.


Sejak kolonialisme menjangkarkan kuasanya di bumi
Nusantara, khususnya pada masa VOC dan pemerintah
Hindia Belanda, Bangsa Indonesia mulai sedikit demi
sedikit menyemai kesadaran nasionalismenya; yaitu
bersatu secara bersama-sama utk mengusir penjajah yag
menguasai mereka berabad-abad lamanya. Pada masa2
kerajaan2 masih berkuasa, Penjajah Belanda (VOC)
berusaha menggorogoti otoritas kekuasaan politik,
dominasi ekonomi, maupun teritori wilayah politiknya.
Dimasa ini, byk organisasi pergerakan nasional yang berdiri,
bertujuan menciptakan persatuan dan kesatuan nasional
utk mengusir sang penjajah. Misalnya Perhimpunan
Indonesia (PI) 1924, bercita-cita Indonesia Merdeka.Tujuan
merdeka politik harus berlandaskan empat pilar. Yaitu
persatuan nasional, solidaritas, non kooperasi dan
kemandirian. Sarekat Islam menyuarakan kemandirian. Tan
Malaka mulai menyuarakan tulisan Naar de Republik
Indonesia (menuju Indonesia Merdeka) Indische Partij
(1912) menyuarakan tema persatuan nasional. Organisasi
pemuda 28 oktober 1928 dgn nama sumpah pemuda.
Visi Sumpah pemuda adalah menyatukan
elemen bangsa dgn berbagai latar belakang
menuju kesatuan tanah air dan Bangsa dgn
menjunjung tinggi Bahasa persatuan: Bahasa
Indonesia. Mereka berusaha utk menyingkirkan
sekat-sekat etnis keagamaan yg memungkinkan
mereka bertekat utk bersatu dlm bingkai
kesamaan penderitaan, tumpah darah, bangsa,
dan bahasa persatuan
2.Menjelang Kemerdekaan.
Perumusan dasar negara. Pancasila sebenarnya secara
definitif dimulai dan dirintis sejak berdirinya BPUPK.
(Badan Persiapan Penyelidik dan persiapan
Kmerdekaan Indonesia) 29 April 1945 yaitu sebuah
lembaga bentukan Jepang. Anggota BPUPKI 9 orang.
Keanggotaan BPUPKI ini secara resmi dilantik pada
tanggal 28 mei 1945. dgn ketua KRT Randjiman
Widyadiningrat dan dua orang wakil ketua yaitu R.P
Suroso dan Ichtibangse.
Sebagai lembaga penyelidik, BPUPKI yang
awalnya hanya bertugas menyelidik kondisi-
kondisi yang memungkinkan kemerdekaan, dan
bukan merumuskan dasar negara. Malah justru
sudah bergerak lebih jauh. berkat akreatif dan
semangat menggebu-gebu utk segra
mendeklarasikan Indonesia merdeka, para
pendiri bangsa ini menerobos batas prosedur
yang telah digariskan oleh Jepang.
Pada sidang BPUPKI pertama 29 mei 1945, Dr
Rajiman Wediodiningrat selaku ketua meminta
sekaligus menantang kepada sidang untuk mencari
dan mengemukakan Dasar Negara Indonesia
Merdeka. Permintaan tersebut sungguh telah
memberikan ransangan yang luar biasa pada para
anggota utk berpikir dan mengingat , menggali
kekayaan kerohanian, kepribadian dan wawasan
kebangsaan yang terpendam lumpur sejarah.
Dgn permintaan Rajiman inilah figur-figur Negarawan
Bangsa Indonesia berpikir keras utk merumuskan usulan
bagi indonesia merdeka.
Sidang pertama 29 mei – 1 juni 1945, beberapa anggota
muncul menyampaikan gagasanya seputar dasar negara utk
indonesia merdeka nanti. Muh. Yamin salah satu dari
perwakilan tokoh yang memberikan usul yang lebih
terstruktur. Dalam kesempatan itu Muh Yamin secara lisan
mengajukan usul mengenai dasar negara terdiri atas 5 hal,
yaitu: Peri kebangsaan, Peri kemanusiaan, Peri ketuhanan,
Peri kerakyatan, Kesejahteraan Rakyat.
Selain itu Muh. Yamin mengajukan juga secara tertulis
yang juga terdiri atas 5 hal yaitu;
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Selain itu, usulan yang lebih sitematis juga
diusulkan oleh Soepomo, ia mengemukakan
pentingnya prinsip-prinsip:
1.Ketuhanan. 2 Kemanusiaan, 3 Persatuan,
4.Permusyawaratan. 5 Keadilan/kesejahteraan
Jika dilihat dan dicermati, maka usulan Muh. Yamin
antara lisan dan tertulis baik dari rumusan
kata2nya maupun sistematikanya terdapat
perbedaan.
Selain itu, usulan yang sedikit lebih sistematis
juga dikemukakan oleh soepomo, Ia
mengumumkan pentingnya prinsip2:
1. Ketuhanan
2. Kemanusiaan
3. Persatuan
4. Permusyawaratan
5. Keadilan/Kesejahteraan
Soekarno mengatakan; satu soal yang susah,
saudara2”, setelah digali sedalam dalamnya, saya
gali sampai zaman hindu dan zaman pra hindu, saya
lantas gogo sedalam-dalamnya sampai menembus
zaman imperialis, zaman islam, menembus zaman
hindu, masuk ke dalam zaman pra hindu, berkristalis
dalam 5 hal”, menurut penggalianya, 5 hal ini
dianggab sebagai isi jiwa bangsa indonesia yg relatif
mengemuka dalam timbul- tenggelamnya sejarah.
Lima 5 hal ini lah yg diusung Soekarno dlm pidatonya
tgl 1 Juni 1945 utk menjawab tantangan atau
permintaan ketua sidang BPUPKI, Seperti diungkapkan
dalam pidatonya, yakni:
1. Kebangsaan Indonesia.
Yakni sebuah dasar yang “hendak mendirikan
sebuah Negara , ‘semua buat semua bukan buat untuk
satu orang, bkn satu golongan, baik golongan
bangsawan maupun golongan kaya, tetapi buat semua.
2. Perikemanusiaan/Internasionalisme
Kebangsaan yg kita anjurkan bukanlah kebangsaan yg menyendiri,
bukanlan chauvinisme,..kita harus menuju persatuan dunia,
persaudaraan dunia. Kita bukan saja mendirikan negara Indonesia
merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-
bangsa.

3. Mufakat/Demokrasi
Dasar itulah dasar mufakat kita mendirikan negara “semua buat
semua” , satu buat semua, semua buat satu”…saya yakin syarat yg
mutlak untuk kuatnya negara indonesia ialah permusyawaratan
perwakilan. Apa-apa yang belum memuaskan , kita bicarakan dalam
permusyawaratan.
4. Kesejahteraan Sosial.
“kalau kita mencari demokrasi , hendaknya bukan
demokrasi barat”, ttp permusyawaratan yang memberi
hidup, yakni politiek-ecomische demokcratie yang mampu
mendatangkan kesejahteraan sosial…. Maka oleh karena itu,
jikalau kita memang betul2 mengerti, mengingat, mencintai
rakyat Indonesia marilah kita terima prinsip hal social
rechtvaardigheit ini, yaitu bukan saja persamaan politik,
saudara2, tetapipun di atas lapangan ekonomi kita harus
mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama
yang sebanyak-banyaknya.
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Prinsip yg ke 5 hendaknya menyusun Indonesia merdeka
dgn bertaqwa kepada TYME. Prinsip ketuhanan bukan saja
bangsa indonesia bertuhan. Tuhanya sendiri..Hendaknya
negara Indonesia ialah negara yg tiap2 org dpt menyembah
Tuhannya dgn cara yg leluasa. Segenab rakyat hendaknya
ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dgn tiada “egoisme
Agama” Bahwa prinsip kelima dari pada negara kita yailah
ketuhanan yg berkebudayaan, ketuhanan yg berbudi pekerti
yg luhur, ketuhanan yg hormat-menghormati satu sama lain .
Kelima prinsip ini oleh Soekarno diberi nama Pancasil.
Dikatakanya:
Dasar2 Negara telah saya usulkan. Bilangan
lima. Inikah Panca Darma? Bukan! Nama Panca
Darma tdk dpt disini. Dharma berarti
kewajiban. Sedangkan kita membahas dasar…
Namanya bkn Panca Dharma, tetapi-saya
namakan Pancasila. Sila artinya asas atau dasar,
dan diatas kelima dasar itu kita mendirikan
negara indonesia.
Namun, Usulan soekarno tgl 1 juni baru sebatas
usulan pribadi. Utk menjadi sebuah dasar negara
perlu mendapatkan persetujuan dan pengesahan
dari anggota BPUPKI. Maka pada sidang 1 juni ini
disepakati utk membentuk sebuah panitia kecil yg
bertugas utk menampung usulan2 dan memeriksa
serta melaporkan kpd sidang pleno BPUPKI. Tiap2
anggota diberi kesempatan mengajukan usul
secara tertulis paling lambat 20 juni 1945.
Adapun anggota panitian kecil terdiri atas delapan
orang, dan oleh karena itu panitia ini disebut panitia
delapanAnggotanya adalah; Soekarno, Ki Bagus
Hadikusumo, K.H. Wachid Hassjim, Mr.Muh.Yamin,
M. Sutardjo Kartohadikusumo, Mr.A.A. Maramis,
R.Otto Iskandar Dinata, Drs.Muh. Hatta.
Sesungguhnya, rute perumusan dasar dasar negara
yg seharusnya dilakukan oleh PPKI, akan tetapi
ditabrak oleh soekarno dgn melampaui prosedur.
Selaku ketua Panitia delapan menyelenggarakan rapat (18-21 juni 1945) atau
pertemuan dewan pertimbangan pusat. Diselah selah pertemuan itu
Soekarno memimpin pertemuan yang dihadiri 39 orang utk mengumpulkan
usulan2. Usulan tersebut dpt dikelompokan dlm sembilan kategori, Yaitu:
1.Indonesia yg merdeka selekas-lekasnya.
2.Dasar Negara.
3 Bentuk negara Uni atau federal
4.Daerah Negara Indonesia.
5 Badan Perwakilan Rakyat.
6.Badan Penasehat.
7 Bentuk Negara Dan Kepala Negara
8.Sosial Pembelaan.
9 Sosial Keuangan
Diakhir pertemuan Soekarno mengusulkan pemebntukan “panitia kecil” yg
beranggotakan 9 org. yg disebut panitia sembilan. Panitia ini bertugas menyusun
rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang di
dalamnya termuat dasar negara. Kesembilan panitia kecil ini adalah:
1 Soekarno.
2 Drs. Muh. Hatta.
3 Mr.A.A. Maramis.
4 K.H. Wachid Hasim.
5 Abd Kahar Muzakir.
6 Abikusumo Tjokrosujoso.
7 H. Agusalim.
8 Mr. Achmad Subardjo.
9 Mr. Muh. Yamin
Sidang ke 2 BPUPKI (10-16 Juli 1945)
Dlm sidang ke dua ini beberapa anggota menyampaikan
keberatan terutama pencantuman 7 kata, menurut mereka ,
pencantuman 7 kata itu dpt menimbulkan benih-benih
pengutamaan Agama tertentu (Islam) dan dpt ditafsirkan sebagai
Agama Negara misalnya. Dll.Namun ada yang berpendapat
bahwa pencantuman 7 kata itu bersifat sementara dan dapat
didiskusikan lagi dipertemuan berikutnya. Namun Pro kontra dpt
diredahkan oleh Soekarno sbg pemimpin rapat. Piagam Jakarta
yg kemudisn menjadi rancangan pembukaan UUD 1945 akhirnya
disetujui dgn ttp mempertahankan pencantuman “tujuh Kata”.
Soekarno tampaknya mengapresiasi keberadaan
golongan Islam, sehingga komposisi panitia
sembilan ini relatif lebih seimbang. Panitia 9 ini
terdiri atas 4 org wakil dari golongan nasional
religius, 4 org wakil dari golongan islam nasional
dan 1 orang pencegah.
Panitia dibentuk utk mempertemuakan
pandangan antara dua golongan tersebut yg
menyangkut dasar negra.
Spt diakui Soekarno, mula-mula ada kesukaran
mencari kecocokan antara dua golongan ini,
namun dgn komposisi yg relatif seimbang antara
dua golongan tersebut panitia ini berhasil
menyepakati rancangan preambul yg di
dalamnya terdapat rumusan pancasila.
Oleh Soekarno, rancangan Preambule itu diberi
nama “mukadimah” Oleh Muh Yamin diberi
nama “Piagam Jakrta”
Pada tgl 22 juni Panitia ini berhasil mrumuskan calon
mukadimah Hukum Dasar, yg kemudian lebih dikenal dgn
sebutan “Piagam Jakrta” Bunyi piagam Jakarta adalah sbb:
1.Ketuhanan dgn kewajiban menjalankan syariat Islam.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Piagam Jakarta berisi garis-garis pembentukan
melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme
serta memuat dasar pembentukan negara
republik indonesia. Piagam Jakarta itu yg
menjadi mukadimah (preambul) konstitusi RI
serta UUD 1945. piagam Jakarta disusun
berdasarkan filosofi-politik serta berisi kalimat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945.
Alinea terakhir berisi rumusan tentang dasar
negara. Setelah melewati proses konsesus ,
Rumusan Pancasila 1 juni 1945 mengalami
penyempurnaan dalam urutan maupun
redaksionalnya. Prinsip “Ketuhanan” berpindah
dari sila ke lima ke sila pertama ditambah dgn
anak kalimat, “dgn kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
Perinsip internasionalisme atau perikemanusiaan ttp berada di
dalam sila ke dua, ttp redaksinya mengalami penyempurnaan
menjadi “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Perinsib
“Kebangsaan Indonesia” berubah tata letaknya menjadi sila ke
tiga dan bunyinya menjadi “persatuan Indonesia”. Perinsip
mufakat atau demokrasi” berubah posisinya dari sila ke tiga
menjadi sila ke empat dgn bunyi “kerakyatan yg dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Perinsip “kesejahteraan Sosial” berubah posisinya menjadi sila
ke lima dan bunyinya menjadi “keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia”.
Menurut Muhammad Hatta, perubahan posisi Ketuhanan
dari sila ke lima sebagai pengunci ke sila pertama sila
pembuka tdk membuat ideologi negara menjadi berubah,
melainkan memperkokoh fundamenya. Negara dan politik
negara menjadi memiliki dasar moral yang kuat. Dgn tata
urutan Pancasila spt ini fundamental moral menjadi
landasan dari fundamen politik negara. Selain itu
penyempunaan redaksional sila-sila tersebut juga
memberikan kualitas tentang sifat dan orientasi ideal
leistar (bintang penuntun) yg terkandung pada setiap sisla-
sila Pancasila.
Pada sila ke dua, perinsip peri kemanusiaan
diberikan sifat utk adil dan beradab. Pada sila ke
tiga perinsib kebangsaan harus mempersatukan.
Pada sila ke empat, perinsip demokrasi harus
bersifat permusyawaratan yg dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan. Pada sila ke lima, perinsip
kesejahteraan harus bersifat adil bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Jadi pada sidang ke dua BPUPKI naskah yg
dirumuskan panitia sembilan pada tgl 22 juni
1945 ditetapkan sebagai mukadimah
(preambule) degan bunyi sbb: sebagaiman bunyi
pembukaan UUD 145 saat ini hanya pada alinea
terakhir ada memuat 7 kata.

Anda mungkin juga menyukai