Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan 2

Pengertian Dan Periodenisasi Sejarah Nilai2 Pancasila

A. Pengertian Pancasila.
1.Pengertian Pancasila Secara Etimologis
Secara etimologi, nama Pancasila terdiri dari dua
kata yang berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu
pañca berarti lima dan sila yang berarti prinsip,
dasar atau asas. Jadi secara harfiah, pengertian
Pancasila secara etimologis dapat diartikan
sebagai “lima dasar” atau “lima asas”.
2.Menurut Muhammad Yamin pancasila berasal
dari kata panca yang berarti lima dan sila yang
berarti sendi,atas,dasar atau peraturan tingkah
laku yang penting dan baik. Dengan demikian
pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau peraturan tentang tingkah laku
yang penting dan baik.
3.Menurut Ir. Soekarno
Pengertian pancasila menurut Soekarno ialah isi jiwa bangsa Indonesia
secara turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan barat, dengan demikian Pancasila tidak saja falsafah negara,
tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.

4.Menurut Prof. Dr. Drs. Raden Mas Tumenggung Notonagoro S.H.


Pengertian pancasila menurut Notonegoro adalah dasar falsafah negara
Indonesia, sehingga dapat diartikan kesimpulan bahwa Pancasila
merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta bagian pertahanan bangsa dan negara.
5.Menurut Prof. Dr. Nurcholish Majdid
Pancasila adalah modal untuk mewujudkan demokrasi Indonesia,
pancasila memberi dasar dan prasyarat asasi bagi demokrasi dan
tatanan politik Indonesia, pancasila menyumbang beberapa hal
penting.

6.Menurut dari ketetapan MPR No.III /MPR/2000, Pancasila


adalah sumber dasar hukum nasional. Jadi, bisa dikatakan bahwa
Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan dalam
pemerintahan negara Indonesia. Selain itu Pancasila juga berfungsi
sebagai ideologi bangsa dan falsafah hidup negara Indonesia.
B.Periodenisasi Sejarah Nilai2 Pancasila.
Istilah periodenisasi dpt diartikan sebagai
rentetan atau urutan waktu kesejarahan yang
membentuk sebuah peristiwa dan alasan
mengapa peristiwa itu terjadi. Pemikiran tentang
Pancasila juga mengalami rentetan, maka dibagi
atas dua fase besar periodenisasi pemikiran
tentang Pancasila.
Pertama, Fase pemikiran Pancasila sebelum
kemerdekaan (zaman purba-Pra sejarah hingga
kolonialisme). Kedua, fase pemikiran pancasila
menjelang dan sesudah kemerdekaan. Dgn
membagi fase pemikiran Pancasila tersebut
diharapkan dpt mempermudah kita menangkap
spirit dari kesejaraan Pancasila. Berikut
periodenisasi fase nilai2 pemikiran Pancasila;
1. Zaman purba dan kerajaan2 di Nusantara;
Sebagai kristalisasi nilai2 pandangan hidup dalam alam
pikiran dan tindakan bangsa ini beratus-ratus tahun lamanya
sebelum Bangsa ini mendeklarasikan kemerdekaanya.

a.Zaman Purba misalnya, Menurut yudi latif, sejak zaman


purba kala hingga pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, masyarakat nusantara telah melewati ribuan
tahun pengaruh Agama2 lokal, sekitar 14 abad pengaruh
hinduisme dan Budhisme, sekitar 7 abad pengaruh Islam,
sekitar 4 abad pengaruh Kristen.
Sebelum pengaruh Agama2 tersebut datang,
masyarakat indonesia telah bersikap religius-spritual
yang kita kenal dengan nama animisme dan
dinamisme yang merupakan budaya religius pertama
masyarakat Indonesia. Berdasarkan kesejaraan purba
tadi,nyata bahwa bangsa indonesia telah memiliki
nilai spiritual yang tinggi dan itulah alasan Bangsa
Indonesia tidak akan lepas dari hal2 yang religius dan
hal inilah yang menjiwai perilaku humanity hingga
pembentukan masyarakat.
b. Pada zaman kerajaan Kutai Kartanegara. Pada zaman ini telah
mengenal dan menemukan nilai2 sosial politik dan ketuhanan
dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada para
Brahmana, hal ini terkait dengan nilai2 integrasi sosial
kebersamaan serta nilai ketuhanan.
c. Kerajaan Sriwijaya. Pada zaman ini juga telah nilai2 sosial yang
tinggi maupun pandangan2 tentang dasar kedatuan yakni
kerajaan. Nilai ini telah memberi bahan material terhadap
Pancasila, spt nilai persatuan yang tdk terpisahkan dgn nilai
Ketuhanan. Pda nilau ini Raja dianggap pusat kekuasaan dan
kekuatan religius yang berusaha mempertahankan kewibawaanya
terhadap para datu (raja-raja kecil).
Selain itu, selama kekuasaan Sriwijaya nilai2
kemasyarakatan dan ekonomi juga telah
mengemuka dan terjalin satu sama lain dgn nilai
internasional dlm bentuk hubungan dagang yg
terbentang dari pedalaman sampai ke negeri-
negeri seberang lautan pelabuhan kerajaan dan
selat malaka yang diamankan oleh para nomad
laut yang merupakan bagian dari birokrasi
pemerintahan Sriwijaya.
d. Kerajaan Majapahit.
Pada kerajaan majapahit kita mengenal dgn nama sumpah
palapa, yaitu tdk akan berhenti bekerja sebelum nusantara
bersatu. Dibawah pemerintahan Raja Prabu Hayan Wuruk.
Gajahmada telah berhasil mengintegrasikan nusantara.
Sembohyan dan istilah2 spt Bihneka Tunggal Ika, Nusantara.
Istilah Pancasila telah ada pada masa ini. Tiga istilah ini
konon telah terdapat dalam kakawin Nagarakartagama
karangan Empu Prapanca dan buku Sutasoma karangan
Empu Tantular, meski dgn pengertian dan pemaknaan yg
berbeda.
Sebagai contoh, dlm buku tersebut istilah Pancasila
disamping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima”
(dlm bahasa sangsekerta), juga mempunyai arti
“pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama),
yaitu;
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
Atau sembohyan Bhineka Tunggal Ika sebenarnya juga telah
ada di Kitab Nagara Kartagama yang berbunyi Bhinneka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua, yangberarti
“Meskipun Agama2 itu kelihatan berbeda bentuk namun
pada hakekatnya satu jua.
Dari zaman Majapahit ini kita telah memetik nilai2
persatuan dlm perbedaan. Telah memberi ilham dari
persatuan nusantara menjadi persatuan Indonesia. Ini jg
telah memberi contoh bagaimana Indonesia mengusahakan
keadilan sosial bagi masyarakat yakni menuju keadaan
Negara berdaulat, bersatu dan berwilayah busantara.
e. Kerajaan Islam.
Islam sebagai Agama baru telah mulai dipeluk oleh banyak
kerajaan2 di Nusantara. Tentu Agama baru ini telah byk memberi
sumbangsi bagi terbentuknya pandangan dunia baru bagi
masyarakat Nusantara.Dgn karakter egaliter, yaitu menampik
stratifikasi kasta di masa lalu , Islam telah memberi daya dorong
terbentuknya msyarakat religius baru dgn penekanan pada nilai2
kesamaan. Konsep kesatuaan Ummah, juga telah menyorongkan
konsep baru bernama persatuan. Dgn kesamaan identitas Agama
mrk, kerajaan2 Islam di Nusantara semakin intensif utk menjalin
kerja sama mrk utk mengusir penjajah.

Anda mungkin juga menyukai