Anda di halaman 1dari 4

Lima Prinsip dasar Soekarno yang diberi nama ‘ PANCASILA’

1. Kebangsan Indoneia
Yakni sebuah dasar yang “hendak mendirikan sebuah Negara, ‘semua buat semua’.
2. Perikemanusiaan/Internasionalisme
Kebangsaan yang kita anjurkan bukanlah kebangsaan yang menyendiri, bukan
chauvinism… kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia.
3. Mufakat/Demokrasi
Soekarno mengatakan bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negera Indonesia ialah
permusyaratan perwakilan.
4. Kesejahteraan sosial
Jikalau kita memang betul – betul mengerti , mengingat, mencintai rakyat Indonesia,
marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan
politik, saudara- saudara, tetapi pun diatas lapangan ekonomi kita harus mengadakan
persamaan, artinya kesejahteraan bersama yang sebaik- baiknya.
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Prinsip yang kelima hendakya :” menyusun Indonesia merdeka dengan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi
masing – masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhanya sendiri.

Kelima prinsip ini oleh Soekarno ia beri nama ‘ Pancasila’. Seperti dikatakanya :“
Dasar – dasar Negara telah saya usulkan. Namanya bukan Pancha Dharma melainkan
saya namakan Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan diatas ke lima dasar itulah kita
mendirikan Negara Indonesia, kekal, dan abadi.”
Namun lebih lanjut soekarno menjelaskan bagi mereka yang tidak menyukai
angka simbolik lima, angka tersebut bisa diperas lagi menjadi tiga hal saja atau bahkan
menjadi satu saja.
Jika dirinci, Pancasila ( lima sila ) oleh Soekarno bisa diperas menjadi tiga ( trisula ),
yaitu :
1. Sosio - nationalism
2. Sosio – democratie
3. Ketuhanan yang berkebudayaan
Yakni sila kebangsaan dan Intenasionalisme diperas menjadi socio - nationalisme
, sila mufakat atau demokrasi dan kesejahteraan sosial diperas socio – democratie dan sila
ketuhanan yang berkebudayaan. Berikutnya, Trisula ini juga masih dapa diperas menjadi
Ekasila yaitu “ Gotong Royong “. Selain itu Soekarno juga mengatakan bahwa susunan
atau urutan sila – sila lima dari pancasila itu bersifat urutan kebiasaan saja alias bukan
urutan prioritas dan mengangap urutan – urutan itu tidak prinsipil. Urutan – urutan yang
biasa saya pakai untuk menyebut kelima sila dalam pancasila itu ialah : Ketuhanan Yang
Maha Esa, kebangsaan nomor dua, perikemanusiaan nomor tiga, kedaulatan rakyat
nomor empat, keadilan sosial nomor lima.

Untuk mempertimbangkan usulan Soekarno tersebut, perlu mendapat persetujuam


dan pengesahan bersama dari anggota BPUPKI. Pada tangal 1 juni 1945 para anggota
BPUPKI akhirnya bersepakat membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah
menampung usul – usul yang masok dan memeriksa serta melaporkan kepada siding
pleno BPUPKI. Panitia ini disebit panitia delapan yang beranggotakan :

1. Ir. Soekarno ( ketua )


2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr.Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusuma
6. Mr.A.A.Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta

Pada saat di sela - sela rapat chuo sangi in ke VII ( 18 – 21 junu 1945) mengumpulkan
usul – usul dari 40 lin yag dihadiri oleh 38 orang. Usul – usul dikelompokkan menjadi 9
kategori:

1. Indonesai yang merdeka selekas – lekasnya.


2. Dasar Negara
3. Bentuk Negara uni atau federasi
4. Daerah negar Indonesia
5. Badan perwakilan rakyat
6. Badan penasehat
7. Bentuk Negara dan kepala Negara
8. Soal pembelaan
9. Soal keuangan

Usul – usul dari 40 lin ini dapat dikelompokkan berkisar seputar :

1. Kebangsaan dan ketuhanan ( 11 lin )


2. Kebangsaan dan kerakyatan ( 2 lin )
3. Kebangsaan kerakyatan, ketuhanan ( 3 lin )
4. Kebangsaan kerakyatan dan kekeluargaan ( 4 lin )
5. Kemakmuran hidup berdamai, kemajuan kerohanian, dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, agama Negara adalah agama islam ( 1 lin )
6. Kebagsaan kerakyatan dan islam ( 3 lin )
7. Jiwa timur asia raya ( 4 lin )

Diakhir rapat Soekarno mengusulakan panitia kecil yang bersifat tak resmi yang
beranggotakan 9 orang, oleh karenanya sering disebut panitia Sembilan,yg terdiri dari :
Ir. Soekarno ( ketua ), K.H. Wachid Hasjim, Mr.Muh. Yamin, Mr.A.A.Maramis, Drs.
Muh. Hatta, Abdul Kahar Muzakir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Mr. Ahmad
Subardjo.

Akhirnya pada tanggal 22 juni 1945 panitia Sembilan berhasil merumuskan calon
Mukadimah Hukum Dasar , yang kemudian dikenal dengan sebutan “ Piagam Jakarta
“yang berbunti :

1. Ketuhana dengan kewajiban menjalankan syariat islam


2. Kemanusian yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipmpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rancangan pembukaan undang – undang dasar Negara republic Indonesia merupakan
titik pertemuan dan kompromi antara golongan islam dan golongan kebangsaan. Setelah
mencapai kesepakatan baik urutan sila maupun penyempurnaan redaksi, maka hasil dari
piagam Jakarta atau mukaddimah undang – undang dasar 1945ini dalam siding BPUPKI
kedua, yakni tanggal 10 – 16 juli 1945. Akhirnya usaha soekarno berbuah hasil, piagam
Jakarta yang kemudian menjadi rangcangan pembukaan UUD 1945 akhirnya disetujui
dengan tetap mencamtumakan pencantuman “ tujuh kata “.

Proses sejarah terus berjalan, pada tanggal 9 agustus dibentuk panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 agustus jepang menyerah tanpa syarat
kepada sekutu dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut
dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu
dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ,pada tanggal 17 agustus 1945.
Setelah selesai proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan siding, dengan acara utama
(1) mengesahkan rancangan hukum dasar dan prembulnya ( pembukaanya ) dan (2)
memilih presiden dan wakil presiden.

Sesaat setelah proklamasi kemerdekaan Bung Hatta menerima sekelompok utusan


dari daerah. Mereka mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata “
Ketuhanan “ yang berbunyi ‘ dengan keajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk –
pemeluknya’ dihapus.

Akhirnya Bung Hatta menemuiperwakilan agama islam dan mempersuasi untuk


menyetujui penanggalan / pengahapusan “ tujuh kata “ seperti dalam keputusan
sbelumnya.

Maka dalam sidang PPKI tanggal 18 agustus 1945, akhirnya rapat mengesahkan
rancangan pembukaan UUD 1945 ( Piagam Jakarta dengan pencoretan tujuh kata )
menjadi UUD RI 1945 Secara resmi serta mengangkat Soekarno dan Mohmmad Hatta
sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia .

UUD 1945 telah disahkan oleh PPKI yg terdiri dari ‘Pembukaan ‘ dan ‘ Batang
Tubuh UUD ‘ yang berisi 37 pasal, 1 aturan peralihan terdiri dari 4 pasal, 1 aturan
tambahan terdiri dari 2 ayat .

Anda mungkin juga menyukai