Anda di halaman 1dari 44

INFEKSI JARINGAN

LUNAK PADA ANAK


Disusun Oleh: Siti Syehra Desna Padang
Pembimbing: dr. Rizky Ayu Rizal, Sp.A
Pendahuluan

Infeksi jaringan lunak adalah invasi mikroba supuratif dari


epidermis, dermis dan jaringan subkutan yang menginduksi
respon host. Mereka ditandai dengan indurasi, eritema,
peningkatan panas dan nyeri tekan jaringan kulit dan
subkutan. Patogenesis infeksi ini biasanya melibatkan
inokulasi langsung pathogen, tetapi infeksi kadang-kadang
menyebar ke kulit dari dari focus infeksi yang lebih dalam
atau hematogen. Infeksi jaringan lunak sangat beragam dalam
etiologi, manifestasi dan tingkat keparahannya.Tingkat
keparahannya berkisar dari lesi superfisial minor hingga Infeksi jaringan lunak adalah alasan
infeksi invasive, fulminant, dan bahkan mematikan. umum anak-anak dirawat dirumah
sakit. Infeksi dapat berkisar dalam
tingkat keparahan dari infeksi ringan
hingga yang menyebabkan
konsekuensi yang parah dan
mengancam jiwa.

2
Definisi

Infeksi umumnya dapat diklasifikasikan secara


luas menurut lapisan jaringan tertentu yang
terlibat dan lokasi anatomi infeksi yang
sebenarnya. Infeksi superfisial melibatkan
epidermis dan dermis. Infeksi dalam melibatkan
hypodermis, fasia dan otot.

3
Impetigo bulosa merupakan infeksi bakteri local di lapisan
epidermis kulit dengan manifestasi utama berupa bula.
Impetigo Impetigo nonbulosa atau impetigo kontaginosa atau impetigo
krustosa merupakan infeksi bakteri local di lapisan epidermis
kulit dengan gambaran klinis vesikel atau pustule yang cepat
pecah menjadi krusta berwarna kuning seperti madu

Impetigo termasuk salah satu pioderma Impetigo sering menyerang anak-anak


superfisial, yang terdiri dari 2 tipe, yaitu impetigo
bulosa dan impetigo terutama di tempat yang beriklim panas
nonbulosa/krustosa/kontaginosa dan lembap.

4
Etiologi

Impetigo vesikobulosa disebabkan oleh Staphylococcus aureus.


Strain ini memiliki toksin yang dapat menyebabkan
Staphylococcus scalded skin syndrome (SSSS). Faktor
predisposisi antara lain hygiene buruk, malnutrisi, lingkungan
kotor dan musim panas dengan banyak debu, serta kerusakan
epidermis.
Manifestasi Klinis

Impetigo yang disebabkan oleh


Manifestasi klinis khas Streptococcus seringkali terjadi
impetigo bulosa berupa vesikel pada bagian tubuh yang
kecilyang cepat berubah terpajan lingkungan luar,
menjadi bula yang mudah terbanyak di ekstremitas
pecah, dapat juga timbul bula inferior atau di wajah. Lesinya
hipopion. Bula seringkali dapat terlokalisir, tetapi
timbul di area intertriginosa, seringkali multiple. Walaupun
yaitu aksila, inguinal, gluteal, limfadenitis regional seringkali
serta dapat juga timbul di dada terjadi, gejala sistemik jarang
dan punggung. tampak. Pada bayi, impetigo
vesikobulosa sering ditemukan
di daerah selangkangan,
ekstremitas, dada, punggung,
dan daerah tidak tertutup
pakaian.

6
Diagnosis Banding

Pada anamnesis hendaknya


ditanyakan riwayat adanya lepuh,
yang mengarah pada diagnosis
impetigo bulosa. Impetigo
vesikobulosa juga terkadang
mirip dengan pemphigus,
Jika vesikel atau bula telah vulgaris. Etiologi pemfigusialah
pecah dan hanya terdapat autoimun, sehingga tidak
koleret dan eritema, akan ditemukan kuman pada
tampak mirip dermatofitosis. pemeriksaan gram. Penyakit ini
juga mirip varisela, akan tetapi
pada stadium awal varisela
terdapat gejala demam tinggi
sebelum muncul vesikel, dan bila
vesikel pecah tidak menimbulkan
koleret seperti pada impetigo
bulosa.

7
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan gram dari lesi impetigo bulosa menunjukkan kuman kokus


Gram positif yang berkelompok dapat berupa Staphylococcus aureus atau
Group A Streptococcus. Kultur dan uji resistansi kuman terhadap antibiotic
yang diambil dari sediaan lesi/aspirat dilakukan apabila tidak responsive
terhadap pengobatan empiris. Pemeriksaan histopatologis dapat dilakukan
apabila lesi tidak spesifik.

8
Tatalaksana

Terapi impetigo bulosa Antibiotika sistemik


adalah antibiotic topical yang diberikan pada
Terapi non (mupirocin ataunatrium penatalaksanaan
medikamentosa fucidat 2%, sediaan salep impetigo bulosa dan
atau krim; diberikan 2-3 kali impetigo nonbulosa
sehari selama 7-10 hari),

9
Prognosis

Impetigo vesikobulosa bukan penyakit yang mengancam nyawa jika factor


risiko dihindari dan segera diobati. Jika ada factor risiko seperti hygiene
atau daya tahan tubuh rendah, angka kekambuhan cukup tinggi.
Prognosis umumnya baik.

1
0
Hemangioma

Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel


vaskuler yang paling sering dijumpai pada masa Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu
bayi (10%-12% 1 tahun), ditandai dengan fase hemangioma infantile dan kongenital.
proliferasi yang berlangsung cepat selama
8hingga 18 bulan, diikuti dengan fase involusi
spontan selama 5 sampai 8 tahun.

1
1
Definisi

Hemangioma adalah salah satu tumor endothelial yang


paling sering dijumpai terutama pada bayi dan anak-
anak, jenis tumor lainnya adalah hemangioendotelioma,
hemangiopericitoma, dan angiosarkoma. Hemangioma
tumbuh sangat cepat di tahun pertama tetapi dapat
mengalami regresi. Sedangkan malformasi vascular
merupakan kelainan perkembangan pembuluh darah
pada masa embryogenesis dan fetus, tetapi siklus
endotelnya normal.

1
2
Patofisiologi

Fase
Fase Involusi Fase Akhir Involsi
Proliferasi

1
3
Gambaran
Kinis

Hemangioma pada anak dapat dibedakan menjadi 2 tipe, keduanya


termasuk kategori hemangioma kongenital karena proses terjadinya
sudah berlangsung sejak kehamilan.
Tatalaksana

Perlu dilakukan observasi. Konsultasi ke dokter bedah plastic


diperlukan jika hemangioma berukuran besar, tumbuh sangat
cepat, lokasi lesi berbahaya, ulserasi, dan cenderung terjadi
komplikasi lain. Komplikasi yang sering dijumpai berupa
detruksi jaringan dan obstruksi pada 10% kasus hemangioma.

1
5
Tatalaksana

1. Kortikosteroid

Terapi kortikosteroid intralesi dapat diberikan untuk kasus


hemangioma dengan ukuran kecil di area hidung, pipi, bibir,
dan kelopak mata.
Terapi ini bertujuan untuk memperlambat pertumbuhan tumor
dan mengurangi kerusakan jaringan. Triamcinolone (25
mg/mL) dengan dosis 3-5 mg/kg diinjeksikan perlahan pada
area lesi.Setelah injeksi, dapat terjadi atrofi jaringan tetapi
biasanya sementara; injeksi 3 hingga 5 kali dengan interval 6-
8 minggu memberikan hasil serupa dengan pemberian
kortikosteroid sistemik.

1
6
Tatalaksana

2. Interferon Alfa

Indikasi terapi ini adalah jika terapi kortikosteroid gagal dan


kontraindikasi pemberian kortikosteroid jangka panjang,
terjadi komplikasi pada terapi kortikosteroid. Dosis yang
diberikan adalah 3juta u/m secara subkutan setiap hari selama
3 bulan. Terapi ini dapat dilakukan baik pada fase proliferasi
maupun fase involusi.

1
7
Tatalaksana

3. Propanolol

Obat ini dapat digunakan untuk terapi baik pada fase


profilerasi maupun pada fase involusi

Propranolol 1 mg/mL dapat diberikan intralesi. Studi


menunjukkan hasilnya serupa dengan terapi triamsinolon 40
mg/mL intralesi. Pada fase awal (1-3 hari) menyebabkan
vasokonstriksi akibat pelepasan nitrous axide yang berfungsi
menghambat fibroblast growth factor serta membantu proses
apoptosis.8

1
8
Furunkel atau bisul adalah abses kecil dari folikel rambut
Abses Kulit yang dalam, ditandi dengan nodul puing-puing purulent
dan nekrotik. Abses yang lebih besar dan lebih dalam
yang dibentuk oleh penggabungan beberapa furunkel
didefinisikan sebagai karbunkel

Isolat yang paling umum pada abses


Abses kulit adalah kumpulan nanah yang kulit adalah S aureus 40-87%, diikuti
melibatkan epidermis,dermis, dan jaringan kulit
yang lebih dalam. oleh Streptococcus spesies dan
koagulase negative staphylococcus.

1
9
Faktor Risko

Faktor risiko abses kulit termasuk riwayat dermatitis atopic, cedera


kulit, gigitan serangga dan cakaran hewan. Kebersihan yang buruk,
kolonisasi oleh MRSA dan atau kolonisasi oleh S aureus memproduksi
PVL, dan abses kulit dalam kontak rumah tangga.
Tatalaksana

Abses kecil dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan, dengan drainase spontan. Insisi
dan drainase secara rutin dilakukan pada kasus abses kulit. Teknik loop tampaknya
menunjukkan tingkat kegagalan yang jauh lebih rendah dari pada insisi dan drainase
untuk anak-anak. Untuk infeksi abses bisa dilakukan insisi dan drainase. Jika abses
yang berhubungan dengan selulitis dapat diberikan:

• klindamisin 20-40mg/kgBB/hari yang terbagi dalam 3-4 dosis.


• TMP-SMX 8-12 mg/kgBB/hari (dosisTPM terbagi dalam 2 dosis)
• Linezolid 10 mg/kgBB/kali 3x sehari (po) maksimal 600mg/kali

Diberikan selama 7 sampai dengan 14 hari atau bergantung pada kondisi klinis dari
pasien. 2
1
selulitis preseptal yang ditandai oleh eritema dan edema
Selulitis Orbital dan Periorbital kelopak mata akut. Selulitis preseptal umumnya terjadi
pada anak-anak dari pada orang dewasa. Selain itu
selulitis preseptal lebih sering terjadi dibandingkan
selulitis orbital.

Salah satu infeksi yang paling sering terjadi pada Selulitis preseptal merupakan infeksi yang
jaringan lunak kelopak mata dan periorbital melibatkan bagian anterior septum orbital,
sedangkan selulitis orbital melibatkan struktur
adneksa ocular posterior septum orbital. Sumber
utama infeksi berupa trauma kulit local, infeksi
sinus atau trauma penetrasi, khususnya yang
melibatkan sinus ethmoid. Sebagian besar selulitis
preseptal disebabkan oleh penyebaran local dari
sinusitis atau dakriosistitis yang berdekatan, infeksi
mata luar, atau setelah trauma pada kelopak mata.

2
2
Gejala Selulitis

Gejala selulitis preseptal telah diamati serupa


dengan selulitis orbital, seperti nyeri mata,
pembengkakan periorbital, dan atau demam.
Selulitis orbital bakteri adalah infeksi serius pada
jaringan lunak di belakangseptum orbital, yang dapat
mengancam pengelihatan dan jiwa. Perbedaan
antara kedua infeksi sangat penting karena
perawatan untuk masing-masing berbeda.

2
3
Tatalaksana

Pengobatan Konservatif
dengan antibiotic spectrum
luas intravena diindikasikan
dalam kasus selulitis
preseptal. Pada pengobatan selulitis
preseptal, pengobatan 5 sampai 10
hari sesuai dengan tingkat
keparahan dan respon
Pengobatan Lini Pertama
pengobatan.
disarankan sefalosporin generasi
ketiga intravena yaitu seftriaxone
atau amoksisilin atau asam
klavulanat

2
4
Intertrigo Gesekan kulit, keadaan panas dan lembab
menyebabkan area lipatan kulit menjadi kemerahan, dan
maserasi.

Intertrigo adalah keradangan kulit superfisial


yang terjadi padapermukaan kulit yang letaknya
berhadapan Hal ini memudahkan terjadinya infeksi
sekunder yang dapat disebabkan oleh bakteri
atau jamur. Intertrigo sering didapatkan pada
cuaca yang panas dengan kelembaban tinggi.
Sering terjadi pada anak dan orang tua, pasien
obesitas, serta pasien dengan inkontinensia
urin dan feses.

2
5
Etiologi

Intertrigo akibat infeksi bakteri antara lain dapat


disebabkan oleh Streptococcus beta hemolytic grup
A, grup B, grup D, Staphylococcus aureus,
Pseudomonasaeruginosa, Clostridium minutissimum,
dan Kytococcus sedentarius.

2
6
Etiologi

Intertrigo sendiri dapat terjadi dikarenakan area lipatan


kulit yang memiliki kadar kelembaban dan suhu yang
tinggi sehingga dapat menyebabkan peningkatan
risiko pertumbuhan mikroorganisme yang
berlebihan. Gesekan dan sirkulasi udara yang
rendaah pada area ini berperan pada terjadinya
infeksi dari bakteri komensal dan pathogen.

2
7
Area lipatan ditandai dengan kemerahan, maserasi dan infeksi
sekunder. Erosi, fisura dan eksudasi yang disertai keluhan rasa
terbakar dan gatal dapat ditemukan. Infeksi yang disebabkan
oleh Pseudomonas, dapat memberikan warna hijau kebiruan
pada pakaian dalam.Intertrigo yang disebabkan oleh
Streptococcus biasanya mengenai leher, aksila, dan lipatan
inguinal pada anak. Lesi ditandai dengan bercak merah terang,
berbatas jelas, permukaan mengkilap,lembab, dan berbau tidak
enak. Infeksi streptococcus (grup A) pada perianal juga sering
terjadi pada anak, ditandai dengan kemerahan pada perianal,
nyeri saat buang air besar, fesesber campur darah menunjukkan
adanya fisura pada anus,

2
8
Tatalaksana

• Mengeliminasi factor yang dapat menyebabkan maserasi.


• Pemberian antibiotika topical (contoh: mupirosin) atau antijamut topical
(contoh: nistatin atau ketoconazole).
• Pemberian antibiotika oralgolongan penisilin atau cephalexin dapat diberikan
selama 10 hari.
• Kortikosteroid topical potensi rendah (contoh: hidrokortison 1%) atau
takrolimus topical dapat diberikan bersama antibiotika atau antijamur untuk
mengurangi inflamasi.
Kesimpulan

Infeksi jaringan lunak adalah invasi mikroba supuratif dari epidermis, dermis dan
jaringan subkutan yang menginduksi respon host. Mereka ditandai dengan
indurasi, eritema, peningkatan panas dan nyeri tekan jaringan kulit dan subkutan.
Patogenesis infeksi ini biasanya melibatkan inokulasi langsung pathogen, tetapi
infeksi kadang-kadang menyebar ke kulit dari dari focus infeksi yang lebih dalam
atau hematogen. Infeksi jaringan lunak sangat beragam dalam etiologi, manifestasi
dan tingkat keparahannya.Tingkat keparahannya berkisar dari lesi superfisial minor
hingga infeksi invasive, fulminant, dan bahkan mematikan.

30
TERIMA
KASIH

3
1
Use our editable graphic resources...
You can easily resize these resources without losing quality. To change the color, just ungroup the resource
and click on the object you want to change. Then, click on the paint bucket and select the color you want.
Group the resource again when you’re done. You can also look for more infographics on Slidesgo.

32
33
...and our set of editable icons
You can resize these icons keeping the quality.
You can change the stroke and fill color; just select the icon and click on the paint bucket/pen.

34
Business Icons

35
Avatar Icons

36
Creative Process Icons

37
Educational Process Icons

38
Help & Support Icons

39
Medical Icons

40
Nature Icons

41
Performing Arts Icons

42
SEO & Marketing Icons

43
Teamwork Icons

44

Anda mungkin juga menyukai