Anda di halaman 1dari 33

Arah Kebijakan

Pemanfaatan dan Pengelolaan DBH CHT


disampaikan oleh:
Lisbon Sirait
Kasubdit DBH Pajak - Dit. Dana Perimbangan

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN
Jakarta, 26 Juni 2014
DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai;

 Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 54/PUU-VI/2008 tanggal 14 April 2009;

 PMK No.84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil


Tembakau dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau;

 PMK No.20/PMK.07/2009 tentang Perubahan atas PMK No. 84/PMK.07/2008;

 PMK No.145/PMK.07/2013 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah;

 PMK No.183/PMK.07/2013 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban


Anggaran Transfer ke Daerah.
Tugas dan Tanggujawab Menkeu
(Berdasarkan Pasal 66A s.d 66D UU 39/2007 tentang Cukai)

Mengalokasikan DBH CHT kepada provinsi penerima DBH CHT

Memberikan persetujuan dalam pembagian alokasi DBH CHT kepada


provinsi, kabupaten, dan kota yang dilakukan oleh Gubernur

Menyalurkan alokasi DBH CHT kepada provinsi, kabupaten,


dan kota setiap tahap

Melakukan pemantauan dan evaluasi atas penggunaan DBH CHT

Memberikan sanksi atas penyalahgunaan alokasi DBH CHT


Latar Belakang DBH CHT
Lahirnya UU 39/2070 sebagai Lahirnya Putusan MK Nomor
Revisi UU 11/1995 tentang 54/PUU-VI/2008
Cukai

• Didasari adanya tuntutan dari daerah • Didasari adanya tuntutan dari Pemprov
penghasil CHT atas kompensasi kontribusi NTB sebagai daerah penghasil tembakau
penerimaan CHT dan atas kompensasi terbesar yang merasakan dirugikan karena
Pemprov NTB yang berkontribusi besar
kerugian akibat dampak negatif industri
terhadap penerimaan CHT justru tidak
rokok (IHT) di wilayahnya dapat menikmati CHT
• DBH CHT hanya diberikan kepada Provinsi • DBH CHT juga diberikan kepada Provinsi
Penghasil CHT, yaitu Prov yang memiliki Penghasl Tembakau
Pabrik Rokok (IHT) • Penggunaan oleh Provinsi Penghasil
• Penggunaan DBH CHT untuk mendanai 5 Tembakau hanya untuk mendanai
jenis kegiatan tertentu yang hanya peningkatan kualitas tembakau dan
diperuntukan bagi Provinsi Penghasil CHT pembinaan lingkungan sosial
• Pada saat itu ada 5 Provisi yang menerima • Ada tambahan 11 Provinsi Penghasil
Tembakau yang menerima DBH CHT
DBH CHT
• Menkeu merevisi peraturan teknis
• Menkeu menerbitkan peraturan teknis
pelaksanaan atas pengalokasian (PMK
atas penggunaan dan pengenaan sanksi 197/2009), penggunaan dan pengenaan
(PMK 84/2008) sanksi (PMK 20/2009 sbg revisi PMK
4
84/2008)
Hubungan DBHCHT dengan CHT
Berdasarkan UU 39/2007 tentang Cukai

2% dari CHT Dalam Negri


DBH
CHT
CHT
Pasal 66A ayat (1)

Pasal 2 ayat (1)

Penggunaannya untuk:
pencapaian
Mendukung

tujuan CHT
1. Peningkatan Kualitas Bahan
Tujuan Pengenaan CHT: Baku
1. Pengendalian Konsumsi 2. Pembinaan Industri
2. Pengawasan Peredaran 3. Pembinaan Lingkungan Sosial
3. Mitigasi Dampak 4. Sosialisasi Ketentuan di bidang
Negatif Cukai
4. Optimalisasi 5. Pemberantasan Barang Kena
Penerimaan Negara Cukai Ilegal
5
Pengalokasian DBH CHT

PMK
PERKIRAAN
ALOKASI
Pembagian
Alokasi DBH
Penghitungan kepada
Alokasi DBH Provinsi,
per provinsi Kabupaten,
dengan dan Kota
Rencana
Penerimaan menggunakan (Gubernur)
Per Provinsi Persentase
yang telah
(DJBC) ditetapkan

APBN (DJPK)
Alokasi DBH CHT

Pusat

98%
2% DBH CHT

2% 30% Provinsi

40% Kab/Kota Penghasil

30% Kab/Kota lainnya

Pasal 66A Ayat (3)


Daerah Penghasil ditentukan berdasarkan
besaran kontribusi penerimaan cukai hasil
tembakau di masing-masing daerah
Penghitungan Alokasi DBH CHT

58% 38% 4%

Realisasi Rata-rata
Invers Indeks
Penerimaan Realisasi
Pembanguna
Cukai Hasil Produksi
n Manusia
Tembakau Tembakau

Penghitungan Alokasi DBH CHT Per Provinsi


C
Penghitungan
H Alokasi DBH CHT oleh Gubernur
T
,

p
r
P
e
m
b
a
g
i
a

o
n

3
0
%

k
e

d
p
a
d
a

k
a
b

u
u
p
a
t
e
n
/
k

k
o
t
a

l
a
i
n

s
n
y
a

d
i
b
a

i
g
i

s
e
c
a
r
a

m
e
r
a
t

t
a

a
t
a
u

e
e
n
g
g
u
n
a
k

m
a
n

v
a
r
i
a

b
b
e
l

y
a
n
g

a
t
e
r
k
a
i
t

k
d
e
n
g
a
n

a
k
e
s
e
j
a
h
t

u
e
r
a
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

d
a 9
n
Penyaluran DBH CHT

Tahap I

• Sebesar 40% dari perkiraan alokasi

Tahap II

• Sebesar 40% dari perkiraan alokasi

Tahap III

• Selisih perkiraan alokasi/perubahan perkiraan alokasi dengan penyaluran


tahap I dan II
Karakteristik Daerah Penerima DBH CHT

Penghasil CHT dan


PenghasilCHT
Penghasil
Tembakau Tembakau
Non Penghasil
(Memiliki
(Memiliki Pabrik
PabrikRokok)
areal Rokok
Perkebunan
dan Tembakau)
Areal Perkebunan
Tembakau)

Didalam UU 39/2007 tentang cukai


maupun PMK 183/2013 tentang
pelaksanaan dan pertanggungjawaban
transfer ke daerah tidak diatur batasan
berapa jumlah IHT maupun berapa
jumlah produksi (luas areal perkebunan)
dimiliki suatu daerah dalam rangka
menentukan 11 status daerah penghasil
Keberpihakan DBH CHT
 Industri
 Buruh
 Masyarakat

Penghasil
Cukai
 Petani
 Masyarakat
Penghasil
Cukai & Temb Penghasil
Tembakau
 Industri
 Buruh
 Petani Bukan
 Masyarakat Penghasil

 Masyarakat
Pengaturan Penggunaan DBHCHT
Penghasil
Penggunaan Penghasil Penghasil Bukan
No Cukai +
(Pasal 66A ayat 1 UU 39/2007) Cukai Tembakau Penghasil
Temb

1 Peningkatan kualitas bahan baku X OK OK X

2 Pembinaan Industri OK X OK X

3 Pembinaan Lingkungan Sosial OK OK


OK OK OK
OK

4 Sosialisasi Ketentuan Bidang Cukai OK OK OK OK

5 Pemberantasan barang kena cukai ilegal OK OK OK OK

Kegiatan pembinaan lingkungan sosial dalam rinciannya sesuai PMK


OK 842008 jo PMK 20  2009 terdapat beberapa sub kegiatan yang tidak
dapat dilaksanakan oleh daerah penghasil tembakau dan daerah bukan
penghasil
Pelaporan
Rancangan
Pelaporan
Kegiatan

Menteri Menteri
Keuangan Keuangan
dan Menteri dan Menteri
Dalam Negeri Dalam Negeri

Awal Konsolidasi 20 Juli dan


Konsolidasi
tahun 20 Des.

Provinsi Provinsi

Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot


Pengaturan Monitoring dan Evaluasi
UU Nomor 39 tahun 2007 Pasal 66C

Menteri Keuangan melakukan pemantauan dan evaluasi atas penggunaan


DBH CHT, dan apabila hasil pemantauan dan evaluasi mengindikasikan
penyimpangan maka akan ditindaklanjuti sesuai peraturan perundang-
undangan

PMK Nomor 84 tahun 2008 Pasal 13

Terhadap hasil evaluasi, Menteri Keuangan dapat:


a. Meminta penjelasan kepada gubernur/bupati/walikota dalam hal terjadi
indikasi penyalahgunaan alokasi DBH CHT;
b. Meminta aparat pengawasan fungsional untuk melakukan pemeriksaan
dalam hal terjadi indikasi penyimpangan penggunaan DBH CHT.

* UU 39 Tahun 2007 dan PMK 84 Tahun 2008


Target Penggunaan DBH CHT
DALAM RANGKA
PENGENDALIAN DAN
PENGAWASAN
Digunakan PRODUKSI TEMBAKAU
hanya untuk Daerah
Penghasil Tembakau
Peningkatan
Melalui kegiatan: Kualitas Bahan Baku
Target Capaian
• Standarisasi kualitas bahan baku
• Bahan baku dengan kadar nikotin
Menghasilkan
rendah Bahan baku
• Sarana laboratorium uji dan metode
(Tembakau)
pengujian yang
• Penanganan panen dan pasca panen
berkualitas
bahan baku
• Kelembagaan kelompok tani bahan
baku industri HT Dilarang melakukan
Perluasan Areal Perkebunan

UU 39/2007 tentang Cukai dan PMK 84/2008 jo. PMK 20/2009 tentang Penggunaan DBH CHT
Peningkatan kualitas bahan baku
Penghasil Penghasil Non
Rumusan Kegiatan Cukai Tembakau Penghasil
Standarisasi kualitas bahan baku
1
mendorong pembudidayaan bahan
2 baku dengan kadar nikotin rendah
pengembangan sarana laboratorium
3 uji dan pengembangan metode
pengujian;

penanganan panen dan pascapanen


4 bahan baku; dan/atau
penguatan kelembagaan kelompok
5 petani tembakau
Target Penggunaan DBH CHT

DALAM RANGKA
PENGENDALIAN DAN
PENGAWASAN PRODUKSI
SERTA DISTRIBUSI
Digunakan ROKOK
hanya untuk Daerah
Penghasil CHT
Pembinaan
Melalui kegiatan: Industri Target Capaian

• Pendataan mesin peralatan industri


• Penerapan HAKI Teridentifikasinya
• Pembentukan kawasan industri HT Sarana dan
• Pemetaan industri HT
Prasarana
• Kemitraan UKM & UB dlm pengadaan bahan
baku Produksi serta
• Penguatan Kelembagaan asosiasi IHT Distribusi Rokok
• Penerapan GMP

UU 39/2007 tentang Cukai dan PMK 84/2008 jo. PMK 20/2009 tentang Penggunaan DBH CHT
Pembinaan Industri
Penghasil Penghasil Non
Rumusan Kegiatan
Cukai Tembakau Penghasil
Pendataan mesin/peralatan mesin
6 produksi hasil tembakau (registrasi
mesin/peralatan mesin) dan
memberikan tanda khusus;

Penerapan HAKI
7
Pembentukan kawasan industri HT
8
9 Pemetaan industri HT

Kemitraan Usaha Kecil Menengah


10 (UKM) dan usaha besar dalam
pengadaan bahan baku;
Penguatan kelembagaan asosiasi
11 industri hasil tembakau; dan/atau

Penerapan GMP
12
Target Penggunaan DBH CHT
DALAM RANGKA
PENANGANAN DAMPAK
Digunakan NEGATIF IHT (ROKOK)
untuk semua Daerah baik
Penghasil maupun Non
Lingkungan
Penghasil, kecuali utk Pembinaan
kegiatan tertentu Lingkungan Sosial Tenaga Kerja
Melalui kegiatan:
• Kemampuan & ketrampilan kerja masyarakat
Kesehatan Mencegah
• Manajemen limbah industri HT  AMDAL
pencemaran
• Kawasan tanpa asap rokok & tempat khusus /perusakan
merokok Perekonomian lingkungan
• Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dng Masyarakat
penyediaan fasilitas perawatan kesehatan Alih Profesi Petani
akibat dampak rokok Tembakau dan
• penguatan sarana dan prasarana kelembagaan Pengentasan kemiskinan,
Tenaga Kerja IHT
Mengurangi pengangguran,
pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil Mendorong pertumbuhan
tembakau ekonomi daerah Target Capaian
• Penguatan ekonomi masy di lingkungan industri
HT dlm rangka pengentasan kemiskinan, Pembentukan KTR serta Rehabiltasi
mengurangi pengangguran, mendorong dan Perawatan akibat dampak rokok
pertumbuhan ekonomi daerah, dilaksanakan a.l. (tindakan kuratif)
mll bantuan permodalan dan sarana produksi

UU 39/2007 tentang Cukai dan PMK 84/2008 jo. PMK 20/2009 tentang Penggunaan DBH CHT
Pembinaan Lingkungan Sosial:
Penghasil Penghasil Non
Rumusan Kegiatan
Cukai Tembakau Penghasil
pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja
13 masyarakat di lingkungan industri hasil
tembakau dan /atau daerah penghasil bahan
baku industri hasil tembakau
Manajemen limbah industri HT  AMDAL
14
Kawasan tanpa asap rokok & tempat khusus
15 merokok
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dng
16 penyediaan fasilitas perawatan kesehatan akibat
dampak rokok
Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan
17 pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil
tembakau;dan/atau
Penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan
industri HT dlm rangka pengentasan kemiskinan,
18 mengurangi pengangguran, mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah, dilaksanakan a.l.
mll bantuan permodalan dan sarana produksi
Target Penggunaan DBH CHT
DALAM RANGKA
PENGENDALIAN DAN
PENGAWASAN PRODUKSI
SERTA DISTRIBUSI ROKOK
Digunakan SERTA OPTIMALISASI
untuk semua Daerah PENERIMAAN NEGARA
baik Penghasil maupun
Non Penghasil,
Sosialisasi Cukai
Melalui kegiatan:
Target Capaian
• Menyampaikan ketentuan bidang cukai
kpd masyarakat baik secara insidentil
maupun periode waktu tertentu Kepatuhan Masyarakat
terhadap aturan Cukai
dan Optimalisasi
Penerimaan
Negara

UU 39/2007 tentang Cukai dan PMK 84/2008 jo. PMK 20/2009 tentang Penggunaan DBH CHT
Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai

Penghasil Penghasil Non


Rumusan Kegiatan
Cukai Tembakau Penghasil
Menyampaikan ketentuan
19 bidang cukai kpd masyarakat
baik secara insidentil maupun
periode waktu tertentu
Target Penggunaan DBH CHT

DALAM RANGKA
PENGAWASAN DISTRIBUSI
ROKOK SERTA OPTIMALISASI
Digunakan PENERIMAAN NEGARA
untuk semua Daerah
baik Penghasil maupun
Non Penghasil Pemberantasan Cukai
Ilegal
Melalui kegiatan: Target Capaian
• pengumpulan informasi hasil tembakau
Tersedianya
yang dilekati pita cukai palsu di Informasi
peredaran atau tempat penjualan eceran pelanggaran
• pengumpulan informasi hasil tembakau ketentuan terkait
yang tidak dilekati pita cukai di pita cukai
peredaran atau tempat penjualan eceran

UU 39/2007 tentang Cukai dan PMK 84/2008 jo. PMK 20/2009 tentang Penggunaan DBH CHT
Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal

Rumusan Kegiatan Penghasil Penghasil Non


Cukai Tembakau Penghasil

Info HT yg dilekati pita palsu


20 dan yang tidak dilekati pita
cukai

Info barang kena cukai berupa


21 etil alkohol
Matriks Jenis Kegiatan dan Status Daerah
Penghasil Penghasil Non
Rumusan Kegiatan
Cukai Tembakau Penghasil
1 Peningkatan Kualitas Bahan Baku 3 5 0
Pembinaan Industri 7 0 0
2
Pembinaan Lingkungan Sosial 6 3 2
3
Sosialisasi Ketentuan di bidang
4 Cukai 1 1 1

Pemberantasan Barang kena Cukai


5 Ilegal 2 2 2

21 19 11 5

90% 52% 24%


Catatan : Daerah Penghasil Cukai dan Tembakau dapat menggunakan 100% jenis kegiatan
Permasalahan Pelaksanaan DBHCHT
(Hasil Monitoring dan Evaluasi Kemenkeu)

• Masih banyak provinsi yang mengalokasikan DBHCHT per daerah


belum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
– Pembagian alokasi tidak didasarkan pada kontribusi penerimaan CHT
atau dengan kata lain menggunakan ukuran/kriteria di luar kontribusi
penerimaan sep jumlah tenaga kerja IHT, jumlah penduduk, dsbnya
– Ada beberapa daerah yang menerapkan batasan kriteria daerah
penghasil (sep: harus memiliki luas areal tanaman tembaku min 100
Ha). Padahal UU 39/2007 tentang Cukai tidak mengatur pembatasan
kriteria tersebut dalam pengalokasian
• Masih terdapat penggunaan DBHCHT yang tidak sesuai
peruntukannya
– Hal ini ditunjukkan ada beberapa daerah yang terkena sanksi
penangguhan penyaluran
Permasalahan Pelaksanaan DBHCHT
(Hasil Monitoring dan Evaluasi Kemenkeu)

• Hampir sebagian besar alokasi kegiatan DBHCHT disusun tidak


berbasis pada karakteristik, kebutuhan dan prioritas daerah
– Lebih cenderung berdasarkan kepada pemerataan alokasi ke
setiap SKPD. Padahal belum tentu ada relevansinya tupoksi
SKPD bersangkutan dengan earmarking penggunaan
DBHCHT
• Realisasi penyerapan DBHCHT masih rendah
• Masih ada beberapa daerah yang tidak menyampaikan laporan
realisasi penggunaannya
• Masih banyak Silpa DBHCHT yang tidak dialokasikan kembali di
tahun anggaran berikutnya
Kewajiban Pelaporan

Kemenkeu
20 Juli dan 20 Des Awal Tahun

Provinsi
Laporan RKA Konsolidasi
Konsolidasi

Laporan Kab./Kota Rencana Kegiatan


Realisasi dan Anggaran
Sanksi
Dasar Hukum:
UU 39 thn 2007 PMK 84/2008
Pasal 66C Pasal 14 Ayat (2)

Menteri melakukan pemantauan dan Menteri Keuangan dapat :


evaluasi atas penggunaan anggaran a. Meminta Penjelasan kepada
peningkatan kualitas bahan baku, Gubernur/Bupati/Walikota yang
pembinaan industri, pembinaan bersangkutan dalam hal terjadi
lingkungan sosial, sosialisasi indikasi penyalahgunaan alokasi
ketentuan di bidang cukai, dan/atau anggaran DBH CHT
pemberantasan barang kena cukai b. Meminta aparat pengawasan
ilegal yang berasal dari dana bagi fungsional untuk melakukan
hasil cukai hasil tembakau yang pemeriksaan dalam hal terjadi
dibuat di Indonesia indikasi penyalahgunaan alokasi
anggaran DBH CHT
Sanksi

UU 39 thn 2007 PMK 84/2008


Pasal 66D Pasal 13 Ayat (5)

Atas penyalahgunaan alokasi Termasuk dalam kategori


dana bagi hasil cukai hasil menyalahgunakan alokasi dana
tembakau dapat diberikan bagi hasil cukai hasil tembakau
sanksi berupa adalah provinsi/kabupaten/kota
penangguhan sampai yang tidak menyampaikan laporan
dengan penghentian alokasi penggunaan dana atas
penyaluran dana bagi hasil pelaksanaan kegiatan
cukai hasil tembakau yang
dibuat di Indonesia.
Sanksi
Dikenakan
apabila :
Tidak menyampaikan Laporan Realisasi
1 Penggunaan DBH CHT

Tidak menganggarkan kembali silpa


2 pada tahun berikutnya

Kegiatan tidak sesuai dengan PMK


3 84/2008 Jo. PMK 20/2009
Selesai
Terima Kasih Atas Perhatiannya
Silahkan mengunjungi website kami:

Alamat :
Jl. DR. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710
Gd. A (Radius Prawiro) Lantai 7
Telp. 021-3452579
Website: www.djpk.depkeu.go.id
Email : dbhpajak@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai