Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)
DI SULAWESI SELATAN

Oleh :
Asril Mallombasang, S.T., M.T.
BIO DATA
Nama : ASRIL MALLOMBASANG, S.T., M.T.
Nip. : 19791128 201101 1 002
Pangkat : Penata Tk. I,
Golongan : III/d
Jabatan : Fungsional Pengawas
Ketenagakerjaan Ahli Muda
TTL : Ujung Pandang, 28 November
1979
Instansi : Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Prov. Sulsel
Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 243,
Makassar.
Hp. 085 242 194 801
Tebak gambar apa ini ?
KONDISI BERPENGARUH

 Globalisasi;
 Otonomi Daerah;
 Kualitas Tenaga Kerja dan Pengangguran;
 Kesadaran Pengusaha;
 Penggunaan Teknologi dan Energi
Terbarukan Semakin Pesat dan Kompleks;
 Jumlah kecelakaan kerja dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK).
 Pertumbuhan ekonomi;
 Berbagai mega proyek dan Investasi;
 Bonus Demografi (2020-2030), struktur
penduduk Indonesia didominasi oleh
penduduk usia produktif (15 - 64 tahun)
yang mencapai 70% (180 juta jiwa), dan
usia tidak produktif sebanyak 60 juta jiwa;

 Ekonomi Digital (Revolusi Industri 4.0)


menuntut pelaku usaha melakukan langkah
adaptasi agar dapat bertahan;

 Pandemi Covid - 19
TANTANGAN DUNIA INDUSTRI

 Penyesuaian dengan standar perdagangan


global.

 Bisnis di era digital tidak lagi


mempersoalkan produk apa yang dijual,
melainkan bagaimana cara menjual dan
mempromosikannya.

 Memelihara dan meningkat mutu produk


dan layanan.
VISI dan MISI
PROV. SULAWESI SELATAN
Visi :
“Sulawesi Selatan Yang Inovatif, Produktif, Kompetitif,
Inklusif dan Berkarakter”

Inovatif :
Kemampuan menciptakan gagasan baru, produk baru,
dan layanan baru yang memberikan nilai tambah
signifikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Produktif :
Kemampuan untuk menghasilkan produk barang dan jasa
yang berdaya saing dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Kompetitif :
Kemampuan menghasilkan SDM, produk
barang dan jasa yang mampu terserap oleh
pasar.

Inklusif :
Kondisi sistem dan lingkungan yang
ramah untuk semua tanpa hambatan
dengan cara melibatkan partisipasi
masyarakat tanpa kecuali.

Berkarakter :
Spirit pembangunan berdasarkan agama
dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
VISI K3 PROV. SULAWESI SELATAN :
“Menjadikan K3 Sebagai Salah Satu
Pendorong Peningkatan Daya Saing
Sulawesi Selatan

Misi K3 Sulsel :

 Meningkatkan daya saing produk;


 Meningkatkan daya saing sumber daya
manusia; dan
 Meningkatkan daya saing investasi.
Strategi :

Merubah Pendekatan pembinaan K3, dari


pendekatan hukum ke pendekatan hukum
dan kebutuhan.

 Mendorong partisipasi masyarakat;


 Mendorong partisipasi pemerintah
daerah; dan
 Mendorong inisiatif tempat kerja;
Program :
Program Inisiatif :

 Mengupayakan agar K3 masuk ke


dalam kebijakan daerah (Provinsi dan
Kab/Kota);
 Mengupayakan agar K3 dimulai dari
dunia pendidikan; dan
 Menyusun rencana aksi penerapan K3;
Program Gradual :
 Peningkatan jumlah dan kompetensi
aparatur pengawas;
 Penguatan Kelembagaan K3; dan
 Mapping potensi K3;

Program Operasional :
 Optimalisasi pembinaan K3 di tempat
kerja;
 Optimalisasi pemeriksaan objek K3 di
tempat kerja; dan
 Penegakan hukum;
APA ITU K3
Mengapa kita wajib
melaksanakan

K3
Definisi atau pengertian kebijakan
K3 dijelaskan dalam ISO 45001

Kebijakan K3 didefinisikan sebagai :

Keseluruhan tujuan dan


arahan dari sebuah
organisasi terkait dengan
performa K3 yang secara
formal disampaikan oleh
manajemen puncak.
Budaya keselamatan merupakan
interelasi dari tiga elemen, yaitu
phsycological (person), behavioral
(job) dan system (organization).
Artinya, ada tiga faktor pembentuk
budaya keselamatan, yaitu pekerja,
pekerjaan dan organisasi.

Budaya keselamatan atau safety


culture tidak bisa dibentuk oleh satu
individu, tetapi harus melibatkan semua
orang (seluruh sumber daya yang ada di
dalam organisasi atau perusahaan)
dan tidak hanya berlaku untuk pekerja
saja.
Manfaat budaya keselamatan
di tempat kerja :
 Meminimalkan kemungkinan
kecelakaan akibat kesalahan/
kelalaian yang dilakukan individu
 Meningkatkan kesadaran akan bahaya
melakukan kesalahan/ kelalaian
 Mendorong pekerja untuk menjalani
setiap prosedur aman dalam semua
tahap pekerjaan
 Mendorong pekerja untuk melaporkan
kesalahan / kekurangan sekecil
apapun yang terjadi untuk
menghindari terjadinya kecelakaan.
Budaya keselamatan yang baik
dapat membentuk perilaku
pekerja terhadap keselamatan
kerja yang diwujudkan melalui
perilaku aman dalam melakukan
pekerjaan.

Inilah yang menjadi tantangan


besar bagi seorang pemimpin
dalam membangun budaya
keselamatan di tempat kerja,
karena mereka harus mengubah
kebiasaan banyak orang.
7 Faktor Penentu Keberhasilan
Membangun Budaya Keselamatan
di Perusahaan
1. Komitmen Manajemen Terhadap
Keselamatan Kerja
2. Peraturan dan Prosedur Keselamatan
Kerja
3. Komunikasi
4. Keterlibatan Pekerja dalam
Keselamatan Kerja
5. Lingkungan Sosial Pekerja
6. Perilaku Keselamatan Kerja
7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety
Leadership)
TRIPLE HELIX PENGEMBANGAN K3

PEMERINTAH : LEMBAGA
Regulasi
Pembinaan PENDIDIKAN :
Pengawasan Penyiapan SDM
Fasilitasi Riset

DUNIA USAHA :
Pemenuhan Standar
Produktivitas
Kualitas Produk
Kualitas Pelayanan
K3

SERTIFIKAT
KOMPETENSI
SERTIFIKAT
SMK3 SDM

P ERU SA H A A N
Data kecelakaan kerja di Sulawesi Selatan

Tahun 2019-2021, menunjukkan angka :


Tahun 2019 : 907 kasus
Tahun 2020 : 900 kasus
Tahun 2021 : 794 kasus
(BPJS Ketenagakerjaan, Nov 2021)

Santunan Yang Dibayarkan :


 Tahun 2019 : Rp 13.267.010.853.07,-
 Tahun 2020 : Rp 16.885.358.041,-
 Tahun 2021 : Rp 20.011.857.322.06,-
(BPJS Ketenagakerjaan, Nov 2021)
• Angkatan Kerja : 4.433.714 Jiwa
• Penduduk Yang Bekerja : 4.176.800
Jiwa
• Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja :
65,36 %
• Tingkat Pengangguran Terbuka :
5,79 %
Sumber : BPS Makassar, Periode Oktober 2021

• Data Pencari Kerja Terdaftar : 54.899


Orang
• Data Penyerapan Tenaga Kerja : 10.526
Orang (19 %)
• Data Lowongan Pekerjaan : 14.415
Sumber : BPS Makassar, Periode Oktober 2021
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai