Anda di halaman 1dari 6

Bulan K3 Nasional 2017 : Tingkatkan Kualitas Hidup Manusia Menuju

Masyarakat yang Selamat, Sehat dan Produktif

Peringatan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah disepakati


setiap tanggal 12 Januari, dan pada tahun 2017 ini merupakan tahun ketiga bagi
bangsa Indonesia yang secara terus menerus berupaya  mewujudkan “Kemandirian
Masyarakat Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2020”. Dengan diselenggarakannya apel
dan pembukaan bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Nasional Kementerian
Ketenagakerjaan RI menjadi salah satu pengingat kita, bahwa K3 begitu penting
diberbagai bidang industri.

Acara tersebut dipimpin oleh Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si Menteri
Ketenagakerjaan dan dihadiri oleh pejabat pemerintah pusat dan provinsi, para
pimpinan asosiasi pengusaha tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/Kota, para
pimpinan serikat pekerja/serikat buruh tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota,
para pimpinan perusahaan dan pekerja di seluruh Indonesia.

Pemerintah secara terus menerus meningkatkan pembangunan yang bertujuan


memperluas kesempatan kerja yang pada akhirnya dapat mensejahterakan
masyarakat. Untuk itu pemerintah telah mulai membangun dan mengembangkan tol
laut, pelayaran rakyat, pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikan,
perumahan, sanitasi dan air bersih, pembangunan jalan baru dan jalan tol,
pengembangan transportasi perkeretaapian, dan pencetakan sawah baru serta
konektivitas antar wilayah. Selain itu juga dikembangkan program peningkatan
kualitas dan efektifitas program perlindungan sosial.

Bidang ketenagakerjaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


pembangunan masyarakat yang mendukung prioritas program tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung. Program pembangunan tersebut harus didukung
oleh sumber daya manusia yang kompeten dan setiap pelaksanaan pembangunan
harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Angkatan
Kerja Nasional bulan Agustus 2016, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 118,41
juta orang dan sekitar 60,24°/o diantaranya dengan tingkat pendidikan SD dan SMP.
Kondisi demikian jelas menunjukkan bahwa tingkat kompetensi angkatan kerja
Indonesia secara rata-rata perlu ditingkatkan. Dalam era globalisasi, khususnya dalam
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kesiapan Sumber Daya Manusia sangat
penting dalam menghadapi MEA termasuk dalam peningkatan aspek K3.

Tujuan K3 tidak hanya untuk memberi perlindungan kepada tenaga kerja dan
orang lain yang berada di tempat kerja agar terjamin keselamatannya, tetapi juga
bagaimana dapat mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset dan sumber produksi
sehingga dapat dipergunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Tujuan perlindungan K3 tersebut dapat terlaksana apabila
seluruh unsur yang berada di perusahaan, baik pihak manajemen, serikat
pekerja/serikat buruh dan tenaga kerja/buruh bersama-sama berkomitmen
melaksanakan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Perlindungan K3 yang efektif dan efisien dapat mendorong produktivitas jika


dilaksanakan dan diterapkan melalui Sistem Manajemen K3 (SMK3}, sebagaimana
amanat Pasal 87 Undang-undang No. 13 Tahun 2003tentang Ketenagakerjaan dan
telah dikembangkan pula pedoman penerapan SMK3 melalui Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012.
Dalam upaya peningkatan pelaksanaan K3, Kementerian Ketenagakerjaan telah
mengembangkan berbagai upaya, antara lain :
 Penyempurnaan peraturan perundang-undangan serta standar yang menjadi
pedoman sehingga pelaksanaan program K3 dapat dengan mudah
diimplementasikan. Tahun 2016 telah diterbitkan beberapa simplifikasi
peraturan K3, antara lain tentang K3 Listrik, Lift, Penyalur Petir, Bejana
Bertekanan dan Pesawat Tenaga dan Produksi;

 Meningkatkan pengawasan bidang K3 melalui penambahan jumlah pengawas


spesialis bidang K3. Dalam Tahun 2016 telah dididik pengawas baru sebanyak
60 orang sehingga pada tahun 2016 terdapat 351 orang pengawas spesialis
bidang K3 yang tersebar di seluruh Indonesia;

 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pembinaan K3. Pada Tahun
2016 jumlah lembaga audit SMK3 ada sebanyak 10 perusahaan, dan jumlah
perusahaan jasa bidang K3 baik bidang pembinaan, pemeriksaan pengujian,
konsultasi, dan fabrikasi mengalami peningkatan sebanyak 625 perusahaan di
tahun 2015 menjadi 859 perusahaan pada tahun 2016;

 Meningkatkan kesadaran tenaga kerja dan masyarakat tentang K3 melalui


peningkatan jumlah personil yang memiliki kompetensi K3, dimana terdapat
sebanyak 57.653 personil K3 pada tahun 2015 meningkat menjadi 75.081 orang
pada tahun 2016;

 Meningkatkan perusahaan yang menerapkan program Pencegahan dan


Penanggulangan HIVAIDS (P2HIV-AIDS) pada tahun 2015 sebanyak 452
perusahaan dari 221.006 perusahaan (0,2°/o) menjadi 553 perusahaan dari
254.161 perusahaan (0,22%) di tahun 2016;

 Meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi sebesar 150°/o dari 6


Perguruan Tinggi di tahun 2015 menjadi 15 Perguruan Tinggi di tahun 2016;

 Pelaksanaan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim (IVA Test) pada
tenaga kerja perempuan sebanyak 5.003 orang pada tahun 2015 dan sebanyak
4.000 orang pada tahun 2016.
Meskipun terjadi peningkatan pelaksanaan program K3, akan tetapi masih
terdapat kasus kecelakaan kerja. Hal ini terlihat dari kasus kecelakaan kerja yang
berakibat pada meninggalnya tenaga kerja. Data BPJS Ketenagakerjaan
menggambarkan penurunan kecelakaan kerja dari 110.285 kasus di 16.082
perusahaan dari 296.271 perusahaan yang terdaftar dengan korban meninggal dunia
530 orang pada tahun 2015, menjadi 101.367 kasus di 17.069 perusahaan dari 359.
724 perusahaan yang terdaftar dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.382 orang
sampai dengan bulan November tahun 2016.

Pada kesempatan ini Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si. selaku Menteri
Ketenagakerjaan menghimbau, mengajak, dan mendorong agar semua pemangku
kepentingan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,
Perguruan Tinggi, organisasi profesi, asosiasi, pimpinann perusahaan, pekerja, dan
masyarakat lainnya, melakukan upaya-upaya konkrit terhadap pelaksanaan K3 di
lingkungannya masing-masing. Sehingga budaya K3 benar-benar terwujud disetiap
tempat kerja dan masyarakat umum di seluruh tanah air.

Dalam peringatan Hari K3 Nasional tahun 2017 ini sebagai tanda dimulainya
Bulan K3 Nasional maka ditetapkan tema pokok, yaitu “Dengan Budaya K3 Kita
Tingkatkan Kualitas Hidup Manusia Menuju Masyarakat yang Selamat, Sehat dan
Produktif”. Tema ini sangat tepat dan strategis untuk mendorong semua pihak
berpartisipasi aktif membudayakan K3 yang diharapkan menjadi bagian integral
dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
masyarakat.
Opini & Saran:

 Program pembangunan harus didukung oleh sumber daya manusia yag


kompeten.
 Terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja pada suatu pelaksanaan atau
perencanaan.
 Kesiapan sumber daya manusia harus ditingkatkan agar dapat bersaing di era
globalisasi, khususnya dalam Masyarakat Ekonomi Asean.
 Berkomitmen untuk menjamin kesehata dan keselamatan kerja.
 Terus meningkatkan pelaksanaan program K3
 Menyelesaikan permasalahan tentang kasus kecelakaan kerja.

Daftar pustaka:

Group, Proxsis. “Bulan K3 Nasional 2017 : Tingkatkan Kualitas Hidup Manusia


Menuju Masyarakat yang Selamat, Sehat dan Produktif”

https://www.proxsisgroup.com/bulan-k3-2017-tingkatkan-kualitas-hidup-
manusia-menuju-masyarakat-yang-selamat-sehat-dan-produktif/

(di akses tanggal 13 januari 2013)

Trend kesehatan K3
Nama : Sumayya Zahra
Prodi : K3
Fasilitator : Rhido Junantha
Kelompok : 27 (Dr. Cipto Mangunkusumo)

Anda mungkin juga menyukai