Anda di halaman 1dari 18

METODE PENELITIAN

DISUSUN OLEH :
DINY HAZITA RAHMA
2120412018

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
JUDUL
PENDAHULUAN

Biosintesis ZnO dilakukan melalui mekanisme


enzimatik untuk mengontrol ukuran partikel dan
morfologi dengan menggunakan metode sol-gel.
Selanjutnya, metode ini menggunakan stabilizer yang
diperoleh dari biomassa sel kapang Aspergillus niger
untuk menghasilkan produk yang homogen dan
konsisten
KARAKTERISTIK

XRD

FESEM-EDAX

UV DRS

FTIR
BAHAN

 Sel jamur A. niger diperoleh dari Biota


 Media Dextrose Agar (PDA)
 Kentang
 Biji ZnO dalam 100 mL akuades
 Seng nitrat (Zn(NO3)2)
 Natrium hidroksida (NaOH)
PROSES PEMBUATAN
 Larutkan 1,626 g biji zno dalam 100 ml akuades
 Diaduk hingga homogen selama 2 jam
 Diendapkan selama 24 jam
 Residunya adalah dikeringkan pada 100 ° C dan dilapisi pada substrat kaca
 Prekursor yang digunakan adalah seng nitrat (zn(no3)2) yang dilarutkan dalam air suling
dengan konsentrasi 0,2 M, maka natrium hidroksida (naoh) 0,1 M ditambahkan sebagai
senyawa penghidrolisis dengan perbandingan (2:1)
 Diaduk hingga homogen selama 2 jam.
 Ke dalam campuran ditambahkan 1,2 g biomassa kering dan 1,457 g ctab (1:1). Ph larutan
reaktan diatur menjadi 6,0, 8,0, 10,0, dan 13,0 menggunakan ph meter
 Dihomogenkan pada 400 rpm selama 4 jam
 Berdasarkan kondisi tersebut, endapan putih yang diperoleh dikeringkan pada suhu 110 °C
selama 3 jam dalam oven, dilapisi pada substrat kaca setelah biji zno,
 Dikalsinasi pada 600 °C selama 4 jam
APLIKASI PADA SERAT TEKSTIL

 Pelapisan bahan tekstil 8 x 8 cm dengan ZnO dilakukan keluar dengan pendekatan


dip-spin
 Bahan bahan di cuci dengan 2 g/L deterjen, dicelupkan ke dalam larutan Na2CO3 ,
dan dibilas dengan air sulingan. Berdasarkan kondisi ini, tekstil lebih lanjut dilapisi
dengan larutan asam sitrat dan Na2HPO2. Lebih-lebih lagi, bahan-bahan ini ditutup
dengan suspensi ZnO dan dikeringkan pada suhu 80°C selama 5 menit. Pelapisan
ZnO ini dilakukan berulang kali, karena serat yang tidak dilapisi yang tersisa dicuci
dengan air suling dan dikeringkan pada 80°C selama 10 menit
AKTIVASI ANTIBAKTERI TEKSTIL

 Tekstil dengan diameter 0,6 cm diuji antibakteri properti dengan


menggunakan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas bakteri
aeruginosa, karena isolat ini diinokulasi pada Potato Media Dextrose Agar
(PDA) dalam wadah cawan petri. Selanjutnya, potongan tekstil diposisikan
pada bakteri bagian inokulasi, sebagai cawan petri lebih lanjut diinkubasi
pada penyinaran UV (ÿ) 385-400 nm. Pengamatan zona hambat juga
dilakukan setiap 24-24 96 Jam.
HASIL DAN DISKUSI
“Biosintesis Seng Oksida (ZnO) Menggunakan Biomassa Aspergillus niger untuk
Menanamkan Kain Katun dengan sifat antimikroba”
Analisis FTIR

Spektrum FTIR ZnO hasil biosintesis pada (a). pH=6.0, (b).


pH=8.0, (c). pH=10.0 dan (d). pH = 13,0.
Spektrum FT-IR biosintesis ZnO pada
pH yang berbeda yaitu, 2a (pH=6.0), 2b (pH=8.0), 2c
(pH=10.0), 2d (pH=13.0). Analisis menunjukkan
fungsional asosiasi pada intensitas pita serapan 3385
cm yaitu vibrasi
regangan gugus OH.
Analisis XRD

Pola XRD Serbuk ZnO (a). standar ZnO (ICSD 155780), biosintetik
(b). pH=6.0, (c). pH=8.0, (d). pH=10.0 dan (e). pH = 13,0.
Pola XRD ZnO diamati pada pH biosintetik 6,0-13,0, seperti yang
 ditunjukkan pada Gambar 3 yaitu, 3a (pH=6.0), 3b (pH= 8.0), 3c
 (pH=10.0), dan 3d (pH= 13.0). Selanjutnya intensitas pada
 2ÿ=31.74°, 34.40°, 36.23°, 47.53° , 56.59° , 62.86° , 66.38°, 67.96°, dan 69.10°,
adalah intensitas spesifik dari struktur
 kristal wurtzite ZnO, dengan bidang hkl 100, 002, 101, 102, 110,
 200, 112, dan 201 sebagai unit sel heksagonal, berdasarkan ICSD
 -155780 standar.[36] Intensitas tertinggi umumnya dikategorikan
 sebagai ZnO wurtzite pada 2ÿ yang sama, kecuali pada Gambar 3.
 Berdasarkan biosintesis ZnO pada pH=13,0 pada Gambar 3e,
 diperoleh puncak baru pada 2ÿ=29,37°, yang menunjukkan intensitas
 Zn terhidrasi O berdasarkan standar ICSD-15008.
Analisis FESEM-EDAX

Analisis FE-SEM pada pH=8.0. (a) Pola distribusi partikel dan (b)
analisis EDAX.
Pola SEM morfologi ZnO-NPs (a). pH=8.0, (b) pH=10.0 dan (c)
pH=13.0.
Pola XRD ZnO diamati pada pH biosintetik 6,0-13,0, seperti yang
 ditunjukkan pada Gambar 3 yaitu, 3a (pH=6.0), 3b (pH= 8.0), 3c
 (pH=10.0), dan 3d (pH= 13.0). Selanjutnya intensitas pada
 2ÿ=31.74°, 34.40°, 36.23°, 47.53° , 56.59° , 62.86° , 66.38°, 67.96°, dan 69.10°,
adalah intensitas spesifik dari struktur
 kristal wurtzite ZnO, dengan bidang hkl 100, 002, 101, 102, 110,
 200, 112, dan 201 sebagai unit sel heksagonal, berdasarkan ICSD
 -155780 standar.[36] Intensitas tertinggi umumnya dikategorikan
 sebagai ZnO wurtzite pada 2ÿ yang sama, kecuali pada Gambar 3.
 Berdasarkan biosintesis ZnO pada pH=13,0 pada Gambar 3e,
 diperoleh puncak baru pada 2ÿ=29,37°, yang menunjukkan intensitas
 Zn terhidrasi O berdasarkan standar ICSD-15008.
Kesimpulan
Biosintesis ZnO menggunakan biomassa A. niger mengoptimalkan
mekanisme pertumbuhan kristal melalui pengaturan pH. Hal ini
disebabkan karena memiliki dimensi terkecil yaitu 36,17 nm dengan
morfologi batang pada pH= 8,0, serta memiliki tingkat keseragaman dan
aktivitas antibakteri yang tinggi. Selanjutnya dilakukan karakterisasi
XRD dan penyempurnaan Le Bail dengan parameter struktural fasa ZnO
dan model grup ruang P63mc (a=b=3.25254 , c=5.2110 , =ÿ=90°, =
120°). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ZnO memiliki struktur
wurtzite heksagonal, dengan jumlah kemiripan yang mendekati model
pada ZnO pH= 8,0 nm. Selain itu, aktivitas antibakteri ZnO pada media
serat tekstil memiliki daya hambat yang sangat kuat terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Gram positif dan
Gram-negatif, dengan zona hambat masing-masing sebesar 21,55 dan
25,50 mm. Kedua spesies tersebut memiliki zona yang lebih besar dari
20 mm, dan tergolong memiliki daya hambat yang lebih kuat
dibandingkan amoksisilin, yaitu 13,6 mm.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai