Pembimbing
Dr. dr. Laila Nuranna, SpOG(K)
GLOBOCAN 2018
GLOBOCAN 2018
Kanker kedua
Kanker pada wanita
tersering pada negara
ke-empat tersering
low-middle income
Risiko tinggi 16, 18, 31. 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59
Risiko rendah 6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72, 81
HPV-DNA
150
CERVICAL NEOPLASIA
NEGATIVE POSITIVE
SCREENING ROUTINE
3-5 YEARS VIA
POSITIVE NEGATIVE
CRYO, LEETZ/LEEP, TCA HPV TEST IN 6-12 MONTHS
Faktor risiko
1. MEROKOK
• Merokok ~ berkorelasi pada 2 variabel seksual utama usia lebih
muda saat hubungan seksual pertama & multi partner
• Perokok memiliki risiko 2x lipat terhadap prekanker dan kanker serviks
dibanding bukan perokok
• Mekanisme belum diketahui hipotesis interaksi kofaktor HPV,
efek pada imunitas epitel serviks
2. PIL KONTRASEPSI ORAL
• Studi kasus kontrol dan johort peningkatan risiko 2x lipat >8 tahun
penggunaan pil
• Progresi LG SIL HG SIL meningkst 6x pada pengguna pil
dibandingkan bukan pengguna
• Efek pada epitel serviks belum diketahui mungkin menyerupai efek
peningkatan estrogen pada pubertas dan kehamilan
• Kemungkinan peningkatan insidensi dari peningkatan neoplasia
glandular intraepitel dan adenokarsinoma serviks pada wanita muda
3. FAKTOR DIET - vitamin C plasma rendah - vitamin A rendah -
defisiensi asam folat
Gejala
• Asimptomatik
• Abnormal vaginal bleeding (postcoital, intermenstrual, postmenopausal)
• Keputihan berbau
• Pada kasus lanjut, nyeri pelvik dan keluarnya urin/feses karena penekanan massa
Tanda
• Inspekulo: lesi eksofitik/endofitik/ Ulseratif/polypoid, dapat terlihat normal jika
tumor berada di endoserviks
• Pemeriksaan rektal: mengukur besar serviks dan ekstensi pada parametrium
Siapa yang berisiko ?
1. Baseman JG et al. J Clin Virol 2005; 32 Suppl 1; S1624; 2. Ho GY et al. N Engl J Med 1998; 338: 423–8; 3. Brown DR et al. J Infect Dis 2005; 191: 182–
92; 4. Bosch FX et al. J Natl Cancer Inst Monogr 2003; 313;.
SKRINING KANKER SERVIKS
Manfaat Skrining :
• Metode utama dalam Keterbatasan Skrining :
deteksi dini kanker • Tidak dapat mencegah infeksi
serviks HPV.2
• Risiko terkena kanker • Menunggu hasil pap smear
serviks 5 kali lebih menimbulkan kecemasan tersendiri
bagi wanita.3
tinggi pada perempuan
yang tidak di skrining.1
Vaksinasi HPV
1. National Cancer Institute. Screening for Cervical Cancer. 2005.
2. Renshaw AA et al. Arch Pathol Lab Med 2004; 128: 153–7;
3. Basen-Enquist et al. Cancer 2003; 98: 2009-14
Pencegahan Kanker Serviks yang Ideal
SEKUNDER
PRIMER
1. IDAI: Buku Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi III. Jakarta. Page 7. 2. Paavonen J et al. Lancet 2008: 369: 2161-70 3. Sankaranarayanan et al Int J Gynaecol Obstet
2005; 89 Suppl 2: S4-S12
Jenis-jenis pemeriksaan skrining
• Pap smears
• Pemeriksaan sitologis dari apusan
sel-sel yang diambil dari leher
rahim.
• Slide diperiksa oleh teknisi sitologi
atau dokter ahli patologi untuk
mengidentifikasi perubahan sel
yang abnormal seperti normal,
inflamasi, Atypical cells of
uncertain significance (ASCUS),
Hasil pap smear karsinoma sel skuamosa. Terlihat sel
LGSIL, HGSIL, dan kanker. skuamosa malignan dengan pleomorfisme nuclear.
Terdapat tadpole cell
Automated pap smear (Pap-Net)
• Alat skrining tes yang baik namun lebih mahal daripada menggunakan
asam asetat, sensitif/spesifik,
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
https://www.slideshare.net/elnashar/visual-inspection-of-cervix
Teknik Pemeriksaan IVA 4L
an
Inspekulo gk
ah
1. Curigakanker Tidak curiga kanker
2. SSK ?
Biopsi
Tidak tampak SSK Tampak SSK
• Embriogenesis
SKRINING !
Major steps in the
development of cervical
cancer
http://img.medscapestatic.com/fullsize/migrated/553/264/nrc553264.fig1.gif
Terapi ablasi
• Terapi ablasi : Krioterapi, elektrokauter dan terapi laser
• Kandidat biopsi atau loop excition:
• Penemuan pertumbuhan tumor atau ulserasi
• Serviks yang lebih keras dianjurkan biopsy dan kuretase endoservikal
• Konisasi dilakukan jika diagnosis definitive tidak ditemukan setelah
biopsi
KONISASI
INDIKASI KONISASI :
1. Pandang kolposkopi tak memuaskan,
2. Kolposkopi curiga invasif, walau biopsi NIS 3
3. Kuretase endoserviks positif
4. Diskrepansi sitologi > histologi
5. Sitologi curiga adenoca insitu
6. Biopsi mikroinvasif
•Metode:
KONISASI COLD KNIFE
KONISASI DIATERMI LOOP (=LLETZ)
KONISASI LASER
KONISASI harus berdasar SITOLOGI dan KOLPOSKOPI
(dan BIOPSI) 40
PENGOBATAN LESI PRA-KANKER SERVIKS
• HPV : Observasi
Medikamentosa
Destruksi : Krioterapi
Elektrokauterisasi
Elektrokoagulasi
Laser
Eksisi
• Krioterapi
• Gas CO2 mencapai ≥ -60°C
• Gas NO2 mencapai ≥ -80°C
• Dibekukan/freezing > 3-6 menit
• dilakukan oleh dokter / bidan / perawat terlatih
Perbandingan terapi prakanker
Metode Kemudahan BIaya Komplikasi Keberhasilan
Krioterapi +++++ + +/- ++++
95%
Elektrocauter ++ ++ + +++++
97%
Laser + +++ ++/- +++++
97%
Konisasi (knife) + ++ ++/- +++++
99%
Konisasi Cold Knife
• Jahitan arah jam 3 & 9
• Infiltrasi serviks dengan
vasopresor
• Sonde uteri ~ arah Tanda jam 12
• Eksisi kerucut
• Jahitan hemostasis
Konisasi
Diatermi Loop
(LLETZ)
KONISASI LASER
• Definisi: amplifikasi cahaya yang distimulasi oleh emisi radiasi
• Sering digunakan LASER CO2
• Tujuan : mendapatkan jaringan bentuk silinder
Contoh kasus krioterapi
Contoh kasus konisasi
VIDEO LEEP
Contoh kasus leep
Staging FIGO 2018
• Stadium I
• IA: karsinoma invasif terbatas pada uteri serviks
• IA1 invasi stromal < 3 mm
• IA2 invasi stromal ≥ 3 mm dan < 5 mm
• IB: karsinoma invasif dengan invasi ≥ 5 mm. lesi masih terbatas pada uteri serviks
• IB1 invasi stromal ≥ 5mm dengan dimensi terbesar < 2 cm
• IB2 karsinoma invasif dengan dimensi terbesar ≥ 2 cm hingga < 4 cm
• IB3 karsinoma invasif dengan dimensi terbesar ≥ 4 cm
• Stadium II
• IIA: keterlibatan 2/3 vagina bagian atas dan belum terekstensi ke vagina bagian bawah atau dinding pelvis
• IIA1 karsinoma invasif dengan dimensi terbesar < 4 cm
• IIA2 karsinoma invasif dengan dimensi terbesar ≥ 4 cm
• IIB: dengan keterlibatan parametrium tapi tidak pada dinding pelvis
• Stadium III
• IIIA: karsinoma melibatkan 1/3 bagian bawah vagina tanpa ekstensi ke dinding pelvis
• IIIB: ekstensi kepada dinding pelvis dan/atau hidronefrosis atau ginjal non-fungsional
• IIIC: keterlibatan dinding pelvis dan/atau nodus limfe paraaortic tanpa melihat besar dan ekstensi tumor
• IIIC1 metastasis nodus limfe pelvik
• IIIC2 metastasis nodus limfe paraaortic
• Stadium IV: karsinoma terkestensi diluar pelvis sejati dan telah terbukti secara biopsy adanya metastasis ke
mukosa kandung kemih atau rektum
• IVA: penyebaran ke organ-organ sekitar
• IVB: penyebaran ke organ-organ jauh
Pengukuran staging
• MRI
• untuk mengukur besar tumor, derajat
penetrasi stromal, ekstensi vaginal,
ekstensi korpus, ekstensi parametrial, dan
status nodus
• Ketepatan pengukuran besar tumor MRI
93%
• Ketepatan pengukuran invasi stromal 78%
• CT
• Mengukur perubahan ukuran nodus limfe
• Ketepatan deteksi metastasis nodus
paraaortic 84%
Pola Penyebaran
Metastasis
Invasi direk dan permease
limfatik
Diseminasi
hematogenik
Tipe-tipe histologik non-skuamosa
Adenokarsinoma
• 20-25% dari kanker serviks
• Cenderung lebih tersing menyebar secara diseminasi hematologik
• Bersifat lebih radioresisten dari tipe karinoma skuamosa
Karsinoma Adenoskuamosa
• 20-30% dari kanker serviks
• Rekurensi lebih cepat
Algoritma Tatalaksana Karsinoma
Mikroinvasif
Jenis-Jenis Histerektomi
• Tipe I (histerektomi ekstrafasial)
• Cocok untuk stadium IA1
• Tipe II (histerektomi radikal termodifikasi)
• Setengah bagian dari ligament cardinal dan ligament uterosacral direseksi
• Cocok untuk stadium IA2
• Tipe III (histerektomi radikal)
• Seluruh bagian ligament cardinal direseksi
• Untuk stadium IB
• Tipe IV (histerektomi radikal terekstensi)
• Ureter didiseksi total dari ligament vesikouterina, ¾ dari vagina diesksisi
• Tipe V (partial exenteration)
• Diindikasikan jika ada rekurensi sentral melibatkan sebagian dari kandung kemih atau ureter
• Organ yang relevan dieksisi sebagian dan ureter direimplantasi ke dalam kandung kemih
Penyelamatan Fertilitas (Fertility Sparing)
• Indikasi: pasien kanker serviks mikroinvasif, diameter tumor 2 cm atau
kurang
• Pasien dengan kanker serviks stadium IB1 harus dilihat ekstensi
kankernya
• Prosedur yang dilakukan: vaginal/abdominal trachelectomy
• Pasca radical trachelectomy 41-79% keberhasilan konsepsi,
rekurensi 3-6%
Faktor Prognostik Stadium IB - IIA
Ada tidaknya
Status nodus Ukuran dari Kedalaman
lymph-vascular
limfe tumor primer invasi stromal
space invasion
Ada tidaknya
Tipe sel Status margin
eksternsi
histologi vaginal
parametrial
Algoritma Tatalaksana Stadium IB dan IIA
Algoritma Tatalaksana Stadium IIB - IV
Angka kesintasan kanker serviks pasca terapi
Terima Kasih