PAP SMEAR
MKK REPRODUKSI
Kontributor Modul:
dr. Eviana Norahmawati, Sp.PA (K)
dr. Kenty Wantri Anita, M.Kes., Sp.PA
dr. Aina Angelina, Sp.PA
Penilaian Skill
Sesuai dengan SKDI, penilaian keterampilan klinis teknik pap smear pada
tahapan pre-klinik adalah tingkat kemampuan 3 (Shows) didapatkan dari nilai OSCE.
.
Definisi
Pap smear adalah salah satu metode yang direkomendasikan sebagai alat
skrining keganasan pada kanker serviks. Pap Smear merupakan pemeriksaan
sitologi dengan mengambil representasi sel-sel yang lepas dari sistem reproduksi
wanita terutama sel-sel di zona transformasi (endoserviks dan ektoserviks) untuk
kemudian dievaluasi terhadap kemungkinan ada/tidaknya suatu lesi pra ganas atau
kondisi patologis lain. Metode lain untuk skrining kanker serviks antara lain :
1. Sitologi berbasis sediaan cair (Liquid Based Cytology/LBP).
2. Inspeksi Visual.
3. Kolposcopy.
4. Cervicography.
5. HPV DNA testing.
6. Kombinasi berbagai metode.
Meskipun Pap smear merupakan salah satu tes skrining terbaik yang mampu
menurunkan insiden Ca Cervix hingga lebih dari 50% pada suatu populasi, namun ia
tetap memiliki keterbatasan. Pertama, sensitivitas dari Pap smear untuk dysplasia
serviks memiliki gap yang cukup lebar dengan kisaran 30-87% (dengan rerata 58%).
Selain itu reliabilitas intraobserver dan interobserver berkisar antara 43-68% Hampir
setengah dari kasus kanker serviks baru ditemukan pada pasien yang tidak pernah
melakukan Pap Smear, namun demikian kejadian false negative Pap smear juga
masih berkontribusi pada pada terjadinya 30% kasus kanker serviks baru.
HPV DNA testing merupakan salah satu tes yang dapat meningkatkan
sensitivitas pemeriksaan sitologi serviks, namun demikian spesifisitasnya masih
tetap rendah. Pada wanita berusia di atas 30 tahun, sensitivitas dan spesifisitas
pemeriksaan HPV DNA untuk mendeteksi CIN 2 keatas secara kasar 95% dan 87%.
Kontra Indikasi
1. Wanita yang belum menikah.
2. Menstruasi.
Keterangan:
- Tabel 1 diatas tidak dapat digunakan untuk wanita yang telah di diagnosis
High grade precancerous lesion (CIN 2 atau 3) atau diagnosis ca cerviks,
wanita dengan paparan dietilstilbesterol, atau wanita immunocompromised
atau HIV positif.
- Sitologi konvensional (PAP smear) atau sitology berbasis cairan memiliki
kualitas yang sama dalam kedudukannya sebagai alat skrining.
- Untuk wanita usia >21 tahun, pemeriksaan bimanual rutin tahunan
merupakan suatu upaya pencegahan meskipun tidak harus dilakukan skrining
sitologi.
ADEKUASI SPESIMEN
1) Memuaskan untuk evaluasi.
Disebutkan ada tidaknya komponen zona transformasi seperti sel endoserviks
dan indikator kualitas yang lain seperti tertutup darah dan radang atau tidak
2) Tidak memuaskan untuk evaluasi ( disebutkan alasan tertentu)
Spesimen ditolak/ tidak diproses (disebutkan alasannya)
Spesimen diproses dan diperiksa tapi tidak memuaskan untuk dievaluasi
(disebutkan alasannya misalnya karena ; terlalu sedikit sel squamous,
pembuatan sediaan yang jelek , atau tertutup darah, dll).
Kriteria selengkapnya untuk penilaian adekuasi spesimen adalah sebagai berikut :
Sediaan Tidak Memuaskan untuk Evaluasi ( Unsatisfactory for Evaluation )
a. Sediaan yang > 75% sel epithelnya tertutup oleh radang, darah dan atau
mukus.
b. Sediaan yang > 75% sel epithelnya rusak karena pembuatan sediaan
yang jelek dan kering di udara (air drying).
c. Sediaan yang selularitasnya < 10% dari selularitas yang diharapkan
sesuai usia atau status hormonalnya (sekitar 8000 – 12000 sel epithel
squamous).
Sediaan Memuaskan Namun dengan Kualifikasi Tertentu ( Satisfactory but with
Specimen Qualifications )
a. Sediaan yang 50 – 75% sel epithelnya tertutup radang, darah dan mukus
b. Sediaan yang 50 – 75% sel epithelnya rusak karena pembuatan sediaan
yang jelek dan kering di udara.
c. Sediaan yang mengandung < 10 sel endoserviks atau sel metaplastik
sebagai sampel dari zona transformasi.
d. Sediaan yang jumlah seluruh selnya antara 10 – 20% dari jumlah sel yang
diharapkan.
e. Sediaan yang terdiri dari 90% sel endoserviks.
KATEGORI UMUM
C. Hasil Interpretasi
1. Negatif untuk suatu lesi keganasan (Negative for intraepithelial lesion or
malignancy)
Organisme
o Trichimonas vaginalis
o Fungi yang konsisten dengan Candida
o Perubahan flora normal yang konsisten dengan spesies Actinomyces
o Perubahan seluler yang konsisten dengan infeksi virus herpes simpleks
Etiologi lain non neoplastic
o Perubahan sel reaktif karena inflamasi (termasuk penyembuhan), radiasi,
pemasangan IUD
o Sel-sel glanduler postirektomi
o Atropi
2. Abnormalitas sel epithelial (Epithelial cell abnormalities)
Sel Skuamous
Atypical squamous cell (ASC)
of undetermined significance (ASCUS)
Peralatan 1. Maneken
2. Lampu sorot diagnostik
3. Spekulum cocor bebek
4. Cytobrush
5. Spatula Ayre
6. Object glass
7. Handscoen
8. Alkohol 96%
9. Chlorin 0,5 %
10. Savlon dan kapas
11. Formulir pemeriksaan sitologi
Setting Ruangan Manikin dengan posisi litotomi di meja pemeriksaan
4. Usapkan masing-masing sisi spatula pada objek glass dengan satu atau dua kali
apusan. Jika terdapat abnormalitas sampel yang diambil, usapkan terpisah pada
objek glass yang lain.
5. Segera fiksasi tiap-tiap slide. Dapat menggunakan fiksasi spray dengan sudut
yang tepat dengan jarak 20 cm, atau menggunakan object glass direndam dalam
larutan alkohol 96% (bagian objek glass yang terdapat bahan sitologi direndam
selama minimal 5 menit kemudian dikeringkan).
7. Masukkan Cytobrush ke kanal serviks (sedalam 2 cm), putar 180 derajat sekali, cabut
dan lakukan langkah 4-6 diatas (jika diperlukan penggunaan citobrush).
8. Tutup dan tarik kembali spekulum dengan gentle.
9. Tempatkan seluruh instrumen yang telah digunakan pada baskom berisi larutan
chlorin 0,5%.
15. Sarankan kepada pasien untuk mengajak anggota keluarga, sahabat yang berada di
usia target untuk menjalani pap smear.
Follow Up
16. Saat pasien datang kembali, berikan hasil tesnya, jelaskan interpretasi hasil tes
tersebut dan berikan arahan apa yang harus dilakukan pasien :
- Jika hasil tes negatif (normal), pasien disarankan menjalani Pap Smear lagi setelah 1
tahun;
- Jika hasil tes menunjukkan gambaran inflamasi karena mikroorganisme, maka diterapi
sesuai jenis mikroorganisme (jika penyebabnya bakteri diberikan antibiotik, jika penyebabnya
jamur misalnya kandida diberikan anti fungal);
- Jika hasil tes menunjukkan gambaran prakanker (dysplasia) atau kanker, maka pasien dirujuk ke
Sp OG.
17. Jika pasien tidak datang kembali, sementara hasil Pap Smearnya abnormal atau inadekuat,
cobalah menghubunginya.