Anda di halaman 1dari 12

MODUL PELATIHAN

TEKNIK PAP SMEAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI


LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI FKUB | 2015

MODUL PELATIHAN PAP SMEAR

Pendahuluan
Sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, institusi pendidikan dokter harus
mempersiapkan peserta didik untuk terampil dalam melakukan prosedur klinis sesuai dengan daftar
lampiran keterampilan klinis. Salah satu keterampilan yang esensial adalah melakukan PAP SMEAR
sesuai Pedoman WHO untuk skrining keganasan cervix (WHO, 2006) dan berbagai literatur yang
relevan.

Sasaran Pembelajaran
Di akhir pembelajaran modul, peserta didik diharapkan mampu:
-

Mengetahui gambaran epidemiologis dan pentingnya melakukan upaya pencegahan


terhadap kejadian keganasan servik

Melakukan Pap Smear dengan segala indikasi, kontraindikasinya pada manekin di bawah
supervisi dokter pendidik (Level 3B)

Menuliskan summary pemeriksaan pap smear pada data rekam medis dan mengisi formulir
pengantar pemeriksaan PAP Smear ke Spesialis Patologi Anatomi

Metode Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan Medis yang ada di dalam Modul menggunakan metode pelatihan

Page

simulasi dengan menggunakan prinsip-prinsip supervisi.

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

Referensi
The Papanicolaou Society of Cytopathology Task Force on Standards of Practice, 1997, Guidelines of
the Papanicolaou Society of Cytopathology for Fine-Needle Aspiration Procedure and Reporting,
Diagnostic Cytopathology, Vol 17, No 4

Denny,L., Quinn, M., Sankaranarayanan, R., 2006, Chapter 8. Screening for Cervical Cancer in
Developing Countries, Vaccine 24S3: S3/71-S3/77

World Health Organization, 2006, Comprehensive Cervical Cancer Control : A Guide to Essential
Practice, Switzerland, WHO Press.

National Comprehensive Cancer Control Network, 2013, NCCN Clinical Practice Guideline in
Oncology (NCCN Guidelines) : Cervical Cancer version 2,2013. http://www.NCCN.org accessed

Page

November 2011.

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

PAP SMEAR

Definisi
Pap Smear merupakan salah satu bentuk pemeriksaan sitologi dengan mengambil representasi selsel yang lepas dari sistem reproduksi wanita terutama sel-sel di zona transformasi (serviks, endo &
ekto serviks serta endometrium) untuk kemudian dievaluasi terhadap kemungkinan ada/tidaknya
suatu lesi pra ganas atau kondisi patologis lain.

Berbagai metode skrining untuk Kanker Serviks


1. Cervical cytology (PAP Smear)
2. Inspeksi Visual
3. Kolposcopy
4. Cervicography
5. HPV DNA testing.
6. Kombinasi berbagai metode

PAP Smear dapat dilakukan untuk kepentingan sebagai berikut


1. Diagnosa kelainan prakanker.
2. Diagnosa keganasan ( deteksi dini , follow up, diagnosa carcinoma stadium lanjut)
3. Diagnosa keradangan dan penyebabnya.
4. Evaluasi sitohormonal.

Kontra Indikasi
1. Wanita yang belum menikah
2. Menstruasi
3. Didapatkan massa yang diduga keganasan pada portio cervix.
4. Pasien melakukan hubungan badan kurang dari 24 jam
5. Pasien minum obat kontrasepsi, melakukan pembersihan organ kewanitaan (Douche),
penggunaan tampon, krim kontrasepsi dalam 24 jam terakhir
Page

6. Terapi lokal kurang dari 1 minggu


7. Post partum, setelah operasi, radiasi dalam 6 minggu terakhir
MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

Komplikasi & Keterbatasan


Komplikasi sangat jarang terjadi meskipun mungkin saja terjadi secara teoritik, diantaranya
perdarahan minor dan infeksi. Oleh karena itu pasien perlu diberi tahu bahwa terjadinya bercak
perdarahan (spotting) setelah pap smear ( 1 x 24 jam) merupakan hal yang normal terjadi setelah
pap smear.
Meskipun Pap smear merupakan salah satu tes skrining terbaik yang mampu menurunkan insiden
Carcinoma Cervix hingga lebih dari 50% pada suatu populasi, namun ia tetap memiliki keterbatasan.
Pertama, sensitivitas dari Pap smear untuk displasia serviks memiliki gap yang cukup lebar dengan
kisaran 30-87% (dengan rerata 58%). Selain itu reliabilitas intraobserver dan interobserver berkisar
antara 43-68% Hampir setengah dari kasus kanker serviks baru ditemukan pada pasien yang tidak
pernah melakukan Pap Smear, namun demikian kejadian false negative Pap smear juga masih
berkontribusi pada pada terjadinya 30% kasus kanker serviks baru.
HPV DNA testing merupakan salah satu tes yang dapat meningkatkan sensitivitas pemeriksaan
sitology serviks, namun demikian spesifisitasnya masih tetap rendah. Pada wanita usia 30 tahun
keatas, sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan HPV DNA untuk mendeteksi CIN 2 keatas secara
kasar 95% dan 87%.

Ringkasan Rekomendasi PAP Smear


WHO recommendations
Health education should be an integral part of comprehensive cervical cancer control.
Cytology is recommended for large-scale cervical cancer screening programmes, if sufficient
resources exist. Recommended target ages and frequency of cervical cancer screening :
New programmes should start screening women aged 30 years or more, and include
younger women only when the highest-risk group has been covered.
Existing organized programmes should not include women less than 25 years of age in
their target populations.
If a woman can be screened only once in her lifetime, the best age is between 35 and 45
years.
For women over 50 years, a five-year screening interval is appropriate. In the age group
25-49 years, a three-year interval can be considered if resources are available.
Page

Annual screening is not recommended at any age.

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

Screening is not necessary for women over 65 years, provided the last two previous
smears were negative.
Visual screening methods (using acetic acid (VIA) or Lugols iodine (VILI), at this time, are
recommended for use only in pilot projects or other closely monitored settings. These methods
should not be recommended for postmenopausal women.
Human papillomavirus (HPV) DNA tests as primary screening methods, at this time, are
recommended for use only in pilot projects or other closely monitored settings. They can be used in
conjunction with cytology or other screening tests, where sufficient resources exist. HPV DNA-based
screening should not begin before 30 years of age.
There is no need to limit the use of hormonal contraceptives, despite the small increased risk of
cervical cancer noted with use of combined oral contraceptives.
Women should be offered the same cervical cancer screening and treatment options irrespective
of their HIV status.
Colposcopy is recommended only as a diagnostic tool and should be performed by properly trained
and skilled providers.

Langkah-langkah Pap smear


Pada pemeriksaan Pap Smear sampel sel diambil dari serviks uteri dengan bantuan spatula atau
brush, dibuat hapusannya pada slide, kemudian diperiksa dengan mikroskop untuk mencari sel
abnormal (precancer atau cancer). Ketika hasil Pap Smear menunjukkan sel epitel abnormal maka
dilaporkan hasilnya sebagai positif. Pada umumnya mereka yang memiliki hasil Pap Smear positif
membutuhkan tes konfirmasi lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi.

Alat-alat dan Bahan :


1. Sabun dan air untuk mencuci tangan
2. Savlon untuk desinfeksi vulva
3. Sumber cahaya untuk memeriksa serviks

Page

4. Meja periksa yang dialasi kain bersih

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

Gambar 1. Contoh Meja Periksa Ginekologi Standar

5. Spekulum (yang telah di Desinfeksi Tingkat Tinggi)


6. Handschoen (disposable atau yang telah di Desinfeksi Tingkat Tinggi)
7. Spatula dan Cytobrush
8. Objek glass
9. Cairan Fiksasi
10. Formulir pencatatan
11. Baskom air hangat untuk spekulum
12. Larutan Chlorin 0,5% untuk dekontaminasi instrumen dan handschoen

Keterangan :
a.
Spatula Ayre
b.
Endocervical
brush
c.
Brush plastik

Page

Gambar 2. Tiga Jenis Aplikator untuk PAP Smear (Dengan Izin dari WHO)

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

Hal-Hal yang diperhatikan saat pengambilan sampel pap smear


1. Sebaiknya tidak mengambil sampel Pap Smear dari wanita yang sedang menstruasi banyak
atau mengalami infeksi genetalia akut. Perdarahan minimal masih diperbolehkan.
2. Wanita hamil tidak diindikasikan untuk Pap Smear karena dapat memberikan hasil
pemeriksaan yang rancu.

A. Tahap Persiapan
1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien, hasil pemeriksaan, dan pentingnya
pasien untuk datang kembali mengambil hasil tes dan penjelasan mengenai tindakan
lanjut jika diperlukan. Pastikan bahwa pasien telah memahami penjelasan yang
diberikan dan meminta informed consent pasien.
2. Lakukan pemeriksaan serviks dengan bantuan spekulum

B. Tahap Pengambilan Sampel


3. Masukkan ujung panjang dari spatula ke dalam ostium, putar spatula 1 lingkaran penuh
(360 derajat)

Gambar 3. A. Ilustrasi Posisi Spekulum dan Spatula Ayre, B. Spatula Ayre diputar 360 Derajat

4. Usapkan masing-masing sisi spatula pada objek glass dengan satu atau dua kali apusan.
Jika terdapat abnormalitas sampel yang diambil, usapkan terpisah pada objek glass yang
lain.

Page

dengan jarak 20 cm, atau menggunakan larutan fiksatif ethanol 95% minimal 5 menit.

5. Segera fiksasi tiap-tiap slide. Dapat menggunakan fiksasi spray dengan sudut yang tepat

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

6. Masukkan Cytobrush ke kanal serviks (sedalam 2 cm), putar 180 derajat sekali, cabut dan
lakukan langkah 4-5 diatas.

Jika slide tidak langsung difiksasi, sel akan kering dan hasil pembacaannya akan tidak
akurat.
7. Tutup dan tarik kembali spekulum dengan gentle.
8. Tempatkan seluruh instrumen pada baskom berisi larutan desinfektan.

C. Tahap Setelah Pengambilan Pap Smear


9. Berilah label pada tepi objek glass yang berisi nama pasien, nomer urut, dan tanggal.
10. Pada data rekam medis pasien catatlah segala temuan yang penting, seperti visibility
zona transformasi, adanya inflamasi, ulkus, lesi lainnya, atau sekret abnormal.
Perhatikan riwayat pap smear terdahulu, tes penyakit kelamin tertentu, apakah pasien
pernah dirujuk ke tempat lain, kepada siapa dan dimana.
11. Tanyakan apakah masih ada hal-hal yang tidak dimengerti pasien.
12. Informasikan kepada pasien kapan dan dimana dia dapat mengambil hasil test, pastikan
pasien memahami pentingnya datang kembali untuk follow up hasil tes. Biasanya hasil
test dapat diambil setelah 2 sampai 3 minggu. Tidak disarankan pada laboratorium untuk
memberikan hasil test setelah 1 bulan.
13. Jika ditemukan suatu kelainan tertentu yang memerlukan rujukan pada level kesehatan
yang lebih tinggi, jelaskan alasannya kepada pasien, serta kemana, kapan, dan kepada
siapa pasien harus berkonsultasi. Tekankan pentingnya hal ini.
14. Sarankan kepada pasien untuk mengajak anggota keluarga, sahabat yang berada di usia
Page

target untuk menjalani pap smear.

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

15. Saat pasien datang kembali, berikan hasil tesnya, jelaskan interpretasi hasil tes tersebut
dan berikan arahan apa yang harus dilakukan pasien :
-

Jika hasil tes negatif (normal), pasien disarankan menjalani Pap Smear lagi
setelah 1 tahun;

Jika hasil tes menunjukkan gambaran inflamasi karena mikroorganisme, maka


diterapi sesuai jenis mikroorganisme (jika penyebabnya bakteri diberikan
antibiotik, jika penyebabnya jamur misalnya kandida diberikan anti fungal);

Jika hasil tes menunjukkan gambaran prakanker (dysplasia) atau kanker, maka
pasien dirujuk ke Sp OG.

16. Jika pasien tidak datang kembali, sementara hasil Pap Smearnya abnormal atau

Page

inadekuat, cobalah menghubunginya.

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

CEKLIS PELATIHAN PAP SMEAR


NAMA MAHASISWA
NIM
Hari/Tanggal

:..
:.....
:..
SCORE
0 1 2

No

LANGKAH

PERSIAPAN
Beri salam ke pasien dengan penuh perhatian, buat pasien merasa nyaman dan pastikan nama,
tanggal lahir, dan data medis.
Jelaskan secara singkat mengapa PAP Smear penting dan jelaskan gambaran prosedur yang akan
dilakukan dan yakinkan pasien untuk tidak takut menjalani prosedur
Pastikan pasien sudah mengosongkan buli-buli atau instruksikan untuk BAK bila perlu. Dan
instruksikan pasien untuk melepaskan pakaian bawahan dan berbaring pada meja periksa dalam
posisi litotomi. Yakinkan saat itu privacy pasien terjaga.
Lakukan cuci tangan dan kenakan sarung tangan periksa
SAAT MELAKUKAN SMEAR
Inspeksi & evaluasi keadaan genetalia eksterna dan evaluasi patensi uretra termasuk ada/tidaknya
discharge/secret
Lakukan desinfeksi pada vulva
Masukan Spekulum kedalam vagina dan tampilkan portio cervix dengan sempurna
Masukkan ujung panjang dari spatula Ayre ke dalam ostium cervix, putar spatula 1 lingkaran penuh
(360 derajat) sekali
Amati adanya erosi leukoplakia atau nodul pada cervix
Usapkan masing-masing sisi spatula pada objek glass dengan satu atau dua kali apusan. Jika terdapat
abnormalitas sampel yang diambil, usapkan terpisah pada objek glass yang lain.
Segera fiksasi tiap-tiap slide dengan fiksasi spray dengan sudut yang tepat dengan jarak 20 cm, atau
mencelupkan pada ethanol 95% minimal 5 menit
Masukkan cytobrush ke dalam canalis cervicis uteri (2cm) dan putar sekali 180 derajat
Usapkan specimen yang didapatkan dari brush ke slide yang berbeda dan lakukan fiksasi
Pastikan sample slide diberi label pada tepi objek glass yang berisi nama pasien, nomer urut, dan
tanggal
Lepaskan Sarung tangan dan buang ke tempat sampah serta cuci tangan.
Catat segala temuan yang penting saat melakukan inspeksi (benjolan, perdarahan, ulkus dsb) ke
rekam medis pasien
Sampaikan kepada pasien kalau pemeriksaan sudah selesai, dan sampaikan kapan pasien harus
kembali untuk mendapatkan hasil & penjelasannya
TOTAL SKOR

1.
2.
3.
4.
B
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

KOMENTAR TUTOR:

Page

10

Mengetahui Tutor (TT & Nama)

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

Page

11

NOTES :

MODUL PELATIHAN TEKNIK PAP SMEAR

TIM PENGAJAR PATOLOGI ANATOMI

Anda mungkin juga menyukai