Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH

STATISTIKA EKONOMI
MODUL 9
KB 1 DAN KB 2
1. LATIFATUL ROCHMAWATI (049048367)
2. HERA AGNESA FEBRIYANI (044557037)
3. OKTAVIAN SANTANA (048917717)
4. RINA EMELDHA SHINTA (044858519)
Materi KB 1
pengantar pengujian hipotesis
A. HIPOTESIS NOL DAN HEPOTESIS ALTERNATIF
• Hipotesis nol ( Null hypothesis/H0 ) adalah hipotesis yang ditarik dari
kelaziman atau hal-hal yang umum terjadi di masa lampau atau
kejadian yang terjadi sebelum adanya perlakuan tertentu.
• Hipotesis alternatif ( H1 ) adalah hipotesis yang berbeda ( merupakan
alternatif) dari hipotesis nol, hipotesis alternatif diterima jika kita
menolak hipotesis nol.
Contoh soal
Sebuah perusahaan mobil mengklaim bahwa mobil buatanya sangat irit
bahan bakar dibandingkan dengan mobil sejenis merek lain. Jumlah
rata-rata kilometer yang dapat ditempuh menurut perusahaan tersebut
adalah 15km per liter. Namun, konsumen menyatakan bahwa klaim
tersebut berlebihan dan menganggap menggunakan 1 liter bensin
adalah kurang dari 15km.
Dari pernyataan ini kita dapat membuat hipotesis nol dan hipotesis
alternatifnya sebagai berikut:
H0 : µ = 15km/l
H1 : µ 15km/l
B. KESALAHAN TIPE I DAN KESALAHAN TIPE II
Dalam menentukan penolakan atas penerimaan suatu hipotesis, kita mungkin saja
melakukan kesalahan. Kesalahan tipe I terjadi bila kita menolak hipotesis nol ( H0 )
padahal H0 seharusnya tidak ditolak. Sebaliknya kesalahan tipe II terjadi bila kita
gagal menolak H0 ( menerima H0 ), padahal seharusnya H0 kita tolak. Kemungkinan
pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi dengan menggunakan konsep
daerah kritis ( critical region ).
• Daerah kritis memungkinkan kita menerima kesalahan tipe I disebut dengan uji
tingkat level of significant (α). Uji α adalah uji probabilitas suatu nilai statistik,
yang menunjukkan apakah nilai tersebut masih berada pada daerah krisis
penerimaan H0.
• Memungkinkan kita melakukan kesalahan tipe II dilambangkan dengan simbol β.
Pada dasarnya nilai α dan β adalah nilai yang masih dimaklumi dalam pengujian
hipotesis, yang sebaiknya ditentukan sekecil mungkin.semaikin besar nilainya
dapat dimaknai bahwa toleransi kita terhadap kesalahan akan semakin tinggi
Contoh soal
Hipotesis di bawah ini berasal dari tabel 9.1
H0 : µ = 15km/l (berasal dari klaim perusahaan pembuat mobil)
H0 : µ 15km/l (berasal dari kepercayaan konsumen)
Kemungkinan kesalahan:
a. Tipe I
Bila kita menetapkan α = 0,05 kita menolak H0, padahal pada kenyataanya jumlah 1
liter bahan bakar dapat dipakai untuk melakukan perjalanan 15km atau lebih.
Kemungkinan kita melakukan kesalahan tipe I iniadalah sebesar 5%
b. Tipe II
Kita gagal menolak H0, padahal kenyataanya 1 liter bahan bakar hanya bisa
digunakan untuk kurang dari 15km. Besarnya kemungkinan kesalahan tipe II adalah
sebesar β
C. DAERAH KRITIS
Daerah dimana kita bisa menolak hipotesis nol (H0) pada tingkat probabilitas yang
telah ditentukan.
Uji Sisi
Hipotesis alternatif (H1) Uji Sisi

H1 : µ < k Uji sisi kiri (left-tailed test)

H1 : µ > k Uji sisi kanan (right-tailed test)

H1 : µ ≠ k Uji dua sisi (two-tailed test)


KB 2
Pengujian Hipotesis
A. PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN SAMPEL BESAR
• Digunakan untuk mengetahui apakah kita bisa menolak dengan data-
data yang kita miliki.
• Rumus mencari titik nilai Z
di mana: µ = nilai rata-rata yang dinyatakan dalam

Z= = simpangan baku populasi


n = jumlah sampel
= rata-rata sampel
• Derah kritis untuk sampel besar dengan besaran = 0,05 dan = 0,01
dapat kita lihat pada gambar berikut.
Nilai Kritis untuk Sampel Besar
Nilai kritis Tingkat signifikasi
Dengan uji sisi = 0,05 = 0,01
Uji sisi kiri -1,645 -2,33
Uji sisi kanan 1,645 2,33
Uji dua sisi +/- 1,96 +/- 2,58
Contoh:
Data dari kepolisian menunjukkan bahwa di Kota A terdapat rata-rata 25 kasus pencurian per
harinya, dengan simpangan baku sebesar 3,2. Pemerintah Kota A ingin menurunkan tingkat
pencurian dengan cara memasang 100 buah CCTV di beberapa sudut kota. Data yang dikumpulkan
selama 36 hari pertama semenjak pemasangan CCTV menunjukkan rata-rata kasus pencurian
sebesar 24 kasus. Apakah kebijakan pemasangan CCTV tersebut berhasil menurunkan angka
pencurian di kota A? Jawablah pertanyaan di atas dengan terlebih dahulu menyusun hipotesisnya.
Gunakan α = 0,05 dan α = 0,01 untuk memecahkan kasus ini.
Jawab:
µ = 25 kasus/hari
: µ < 25 kasus/hari
α = 0,05 = -1,645
α = 0,01 = -2,33
Apakah kebijakan pemasangan cctv tersebut berhasil menurunkan angka pencurian
di kota A
Z=
Z = = -1,88
KB 2 B
Pengujian Hipotesis Dengan Sampel Kecil
Metode yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dengan sampel kecil sebenarnya tidak berbeda jauh
dengan pengujian hipotesis pada sampel besar, perbedaannya adalah distribusi nilai rata-rata sampel () tidak
mengikuti distribusi normal, tetapi mengikuti derajat kebebasan (degree of freedom) yang akan kita singkat
dengan istilah d.k. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai t sebagai berikut.
t=
Dimana:
µ = nilai rata-rata yang dinyatakan dalam H₀
s = simpangan baku sampel
n = jumlah sampel
= rata-rata sampel
Dengan mengikuti distribusi t dengan tingkat kebebasan d.k = n-1
Seperti halnya pengujian hipotesis dengan menggunakan nilai dengan menggunakan nilai z, pengujian hipotesis
dengan menggunakan nilai t juga bisa memiliki beberapa sisi, yaitu sisi kiri (left-tailed), sisi kanan (right-
tailed), dan dua sisi (two-tailed) tergantung hipotesis yang kita bangun.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mempelajari terlebih dahulu bagaimana menggunakan tabel distribusi t
yang disediakan dilampiran modul. Pada t, terdapat kolom d.k yang berada dikolom paling kiri dari tabel. Nilai
dapat kita hitung dengan menggunakan rumus d.k = n-1, jadi misalnya jumlah sampel kita sebanyak 15 maka
nilai d.k = 15-1 = 14, maka Anda bisa mencari dikolom paling kiri nilai d.k = 14.
Pada kolom setelahnya adalah nilai derajat kepercayaan (a), ada dua macam a, yaitu a untuk pengujian satu sisi
dan a untuk pengujian dua sisi, tergantung jenis pengujian yang Anda lakukan. Nilai 0,25; 0,1; 0,05; 0,001; dan
0,005 menunjukkan nilai a untuk uji satu sisi. Sedangkan nilai a untuk uji dua sisi terdiri atas 0,5; 0,2; 0,1; 0,02;
dan 0,01.
Misalnya kita akan mencari nilai t untuk n = 15 dengan a = 0,05 untuk pengujian satu sisi pada sisi kanan.
Untuk mencari nilai t kita terlebih dahulu menghitung d.k yaitu d.k = n -1 = 15-1=14. cari dikolom d.k baris
yang menunjukkan a = 0,005 lalu tarik ke bawah ke baris d.k=14. pertemuan antara kolom dan baris akan
ditemukan nilai t sebesar 2,977.
Contoh Gambar 9.10
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai