Anda di halaman 1dari 12

Program Studi D-III Perpajakan

FHISIP

Laboratorium PPN dan PPnBM /


PAJA3355

Saat Terutang PPN


dan
Penerbitan Faktur Pajak
DASAR HUKUM
1. Undang-undang RI No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

2. Undang-undang RI No. 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas


Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

4. Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2021 Tentang


Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Saat Terutangnya
PPN
Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah terjadi pada saat:
a. Penyerahan Barang Kena Pajak;
b. Impor Barang Kena Pajak;
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak;
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean;
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;
f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; atau
h. Ekspor Jasa Kena Pajak.
Saat Terutangnya
PPN
Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan
Jasa Kena Pajak atau dalam hal pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah pada
saat pembayaran
Saat & Tempat Terutangnya
PPN
Penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang bergerak,
terjadi pada saat:
1. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak ketiga
untuk dan atas nama pembeli;
2. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada penerima barang untuk
pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan dari pusat ke cabang atau sebaliknya
dan/atau penyerahan antar cabang;
3. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa angkutan; atau
4. harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat
diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan diterapkan secara konsisten.

Penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang tidak
bergerak, terjadi pada saat Penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya
berupa barang tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang
Kena Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli.
Saat & Tempat Terutangnya
PPN
Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud, terjadi pada saat:
1. Harga atas penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau
pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan diterapkan secara konsisten; atau
2. Kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk
dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada angka 1
tidak diketahui.

Penyerahan Jasa Kena Pajak terjadi pada saat:


3. Harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat
diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan diterapkan secara konsisten;
4. Kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak
diketahui; atau
5. Mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya,
dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak.
Saat & Tempat Terutangnya
PPN
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
terjadi pada saat:
1. Harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan
sebagai utang oleh pihak yang memanfaatkannya;
2. Harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih
oleh pihak yang menyerahkannya; atau
3. harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik
sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya, yang terjadi lebih dahulu.

Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
terjadi pada tanggal ditandatanganinya kontrak atau perjanjian, dalam hal saat terjadinya Pemanfaatan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean tidak diketahui
Saat & Tempat Terutangnya
PPN
Impor Barang Kena Pajak terjadi pada saat Barang Kena Pajak tersebut dimasukkan ke dalam Daerah
Pabean

Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud terjadi pada saat Barang Kena Pajak dikeluarkan dari Daerah
Pabean.

Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud terjadi pada saat Penggantian atas Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilan.

Ekspor Jasa Kena Pajak terjadi pada saat Penggantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat atau diakui
sebagai piutang atau penghasilan.
Faktur Pajak
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per - 03/Pj/2022 tentang Faktur
Pajak

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau
penyerahan JKP.

• PKP yang menyerahkan BKP dan/atau JKP wajib memungut PPN yang terutang dan membuat Faktur
Pajak sebagai bukti pungutan PPN
• Faktur Pajak yang dibuat oleh PKP atas penyerahan BKP dan/atau JKP wajib berbentuk elektronik.
• PKP dapat melakukan pembetulan atau penggantian dan pembatalan Faktur Pajak.
• Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan material.
• Faktur Pajak wajib dilaporkan dalam SPT Masa PPN.
• PKP dapat mengajukan permintaan data Faktur Pajak berbentuk elektronik apabila data Faktur Pajak
berbentuk elektronik dimaksud rusak atau hilang.
• Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) dapat dibuat dalam hal terjadi keadaan tertentu.
Faktur Pajak
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per - 03/Pj/2022 tentang Faktur
Pajak

PKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap:


1. penyerahan BKP sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan/atau Pasal 16D Undang-
Undang PPN
2. penyerahan JKP sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c Undang-Undang PPN
3. ekspor BKP berwujud sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f Undang-Undang PPN
4. ekspor BKP tidak berwujud sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g Undang-Undang PPN
dan/atau
5. ekspor JKP sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h Undang-Undang PPN

Faktur Pajak harus dibuat pada:


6. saat penyerahan BKP dan/atau JKP;
7. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP
dan/atau sebelum penyerahan JKP;
8. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;
9. saat ekspor BKP berwujud, ekspor BKP tidak berwujud, dan/atau ekspor JKP; atau
10. saat lain yang diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang PPN.
Faktur Pajak
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per - 03/Pj/2022 tentang Faktur
Pajak

Keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau JKP yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak paling
sedikit memuat:
1. nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP,
2. identitas Pembeli BKP atau Penerima JKP yang meliputi:
a. nama, alamat, dan NPWP, bagi Wajib Pajak dalam negeri badan dan instansi pemerintah;
b. nama, alamat, dan NPWP atau NIK, bagi subjek pajak dalam negeri orang pribadi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. nama, alamat, dan nomor paspor, bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
d. nama dan alamat, bagi subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang mengenai pajak penghasilan;
3. jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga;
4. PPN yang dipungut;
5. PPnBM yang dipungut;
6. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
7. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Faktur Pajak
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per - 03/Pj/2022 tentang Faktur
Pajak
Faktur Pajak atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM,
dibebaskan dari pengenaan PPN, atau PPN atau PPN dan PPnBM ditanggung pemerintah, harus diberikan
keterangan mengenai:
1. PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut, dibebaskan, atau ditanggung pemerintah; dan
2. peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang mendasarinya, melalui aplikasi e-Faktur.

• Faktur Pajak berbentuk elektronik dibuat dengan menggunakan aplikasi atau sistem yang disediakan
dan/atau ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan dicantumkan tanda tangan berbentuk Tanda
Tangan Elektronik

• e-Faktur tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas (hardcopy)

• PKP dapat membuat e-Faktur sepanjang memiliki:


1. Sertifikat Elektronik;
2. akun PKP yang telah diaktivasi; dan
3. NSFP yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Anda mungkin juga menyukai