• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form FP1 Investigasi Kasus Suspek AFP
• Bulanan ke Pusat:
Provinsi ⮚List Penderita Suspek AFP
Pusat
INSTRUMEN PELAPORAN
SURVEILANS AFP
• Instrumen UTAMA dalam investigasi kasus AFP
• Berisikan identitas kasus, riwayat penyakit, riwayat imunisasi, riwayat
Form FP1 bepergian, dll.
• Sebagai dokumen pendukung dalam pemeriksaan spesimen
(Puskesmas) • Dilaporkan segera setelah kasus ditemukan
• Digunakan pada saat kunjungan ulang 60 hari kasus AFP yang spesimen tidak
diambil/tidak adekuat/hasil positif VPV
Form KU 60 dan R • Memantau apakah kasus masih memiliki kelumpuhan setelah 60 hari atau tidak
esume Medik • Jika masih memliki paralisis residual/meninggal perlu dibuatkan resume medik
• Dilaporkan segera setelah dilakukan KU60
(Puskesmas)
Tanggal pelacakan
Tidak Boleh tidak boleh
kosong mendahului tanggal
mulai sakit / lumpuh
Tanggal pengambilan
dan pengiriman
spesimen harus diisi
dan sesuai dengan
data pada form
pengiriman spesimen
Tidak
Boleh
kosong
• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek
Campak Rubella
Provinsi • Bulanan ke Pusat:
⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak
Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak
Pusat
• Instrumen UTAMA dalam investigasi kasus suspek campak rubella
Form MR01 • Berisikan identitas kasus, riwayat penyakit, riwayat imunisasi, riwayat bepergian, dll.
• Sebagai dokumen pendukung dalam pemeriksaan spesimen
(Puskesmas)
SURVEILANS CAMPAK - RUBELLA • Dilaporkan segera setelah kasus ditemukan
INSTRUMEN PELAPORAN
• Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek campak yang berobat di fasyankes (RS,
Form MR03 bidan praktek mandiri, klinik swasta)
• Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam
(Fasyankes) • Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE
Tanggal pelacakan
Tidak Boleh tidak boleh
kosong mendahului tanggal
mulai rash
Tanggal pengambilan
dan pengiriman
spesimen harus diisi
dan sesuai dengan
data pada form
pengiriman spesimen Tidak
Boleh
kosong
Latihan pengisian Form MR01
• Tanggal 1 Mei 2019, Bu Nip yang bekerja di Puskesmas Padang Utara
mendapati seorang pasien dengan rash berobat ke Puskesmas. Setelah
berkoordinasi dengan dokter Puskesmas, ternyata pasien tersebut
didiagnosis sebagai suspek campak dan sudah diambil darahnya untuk
diperiksa.
• Sore harinya Bu Nip melakukan investigasi ke alamat pasien tersebut yang
berada di desa Tawar Timur, Kecematan Padang Utara. Bu Nip mewancarai
Ibu pasien yang bernama Malini, dan didapatkan bahwa pasien tersebut
berinisial “KN”, berusia 2 tahun. Tanggal 25 April, “KN” mengalami demam
dan 4 hari setelahnya timbul ruam merah di sekujur tubuhnya. Pasien juga
mengalami pilek dan mata merah. Ibu Malini lalu membawa putrinya ke
Puskesmas 2 hari kemudian. Melihat pada Buku KIA, pasien tersebut baru
mendapatkan imunisasi campak rubella 1 kali saja di usia 9 bulan.
• Pada investigasinya, Bu Nip tidak menemukan keluarga lain dan
tetangganya yang mengalami sakit yang sama.
• Keesokan harinya Bu Nip membawa specimen ke Dinas Kesehatan Kota
Padang untuk dikirim kemudian ke Litbang Jakarta hari itu juga.
MR-02
• Tugas petugas surveilans:
✔Memeriksa kualitas data (cek table analisis!)
✔Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data
yang salah (Terutama: Nomor EPID, tanggal notifikasi dan
investigasi, umur, tanggal rash, status imunisasi, tanggal ambil
dan kirim specimen)
✔Rutin mengupdate hasil lab 🡪 Penting! agar table analisis
terupdate juga
MR-05
• Tugas petugas surveilans:
✔Memeriksa kualitas data (cek table analisis!)
✔Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data
yang salah (Terutama: Nomor KLB, tanggal mula dan berakhir KLB,
desa, kelompok umur, status imunisasi, jumlah specimen yang
diperiksa)
✔Rutin mengupdate hasil lab 🡪 Penting! agar table analisis terupdate
juga
Alur Pencatatan Pusat
(Subdit
dan Pelaporan • Melaporkan form DIF-01 Surveilans) Mengirim
dari Kab/Kota
Dinas
Tim Ahli
Kesehatan Laboratorium
Provinsi Konsultasi kasus Difteri Provinsi
dengan form DIF-06
Mengirim
• Koordinasi dg Dinkes spsesimen ke
• Melaporkan form DIF-01 Kab/Kota terkait Lab Rujukan
dan mengirimkan rekomendasi Tim Ahli Nasional dengan
spesimen ke Dinkes Prov • Melakukan Monev dengan melampirkan
• Merekap kasus difteri ke form DIF-7A dan DIF-7C DIF-01 dan form
List Penderita difteri permintaan
Dinas pemeriksaan
Kesehatan spesimen
Melaporkan Kasus Kab / Kota • Koordinasi dg Puskesmas
campak / Suspek untuk investigasi jika ada
PD3I Lain ke Dinkes Melaporkan form DIF - 01 dan laporan kasus PD3I dari RS
Kab/Kota dengan mengirimkan spesimen ke • Melakukan Monev dengan
mengan Dinkes Kab/kota form DIF-7B dan DIF-7C
menggunakan form
• Dokter Praktik Swasta
notifikasi RS untuk
RSUD Puskesmas • Bidan
suspek PD3I
• Investigasi kasus dengan • Kader
Form DIF - 01 dan • Masyarakat
pengambilan spesimen
• Menentukan PMO dan
Suspek memonitoring minum
Difteri profilaksis dengan DIF -
02
Alur Pencatatan
dan Pelaporan
• Mingguan ke Dinkes Kab/Kota: Surveilans
Puskesmas ⮚ Form DIF-1 Investigasi Kasus Suspek Difteri Difteri
• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form DIF-1 Investigasi Kasus Suspek Difteri
• Bulanan ke Pusat:
Provinsi ⮚DIF-3 Form Rekap Kasus Suspek Difteri
Pusat
• Instrumen UTAMA dalam investigasi kasus suspek difteri
Form DIF-1 • Berisikan identitas kasus, riwayat penyakit, riwayat imunisasi, riwayat bepergian, dll.
• Sebagai dokumen pendukung dalam pemeriksaan spesimen
(Puskesmas)
• Dilaporkan segera setelah kasus ditemukan
• Digunakan oleh puskesmas dalam monitoring kontak erat setiap suspek difteri untuk minum
profilaksis
(Puskesmas)
SURVEILANS DIFTERI
• Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek difteri yang berobat di fasyankes (RS, bidan
Form DIF-5 praktek mandiri, klinik swasta)
(Fasyankes) • Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam
• Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE
• Digunakan dalam supervisi ke Dinkes Kab/Kota oleh Dinkes Prov atau supervise ke
Form DIF-7
Puskesmas oleh Dinkes Kab/Kota
(Dinkes Kab/Kota/ • Mengevaluasi operasional penanggulangan penyakit difteri
Prov)
CROSS NOTIFICATION
• Sistem komunikasi antara SO – Epidata – Lab
• Komunikasi dapat melalui email / telepon
• Berperan dalam melakukan feedback terhadap data yang
dilaporkan (validasi data)
• Mempermudah dalam melakukan pelacakan kasus
• Mempermudah dalam diseminasi data
• Feedback dapat Berupa:
• Feedback pelaporan
• Buletin Mingguan / Bulanan
• Validasi Data