Anda di halaman 1dari 26

PERTEMUAN KEDELAPAN

KERANGKA MAKRO Rifqi Ali Mubarok, M.Si.

SYARIAH
FEB UMBandung 2021

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER EKONOMI


SYARIAH
KEBIJAKAN FISKAL
KONVENSIONAL
• Langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem
pajak atau dalam pembelanjaan.
• Tujuannya untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi
negara.
• Kebijakan fiskal meliputi pajak dan pembelanjaan (dalam konsep makro
disebut dengan government expenditure).
• Kebijakan fiskal merupakan kebijakan makro yang dilaksanakan lewat
APBN.
• Suatu kebijakan fiskal dicerminkan oleh struktur pos-pos dalam APBN,
bukan hanya oleh nilai total penerimaan dan pengeluarannya.
• Dengan demikian dalam ekonomi konvensional yang didahulukan adalah
menentukan pos pengeluaran kemudian ditentukan pos penerimaan.
• Untuk itu APBN bisa defisit, surplus atau seimbang.
KEBIJAKAN FISKAL
KONVENSIONAL
Sumber Pengeluaran Negara
•Pembelian barang/jasa (G)
•Gaji pegawai (W)
•Transfer payment (R) meliputi:
1. Pembayaran subsidi/bantuan langsung kepada berbagai golongan
masyarakat
2. Pembayaran pensiunan
3. Pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat.
Sumber Penerimaan Negara
•Pajak (T)
•Kredit dari Bank Sentral (U)
•Pinjaman dari masyarakat dalam negeri (B)
•Pinjaman dari luar negeri (F)
KEBIJAKAN FISKAL
SYARIAH
• Bertujuan untuk mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan
atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai
materiil dan spirituil pada tingkat yang sama, dimana kebijakan
keuangan yang ada harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh suatu pemerintah yang Islami (M.A. Manan, 1993).
• Dalam sistem ekonomi Islam, mengelola sumber penerimaan
dengan pengeluaran negara menganut asas anggaran berimbang
(balance budget), artinya semua penerimaan habis digunakan untuk
pengeluaran negara.
• APBN jarang sekali mengalami defisit, yaitu pengelyaran hanya
dapat dilakukan bila ada penerimaan.
• Dengan tidak ada defisit berarti tidak ada uang baru dicetak dan ini
berarti tidak akan terjadi inflasi yang disebabkan ekspandi moneter.
• Inflasi terjadi di zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin akibat
menurunnya pasokan barang ketika musim paceklik/ketika perang.
SUMBER PENERIMAAN

1. Dari golongan muslimin 3. Sumber umum misalnya:


terdiri atas: • Khums
• Zakat,
• Fay
• Wakaf,
• Uang tebusan
• Ushr,
• Hadiah dari pemimpin dan
• Amwal fadhla,
negara lain
• Nawaib,
• Pinjaman dari kaum
• Shadaqah muslimin dan non muslim
2. Dari kaum non muslim terdiri
atas:
• Jizyah,
• Kharaj
SUMBER PENGELUARAN
NEGARA
1. Primer yang meliputi:
• Biaya pertahanan negara,
• Penyaluran zakat
• Ushr untuk mereka yang berhak menerimanya,
• Pembayaran gaji pegawai pemerintah,
• Pembayaran utang negara
• Bantuan untuk musafir
• Pembayaran upah relawan
2. Sekunder diperuntukkan bagi:
• Bantuan orang yang belajar agama di Madinah,
• Hiburan untuk para delegasi keagamaan dan utusan suku,
• Hadiah untuk pemerintah lain, atau pembayaran utang orang yang meninggal dalam
keadaan miskin.
• Pembayaran untuk pembebasan kaum muslimin yang menjadi budak.
• Pembayaran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin.
• Pembayaran tunjangan untuk orang miskin
• Persediaan darurat
ZAKAT SEBAGAI
INSTRUMEN KEBIJAKAN
FISKAL
Hubungan Zakat Dengan Investasi, Konsumsi Dan Tabungan
• Zakat merupakan kewajiban agama (ibadah) yang secara langsung berkaitan dengan
kepentingan dan kebijakan ekonomi publik dan sosial.
•  Secara substansi, zakat adalah kewajiban bersedekah yang dikaitkan langsung dengan harta,
tarif, dan aturan penyaluran tertentu.
• Realisasi kontribusi zakat akan menurun dan meningkat sejalan dengan penurunan dan
peningkatan kekayaan masyarakat muslim (ad valorem).
•  Zakat juga efektif untuk merangsang kegiatan produktif atau investasi di tingkat muzaki.
• Para pemilik harta akan membuat hartanya produktif, untuk menghindari penurunan jumlah
harta kekayaan akibat pengenaan zakat selama hartanya masih melampaui nisab.
• Dengan demikian akan tercipta hasil investasi yang cukup, sehingga jumlah kekayaan bersih
tidak berkurang walaupun telah membayar zakat.
• Hal ini berarti jumlah tabungan akan berkurang akibat meningkatnya kegiatan investasi.
Peningkatan kegiatan investasi juga dipicu oleh adanya permintaan konsumsi yang dilakukan
oleh para mustahiq zakat dan juga efek multipliernya.
• Hubungan antara investasi, konsumsi dan tabungan merupakan hubungan multiplier, di mana
putaran arus kas yang terjadi bisa semakin cepat dan semakin besar, sehingga volume
aktivitas ekonomi dapat meningkat secara berarti.
ZAKAT SEBAGAI
INSTRUMEN KEBIJAKAN
FISKAL
Zakat dan Stabilitas
•Zakat mempunyai efek stabilitas. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan bagi
kepentingan kebijakan fiskal. Zakat akan selalu mengalami fluktuasi akibat
berubahnya kekayaan dan bertambahnya jumlah muzaki. Bersama-sama dengan
sejumlah kebijakan pajak yang sesuai, maka zakat dapat berguna untuk
menciptakan stabilisasi pendapatan maupun lapangan kerja.
•Seperti kita tahu, penyaluran zakat diprioritaskan untuk golongan fakir miskin.
Maka ketika perekonomian berkembang pesat, sehingga kesejahteraan meningkat,
akan terjadi surplus anggaran zakat. Akumulasi surplus anggaran yang terkumpul
akan dapat digunakan pada saat perekonomian mengalami resesi ataupun depresi.
Memang penggunaan akumulasi surplus zakat tersebut tidak otomatis dapat
dialokasikan kepada para penganggur, karena hanya kelompok masyarakat
tertentu saja yang berhak menerima zakat. Namun demikian, penyaluran zakat
dapat dilakukan sedemikian rupa ketika terjadi antisiklus ekonomi, atau lebih
tepat lagi sebagai elemen kompensasi bagi kebijakan fiskal.
KEBIJAKAN MONETER
EKONOMI ISLAM
• Penyebab Krisis Moneter
• Mengenal Struktur Dan Kebijakan Moneter Syariah
1. Struktur Dan Kebijakan Moneter Konvensional
2. Struktur Dan Kebijakan Moneter Syariah
• Peranan Uang Dalam Perekonomian
1. Fungsi Utama Uang Dalam Teori Ekonomi Konvensional
2. Fungsi Utama Uang Dalam Teori Ekonomi Islam
3. Mata Uang Dalam Pandangan Islam
• Sejarah Sistem Moneter
• Dinar-Dirham Sebagai Alat Kebijakan Moneter
PENYEBAB KRISIS MONETER
Menurut Zaim Saidi
kebijakan uang ketat,
Perspektif teknis Fundamen ekonomi swastanisasi,
ekonomis yang rapuh liberalisasi
perdagangan,
pemberantasan KKN,
Perspektif politis rezim yang otoriter
demokratisasi,
korup, kolutif, dan
otonomi daerah
nepotis
falsafah dasar sistem sistem moneter Islam
Perspektif filosofis bisa menjadi salah
radikal yang berlaku
satu alternatifnya
Menurut Ismail Yusanto
Persoalan mata uang Depresiasi mata mencari alternatif
Bunga uang dari sistem moneter
Labilitas
ekonomi
PENGERTIAN KEBIJAKAN
MONETER KONVENSIONAL

• Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah


Negara. Kebijakan untuk mempengaruhi proses penciptaan uang
yang beredar.
• Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa
mempengaruhi jumlah uang beredar. Selanjutnya pemerintah bisa
mempengaruhi tingkat bunga yang berlaku di pasar uang.
• Biasanya otoritas moneter dipegang oleh Bank Sentral suatu negara.
• Dengan kata lain, kebijakan moneter merupakan instrumen Bank
Sentral yang sengaja dirancang sedemikian rupa untuk
mempengaruhi variable-variabel finansial seperti suku bunga dan
tingkat penawaran uang.
SASARAN KEBIJAKAN
MONETER KONVENSIONAL

• Sasaran yang ingin dicapai adalah memelihara kestabilan


nilai uang baik terhadap factor internal maupun eksternal.
• Stabilitas nilai uang mencerminkan stabilitas harga yang
pada akhirnya akan mempengaruhi realisasi pencapaian
tujuan pembangunan suatu Negara, seperti pemenuhan
kebutuhan dasar, pemerataan distribusi, perluasan
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi riil yang
optimum dan stabilitas ekonomi.
STRUKTUR & KEBIJAKAN
MONETER KONVENSIONAL
Instrumen
Bunga
Struktur &
Kebijakan
Moneter
Konvensiona
l Standar keuangan
dengan fiat money
(uang hampa)
STRUKTUR & KEBIJAKAN
MONETER KONVENSIONAL
Mengakibatkan orang
enggan menggunakan
Sistem bunga dalam Menjadikan uang uang untuk
utang piutang bekerja sendiri membiayai sector ril

Instrumen Bunga
Proses penciptaan uang
yang beredar
Mempengaruhi

Mengutak-ngatik suku Mempengaruhi Jumlah uang beredar


bunga
Mempengaruhi •Pengeluaran investasi (I)
•Permintaan agregat (Z)
Tingkat bunga yang •Tingkat harga (P)
berlaku di pasar uang •Gross Domestic Product ril (Q)
(nilai total dari semua hasil
Mempengaruhi
produksi akhir suatu negara)
STRUKTUR & KEBIJAKAN
MONETER KONVENSIONAL Menimbulkan
Spekulatif
Fungsi uang sebagai Diperdagangkan
komoditas (Valuta Asing)
Bunga

Standar keuangan
dengan fiat money
(uang hampa)
Tidak bernilai sesuai Nilai nominal
nilai nominalnya uang tergantung
dari daya tukar Menimbulkan
Nilai uang bersifat terhadap mata
ilusif Depresiasi
uang lain
Mata Uang
(nilai rupiah
Nilai intrisik lebih kecil tergantung dari
dari Nilai nominal nilai dollar)
PENGERTIAN KEBIJAKAN
MONETER SYARIAH
• Memberlakukan sistem dua mata uang yang terdiri dari emas dan perak.
• Telah dikenal pada zaman Rasulullah
• Sistem Moneter dalam konsep Islam adalah bertujuan untuk
menciptakan stabilitas permintaan akan uang dan terarahnya
permintaan akan uang kepada tujuan yang penting dan produktif.
• Dengan demikian setiap instrumen yang mengarah kepada instabilitas
dan pengalokasian sumber daya secara tidak produktif akan
ditinggalkan.
• Atas kondisi tersebut maka pengendalian moneter Islam dilakukan
melalui instrumen-instrumen yang mendorong stabilitas uang,
pengembangan usaha produktif dan sektor riil. Sehingga instrumen
bunga yang berlaku pada konvensional digantikan oleh instrumen Bagi
Hasil yang memiliki karakter dan tujuan yang selaras dengan konsep
Ekonomi Islam.
STRUKTUR & KEBIJAKAN
MONETER SYARIAH
Mempercepat
Perputaran Uang

Struktur &
Kebijakan
Moneter Islam
Standar keuangan
dengan emas dan perak
STRUKTUR & KEBIJAKAN
MONETER SYARIAH
Semakin banyak uang beredar, semakin Mempercepat
banyak barang dan jasa yang diproduksi Perputaran Uang
dan diserap pasar.
Maksimisasi alokasi sumber daya untuk
Sehingga pertumbuhan ekonomi akan kegiatan perekonomian produktif
terus meningkat
Kredit/pembiayaan diarahkan untuk
sektor produktif
Mendorong kegiatan investasi melalui
kerjasama usaha lewat musyarakah
dan mudharabah
Kelebihan likuiditas tidak boleh
ditimbun dan tidak boleh
dipinjamkan dengan bunga
Penyaluran kekayaan yang dimiliki
melalui qard hasan, infaq dan wakaf
STRUKTUR & KEBIJAKAN
MONETER SYARIAH
Nilai nominal dan intrisik menyatu Fungsi uang sebagai
alat tukar bukan
sebagai komoditas

Stabil tidak menyusut hubungan dengan


barang dan jasa
Standar keuangan
dengan emas dan perak
Tidak tergantung pada mata uang
sistem ekonomi manapun dan negera
manapun
FUNGSI UTAMA UANG
DALAM TEORI EKONOMI
KONVENSIONAL
• Sebagai alat tukar (medium of exchange) uang
dapat digunakan sebagai alat untuk
mempermudah pertukaran.
• Sebagai alat kesatuan hitung (unit of Account)
untuk menentukan nilai/harga sejenis barang dan
sebagai perbandingan harga satu barang dengan
barang lain.
• Sebagai alat penyimpan/penimbun kekayaan
(Store of Value) dapat dalam bentuk uang atau
barang.
FUNGSI UTAMA UANG
DALAM TEORI EKONOMI
SYARIAH
• Sebagai alat tukar dan kesatuan hitung.
• Jadi dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat.
• Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak produktif berarti
mengurangi jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan tidak jalannya
perekonomian.
• Penumpukan uang/harta juga dapat mendorong manusia cenderung pada sifat-sifat
tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal (zakat, infak dan sadaqah).
• Disamping itu uang uang disimpan yang tidak dimanfatkan disektor produktif
jumlahnya akan semakin berkurang karena adanya kewajiban zakat bagi umat
Islam.
• Oleh karena itu uang harus berputar. Islam sangat menganjurkan
bisnis/perdagangan, investasi disektor riil. Uang yang berputar untuk produksi
akan dapat menimbulkan kemakmuran dan kesehatan ekonomi masyarakat.
• Oleh karenanya Islam melarang penumpukan/penimbunan harta, memonopoli
kekayaan, al kanzu sebagaimana telah disebutkan dalam Qs. At Taubah 34-35.
PANDANGAN SYARIAH
TERHADAP MATA UANG
EMAS DAN PERAK
• Hadits taqrir (hadist perbuatan) Rasulullah saw
bahwa Rasulullah menggunakan emas dan perak
untuk bertransaksi.
• Hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa emas
sebagai alat tukar.
• Islam melarang penimbunan emas dan perak
yang artinya bahwa Islam melarang penimbunan
dinar dan dirham sebagai mata uang.
SEJARAH SISTEM
MONETER
Sistem bimetallic standard
• Memberlakukan sistem dua mata uang yang terdiri dari
emas dan perak.
• Telah dikenal pada zaman Rasulullah
• Diadopsi oleh Amerika Serikat pada tahun 1792.
• Pada perkembangannya rasio peredaran antara emas dan
perak tidak stabil, karena orang lebih senang menyimpan
mata uang emas dan menggunakan mata uang perak
sebagai alat transaksi, sehingga peredaran mata uang
emas semakin kecil.
• Pada tahun 1873 Amerika Serikat menghapus perak
sebagai standar mata uang, sehingga bimetallic standard
tidak dipakai lagi secara universal.
SEJARAH SISTEM MONETER

Sistem Monometalism
• Menjadikan emas sebagai standard mata uang yang berlaku secara universal.
• Berdasarkan gold currency standard, nilai mata uang suatu negara dapat dikonversikan
atau disetarakan dengan emas dengan tingkat legal yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
• Stabilitas gold standard mengalami gangguan ketika terjadi perang dunia kesatu, dimana
beberapa negara tidak dapat mengkonversikan mata uangnya kedalam emas.
• Setelah perang dunia kedua Bretton Woods System telah diadopsi secara universal,
terutama oleh AS yang menguasai dua pertiga dari cadangan emas dunia.
• Pada bulan Agustus tahun 1971 AS menghapus emas sebagai standar mata uang dengan
alasan sebagai berikut:
• Mulai penghujung tahun 1950-an pertumbuhan stok emas dunia tidak mencukup
• Menurunnya cadangan emas AS sehingga menyulistkan kemampuan AS mempertahankan
kesetaraan dollar dengan emas.
• Dengan dihapusnya emas oleh AS merupakan masa berakhirnya Bretton Woods System
dan merupakan awal mula dari managed money standard yang sama sekali tidak terkait
dengan nilai emas.
SEJARAH SISTEM MONETER

Sistem Managed Money Standard


•Managed money sebagai standar mata uang
•Dengan sistem managed money yang berlaku sekarang
tidak mengharuskan disiplin moneter yang ketat,
sehingga memungkinkan bagi negara untuk memiliki
defisit anggaran.
•Konsekuansi dari hal tersebut, sejak berlakunya sistem
managed money terlihat dua fenomena utama yang
terjadi, yaitu tingginya tingkat inflasi dan tidak stabilnya
nilai tukar.
DINAR-DIRHAM SEBAGAI
ALAT KEBIJAKAN MONETER
• Dinar emas dan Dirham perak merupakan mata uang yang berlaku pada zaman Rosulullah
SAW hingga masa berakhirnya Dinasti Ustmaniyah setelah perang dunia pertama.
• Mata uang tersebut terus digunakan hingga muncul mata uang kertas paper money,
tepatnya tahun 1924, semejak itu banyak negara didunia termasuk negara-negara muslim
tidak membenarkan lagi penduduknya melakukan transaksi menggunakan emas dan perak
sebagai dasar mata uang.
• Dalam tataran praktisnya Malaysia yang pertama kali mencetuskan gagasan penerapan
blok perdagangan negara-negara Islam yang menjadikan Dinar-Dirham sebagai alat
tukarnya, guna menandinggi kedikdayaan dollar AS dan Euro pada tahun 2003. Ide ini
disambut baik oleh beberapa negara seperti Iran, Bahrain, Sudan dan Maroko.
• Isu penggunaan Dinar-Dirham sebagai alat kebijakkan moneter dan sebagai mata uang
blok perdagangan negara-negara Islam marak digulirkan dalam seminar-seminar dan
konfrensi-konfrensi guna menggugah dan mensosialisasikan kesadaran khususnya
pemerintah dan dunia usaha negara-negara Islam untuk bertansaksi dengan mata uang
Dinar-Dirham ini.

Anda mungkin juga menyukai