Anda di halaman 1dari 37

AKUNTANSI

MANAJEMEN

HARGA JUAL
Metode & Penetapan harga jual

KELOMPOK 4
Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh
suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas
barang atau jasa yang diual atau diserahkan.

harga jual diperoleh dari penjumlahan biaya produksi total


ditambah dengan mark up yang digunakan untuk menutup
biaya overhead pabrik perusahaan.

HARGA JUAL TUJUAN


• Peningkatan arus keuntungan
• Meningkatkan penjualan
• Menstabilkan harga
• Mempertahankan dan meningkatkan bagian pasar.

Faktor yang mempengaruhi keputusan harga


jual
• Permintaan/Demand
• Biaya/Cost
• Lingkungan
Hal - hal yang mempengaruhi harga jual

HARGA JUAL • Biaya penuh untuk memproduksi produk/jasa. biaya


penuh tidak boleh lebih besar dari harga jual, agar
tidak menghasilkan kerugian.
• aspek diluar biaya:
• selera konsumen
• demand dan suplai
• jumlah pesaing yang memasuki psar
• harga jual produk pesaing
• penyusunan harga berdasarkan jenis pasar yang
dihadapi perusahaan.
METODE PENENTUAN
HARGA JUAL
• Cost-Plus Pricing
• Taksiran biaya penuh
Penentuan harga jual normal

UNSUR MARK
Harga jual harus dapat menutupi biaya penuh dan PENDEKATAN UNSUR BIAYA
UP
menghasilkan laba.
ekspetasi laba
Full Costing Biaya Produksi + biaya non
Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang
produksi
diharapkan
ekspetasi
Biaya Produksi
• Laba yang diharapkan laba + biaya
Variable dan non produksi
Cost of capital = biaya yang dikeluarkan untuk investasi. produksi + non
Costing yang bersifat
contoh : butuh dana untuk jalankan usaha dengan kredit bank yang produksi yang
variabel
bunganya 24% dan tax dari laba yang dihasilkan 25%. bersifat tetap
maka:
Cost of Capital = (100% - 25%) x 0,24 = 18% Biaya produksi ekspetasi
Total Costing
+ non produksi laba
Resiko bisnis

Capital Employed = semakin besar capital employed yang


digunakan untuk memproduksi produk. semakin besar pula laba
yang diharapkan dalam perhitungan harga jual
cost-type contract picing
Kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa
pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produksen
dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total bioaya sesungguhnya tersebut.

digunakan perusahaan bengkel mobil, dok kapal dan perusahan jasa reparasi, bahan dan suku
cadangs bg pelengkap penjualan jasa.

volumenya dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen --> bukan
harga jual/unit tetapi harga jual perwaktu yang dinikmaati konsumen.

Harga Jual = Biaya penuh + Ekspetasi laba


Penentuan harga jual waktu dan bahan
Harga jual ditentukan sebesar biaya penuh ditambah dengan laba yang diharapkan.

Metode penentuan harga ini digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal dan lainnya
yang menjual jasa reparasi bahan dan suku cadang. Volume jasa dihitung berdasarkan waktu yang
diperlukan untuk melayani pelanggan, sehingga perlu dihitung harga jual per satuan waktu yang
dinikmati oleh pelanggan. Sedangkan volume bahan dan suku cadang yang diperlukan sebagai
pelengkap penyerahan dihitung berdasarkan kuantitas bahan dan suku cadang yang diberikan
kepada pelanggan.
Rumusan Menghitung harga per Unit

Harga jual per unit = Biaya * + % Mark up

Persentase Mark up = ekspetasi laba + Biaya **/ Biaya *

ket :
Biaya * --> biaya yang berhubungan langsung dengan volume
perunit
biaya ** --> biaya yang tidak berhubungan langsung oleh
volume produk (non produksi)
Harga jual produk yang diatur peraturan pemerintah

Perusahaan yang mengatur hajat hidup ornag banyak, sehingga dalam penetapan harga jual
produk dibutuhkan pedoman :

• Unsur-unsur biaya produksi dan non produksi


• cara pengukurannya

dengan adanya pedoman tersebut, diharapkan didapatkan harga yang wajar. tiap kenaikan harga
diatur peraturan pemerintah yang harus dapat dipertanggungjawabkan (dilihat dari biaya penuh
yang dipergunakan sebagai dasar dan keawajaran labanya.)

Harga jual = Tafsiran Biaya Penu yad + ekspetasi laba


Contoh Kasus

PT. GLORIA berusaha di usaha bengkel mobil. Manajer pemasaran PT GLORIA sedang
mempertimbangkan penetuan harga jual jasa reparasi untuk tahun angaran yang akan datang.
Perusahaan memiliki dua departemen : BENGKEL dan TOKO SUKU CADANG.
• Perusahaan mempekerjakan 6 orang tenaga mekanik dan 4 orang ahli listrik dalam departemen
BENGKEL
• Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak
300 hari @, 7 jam keria/hari
• Aktiva yang digunakan di departemen BENGKEL sebesar Rp. 60.000.000
• Aktiva yang ditanam dalam departemen TOKO BAHAN & SUKU CADANG sebesar Rp
28.000.000.
• Tarif kembalian investasi (ROI) yang diharapkan dalam tahun anggaran adalah sebesar 25%
Contoh Kasus

Penyelesaian:
Tafsiran jam kerja tenaga kerja langsung untuk tahun anggaran sebagai berikut:

Upah Tenaga Kerja Langsung:


21.000 jam @ 1.500 perjam Rp. 31.500.000
Biaya Kesejahteraan Tenaga Kerja Langsung:
Tunjangan Kesehatan 10 orang x 12 bulan x Rp 50.000 Rp. 6.000.000
Tunjangan Kesejahteraan10 orang x 12 bulan x Rp 25.000 Rp. 3.000.000
———————— +
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 40.500.000
Jam Tenaga Kerja Langsung10 orang x 300 harix 7 jam/hari 21.000 jam
———————— :
Biaya tenaga kerja langsung perjam Rp. 1.929
Contoh Kasus
Biaya tidak langsung bengkel dianggarkan sebagai berikut:

Gaji pegawai & Tenaga kerja langsung lain Rp. 11.600.000


Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 2.200.000
Biaya asuransi Rp. 650.000
Biaya listrik Rp. 800.000
Biaya air Rp. 400.000
Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 350.000
Biaya umum Rp. 500.000
———————— +
Jumlah biaya tidak langsung Rp. 16.500.000

Perhitungan Mark-up Dept.BENGKEL:


Biaya tidak langsung Rp. 16.500.000
ekspetasi laba 25% x Rp. 60.000.000 Rp. 15.000.000
——————— +
jumlah Rp. 31.500.000
Biaya Tenaga kerja langsung Rp. 40.500.000
——————— :
Persentase Mark-up dari BTKL 78%
Contoh Kasus

Perhitungan Mark-up Dept.TOKO BAHAN & SUKU CADANG:


Biaya tidak langsung toko susu cadang:
Gaji tenaga kerja Rp. 9.000.000
Biaya listrik Rp. 700.000
Biaya kantor Rp. 300.000
———————- +
Jumlah BTK tidak langsung Rp. 10.000.000
Expectasi laba 25% x Rp. 28.000.000 Rp. 7.000.000
——————— +
Jumlah Rp. 17.000.000
Misalkan tafsiran harga beli bahan & suku cadang Rp . 23.800.000
——————— :
Presentase Mark-up dari harga bahan & suku cadang
71%
Contoh Kasus

Menentukan Harga Jual Dept.BENGKEL


Untuk service mesin terdiri dari pekerjaan ganti oli dan tune-up mesin yang memerlukan 2 orang
tenaga mekanik dan 1 orang tenaga ahli listrik , yang masing-masing bekerja sebagai berikut:
Mekanik 1 jam/orang
Ahli Listrik 1,5 jam/orang
Penyelesaian harga jual :
Biaya tenaga kerja langsung 3,5 jam x @1.929 Rp. 6.751
Mark-up: 78% x Rp. 6.751 Rp. 5.265
—————— +
Harga jual service mesin Rp. 12.016
Contoh Kasus

Menentukan Harga Jual Dept. TOKO BAHAN & SUKU CADANG


Seorang pelanggan memerlukan jasa service mesin dan memerlukan 1 kaleng oli mesin yang harga
fakturnya Rp. 10.000 dan saringan oli Rp. 8.000
Perhitungan Harga Jual:
Harga jual jasa service mesin Rp. 12.016
Harga bahan dan suku cadang Rp. 18.000
Mark-Up: 71% x Rp. 18.000 Rp. 12.780
—————— +
Harga jual bahan dan suku cadang Rp. 30.780
Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga

Target Costing Contoh Kasus


Target Costing adalah poses Perusahaan ‘Maxcel akan memproduksi mini computer Harga pasar mini
penentuan biaya dengan computer ini sangat bersaing karena banyaknya perusahaan lain yang
maksimum yang dimungkinkan menghasilkan produk tersebut Harga pasar satu unit mini computer
bagi pembuatan sebuah produk seharga Rp2.800,000,00 dan perusahaan menginginkan laba per unit
baru dan kemudian merancang sebesar Rp800.000,00. maka target costing untuk satu unit mini computer
prototipe yang menguntungkan sbb: Target Pricing - Rp. 2.800.000 Laba yang diinginkan = Rp800.000
dengan kendala biaya maksimum Target Cost Rp2.000.000 Jika perusahaan ingin bersaing dan produk yang
yang telah ditetapkan. diproduksi dapat diterima oleh pasar, sebaiknya perusahaan dapat menekan
biaya produksi agar berada di bawah Rp2.000.000,00
Target Biaya = Tafsiran Harga Jual
+ Laba yang diinginkan
Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga

Cost Based
Contoh Kasus
Pricing Entitas Pelangi adalah entitas yang bergerak dibidang pembuatan alat
biaya produk ditentukan terlebih rumah tangga. Manajemen entitas berupaya untuk menentukan harga jual
dahulu kemudian harga jual dapat produknya. Adapun data yang terkait dengan biaya produk adalah:
ditentukan. Harga jual ditentukan
dengan cara menambahkan biaya Keterangan Per unit
dengan kenaikan (markup) Biaya Variabel:
Biaya bahan baku langsung Rp 9.000
tertentu. Pendekatan biaya disebut
Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.000
dengan Harga jual berbasis biaya Biaya overhead pabrik variabel Rp 5.000
( cost based pricing). Biaya penjualan dan administrasi variabel Rp 4.000

Biaya Tetap :
Rumus: Biaya overhead pabrik tetap Rp 5.000
Harga Jual = Biaya + Markup x Biaya penjualan dan administrasi tetap Rp 3.000

Biaya
Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga

Cost Based
Contoh Kasus
Pricing Berdasarkan data diatas maka biaya produksi variabel sebesar Rp20.000
Biaya produksi variabel mencakup per unit dengan perincian sebagai berikut :
biaya bahan baku langsung, biaya
Keterangan Per unit
tenaga kerja langsung, dan biaya Biaya bahan baku langsung Rp 9.000
overhead pabrik variabel. Biaya Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.000
overhead pabrik tetap tidak Biaya overhead pabrik variabel Rp 5.000
dimasukkan dalam perhitungan. Biaya produksi variabel Rp 20.000

Penentuan harga jual suatu produk


ditentukan dengan cara :
Manajemen menentukan markup yang diinginkan adalah 100%. Harga jual produk
entitas adalah:
Rumus:
Harga Jual = Biaya Produksi Harga Jual = Rp 20.000 + (1,00 x Rp20.000)
Variabel + (Markup x Biaya = Rp 20.000 + Rp 20.000
Produksi Variabel) = Rp 40.000
Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga

Biaya Produksi
Contoh Kasus
Penuh Dengan menggunakan data entitas pelangi maka biaya produksi penuh per
Biaya produksi penuh adalah semua biaya
produksi, baik biaya produksi tetap maupun unit dapat ditentukan sebagai berikut :
biaya produksi variabel. Termasuk dalam Keterangan Per unit
definisi biaya disini adalah biaya bahan baku Biaya bahan baku langsung Rp 9.000
langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.000
overhead pabrik variabel, dan biaya overhead Biaya overhead pabrik variabel Rp 5.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 5.000
pabrik tetap. Perhitungan harga jual produk
Biaya produksi variabel Rp 25.000
dilakukan dengan menggunakan rumus:
Manajemen menentukan markup yang diingankan adalah 60%. Harga jual produk
entitas adalah:
Rumus:
Harga Jual = Biaya produksi penuh + (Markup Harga Jual = Rp 25.000 + (0,60 x Rp 25.000)
x Biaya Produksi Penuh) = Rp 25.000 + Rp 15.000
= Rp 40.000
Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga
Prime Plus Cost Pricing (Time and Material Pricing
Tenaga kerja yang digunakan untuk tiap pekerjaan dan bahan baku yang dibutuhkan. Tingkat tenaga kerja melibatkan waktu tenaga
kerja langsung dan biaya tenaga kerja yang lain, sedangkan tingkat.bahan baku melibatkan jumlah bahan baku langsung yang
digunakan. Material loading charges digunakan untuk biaya overhead lain yang berkaitan. Alternatif ini sering digunakan oleh
perusahaan jasa dalam menentukan harga jualnya.
Untuk menentukan harga jual jasa dengan menggunakan prime plus cost pricing. Perusahaan akan melakukan langkah-langkah
perhitungan sebagai berikut:
A.Pembebanan biaya tenaga kerja per jam. Pembebanan waktu yang dibutuhkan tenaga kerja dapat diekspresikan dalam tarif Per jam
tenaga kerja. Menentukan tarif tenaga kerja per jam dapat berbeda-beda di antara masing-masing perusahaan. Ada yang
membebankan tarif biaya tenaga kerja berdasarkan kategori atau tingkatan tenaga kerja, jasa yang dilakukan, spesialisasinya, Dan
lainnya.
B. Perhitungan alokasi biaya muatan material (material loading charges). Dalam biaya muatan material tidak termasuk di dalamnya
biaya material sehingga menentukan biaya material meliputi faktur atas biaya material yang digunakan pada tiap pekerjaan ditambah
dengan alokasi biaya muatan material. Biaya muatan material meliputi biaya pemesanan, biaya pembelian, biaya Penerimaan, serta
biaya penyimpanan ditambah margin laba yang diinginkan atas Material tersebut. Biaya muatan material biasanya diekspresikan
dalam persentase Atas perkiraan biaya material yang digunakan dalam satu tahun.
C. Menentukan pembebanan biaya tenaga kerja dan material pada tiap pekerjaan.Terdapat 3 komponen biaya yang
dibebankan untuk masing-masing pekerjaan, yaitu biaya tenaga kerja, biaya material yang digunakan, dan biaya alokasi
muatan material.
Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga

Prime Plus Cost Pricing (Time and Material Pricing


Contoh kasus:

Perusahaan ‘GOOD-JOB’ adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang perbaikan mesin pabrik. Dalam menentukan harga jual jasanya,
perusahaan menggunakan Prime plus cost pricing. Di bawah ini adalah data anggaran biaya (budget cost) yang terjadi dalam satu tahun:

  Time charges Material Loading Charges


upah teknisi profesional 150.000.000  
gaji manager bagian   25.000.000
gaji pegawai kantor 15.000.000 5.000.000
biaya overhead lainnya 20.000.000 3.000.000
total budgeted cost 185.000.000 33.000.000
langkah-langkah menentukan harga jual jasa dengan menggunakan prime plus cost pricing
a. pembebanan biaya tenaga kerja per jam              
b. perhitungan alokasi biaya muatan material              
c. menentukan pembebanan biaya tenaga kerja dan material pada tiap pekerjaan            
Jawab:
a. Perhitungan tarif tenaga kerja per jam

b. perhitungan alokasi biaya muatan material


biaya per Material loading biaya per
total invoice cost
Per jam total biaya : total jam jam charges jam
  : part and materials
upah teknisi 150.000.000 : 5.000 30.000          
gaji pegawai kantor 15.000.000 : 5.000 3.000 gaji manajer bagian 25.000.000  
biaya overhead lainnya 20.000.000 : 5.000 4.000 gaji pegawai kantor 5.000.000  
total biaya per jam 185.000.000 : 5.000 37.000 biaya overhead lainnya 3.000.000  
marjin laba 8.000   33.000.000 : 99.000.000 33%
biaya tenaga kerja per jam       45.000 marjin laba 20%
biaya tenaga kerja per jam       53%

c. menentukan pembebanan biaya tenaga kerja dan material pada tiap pekerjaan
Perusahaan "GOODJOB"

Pembebanan biaya tenaga kerja


dan material untuk perusahaan
"OYE"      
Biaya tenaga kerja (Rp. 45.000 x 150 jam)     6.750.000
Material yang dibebankan  
1. biaya material yang digunakan 24.000.000 
2. material loading charges (53% x Rp. 24.000.000) 12.720.000 
  36.720.000
        43.470.000
AKUNTANSI
MANAJEMEN

KEPUTUSAN
INVESTASI MODAL
KELOMPOK 4
Investasi modal digunakan untuk menjelaskan rencana
manajer untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar
untuk membiayai proyek-proyek yang memilliki implikasi
jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup
penanaman dana, tetapi pembelian barang dagangan dan
peralatan merupakan investasi.

Keputusan investasi modal dapat dibagi


KEPUTUSAN menjadi 2 kelompok:

INVESTASI 1. Keputusan penyaringan (Screening decision): Adalah

MODAL jenis keputusan yang berkaitan dengan apakah usulan


proyek investasi memenuhi standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Keputusan pemilihan (Preference decision): Adalah jenis
keputusan yang berkaitan dengan pemilihan beberapa
alternatif usulan proyek investasi.
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

ARUS KAS Nilai Waktu Uang Metode Pendekatan


Jenis-jenis arus kas, antara lain: Dalam pembuatan keputusan investasi modal, perlu Analisis
1. Arus kas keluar, merupakan investasi awal digunakan teknik atau pendekatan yang mengakui nilai
(termasuk biaya instalasi), kenaikan modal waktu uang. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Terdapat dua model pendekatan analisis investasi,
kerja, reparasi dan pemeliharaan, dan kenaikkan nilai satu rupiah pada hari ini lebih besar dibanding yaitu:
biaya operasi. dengan nilai satu rupiah pada tahun yang akan datang. 1. Model non-diskonto (non-discountingmodels)
2. Arus kas masuk, merupakan kenaikkan Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan alternative Metode analisis yang mengabaikan nilai waktu dari
pendapatan, penurunan biaya, nilai sisa/residu, proyek investasi. Teknik investasi modal yang uang.
dan pembebasan modal kerja. mengakui kedua karakteristik investasi bisnis adalah 2. Model diskonto (discounting models) Model analisis
teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan dengan pertimbangan secara eksplisit.
(discounted cashflow), yaitu arus kas yang dinilai
kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan penilaian
kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat
diperbandingkan satu sama lain dan perusahaan dapat
pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek
investasi memenuhi standar (criteria) minimum yang
telah ditetapkan atau tidak.
Model Non-Diskonto (non-discounting models)

1.Metode Payback Periods


Periode pengembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah proyek investasi untuk menutup investasi mula-mula dengan
penerimaan kas yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Metode periode pengembalian investasi memusatkan perhatiannya pada rentang
waktu tersebut. Anggapan dasar metode ini adalah semakin cepat waktu yang diperlukan oleh sebuah proyek investasi untuk menutup
investasi awal, semakin baik proyek investasi tersebut. Apabila arus kas dari suatu proyek diasumsikan tetap jumlahnya, maka rumus
berikut dapat digunakan:

Periode Pengembalian = Investasi Awal/ Arus Kas Tahunan

penggunaan payback periods kurang dapat dipertahankan karena ukuran ini memiliki dua kelemahan utama, yaitu;
a. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati perioda pengembalian
b. Mengabaikan nilai waktu uang.
Model Non-Diskonto (non-discounting models)

2. Metode Accounting Rate


of Return/ARR
Adalah metode penilaian investasi yang berusaha menunjukkan ratio atau perbandingan antara keuntungan neto tahunan terhadap nilai investasi yang
diperlukan untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik diperhitungkan dengan nilai investasi (initial investment ) atau rata–rata investasi
( average investment ). Rumus perhitungan tingkat pengembalian akuntansi adalah sebagai berikut :

Tingkat Pengembalian Akuntansi = Laba rata-rata/ Investasi awal atau rata-rata

Keuntungan:
· Ukuran jelas untuk memastikan bahwa investasi yang dilakukan tidak merugikan terhadap pendapatan bersih perusahaan
· Kepastian dampak menguntungkan terhadap pendapatan sehingga bonus dapat meningkat
Kerugian:
· Mengabaikan nilai waktu dari nilai uang
Model Diskonto (discounting models)
• Metode Net Present 2. Metode Internal Rate of
Value/NPV Return/IRR
Dengan metode NPV, penilaian sebuah usulan investasi dilakukan dengan prosedur sebagai The time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IRR) adalah tingkat
berikut: bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama umur proyek tersebut. Tingkat
· Seluruh arus kas masuk yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi dinilai tunaikan. bunga ini sering disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek investasi. IRR dihitung dengan
· Seluruh arus kas keluar selama umur proyek juga dinilaitunaikan. mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai arus kas keluar dan nilai tunai arus kas
· Nilai tunai arus kas masuk dijumlahkan dan nilai tunai arus kas keluar juga dijumlahkan. masuk sebuah proyek. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka
· Bandingkan nilai uang tunai arus kas masuk dan jumlah nilai tunai arus kas keluar. NPV sama dengan nol. Jadi IRR merupakan true interest yield yang dijanjikan oleh sebuah
proyek investasi.
Selisih antara kedua angka disebut dengan net present value. Angka ini digunakan untuk
membuat keputusan menerima atau menolak sebuah usulan investasi.

Syarat Keputusan IRR:


Dimana: · IRR > Modal Kerja (proyek dapat diterima)
I =nilai sekarang dari biaya proyek, · IRR = Modal Kerja (terima/tolak sama-sama seimbang)
CFt =arus kas masuk yang diterima dalam periode t, · IRR < Modal Kerja (proyek tidak dapat diterima)
dengan t=1…n,
N =umur manfaat proyek,
i =tingkat pengembalian yang diminta,
t =periode waktu,
P =nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa
depan,
dft =1/(1+i)t, faktor diskonto
Model Non-Diskonto (non-discounting models)

Perbandingan Antara Metode NPV dan


IRR
1. Metode NPV lebih mudah digunakan
2. Asumsi yang dibangun dalam metode IRR memunculkan pertanyaan. Yang menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan
metode IRR :
(-) metode NPV menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan kembali pada tingakat kembalian tertentu, sedangkan metode
IRR tingkat kembaliannya sama dengan IRR,
(-) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka absolute, sedangkan IRR mengukurnya dalam angka relative (%).
(-) Memilih proyek: NPV konsisten dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham sementara IRR tidak selalu memberikan hasil
yang akan memaksimalkan kekayaan
Proses Memilih Proyek Terbaik
·Menilai pola arus kas untuk setiap proyek
· Hitung NPV untuk setiap proyek
· Mengidentifikasi proyek dengan NPV terbesar
Contoh Kasus

Perencanaan investasi tentang penggantian mesin lama dengan mesin baru untuk sebuah perusahaan
memiliki data-data sebagai berikut:
1. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp. 600.000.000, dan telah
disusutkan sebesar Rp. 350.000.000.
2. Mesin lama dijual, dan diganti dengan mesin baru seharga Rp. 40.000.000, tingkat Diskonto yang
di gunakan untuk mesin baru adalah 10% per tahun, tarif pajak penjualan mesin lama adalah 30%
dan proyeksi laba tunai atau arus kas masuk mesin baru selama umur ekonomis. Arus kas masuk
setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 450.000.000 setiap tahunnya.
Diminta:
a) Hitunglah nilai investasi awal mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp.150.000.000.
b) Hitunglah nilai investasi mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp. 230.000.000.
c) Berdasarkan jawab nomor a di atas, hitunglah NPV mesin baru dengan menggunakan Metode
NPV.
Contoh Kasus

Jawab
a. Harga jual mesin lama Rp 150.000.000
Nilai buku mesin lama (Rp 600.000.000.- Rp 350.000.000) (Rp 250.000.000)
Rugi penjualan mesin lama Rp 100.000.000
Penghematan/ pajak (30% x 100.000.000) Rp 30.000.000

Hasil bersih penjualan mesin lama :


Harga jual mesin lama Rp 150.000.000
Penghematan pajak Rp 30.000.000
Hasil bersih penjualan mesin Rp 180.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru (Rp 600.000.000. + Rp 180.000.000) Rp 780.000.000
Total nilai investasi mesin baru Rp 960.000.000
b. Harga jual mesin lama Rp 230.000.000
Pajak tambahan ( Rp 30.000.000 )
Hasil bersih hasil penjualan mesin lama Rp 200.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru (Rp 960.000.000 – Rp 200.000.000) Rp 760.000.000
Contoh Kasus

c. Menghitung NPV mesin baru (metode NPV)


Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai