Anda di halaman 1dari 14

Gender dan

Motivasi
Kompetensi
Menurut Butler (2014) :

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menyatakan bahwa ada


kecenderungan gender, yaitu
•Laki-laki relatif lebih termotivasi untuk membuktikan kemampuan
mereka serta mempertahankan dan melindungi persepsi yang baik
tentang kompetensi mereka,
•Perempuan cenderung lebih meragukan kemampuan mereka dan
bekerja keras.
Penekanan pada materi ini adalah pada bagaimana cara anak laki-laki dan
perempuan membangun dan mempertahankan keyakinan, motivasi dan
strategi yang kompeten di dalam lingkungan sosial, serta dalam konteks
pendidikan sosial dan pendidikan kehidupan mereka. dengan demikian,
materi ini merujuk pada gender dari pada jenis kelamin.

Gender Jenis kelamin (sex)


Menggambarkan peran dan relasi
Perbedaan biologis bawaan
sosial
Perbedaan Gender
Laki-laki lebih pintar, sedangkan Perempuan lebih teliti

● Penelitian menunjukkan perbedaan gender yang kecil namun kuat dalam self-
concept akademik.
● Di sebagian besar negara, rata-rata laki-laki memiliki self-concept lebih positif
daripada perempuan dalam ilmu matematika dan sains. Sementara perempuan
memiliki self-concept lebih positif dalam bahasa daripada laki-laki.
● Laki-laki cenderung lebih menghargai keberhasilan ilmu matematika daripada
perempuan, sedangkan perempuan lebih menghargai keberhasilan dalam bahasa
daripada laki-laki.
● Jauh lebih banyak laki-laki daripada perempuan yang memiliki minat kuat dalam
ilmu sains dan konstruksi, sementara lebih banyak perempuan yang memiliki
minat baca & tulis, seni drama, dan kerajinan.
Perbedaan Gender
Laki-laki lebih pintar, sedangkan Perempuan lebih teliti

● Namun perbedaan gender dalam self-concept dan minat tidak semata-mata


mencerminkan atau menghasilkan perbedaan dalam pencapaian baik laki-laki
maupun perempuan.
● Perempuan mencapai nilai lebih tinggi daripada laki-laki dalam bahasa,
tetapi hal ini cenderung terjadi juga dalam ilmu lain termasuk ilmu sains dan
matematika.
● Laki-laki cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka, tidak hanya
dalam domain ‘maskulin’. Perempuan cenderung memiliki pandangan yang
lebih realistis, bahkan dalam domain ‘feminin’. Mereka juga lebih cenderung
meremehkan kompetensi mereka daripada laki-laki.
Perbedaan Gender
Laki-laki lebih pintar, sedangkan Perempuan lebih teliti

● Sementara tidak ada perbedaan gender dalam keyakinan entitas


bahwa kecerdasan adalah sifat bawaan tetap, laki-laki akan lebih
mudah mendapatkan skor tinggi daripada perempuan.
● Mengingat peran motivasi dari kompetensi yang dirasakan,
penting untuk bertanya bagaimana dan mengapa perempuan
lebih berprestasi. Mengingat juga bahwa hasil akademik adalah
penentu utama kompetensi yang dirasakan bahwa laki-laki
kurang berprestasi di sekolah.
Perbedaan Gender
Laki-laki lebih pintar, sedangkan Perempuan lebih teliti

Nilai unggul perempuan Mengapa perempuan berusaha lebih keras?


adalah usaha lebih keras. Karena sebagian dari mereka percaya bahwa
mereka membutuhkan ilmu terutama dalam
matematika dan sains.
Perspektif dalam Evaluasi
Laki-laki cenderung memperlakukan hal -hal evaluatif sebagai sebuah bidang yang kompetitif yang
meminta mereka untuk membuktikan kapasitas mereka, untuk mempertahankan pandangan diri
mereka sendiri, dan karena itu laki – laki cenderung untuk mempertahankan pendapat mereka
(membuka perdebatan) terhadap evaluasi yang negatif.

Perempuan cenderung memperlakukan hal-hal evaluatif sebagai peluang


untuk belajar, peluang untuk lebih mempelajari kekurangan ataupun
kelebihan dalam kemampuan mereka, dan karena itu Perempuan akan
memperlakukan evaluasi negatif sebagai bahan untuk introspeksi serta
untuk mengembangkan kapasitas mereka.
Implikasi untuk Motivasi Kompetensi
● Upaya untuk memprioritaskan (biasanya dilakukan oleh
Perempuan), bersifat adaptif untuk mempertahankan motivasi,
● Perempuan akan terus termotivasi untuk bekerja keras jika
hasil yang diterima telah terbukti baik serta tetap berusaha jika
menemukan tantangan
● Secara rata-rata, para pengajar melihat Perempuan akan
termotivasi dari laki-laki
Implikasi untuk Motivasi Kompetensi
● Laki-laki lebih percaya bahwa mereka bisa sukses dalam
bidang yang menantang, jika mereka mau
● Secara rata-rata, para Laki-laki beranggapan bahwa
keberhasilan lebih disebabkan karena kemampuan
● Lebih beranggapan bahwa faktor upaya, faktor eksternal, serta
tidak adanya minat sebagai penyebab utama kegagalan
● Hal-hal inilah yang nantinya berpengaruh dalam bagaimana
Laki-laki mempertahankan kepercayaan diri mereka
Pencapaian Tujuan

● Menghargai keberhasilan dengan usaha versus tanpa usaha adalah inti dari
tujuan pencapaian yang berbeda.
● Tujuan pencapaian siswa dipengaruhi oleh sejauh mana mereka memandang
konteks kelas sebagai menempatkan penekanan yang lebih besar pada
pembelajaran yang mendalam, kemajuan individu, dan usaha (penguasaan
struktur tujuan kelas) atau pada tingkat kemampuan dan pencapaian siswa
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. (struktur tujuan kelas kinerja).
● Penekanan kontekstual mungkin mengesampingkan kecenderungan yang
berbeda antara anak perempuan dan anak laki-laki untuk mendukung tujuan
penguasaan atau kinerja.
Pengaruh Sosiokultural

Perbedaan gender awal dalam dominasi Beberapa peneliti berspekulasi bahwa


sosial, rasa hormat, dan dalam kontrol kecenderungan biologis terhadap minat
usaha mungkin menyiratkan bahwa yang berbeda mendorong perbedaan gender
kecenderungan biologis memainkan dalam motivasi pencapaian dan pilihan.
beberapa peran dalam mengarahkan laki-
laki dan perempuan Tetapi ada bukti yang jauh lebih kuat
tentang peran pengaruh sosiokultural yang
ditularkan oleh orang tua, teman sebaya, dan
guru.
Pengaruh Sosiokultural
Orang tua cenderung memiliki harapan yang lebih tinggi untuk anak laki-laki daripada anak
01 perempuan dalam matematika, terutama jika mereka mendukung keyakinan yang lebih bertipe
gender.

Teman sebaya dan kelompok sebaya memainkan peran utama dalam sosialisasi gender. Sejak
usia dini, anak laki-laki terlibat lebih dari anak perempuan dalam permainan kompetitif dan
02 olahraga yang mengundang perbandingan sosial dan perjuangan untuk penegasan diri dan
dominasi sosial. Anak perempuan lebih terlibat dalam permainan sosiodramatis yang
mengundang koordinasi dan kerja sama.

Anak perempuan memang lebih cocok dengan citra guru tentang siswa ideal. Guru
menganggap anak perempuan lebih perhatian, kooperatif, mudah diajar, termotivasi, pekerja
03 keras, mengatur diri sendiri, berperilaku baik, dan gigih. Tetapi guru, juga cenderung
menganggap anak laki-laki memiliki kemampuan matematika yang lebih besar daripada anak
perempuan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai