Anda di halaman 1dari 3

PILIH JURUSAN YANG SESUAI!!

BY. MIRTA YOLANDA S.Psi., M.Psi., Psikolog

“Bagaimana Masa depanku..?” Aku bingung mau masuk perguruan tinggi apa? Pilih
jurusan apa?

Hal ini sering keluar dari mulut siswa/siswi yang telah melaksanakan Ujian Nasional
dan Lulus SMA. Banyak dari mereka yang sulit dan tak mampu mengambil keputusan
sesuai bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Kebingungan ini juga muncul karena
ikut-ikutan teman dengan harapan memiliki teman yang sudah dikenal dan cenderung
mengikuti trend sesaat. Terkadang hal ini diperparah dari adanya paksaan dari orang
tua yang memaksakan sesuai keinginan mereka dalam memilih jurusan diperguruan
tinggi.

Banyak orang yang berpandangan, pilihlah jurusan yang gampang (gampang masuk
dan gampang lulus), ada juga yang asal memilih jurusan yang penting diterima di
universitas negeri terkenal dan nantinya gampang dapat pekerjaan dengan gaji yang
besar. Sebenarnya pandangan ini perlu ditinjau ulang kerena memilih suatu jurusan
bukanlah persoalan yang mudah. Dalam memilih jurusan, siswa perlu
memperhitungkan beberapa faktor seperti kemampuan, minat, bakat dan kepribadian.

Anak yang mempelajari sesuatu tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan serta
kepribadian biasanya akan ogah-ogahan untuk menjalankan kegiatan belajar. Selain
itu, bisa saja muncul perasaan bersalah dan pikiran-pikiran negatif seperti merasa
bahwa orang tua sudah susah-susah membiayai kulian tapi kalau mengikuti kehendak
orang tua, akan tertekan karena mengabaikan impian mereka sendiri. Dampak
psikologis yang muncul dapat kita lihat dari perilaku individu tersebut di lingkungan
sosial seperti malas untuk berjuang, sering termenung, sulit konsentrasi, minder dan
tidak percaya diri karena tidak mampu menguasai materi perkuliahan dan hasil yang
diperoleh tidak memuaskan. Individu menjadi menarik diri, merasa dirinya bodoh,
makin pendiam, lebih serang mengurung diri di kamar dimana semua ini dkarenakan
mereka takut kekurangannya diketahui. Sehingga bisa-bisa saja menyebabkan
rendahnya nilai indeks prestasi atau bisa saja terancam DO.

Kondisi-kondisi psikologis diatas terjadi diakibatkan oleh adanya perasaan yang tidak
menyenangkan terhadap kegiatan belajar. Belajar yang terpaksa akan sulit dicerna
oleh otak karena adanya blocking (penolakan) emosi. Perasaan kesal, marah, sebal dan
sedih, itu semua sudah memblokir efektifitas kerja otak dan menghambat motivasi
anak.

PILIH JURUSAN YANG SESUAI!! Page 1


Di lihat dari tahap perkembangan menurut Komensky, bahwa usia 18-24 tahun
merupakan masa media pendidikan yang disebut masa academia. Pada masa ini
inidvidu memasuki pendidikan di perguruan tinggi dan melatih diri terhadap realitas
dari kepentingan masa depan yang akan dihadapinya. Mereka akan dituntut dapat
berpikir secara rasional terhadap impian dimasa depannya. Impian merupakan sesuatu

yang immaterial tetapi impian tersebut dapat memotivasi mereka untuk mencapai
tujuan dan dapat diwujudkan dalam jangka waktu yang jelas.

Sehingga dalam pemilihan jurusan haruslah “cermat” dan “bijaksana” dikarenakan


masa perkuliahan yang dilewati akan panjang yaitu rata-rata 8 semester (4tahun
setaraf S1). Dikatakan “cermat” artinya jangan sampai salah pilih sehingga anak tidak
nyaman selama masa kuliah dan dikatakan “bijaksana” artinya antara pandangan anak
dan orangtua haruslah selaras, selaras dalam pilihan jurusan, dalam pilihan kota,
dalam pilihan karir dimasa depan dan selaras dengan jumlah biaya yang akan
dibutuhkan. Oleh karena itu, salah memilih jurussan punya dampak yang signifikan
terhadap kehidupan anak di masa mendatang.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan jurusan agar
jurusan yang dipilih tepat, yaitu :

1. Cari informasi tentang jurusan yang diminati agar anak memiliki gambaran
mengenai jurusan yang dipilihnya dan jurusan tersebut merupakan salah satu
tangga awal dari proses pencapaian karir mereka
2. Jurusan yang dipilih haruslah sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat serta
kepribadian anak yang bersangkutan sehingga diharapkan anak mampu
bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah
3. Mengamati dan mencermati kemampuan anak disekolah, biasanya yang dapat
dilihat adalah prestasi belajarnya di sekolah
4. Mengikuti tes minat bakat untuk mengeksplorasi minat dan bakat anak. Tes
minat bakat dilakukan saat anak masih belum memutuskan ke mana minat dan
bakat sementara anak sudah memiliki banyak alternatif jurusan yang di pilih
5. Memberikan support pada anak dalam memilih jurusan dan orang tua
berpartisipasi untuk memotivasi mereka dalam mengarahkan pilihan yang
diajukan anak
6. Orang tua perlu memastikan saja, apa motivasi anak memilih jurusan tersebut,
serta mengajak dan menganalisa alasannya. Hal ini akan menguntungkan anak
karena anak mencoba menerapkan cara berpikir analitis yang serupa ketika
memilih dan memilah jurusan lain
7. Orang tua mengajak anak untuk mendiskusikan secara terbuka mengenai faktor
apa saja yang menjadi potensi, kendala yang akan dihadapi sehingga akan
tercipta komunikasi yang positif. Hal ini membuat anak merasa didukung dan
adanya komitmen antara anak dan orang tua sehingga anak pun diharapkan
PILIH JURUSAN YANG SESUAI!! Page 2
tergugah untuk menjalani keseriusannya terhadap pilihannya dan menjaga
komitmen yang disepakati.

PILIH JURUSAN YANG SESUAI!! Page 3

Anda mungkin juga menyukai