Penyaluran Dana Tahapan Pemilihan Umum Bagi Badan Adhoc Penyelenggara Pemilu Di
C
Dalam Negeri;
1. Dana Tahapan Pemilu untuk Badan Adhoc Penyelenggara Pemilu dalam negeri disediakan pada
masing-masing DIPA KPU Kab/Kota;
2. KPA KPU Kab/Kota wajib melaksanakan Rincian Kertas Kerja;
3. KPU Kab/Kota wajib memberitahukan dana tahapan Pemilu kepada Badan Adhoc Penyelenggara
Pemilu secara terinci;
4. Badan Adhoc Penyelenggara Pemilu dilarang mengubah Rincian Kertas Kerja yang diterbitkan tanpa
persetujuan dari KPA KPU Kab/Kota;
5. Perubahan Rincian Kertas Kerja dilakukan oleh KPA KPU atau KPA KPU Kab/Kota sesuai dengan
kewenangannya dengan pertimbangan penyesuaian atas kebutuhan atau penambahan anggaran; dan
6. Anggaran pelaksanaan tahapan Pemilu untuk Badan Adhoc meliputi Belanja honor dan Belanja untuk
keperluan pelaksanaan kegiatan pada Badan Adhoc Penyelenggara Pemilu.
Jenderal KPU.
4. Perjanjian kerja sama pengelolaan RDP dilaksanakan
oleh Ketua KPU dengan pimpinan Bank Umum;
4 PENUTUPAN
5. Fasilitas pengelolaan RDP paling sedikit meliputi: RDP
Sekretaris Jenderal KPU mengajukan Setelah mendapat Rekening Induk, pimpinan KPA KPU
permohonan persetujuan pembukaan Kab/Kota mengajukan permohonan persetujuan dan
Rekening Induk kpd KPPN mitra kerja pembukaan RDP kepada KPPN mitra kerja Eselon I melalui
Eselon I; Sekretaris Jenderal KPU
Berdasar Surat persetujuan pembukaan Berdasar surat persetujuan dan pembukaan RDP dari
rekening Induk dari KKPN, Sekretaris KPPN mitra kerja Eselon I, Bank Umum akan:
Jenderal KPU menyampaikan surat a. Membuka RDP
persetujuan pembukaan Rekening Induk b. Melakukan penomoran RDP
kpd Bank Umum; c. Konsolidasi RDP dg Rekening Induk
Bank Umum membuka melakukan d. Menyampaikan laporan pembukaan RDP kepada KPPN
penomoran Rekening Induk sesuai mitra kerja Eselon I, Sekretaris Jenderal KPU dan KPA
dengan ketentuan Bank Umum. KPU Kab/Kota
e. Menyampaikan user dashboard, CMS, kartu debit dan
informasi RDP kepada satker melalui kantor cabang
Bank Umum.
7 BAGIAN INFORMASI DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
C. Penyaluran Dana Tahapan Pemilihan Umum Untuk Badan Adhoc Penyelenggara
Pemilihan Umum Di Dalam Negeri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Pejabat Pembuat Komitmen PPSPM
KPU Kab/Kota KPA
KPU Kab/Kota KPU Kab/Kota
Badan Adhoc 6 7
Penyelenggara PENGUJIAN SPM - LS SP2D
Pemilu 4 SPP - LS
5
Lampiran SPP:
rencana kegiatan dan
rencana penyaluran dana setiap
Berdasarkan rencana kegiatan dan rencana
bulan bagi PPK, PPS, dan KPPS.
penyaluran dana setiap bulan bagi PPK, PPS,
yang sudah ditetapkan KPA
dan KPPS.
Selanjutnya
Masing-masing PPK, PPS dan KPPS wajib menyampaikan pertanggungjawaban dana Pemilu
1 yang telah diterima dari BP/BPP satker KPU Kab/Kota;
Penyampaian SPTJB dan bukti-bukti pengeluaran dapat disampaikan kepada BP/BPP satker KPU
2 Kab/Kota dalam bentuk softcopy paling lambat tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya;
Penyampaian SPTJB dan bukti-bukti pengeluaran dalam bentuk softcopy tidak menggugurkan
3 kewajiban untuk menyampaikan hardcopy SPTJB dan bukti-bukti pengeluaran kepada BP/BPP
satker KPU Kab/Kota selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dana diterima;
Pada akhir tahun anggaran, seluruh bukti-bukti pengeluaran baik softcopy maupun hardcopy
4 disampaikan kepada KPU Kab/Kota paling lambat hari kerja terakhir pada akhir tahun anggaran
berkenaan; dan
1 Penyampaian SPTJB dan bukti pertanggungjawaban wajib dilakukan PPK, PPS dan KPPS,
dalam pengajuan dana di bulan berikutnya diharuskan melampirkan bukti
pertanggungjawaban bulan sebelumnya.
3 Pembukaan blokir rekening dilakukan setelah PPK dan PPS menyelesaikan kewajiban
pelaporan pertanggungjawaban bulan berkenaan atau mengirimkan bukti softcopy.
Selanjutnya
1 PPh Pasal 21 yang menjadi subjek PPh Pasal 21 di lingkungan KPU yang
meliputi Pegawai Tetap, Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Penerima
Penghasilan Bukan Pegawai, dan Peserta Kegiatan;
2 PPh Pasal 22 yang menjadi objek dari PPh Pasal 22 adalah pembayaran atas
pembelian barang seperti ATK, konsumsi dan barang lainnya kepada wajib
pajak penyedia barang yang jumlahnya lebih dari Rp 2.000.000,00 (dua juta
rupiah) tidak termasuk PPN;