Anda di halaman 1dari 19

Terapi khusus pada pasien lansia

Oleh
01 MARNIS RUMINUR YANTI

02 RAHMI PERMATA SARI


JENIS -JENIS TERAPI
PADA LANSIA

2. Terapi kognitif
1. Terapi rekreasi.
Terapi kognitif dilakukan untuk
Dapat dilakukan dengan melibatkan
merangsang sistem kerja kognitif seperti
beberapa anggota keluarga untuk
cara berpikir, mengambil keputusan dan
melakukan rekreasi seperti berlibur
membuat solusi dengan cara tetap fokus,
ketempat
aktif dan meningkatkan daya ingat yang
menyenangkan,mengunjungi
lebih baik.
saudara ,dll
3.Terapi keagamaan
Terapi ini juga disebut dengan terapi religius yang mana
tujuan utamanya adalah untuk mendamaikan jiwa dan
membuat lansia semakin dekat dengan agama.

4. Terapi keluarga
Beberapa anak yang kerepotan untuk
merawat orang tua sering kali memilih 5. Terapi berkebun
panti jompo sebagai solusi untuk Terapi berkebun ternyata cukup efektif
membuat orang tua menjadi lebih untuk meningkatkan kesehatan mental dan
terawat. fisik lansia.
Beberapa penyakit sering dialami lansia :
1. Penyakit jantung
2. Diabetes
3. Nyeri sendi
4. Gangguan pendengaran
5. Hipertensi
6.Stroke
dll...
Indikasi : nyeri dan radang pada sendi
kontraindikasi : penyakit kardiovaskular
Efek samping :mual,muntah,sakit kepala,sulit
tidur
Indikasi. :Pengencer darah
Kontra indikasi : .Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Warfarin,wanita
hamil,gangguan hati.
Efek samping : Mual,Muntah,Diare,Nyeri perut bagian atas,gatal.demam
Farmakokinetik

1. ABSORBSI
Efek-efek pada tubuh dan respon obat yang mungkin terjadi
pada fase ini adalah
• Berkurangnya keasaman lambung mengubah absorbs obat-
obat yang bersifat asam lemah, seperti aspirin.
.• Berkurangnya aliran darah ke saluran gastrointestinal
(berkurang 40-50%).
• Berkurangnya laju motalitas gastrointestinal (peristaltic)
akan mengakibatkan tertundanya mula kerja.
2. DISTRIBUSI
Efek-efek pada tubuh dan respon obat yang mungkin terjadi
pada fase ini adalah
• Akibat berkurangnya air tubuh pada orang lanjut usia, obat-
obat yang larut dalam air akan lebih terkonsentrasi (pekat).
•Terdapat peningkatan dalam rasio lemak terhadap air
padaorang lansia
•Orang yang lanjut usia mempunyai serum protein dan kadar
albumin yang berkurang, sehingga terdapat lebih sedikit
tempat peningkatan pada protein, akibatnya terdapat lebih
banyak obat yang bebas.
3. METABOLISME
Efek-efek pada tubuh dan respon obat yang mungkin terjadi pada fase ini
adalah
• Penurunan produksi enzim hati, aliran darah, dan fungsi hati
total.
•Waktu paruh dari obat-obat meningkat, dan dapat terjad akumulasi obat
•Metabolisme obat menginaktivasi obat dan merupakan persiapan untuk
eliminasi oleh ginjal.
4. SEKRESI OBAT
Efek-efek pada tubuh dan respon obat yang mungkin terjadi pada fase ini
adalah penurunan aliran darah ginjal dan penurunan laju filtrasi
glomerulus sebanyak 40-50%. Dengan adanya penurunan fungsi ginjal,
terdapat penurunan ekskresi obat dan terjadi akumulasi obat. Toksisitas
obat harus dinilai terus menerus selama pasien menerima pengobatan
Farmakodinamika

Pasien-pasien usia lanjut relatif lebih sensitif terhadap aksi beberapa obat
dibanding kelompok usia muda. Hal ini memberi petunjuk adanya
perubahan interaksi farmakodinamika obat terhadap reseptor yang
nampaknya merupakan hasil perubahan farmakokinetika.Contohnya
mekanisme pengaturan suhu juga memburuk dan hipotermia kurang
ditoleransi secara baik pada usia lanjut
PRINSIP UMUM PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT
1. Obat diberikan bila ada indikasi yang tepat
2. Pilih obat yang memberikan rasio paling menguntungkan.
3. Pengobatan dimulai dengan dosis separuh lebih sedikit dari dosis
yang biasa diberikan pada dewasa muda.
4.Selanjutnya, dosis disesuaikan berdasarkan respon klinik
penderita.
Proses keperawatan
pada lansia

1. PENGKAJIAN
•Kaji indera atau kesiagaan mental dari orang lansia.
•Peroleh riwayat gangguan ginjal, hati, atau Gl, dan tentukan
apakah terdapat gangguan penglihatan?
•Tentukan jika orang lansia memakai obat bebas, seberapa sering,
dan dalam jangka waktu berapa.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan sensori-persepsi: penglihatan, pendengaran yang berhubungan dengan
adanya hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan.
•Gangguan nutrisi: kurang/lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
asupan tidak adekuat.
•Kurang merawat diri yang berhubungan dengan penurunan minat dalam merawat
diri Potensi cedera fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh.
• Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan kecemasan atau nyeri
•Perubahan pola eliminasi yang berhubungan dengan penyempitan jalan napas atau
adanya secret pada jalan napas.
•Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekuatan sendi.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pantau hasil laboratorium orang lansia dalam kaitannya dengan fungsi ginjal dan
hati.
2. Periksa kadar obat serum dan laporkan hasil yang abnormal
kepada perawat atau dokter yang bertugas.
3. Bicarakan dengan ahli farmasi atau dokter jika dosis obat meragukan.
4. Pantau klien untuk reaksi yang merugikan jika beberapa macam
obat diberikan.
5. Kenali perubahan dari perilaku yang biasa atau bertambahnya kebingungan yang
berkaitan dengan aturan obat.pgtah
4. IMPLEMENTASI
• Memantau hasil laboratorium orang lansia dalam kaitannya dengan fungsi
ginjal dan hati.
•Memeriksa kadar obat serum dari orang lansia seperti yang diperintahkan dan
melaporkan hasil yang abnormal kepada perawat atau dokter yang bertugas.
•Berkolaborasi dengan ahli farmasi atau dokter jika dosis obat meragukan
•Memantau klien untuk reaksi yang merugikan jika beberapa macam obat
diberikan.
•Mengenali perubahan dari perilaku yang biasa atau bertambahnya
kebingungan yang berkaitan dengan aturan obat.
• melaporkan perubahan-perubahan ini kepada perawat atau dokter
5. EVALUASI
Evaluasi kepatuhan orang lansia terhadap regimen obat, dan jawab setiap
pertanyaan yang mungkin diajukan oleh orang lansia.
THANKS
HELLO SUMMER

Anda mungkin juga menyukai