Anda di halaman 1dari 47

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. WHO dalam Herrman et al, 2005 menuliskan bahwa dari tiga komponen sehat
badan, jiwa dan sosial, maka komponen kesehatan jiwa/mental sering merupakan komponen yang dilupakan.
WHO, 2003 menuliskan bahwa sekitar 450 juta orang mengalami gangguan mental atau gangguan perilaku. Hampir
sekitar 1 juta diantaranya memilih mengakhiri hidup untuk setiap tahunnya.
Undang-undang No. 18 tahun 2014 pasal 1 menuliskan bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Hal ini mengartikan bahwa agar tercapai kualitas hidup manusia yang utuh maka sangat diperlukan
keseimbangan jasmani, rohani dan sosial dalam kehidupannya. Dengan kualitas hidup yang utuh maka diharapkan akan
tercapai produktivitas yang tinggi dari seorang individu.
Webster-Gandy et al, 2014 menuliskan bahwa terdapat banyak pihak yang berperan dalam memberikan asuhan
pada orang-orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa terutama pada pasien yang sudah tidak mampu mandiri.
Tenaga kesehatan seperti tenaga medis dan non medis terutama dukungan pihak keluarga sangatlah penting. Selain itu
dari sisi asuhan gizi sangat diperlukan peran seorang ahli gizi atau dietitian. Memberikan asupan diet yang seimbang
pada pasien menjadi sangat penting karena jangan sampai pasien jatuh ke dalam status gizi buruk dan justru akan
memperparah gejala jangka pendek dan berisiko menimbulkan masalah kesehatan kronik yang disebabkan oleh penyakit
jiwa. Dengan adanya undang-undang tentang kesehatan jiwa diharapkan semua tim terpadu dalam menangani gangguan
kesehatan jiwa sehingga tujuan negara menjadikan masyarakat yang sehat seutuhnya akan tercapai.

KESEHATAN JIWA

1|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


A. Definisi Kesehatan dan Kesehatan Jiwa
WHO menyatakan bahwa kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan
dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Selanjutnya Rosdahi,1999 dalam
Kusumawati & Hartono, 2010 menuliskan bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stres yang serius.
B. Ciri-ciri Sehat Jiwa
Nasir & Muhith, 2011 menuliskan bahwa ciri-ciri sehat jiwa adalah :
1. Berani menghadapi kenyataan
2. Mendapat kepuasaan dari usahanya
3. Lebih puas memberi daripada menerima
4. Bebas dari cemas
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan memuaskan
6. Dapat menerima kekecewaan sebagai pelajaran dikemudian hari
7. Mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8. Daya kasih sayang yang besar
9. Bersikap positip terhadap diri sendiri
10. Integrasi (keseimbangan/keutuhan)
11. Otonomi
12. Enviromental mastery (kecakapan dalam adaptasi dengan lingkungan )

C. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa


Nasir & Muhith, 2011 menuliskan ada beberapa tanda dan gejala gangguan jiwa yaitu sebagai berikut :

2|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


1. Gangguan kognisi (kognitif)
2. Gangguan perhatian
3. Gangguan ingatan/kenangan/memori
4. Gangguan asosiasi
5. Gangguan pertimbangan/penilaian
6. Gangguan pikiran
7. Gangguan kesadaran
8. Gangguan kemauan
9. Gangguan emosi dan afek
10. Gangguan psikomotor

D. Gizi pada Gangguan Kesehatan Jiwa


Banyak faktor yang memediasi hubungan antara kondisi kesehatan mental dan status gizi diantaranya adalah
asupan makanan yang rendah, malnutrisi, obesitas, comorbidities, penggunaan zat kimia, pendapatan dan isolasi
sosial.
E. Farmakoterapi pada Gangguan Kesehatan jiwa&Efek Samping Terkait Gizi
Obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengobati masalah kejiwaan diantaranya adalah antidepresan,
antipsikosis, penstabil mood dan antikonvulsan. Diantara macam obat tersebut ada yang dapat mengakibatkan efek
samping tertentu. Cara mengatasinya bisa dengan menyesuaikan dosis atau mengganti resep dengan sediaan yang
serupa yang dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien. Penyebab terbesar terjadinya efek samping pada obat-obat
tersebut karena obat yang diberikan dalam jangka yang lama. Misalnya ada yang diminum hingga beberapa tahun.

3|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


Konsumsi obat yang dilakukan oleh pasien dalam jangka waktu yang lama, pada beberapa obat tertentu ternyata
dapat berdampak terhadap gizi pasien, seperti dapat mempengaruhi asupan makanan hingga akhirnya berdampak
terhadap status gizi. Sehingga sebagai ahli gizi / dietitian perlu memahami beberapa obat-obatan tersebut sehingga
bisa dilakukan intervensi.Beberapa obata-obatan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Obat-obatan yang Digunakan untuk Mengobati Masalah Kejiwaan
Antidepresan
Trisiklik, misalnya dosulepin menyebabkan mulut kering,
pengecapan berasa logam asam, konstipasi
Inhibitor ambilan ulang 5-hidroksitriptamin, misal fluoksetin yang
menyebabkan anoreksia, mual, dan muntah (biasanya ringan) dapat
terjadi pada 10 hari pertama, tetapi cenderung sembuh sendiri
Inhibitor monoamin oksidase (MAO), misal fenelzin atau
maklobemid (sekarang jarang digunakan), pasien yang minum obat
ini harus menghindari makanan yang mengandung kadar tiramin
yang tinggi, misal keju matur, ekstrak ragi, produk kedelai, ikan
herring yang diawetkan, dan red wine karena dapat menyebabkan
“reaksi pengkejuan” dengan sangat meningkatkan tekanan darah
dan palpitasi.
Antipsikosis
Antipsikosis atipis, misalnya klozapin, olanzapin, menyebabkan
peningkatan selera/nafsu makan, penambahan berat badan dan
diabetogenik. Metazapin juga dapat meningkatkan selera

4|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


makan/meningkatkan berat badan.
Thioxanten, misal flupentiksol dekanoat (digunakan sebagai obat
injeksi depot) yang meningkatkan selera makan, penambahan berat
badan
Penstabil mood
Garam litium, misal litium karbonat yang menyebabkan mual,
pengecapan berasa logam (tergolong ringan yang dikendalikan
dengan menyesuaikan dosis), elektrolit serum harus diperiksa.
Ekskresi litium dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan
asupan natrium. Jika asupan litium pasien sudah stabil, maka
ingatkan pasien agar harus tetap mempertahankan asupan natrium
yang stabil.
Natrium dalam diet mempengaruhi ekskresi litium sehingga
meningkatkan asupan garam dapat menurunkan litium plasma
sementara diet pembatasan garam dapat meningkatkan litium
plasma hingga kadar toksik.
Antikonvulsan
Barbiturat, misal fenobarbital yang meyebabkan penurunan kadar
vitamin D dan folat, misal fenitoin (sekarang bukan pilihan pertama
terapi), dapat menyebabkan penurunan absorpsi vitamin D,
peningkatan pergantian dan penurunan absorpsi folat.

5|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


Sumber : Webster-Gandy, 2014 Bab 32: Gizi Pada Kesehatan Jiwa, Gizi dan Dietetika (Oxford handbook of
nutrition and dietetics). Edisi 2

GIZI DAN KESEHATAN JIWA


Memberikan pelayanan gizi pada orang-orang yang mengalami gangguan jiwa merupakan suatu tugas yang sangat
kompleks. Dikatakan sebagai kondisi yang kompleks karena banyak pasien/klien mengalami lebih dari satu kondisi.
Sebagai contoh, seorang pasien/klien yang mengalami gangguan kejiwaan mayor, ternyata juga mengalami kondisi
medis yang lain seperti diabetes mellitus atau ketergantungan terhadap obat atau bahkan mengalami keduanya.
Seorang ahli gizi di tuntut untuk mampu memberikan pelayanan pada pasien/klien gangguan jiwa dengan benar-benar
memahami zat gizi apa saja yang sangat mereka butuhkan (ADA, 2006).

a. Neurotransmiter, Diet dan Perilaku


Tubuh manusia memiliki banyak organ-organ penting yang sangat berperan besar dalam mengatur proses yang
terjadi didalam tubuh itu sendiri. Salah satu organ yang sangat berperan dalam mengendalikan semua fungsi tubuh
adalah otak. Salah satu komponen penting didalam otak tersebut adalah neurotransmiter.Neurotransmiter adalah zat
kimia yang disintesis dalam neuron yang membantu transmisi informasi keseluruh tubuh (videbeck, 2008 dalam Nasir
& Muhith, 2011). Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi dan perilaku seseorang.
Menurut teori neurobiologi dalam gangguan jiwa menyebutkan bahwa perilaku yang abnormal sebagai reaksi
dari penyimpangan dari proses transduksi impuls atau neurotransmisi yang diperankan oleh neurotransmiter dengan
reseptor atau free nervie ending dicelah sinap. Pada seseorang akan terjadi gangguan dikarenakan abnormalitas dari
penyampaian pesan, di mana beberapa penyebabnya adalah karena kurangnya jumlah neurotransmiter, atau

6|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


berlebihnya jumlah neurotransmiter, dan bisa juga terjadi karena kurangnya atau berlebihnya jumlah reseptor (Nasir &
Muhith, 2011).
Selanjutnya ADA, 2006 menuliskan bahwa asupan makanan berkaitan erat dengan kerja neurotransmiter.
Asupan makanan sangat berefek terhadap produksi dan fungsi dari neurotransmiter. Jika diet tidak mencukupi
“Building Block” untuk produksi dan penyimpanan neurotransmiter maka selanjutnya neurotransmitter yang terbatas
akan menyebabkan tubuh mengalami perubahan seperti perubahan mood (suasana hati), nafsu makan dan
pemahaman.
Diet sangat berpengaruh terhadap aktivitas dari beberapa neurotransmitter. Ketidakseimbangan dalam
mengkonsumsi zat gizi tertentu maka akan berdampak terhadap kerja neurotransmiter, seperti karbohidrat atau lemak
yang dapat memicu ketidakseimbangan, yang akan berdampak pada mood yang sering berubah-ubah (mood swing),
sifat cepat marah dan nafsu makan berlebih (Food Craving). Selain diet, zat aditiv ternyata juga dapat mempengaruhi
kerja neurotransmiter. Beberapa zat aditiv yang terdapat dalam makanan dapat mengganggu baik itu dalam
pembentukan maupun pelepasan neurotransmiter. Hal ini pada akhirnya akan berefek pada perubahan pada mood
dan pikiran.
Tabel 4. Neurotransmiter Yang Dibuat Dari Makanan
Neurotransmiter Zat gizi Sumber Konsentrasi Kapan Efek terhadap
Dasar bahan pada otak Mood
makanan
Serotonin Tryptophan Telur, Meningkat Selalu Regulasi secara
plus B6, daging, dengan diet umum,
B12, asam yoghurt, tinggi memperbaiki
folat susu, karbohidrat mood,

7|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


pisang, Meningkat meningkatkan
kacang- dengan diet toleransi
kacangan, tinggi protein terhadap rasa
biji-bijian, Meningkat sakit,
oats, keju dengan meningkatkan
konsumsi tidur,
omega 3 menormalkan
suhu tubuh,
menurunkan
agresi,
menurunkan
nafsu makan
Dopamine Phenylalanin Gula bit, Meningkat Jika Meningkatkan
plus B12, kacang dengan diet dibutuhkan toleransi, mood,
asam folat kedelai, tinggi protein lebih kewaspadaan,
daging, cognitif dan
telur, padi pemecahan
masalah
(problem
solving)
Norepinephrine Tyrosine Daging, Meningkat Terlalu banyak =
susu, dengan diet adiksi/ketagihan,

8|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


ikan, tinggi protein ketakutan,
tumbuhan depresi,
polong tekanan, mood
swing
Histamine Hystadine Ikan,
bayam,
teh,
tomat,
keju,
coklat
Acetylcholine Choline Hati, Diet tinggi Meningkatnya
kacang lemak = memory,
kedelai, meningkatkan pemecahan
tepung choline pada masalah,
terigu, otak menurunkan
telur, mania
jagung,
kacang
tanah,
lechitin,
suplemen
choline

9|Hubungan Gizi dan Kesehatan Jiwa


Glutamate Glutamic Tepung,
Acid kentang
Sumber : ADA, 2006. Psychiatric Nutrition Therapy : A Resource Guide for Dietetics Professionals Practicing in
Behavioral Health Care. Dietetics in Developmental and Psychiatric Disorders Practice Group of The American
Dietetic Association. DDPD Psychiatric Nutrition Therapy Resource Guide Workgroup. USA.

Tabel 5. Neurotransmiter Yang Berpengaruh pada Asupan Makanan


Neurotransmiter Dibuat oleh Efek pada asupan makanan
Neuropeptide Y Glukosa darah, serotonin, Meningkatnya keinginan akan
noradrenalin, Gamma- karbohidrat
amino butyric acid (GABA)
Galanin Asam lemak, estrogen, Meningkatnya keinginan akan
kortisol, insulin, endorphins makanan berlemak ,
mempengaruhi berapa banyak
diet lemak, disimpan sebagai
lemak
Endorphins Progesteron, GABA, Meningkatnya intake makanan
makanan yang manis manis, meningkatnya
kecanduan terhadap alkohol
Sumber : ADA, 2006. Psychiatric Nutrition Therapy : A Resource Guide for Dietetics Professionals Practicing in
Behavioral Health Care. Dietetics in Developmental and Psychiatric Disorders Practice Group of The American
Dietetic Association. DDPD Psychiatric Nutrition Therapy Resource Guide Workgroup. USA.

10 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
b. Peran Zat Gizi Terhadap Kerja Otak
Zat gizi memiliki peran yang penting terhadap kerja otak. Baik itu zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak)
& zat gizi mikro (vitamin dan mineral) masing-masing memiliki fungsi yang spesifik terhadap kerja otak.
Tabel 6. Peran Zat Gizi Makro dan Mikro Terhadap Kerja Otak
Zat Gizi Fungsi Untuk Otak
Zat Gizi Makro
Karbohidrat Menyediakan glukosa, sumber energi yang baik untuk eritrosit dan
sel saraf, termasuk pada otak. Konsumsi karbohidrat memicu
dilepaskannya insulin yang membantu glukosa darah untuk masuk
kedalam sel. Level insulin yang meningkat berhubungan dengan
kerja asam amino triptophan. Lingga, 2012 menuliskan bahwa
Penurunan asam amino triptophan secara langsung menyebabkan
kekacauan pada hormon yang mengatur ketenangan jiwa terutama
serotonin. Kondisi seperti ini secara tidak langsung membuat level
isulin meningkat.
Lemak Konsentrasi lemak pada otak sebagian menggambarkan dietary
intake. Kira-kira 35% dari otak/ jaringan sistem saraf terdiri dari
asam lemak tak jenuh ganda (Poliunsaturated Fatty acid/PUFA)
yang termasuk asam lemak esensial seperti eicosapentaenoic acid
(EPA), docosahexaenoic acid (DHA). EPA dan DHA membentuk
phospholipid di dalam membran sel otak dan mempunyai peranan

11 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
penting dalam sinyal transduksi (signal transuction).
Protein Menyediakan asam amino, yang merupakan prekusor dari
neurotransmitter dan memfasilitasi neurotransmisi dan
neuromodulasi. Beberapa prekusor diet telah diteliti sebagai derivat
utama dari protein yaitu serotonin (prekusornya tryptophan),
dopamine (prekusornya adalah phenylalanine), norepinephrine
(prekusornya adalah tyrosine), dan histamine (prekusornya adalah
histadine).
Vitamin
Thiamine Sebagai koenzim dala sintesis dari acetylcholine, Ɣ- aminobutyric
(Vitamin acid (GABA), and glutamate.
B1) Dapat meniru aksi dari acetylcholine
Niacin meningkatkan aktivitas Nicotinamide adenine dinucleotide (NADH)
(Vitamin dan produksi dopamine dalam sel pheochromocytoma
B3) terlibat dalam sintesis dari serotonin (5-HT).
Pyridoxine Berperan dalam sintesis dari banyak neurotransmitter (seperti
(Vitamin dopamine, serotonin, norepinephrine, epinephrine, histamine,
B6) GABA)
Defisiensi cenderung menurunkan produksi dari serotonin and
GABA
Folate, folic Berfungsi sebagai kofaktor untuk enzim yang mengkonversi
acid tryptophan menjadi serotonin dan tyrosine menjadi

12 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
(Vitamin norepinephrine/noradrenaline
B9) Dapat meningkatkan fungsi serotnin dengan memperlambat
destruksi dari tryptophan di otak
Membantu embentuk senyawa yang terlibat dalam metabolisme
energi diotak
Terlibat dalam sintesis dari dopamine
Cobalamin terlibat dalam sintesis dari monoamine neurotransmitters
(Vitamin terlibat dalam memelihara selaput myelin untuk konduktant sel saraf
B12) berfungsi dala metabollisme aasam folat
Pantothenic Mengubah koenzim A untuk membantu mengkonversi
Acid makronutrient menjadi energi
Produksi sel darah merah, hormon dan regulator sel saraf
Dibutuhkan untuk ambilan/uptake dari asam amino dan
acetylcholine
Diperlukan untuk membuat vitamin D dan bekerja sama dengan
vitamin B seeprti biotin, niacin, vitamins B1, B2, and B6.
Vitamin C Bertindak sebagai bagian dari jaringan intraselular antioksidan, dan
merupakan unsur pokok yang penting dalam melindungi sel saraf
Bertindak sebagai neuromodulator dan kofaktor enzim untuk
noradrenaline dan sintesis dopamine.
Vitamin A Retinoids mempengaruhi jalur hormon (steroid dan hormon tiroid)
yang diketahui dapat menyebabkan elevasi mood dan depresi.

13 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Vitamin D 1,25-Dihydroxyvitamin D3berefek terhadap aktivitas kolinergik pada
beberapa wilayah otak dan dapat berperan dalam regulasi
neuroendokrin pada beberapa aspek pada fungsi anterior pituitary.
Vitamin E Alpha-tocopherol melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas
Dapat menurunkan akumulasi amyloid beta peptide pada otak,
diketahui bahwa amyloid beta peptide berkaitan dengan penyakit
Alzheimer’s.
Vitamin K Terlibat dalam perkembangan sistem saraf manusia dan efek
regulasi kalsium dalam otak melalui osteokalsin.
Choline Berperan penting dalam integritas struktural dari membran sel,
sinyal sel ( prekusor untuk acetylcholine), dan transmisi dari impuls
saraf
Sumber utama dari kelompok methyl untuk rekasi metilasi
(methylation).
Mineral
Calcium Penting dalam intracellular messenger, kofaktor untuk enzim, dan
pelepasan neurotransmitter
Copper Modulator aktivitas dari reseptor NMDA
Chloride Membantu mengirimkan rangsangan syaraf (Cakrawati dan
Mustika, 2012)
Chromium Terlibat dalam homesotasis glukosa dan lemak
Iron Kofaktor utama untuk produksi ATP. Kofaktor enzim yang berperan

14 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
dalam metabolisme energi
Berperan penting dalam hemoglobin untuk memastikan apakah
oksigen cukup di otak untuk metabolisme oksidatif. Cakrawati dan
Mustika, 2012 menuliskan bahwa besi terdapat pada hemoglobin
yang berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuh termasuk
oksigen ke dalam otak.
Berfungsi didalam sistem enzim yaitu terlibat dalam produksi dari
serotonin, norepinephrine, epinephrine, and dopamine.
Magnesium Berfungsi sebagai koenzim; berperan dalam metabolisme
karbohidrat dan lemak untuk memproduksi ATP, dan dalam sintesis
asam nukleat (DNA dan RNA) dan protein.
Berperan penting dalam transport aktif ion (seperti potassium dan
kalsium) melewati membran sel, dan untuk memberi sinyal antar
sel.
Manganese Defisiensi mangan menghasilkan rendahnya kandungan
catecholaminergic didalam otak.
Phosphate Membantu memelihara kekuatan membran dan berperan dalam
metabolisme energi.
Potassium Didalam otak, potassium berperan dalam mengatur channels sinyal
sel saraf. Potassium dapat juga mengatur volume sel dan
melindungi sel saraf dari stres metabolik. Berperan dalam
metabolisme energi.

15 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Selenium Glutathione peroxidase memelihara integritas dari membran selular
dan subselular. Cakrawati dan Mustika, 2012 menuliskan bahwa
selenium merupakan kofaktor enzim glutation peroksidase yaitu
katalisator dalam pemecahan proksida yang terbentuk didalam
tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Selenium
bekerjasama dengan vitamin E dalam peranannya sebagai
antioksidan.
Sodium Pintu Voltasi channels sodium yang menmembolehkan ion sodium
untuk masuk kedalam sel-sel otak.
Vanadium Menghalangi aktivitas pompa Na+-K+-ATPase.
Zinc Berperan dalam sintesis protein, sebagai struktur dan regulasi dan
ekspresi gen. Zinc berperan sebagai bagian dari DNA dan RNA
polimerase, bagian dari enzim kolagenase.
Tersedia didalam sel saraf dan sel glial. Diyakinkan zinc-
memperkaya bagian dari wilayah otak (seperti hippocampus) yaitu
terutama responsif pada kehilangan diet zinc, yang mana dapat
menyebabkan kelemahan kemampuan belajar dan disfungsi indra
penciuman.
Sumber : Kaplan BJ, Crawford SG, Field CJ, Simpson JSA (2007). Vitamins, Minerals and Mood. Psychological
Bulletin, 133(5), 747-760 dalam Cairns et al. 2012. Promoting Mental Health Through Healthy Eating and
Nutritional Care. Dietitian of Canada, Toronto.

16 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
c. Hubungan Antara Mood dan Makan
Seseorang yang mengalami gangguan jiwa seperti mood yang tidak stabil akan berdampak terhadap asupan dan
status gizinya. Penjelasan mengenaigangguan mood& gejalanya dan kemungkinan dampaknya terhadap gizi dapat
dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Hubungan Antara Mood dan Makan*
Gangguan Mood dan Gejalanya Kemungkinan Dampak Terhadap
Gizi
Depresi
Kehilangan selera/nafsu makan Asupan yang tidak tepat/tidak
adekuat
Apatis dan tidak berminat terhadap
makanan Gangguan status gizi

Kelelahan – Tidak dapat memasak Penurunan/peningkatan berat


badan
Kehilangan rasa haus
Kelelahan /kurang konsentrasi,
Kebiasaan makan yang aneh/mengidam dehidrsi
makanan
Konstipasi

Cemas

17 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Gelisah /hiperaktivitas Peningkatan pemakaian energi

Mulut kering Asupan yang tidak


adekuat/berlebihan
Mual, muntah, diare
Kesulitan mengunyah dan menelan
Kehilangan selera/nafsu makan
Gangguan status gizi
Menolak makanan
Penurunan/penambahan berat
Makan makanan yang membuat nyaman badan

Kelelahan/kurang konsentrasi
*Catatan : Banyakdampak gizi yang mendukung gejala dan kemungkinan
memperburuk gejala, misalnya kelelahan pada depresi menyebabkan
asupan makanan yang buruk  asupan energi dan zat gizi tidak
adekuat  kelelahan lebih lanjut
Sumber : Webster-Gandy, 2014 Bab 32: Gizi Pada Kesehatan Jiwa, Gizi dan Dietetika (Oxford handbook of nutrition
and dietetics). Edisi 2

d. Terapi Nutrisi Untuk Masalah Gangguan Jiwa

18 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
ACI Nutrition, 2013 menuliskan bahwa terdapat beberapa zat gizi yang sangat berperan dalam penanganan masalah
gangguan kejiwaan yaitu :
1. Lemak Omega 3
2. Asam Folat
3. Magnesium

e. Peranan Zat Gizi dalam Penatalaksanaan Gangguan Jiwa


Kita ketahui bahwa zat gizi sangat berkaitan erat dengan kerja neurotransmiter. Zat gizi yang diasup oleh seseorang
sangat berefek terhadap produksi dan fungsi dari neurotransmiter. Dalam tabel 8 akan diuraikan beberapa jenis
gangguan jiwa dan zat gizi yang mempengaruhinya serta jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk mengurangi ataupun
mengobati jenis gangguan jiwa tersebut.
Tabel 8 Zat Gizi yang Berperan dalam Penatalaksanaan Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa Penyebab Pengobatan
Depresi Mayor Defisiensi serotonin Tryptophan
Defisiensi Tyrosine
Dopamine/noradrenaline
Defisiensi GABA GABA
Defisiensi Omega 3 Omega 3
Defisiensi Asam Folat/vitamin B Asam folat/vitamin B
Defisiensi magnesium Magnesium
Defisiensi S-adenosilmetionin SAM
(SAM)

19 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Gangguan Bipolar Kelebihan reseptor acetylcholine Litihium orotate dan
taurine
Kelebihan vanadium Vitamin C
Defisiensi Asam Folat/vitamin B Asam folat/vitamin B
Defisiensi L- Tryptophan Tryptophan
Defisiensi Choline Lecthine
Defisiensi Omega 3 Omega 3
Schizophrenia Gangguan sintesis serotonin Tryptophan
Defisiensi glycine Glycine
Defisiensi Omega 3 Omega 3
Gangguan Defisiensi st. John’s wort st. John’s wort
Obsesif Kompulsif

Catatan : St. John’s wort merupakan preparat herbal yang berfungsi untuk
antidepresan. St. John’s wort berikatan dengan reseptor MAO
(Monoamin oxidase) di otak (dengan demikian dapat berinteraksi
dengan antidepresan golongan MAOI)
Sumber : Shaheen E Lakhan & Karen F Vieira. 2008. Nutritional Therapis for
Mental Disorders. Nutrition Journal, 7:2

Lebih jelasnya beberapa gangguan jiwa tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Depresi

20 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Mental health foundation, 2006 menuliskan bahwa penderita depresi mengalami perasaan sedih terus menerus
dalam jangka waktu yang lama. Hal ini termasuk perasaan tidak bahagia/tidak senang dalam melakukan aktivitas
apapun, sulit untuk tidur, kehilangan nafsu makan, rasa lelah, konsentrasi yang rendah, perasaan tidak berharga,
kurang bahagia, dan perasaan ingin bunuh diri.

Beberapa penyebab dari depresi mayor diantaranya adalah adanya kesedihan, kecemasan serta kehilangan selera
makan. Kejadian depresi dihubungan dengan rendahnya kadar serotonin, dopamin, noradrenalin dan gama amino
asam butirat (GABA). Pengaturan makan yang baik dan seimbang terbukti dapat meningkatkan kadar
neurotransmiter tersebut. Beberapa zat gizi tersebut adalah :
a) Zat gizi seperti triptofan, tirosin dan fenilalanin. Sumber triptofan terdapat pada Telur, daging, yoghurt, susu,
kacang-kacangan, biji-bijian, oats, keju. Sumber fenilalanin terdapat pada kacang kedelai, daging, telur, padi
dan sumber tirosin terdapat pada Daging, susu, ikan, dan tumbuhan polong.
b) Dietitian of Canada, 2010 menuliskan bahwa asam lemak omega terdiri dari 3 jenis yaitu ALA (alpha- linolenic
acid), DHA (docosahexaenoic acid) dan EPA (eicosapentaenoic acid). Sumber ALA adalah canola, kedelai, biji
kenari dan flaxseed (sereal dari biji bunga flax). Sumber DHA adalah minyak ikan ( ikan kod, Herring, Mackerel,
salmon dan sardines serta dari fermentasi alga.
Sumber EPA adalah minyak ikan ( ikan kod, Herring, Mackerel, salmon dan sardines.
c) Penambahan asam folat sebanyak 0,8 mg /hari dan vitamin B12 0,4 mg/hari memperlihatkan adanya penurunan
gejala depresi (Lakhan & Vieira, 2008).
2. Gangguan Bipolar
Seseorang yang memiliki gangguan kejiwaan yang rumit disebut dengan gangguan bipolar. Seseorang dengan
gangguan bipolar biasanya ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim seperti mania dan

21 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
depresi. Penderita bipolar biasanya mengalami kelebihan reseptor acetilcholine sehingga menyebabkan depresi
dan mania. Pada pasien bipolar juga biasanya mengalami peningkatan level produksi vanadium, yang mana juga
menyebabkan mania, depresi dan melankolis. Vitamin C menunjukkan efek proteksi pada tubuh terhadap kelebihan
vanadium.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis vitamin C sebanyak 3 gram dapat menurunkan gejala
mania. Selain vitamin C, asam lemak omega 3 juga berperan dalam mengurangi gejala bipolar, dalam hal ini Asam
lemak omega 3 berperan dalam mempertahankan pengenceran membran sel yang mempengaruhi fungsi reseptor
neurotransmitter. Selanjutnya dalam Webster-Gandy, 2014 menuliskan bahwa seseorang dengan gangguan bipolar
biasanya diobati dengan obat penstabil mood.
Pada tabel ....akan diuraikan penyebab gangguan bipolar dan pengobatan yang dilakukan.
Tabel. Daftar Penyebab Gangguan Bipolar dan Pengobatan yang dilakukan
Gangguan Penyebab Pengobatan
Bipolar
Alergi makanan Menghindari makanan yang dapat
menimbulkan gejala alergi
Kafein Menghindari kopi dan minuman
kopi yang lain
Menghambat litium dari Menghindari agen alkalizing seperti
agen alkalizing bikarbonat
Defisiensi vitamin B6 100-200 mg/hari
Defisiensi vitamin B12 300-600 microgram/hari
Defisiensi vitamin C 1-3 gram dengan dosis dibagi

22 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Defisiensi asam folat 200 microgram perhari
Defisiensi Choline 10-30 gram dari bentuk
phosphatydil dengan dosis dibagi
Defisiensi omega 3 dan 500-1000 mg perhari
6
Defisiensi Phenylalanin Diawali 500 mg/hari dan dapat
ditingkatkan menjadi 3-4 gram/hari
Defisiensi tryptophan 50-200 mg dengan dosis dibagi
Defisiensi SAM (S- 3-6 mg pada
adenosyl-L-methionine)
Defisiensi 100 mg dengan makanan
phosphatydilserin
Sumber : Sumber : Shaheen E Lakhan & Karen F Vieira. 2008.
Nutritional Therapis for Mental Disorders. Nutrition Journal,
7:2

3. Skizofrenia
Skizofrenia adalah penyakit gangguan kejiwaan yang ditandai dengan adanya halusinasi, paranoia, delusi, dan
malfungsi bicara ataupun pikiran. Patofisiologi skizofrenia ditandai dengan adanya gangguan metabolisme asam
amino, khususnya penurunan sintesis serotonin (Webster-Gandy, 2014). Beberapa zat gizi yang berperan dalam
pengobatan skizofrenia adalah suplementasi asam amino. Suplementasi asam amino terbukti dapat menguragi
beberapa gejala skizofrenia tanpa efek yang merugikan.

23 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
4. Eating Disorders
Eating Disorders (Eds) /gangguan makan termasuk didalamnya adalah anoreksia nervosa (AN) dan bulimia
nervosa (BN) serta gangguan makan lain yang tidak ditetapkan (EDNOS-Eating Disorders Not Otherwise
Specified). Eating Disorders merupakan interaksi yang kompleks antara genetik, neurobiologi, karakteristik
kepribadian dan lingkungan.
Journal of the American Dietetic Association tahun 2011 menuliskan beberapa hal yang terjadi pada penderita
eating disorders diantaranya adalah ketidaknormalan elektrolit didalam tubuh seperti pada tabel

Anoreksi Nervosa
Anoreksi nervosa adalah suatu kondisi berupa gangguan makan dimana seseorang menolak untuk menjaga berat
badan normal, ketakutan yang hebat terhadap kenaikan berat badan dan menunjukkan gangguan yang signifikan
pada persepsi terhadap bentuk dan ukuran tubuh.
Seseorang dengan anoreksia nervosa biasanya mengalami hal-hal sebagai berikut :
1. Terjadi penurunan berat badan hingga mencapai 85% dari berat badan normal dihitung berdasarkan usia dan
tinggi badan individu tersebut dan terlihat sangat kurus.
2. Kekawatiran yang berlebihan dalam peningkatan berat badan. Sekalipun penderita AN sudah dalam keadaan
underweight, starvasi, dan malnutrisi namun penderita masih memiliki rasa kekawatiran/ketakutan yang kuat
terhadap peningkatan berat badan.
3. Terjadi distorsi terhadap body image. Penderita AN biasanya merasa dirinya gemuk walaupun pada
kenyataannya dalam keadaan kurus tingkat berat (NEDC, 2011).
Anoreksia nervosa terbagi menjadi dua tipe yaitu :
1. Tipe Restriksi (Restriction Type)

24 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Suatu perilaku membatasi asupan makanan yang parah baik itu terhadap jenis maupun jumlah makanan.
Beberapa cara restriksi yang dilakukan adalah :
a. Membatasi jenis makanan (seeprti karbohidrat atau makanan berlemak)
b. Membatasi jumlah kalori
c. Melewatkan makan utama
d. Membatasi hanya mengkonsumsi makanan dengan satu warna
Selain dengan berperilaku membatasi asupan makan, penderita juga berusaha menurunkan berat badan
dengan melakukan latihan fisik secara berlebihan.
2. Tipe Binge eating/Purging ( Binge eating/Purging type)
Tipe ini juga melakukan pembatasan terhadap asupan makanan baik itu terhadap jumlah dan jenis makanan.
selain itu ditambah juga dengan perilaku Binge eating/Purging, yaitu perilaku sebagai berikut :
a. Binge eating adalah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak tanpa kontrol
b. Perilaku memuntahkan makanan, penggunaan obat laxativ, diuretik sebagai kompensasi dari asupan
makanan yang banyak
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai pada AN
Tanda Fisik
1. Kehilangan BB yang cepat
2. Terjadi gangguan periode menstruasi pada wanita dan menurunnya liibido pada laki-laki
3. Pusing atau pingsan
4. Merasa kedinginan disetiap waktu meskipun pada cuaca yang panas
5. Konstipasi atau intoleransi terhadap makanan
6. Merasa lelah dan tidak dapat tidur dengan nyenyak

25 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
7. Letargi
8. Perubahan pada wajah (wajah tampak pucat dan mata terlihat cekung)

Tanda Psikologis
1. Pikiran yang terpaku dengan makan, makanan, bentuk tubuh dan berat badan
2. Ketakutan yang hebat pada peningkatan berat badan
3. Depresi dan cemas
4. Berpikir lambat dan sangat sulit untuk berkonsentrasi
5. Terjadi distorsi terhadap body image (seeprti merasa diri sangat gemuk padahal pada kenyataannya berstatus
gizi kurus tingkat berat)
6. Rasa rendah diri
7. Perfeksionis
8. Meningkatnya sensitifitas untuk mengomentari hal-hal yang berhubungan dengan makanan, berat badan,
bentuk tubuh dan latihan fisik
9. Ketidakpuasan terhadap body image
10. Merasa kawatir/cemas jika mendekati waktu makan
11. Berpikir Black and white – berpikir kaku tentang makanan yang “baik” atau “buruk”
Tanda Perilaku
1. Kebiasaan melakukan diet (seperti puasa, menghitung kalori, menghindari zat gizi tertentu seperti lemak dan
karbohidrat)
2. Dengan sengaja menggunakan laxative, penekan nafsu makan, diuretik dan enema.

26 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
3. Terjadinya binge eating
4. Makan dilakukan sendirian dan menghindari makan bersama-sama dengan orang lain
5. Perilaku anti sosial, menghabiskan waktu dengan sendiri
6. Melakukan latihan fisik secara berlebihan
7. Terjadi perubahan perilaku makan secara drastis (seperti tiba-tiba tidak menyukai makanan yang biasanya
disukai, menjadi vegetarian)
8. Perubahan kebiasaan seputar menyiapkan makanan dan makan (seperti makan sangat lambat, memotong
makanan dalam bentuk yang sangat kecil dan makan harus disajikan pada waktu yang sama setiap hari
9. Perilaku obsesif berkaitan dengan berat badan dan bentuk tubuh (seperti berulang-ulang menimbang berat
badan, melihat diri di cermin, dan menjepit pinggang)
10. Membahayakan diri sendiri dengan mengkonsumsi obat-obatan atau percobaan bunuh diri

Resiko yang Dihubungkan Dengan Anoreksia Nervosa


1. Anemia (Defisiensi Zat Besi)
2. Menurunnya fungsi sistem imun
3. Masalah saluran cerna (seperti sakit perut, konstipasi, diare)
4. Gangguan periode menstruasi pada wanita
5. Meningkatnya resiko infertilitas baik pada laki-laki maupun wanita
6. Gangguan ginjal
7. Osteoporosis
8. Gangguan jantung

27 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
9. Kematian
Bulimia
Bulimia adalah suatu kondisi seseorang yang mengalamigangguan makan dimana terjadi episode berulang dari
binge eating dengan kompensasi perilaku (NEDC, 2011). Seseorang dikatakan mengalami binge eating ketika :
1. Memakan makanan dalam jumlah yang sangat banyak dalam jangka waktu yang sebentar (misal dalam waktu
dua jam)
2. Mengalami kehilangan kontrol ketika makan (seperti merasa tidak dapat berhenti untuk makan).
Kompensasi perilaku diartikan seseorang melakukan kompensasi dari perilaku binge eating dan sebagai cara untuk
mengontrol berat badan. Perilaku tersebut adalah :
a. Memuntahkan kembali makanan
b. Menggunakan laxativ, enema dan diuretik
c. Melakukan puasa
d. Melakukan latihan fisik berlebihan
e. Penggunaan beberapa obat-obatan, obat-obatan yang dilarang, obat dengan resep dan atau obat-obatan yang
dibeli bebas tanpa resep dokter yang mana tidak tepat untuk mengontrol berat badan.
Banyak orang-orang dengan Bulimia Nervosa mengalami perubahan berat badan yang fluktuatif dan tidak
mengalami kehilangan berat badan. mereka kadang memiliki berat badan yang normal, sedikit underweight atau
bahkan mungkin mengalami peningkatan berat badan.

Tipe Bulimia Nervosa


1. Tipe Purging (Purging Type)

28 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Tipe Purging adalah salah satu tipe dari bulimia nervosa dimana terjadi ketika seseorang secara rutin
memuntahkan makanan yang dimakan, atau menggunakan laxativ, enama atau diuretik sebagai kompensasi
dari binge eating.
2. Tipe Non Purging (Non Purging Type)
Tipe Non Purging adalah salah satu tipe dari bulimia nervosa dimana terjadi ketika seseorang secara rutin
berpuasa atau melakukan latihan fisik yang berlebihan, tetapi tidak melakukan perilaku purging seperti
memuntahkan makanan atau menggunakan laxativ.

Tanda-tanda yang dilakukan oleh seseorang dengan bulimia nervosa dapat secara fisik, psikologis dan
perilaku.
Tanda fisik
1. Seringnya terjadi perubahan berat badan (menurun atau bertambah)
2. Tanda-tanda kerusakan karena perilaku muntah termasuk bengkak/oedema disekitar pipi dan daerah
rahang, kerusakan pada gigi dan bau mulut
3. Merasa kembung, konstipasi dan intoleransi makanan
4. Pingsan
5. Pusing
6. Merasa cepat lelah dan tidak dapat tidur dengan nyenyak
Tanda Psikologis
1. Pikiran yang terpaku dengan makan, makanan, bentuk tubuh dan berat badan
2. Sensitif terhadap komentar yang berhubungan dengan makanan, berat badan, bentuk tubh dan latihan
fisik

29 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
3. Rasa rendah diri dan merasa menyesal, merasa bersalah atau benci, terutama setelah makan
4. Terjadi distorsi body image (seperti merasa gemuk padahal memiliki status gizi yang normal sesuai
dengan usia dan tinggi badan)
5. Terobesi dengan makanan dan membutuhkan kontrol
6. Depresi, mdah cemas dan emosional
7. Ketidakpuasan terhadap tubuh yang ekstrim
Tanda Perilaku
1. Adanya perilaku binge eating
2. Memuntahkan makanan atau menggunakan laxativ, enema, penekan nafsu makan dan diuretik
3. Makan dilakukan sendirian dan menghindari makan bersama-sama dengan orang lain
4. Perilaku anti sosial, menghabiskan waktu dengan sendiri
5. Memaksakan diri melakukan aktivitas fisik berlebihan
6. Perilaku diet ekstrim (seperti berpuasa, menghitung kalori, menghindari zat gizi tertentu seperti
lemak dan karbohidrat)
7. Perilaku obsesif berkaitan dengan berat badan dan bentuk tubuh (seperti berulang-ulang
menimbang berat badan, melihat diri di cermin, dan menjepit pinggang)
8. Perilaku merahasiakan makanan (seperti menyembunyikan makanan didalam kamar)
9. Perilaku berulang kal ke kamar mandi selama atau setelah makan untuk memuntahkan makanan
atau menggunakan laxative
10. Perilaku aneh (seperti biaya banyak untuk makan besar)
11. Perilaku menyakiti diri, menggunakan zat-zat berbahaya atau perilaku percobaan bunuh diri

30 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Dampak bulimia nervosa pada kesehatan seseorang diantaranya adalah : kerusakan gigi, gangguan
menstruasi, kerusakan usus, gangguan saluran cerna, konstipasi, gangguan jantung dan ginjal, bengkak
(khusus pada wajah dan jari-jari), meningkatnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh, dan
ketidakseimbangan mineral dalam tubuh (The Mental Health Foundation, 2000). Lebih lanjut NEDC, 2011
menuliskan bahwa beberapa resiko yang terjadi yang dikaitkan dengan bulimia nervosa adalah :
1. Luka kerongkongan kronik, indigesti, heartburn dan reflux.
2. Rupture dan inflamasi pada kerongkongan, dan lambung karena seringnya memuntahkan makanan
3. Ulkus pada lambung dan usus
4. Pergerakan usus tidak teratur yang berlangsung kronis, konstipasi dan atau diare karena penggunaan
laxative secara sengaja
5. Osteoporosis
6. Gangguan periode menstruasi pada wanita
7. Meningkatkan resiko infertilitas baik pada laki-laki maupun perempuan
8. Ketidakteraturan atau lambatnya detak jantung yang dapat meningkatkan resiko gagal jantung

5. Gangguan Obsesif Kompulsif


Gangguan obsesif kompulsif menyebabkan pikiran stres kambuhan dan diikuti oleh kompulsi (tindakan/aksi) terkait
yang diulang dengan cara tak terkendali. Selective serotonin re-uptake inhibitor (SSRI) memberikan terapi
farmakologis yang efektif pada gangguan obsesif kompulsif. Meningkatnya level serotonin dapat mengurangi gejala
Obsesif Kompulsif. Asam amino tripthopan merupakan prekursor dari serotonin. Selanjutnya dalam penelitian

31 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Lakhan & Vieira, 2008 mendapatkan bahwa konsumsi ekstrak st. John’s wort dapat menurunkan 48% gejala
obsesif kompulsif dibandingkan dengan fluoxetine.

perencanaan kebutuhan gizi pada orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan


Menurut ACI Nutrition, 2013 menuliskan bahwa perencanaan kebutuhan gizi pada orang-orang yang mengalami
gangguan kejiwaan adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Makro


a. Kebutuhan Energi
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk orang Indonesia tahun 2013 (Peraturan Menkes RI
Nomor 75 Tahun 2013), kecukupan energi untuk orang dewasa laki-laki dengan kelompok umur 19-29 tahun adalah
2725 kkal dan 30-49 tahun adalah 2625 kkal. Selanjutnya untuk wanita dewasa dengan kelompok umur 19-29 tahun
adalah 2250 kkal dan 30-49 tahun adalah 2150 kkal/hari.
Penghitungan kebutuhan gizi yang tepat sangat dibutuhkan pada penderita gangguan kejiwaan karena kelebihan
intake energi merupakan faktor kunci yang berkontribusi pada peningkatan berat badan dan status gizi yang tidak
normal, lebih banyak berkaitan dengan over nutrisi. Sebaliknya ketidakcukupan intake energi umumnya akan
menyebabkan status gizi yang kurang (under nutrition) terutama pada usia lanjut. Rendahnya intake energi dapat
menurunkan keeffektivan dari pengobatan dan terhambatnya/tertundanya pemulihan.

32 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Catatan : Rata-rata kebutuhan energi sebesar 1920 kkal/hari akan sangat besar bagi pasien yang mengalami
overeight/obesitas sehingga dalam penanganannya membutuhkan pengaturan diet untuk penurunan berat
badan hingga mencapai berat badan normal.
b. Kebutuhan Protein
Kebutuhan pasien akan protein berkisar antara 0,75 gram sampai dengan 1,1 gram/kgBB/hari. Kebutuhan ini
meningkat jika pasien berada dalam kondisi kurang gizi atau terutama untuk pasien yang dirawat di rumah sakit yaitu
sebesar 1,0 sampai dengan 1,5 gram/kgBB/hari. Biasanya rata-rata kebutuhan protein diberikan sebesar 1,2
gram/kgBB/hari. Jika pasien membutuhkan protein yang tinggi maka dapat diberikan > 1,5 gram/kgBB/hari.
c. Kebutuhan Lemak
Kebutuhan akan lemak berkisar antara 20-35% dari kebutuhan energi total dalam sehari. Idealnya untuk lemak
trans dan lemak jenuh tidak boleh lebih dari 10%. Didalam menu sebaiknya menyediakan lemak omega 3 (DHA/EPA)
rata-rata sebesar 430 mg/hari. Untuk pasien laki-laki biasanya kebutuhan lemak omega 3 dapat mencapai 610
mg/hari. Untuk mencapai jumlah omega 3 yang banyak maka sebaiknya mengkonsumsi ikan setidaknya 3x dalam
seminggu baik itu dimasukkan kedalam menu makan utama, dicampurkan ke dalam salad atau sandwich. Biasanya
dapat ditambahkan dengan mengkonsumsi suplemen seperti minyak ikan (salmon, tuna, mullet ata sardines).
d. Kebutuhan Karbohidrat
Sumber karbohidrat yang aman adalah sumber karbohidrat dengan kadar indeks glikemik yang rendah.
Makanan dengan indeks glikemik yang rendah memberikan banyak keuntungan bagi pasien yaitu mempertahankan
berat badan pasien dalam keadaan tetap normal, dapat mengontrol kenaikan gula darah dan dapat meningkatkan
rasa kenyang (Powell et al, 2002).
The Association of UK Dietitians, 2013 menuliskan bahwa indeks glikemik (the Glycaemix index/GI) adalah
suatu tingkatan dari suatu makanan (sumber karbohidrat) yang mana dapat meningkatkan level kadar glukosa darah

33 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Semakin tinggi nilai indeks glikemik semakin besar potensinya dalam
meningkatkan kadar glukosa darah sedangkan makanan dengan indeks glikemik yang rendah maka makanan akan
dicerna perlahan sehigga akan meningkatkan kadar glukosa darah secara perlahan/lambat (slowly) pula.Untuk
mengetahui nilai indeks glikemik maka setiap makanan sumber karbohidrat dibandingkan dengan nilai IG gula
(glukosa ) yaitu 100. Makanan dikatakan dikategorikan memiliki IG tinggi jika nilainya > 70, sedang 55-70 dan rendah
<55. Bahan makanan yang berindeks glikemik rendah seperti sereal wholegrain, kentang, beberapa varietas beras
(seperti Basmati dan Doongara), buncis, kapri, kacang panjang, kacang polong, kacang hijau, kacang merah, kacang
tenah, kedelai, susu skim, yoghurt.
e. Serat
Kebutuhan serat adalah 30 gramperhari untuk orang dewasa (ACI Nutrition, 2013). Selanjutnya Dahl, 2013
menuliskan bahwa kebutuhan serat berbeda-beda pada setiap golongan umur, seperti pada tabel.....dibawah ini.

Tabel....rekomendasi kebutuhan serat berdasarkan umur


Usia Jumlah serat yang
direkomendasikan
Anak 1-3 tahun 19 gram per hari
Anak 4-8 tahun 25 gram per hari
Perempuan 9-18 tahun 26 gram per hari
Laki-laki 9-13 tahun 31 gram per hari
Laki-laki 14-50 tahun 38 gram per hari
Perempuan 19-50 tahun 25 gram per hari
Laki-laki > 50 tahun 30 gram per hari

34 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Perempuan > 50 tahun 21 gram per hari
Serat yang direkomendasikan berdasarkan pada perhitungan 14 gram
serat per 1000 kkal dari intake energi.

f. Cairan
Kebutuhan akan cairan sekitar 2,1 sampai 2,6 liter/hari. Kecukupan akan cairan ini termasuk air putih, kopi,
susu, teh dan minuman lainnya. Efek dari kurangnya intake cairan adalah dehidrasi, konstipasi dan menurunkan
performance secara fisik dan mental. Hartono, 2006 menuliskan bahwa kebutuhan akan cairan adalah 30-40ml
air/kgBBI untuk orang dewasa. Kebutuhan akan cairan dapat dilihat pada tabel ....

Tabel. Memperkirakan Kebutuhan Cairan pada Pasien Dewasa


Kebutuhan Dasar pada Iklim Sedang
Usia (tahun) Kebutuhan air rata-rata
(ml/kgBB yang diinginkan
/hari)
Dewasa muda yang aktif 16-30 40
Orang dewasa rata-rata 25-55 35
Pasien berusia lebih tua 55-65 30
Manula 65 atau lebih 25

2. Kebutuhan Zat Gizi Mikro

35 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
a. Vitamin C
Sumber vitamin C terbanyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Didalam menu dapat diolah dalam
bentuk salad, juice dan buah segar. Berdasarkan kecukupan vitamin C untuk orang dewasa laki-laki dengan
kelompok umur >16 tahun adalah 90 mg/hari. Selanjutnya untuk wanita dewasa dengan kelompok umur >16
tahun adalah 75 mg/hari.
b. Asam Folat
Kebutuhan akan asam folat berkisar antara 400 µg/hari. Orang-orang dengan intake yang rendah sangat beresiko
kekurangan asam folat. Berdasarkan penelitian bahwa orang-orang dengan gangguan depresi sangat
membutuhkan asam folat dalam pengobatannya. Perlu pula diperhatikan bahwa asam folat mudah hilang saat
proses pengolahan dan pemasakan.
c. Kalsium
Kebutuhan akan kalsium pada laki-laki berusia > 19 tahun adalah sebesar 1000 mg/hari dan pada perempuan 19-
29 tahun adalah sebesar 1100 mg/hari dan saat usia > 29 tahun menurun menjadi 1000 mg/hari. Kontribusi
terbesar sumber kalsium terdapat pada susu.
d. Zat besi
Zat besi sangat berperan didalam sistem enzim yaitu terlibat dalam produksi dari serotonin, norepinephrine,
epinephrine, and dopamine. Kebutuhan akan zat besi pada laki-laki dengan kelompok umur > 19 tahun adalah 13
mg/hari sedangkan pada perempuan dengan kelompok umur 19-49 tahun adalah 26 mg/hari dan umur >49 tahun
adalah 12 mg/hari. Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi maka dibantu dengan asupan vitamin C yang
adekuat.
e. Zinc

36 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Kebutuhan akan zinc untuk laki-laki umur > 19 tahun adalah sebesar 13 mg/hari dan perempuan > 19 tahun
adalah sebesar 10 mg/hari. Zinc adalah mineral yang signifikan berperan dalam mempercepat penyembuhan luka
dan deplesi zinc dihubungkan dengan penurunan ketajaman citarasa.
f. Magnesium
Kebutuhan akan magnesium untuk laki-laki umur > 19 tahun adalah sebesar 350 mg/hari dan untuk perempuan
19-29 tahun adalah 310 mh/ hari dan >29 tahun sebesar 320 mg/hari. Berdasarkan penelitian menunjukkan
bahwa adanya kaitan antara intake magnesium yang rendah dengan gejala depresi. Lakhan & Vieira, 2008
menuliskan bahwa pengobatan dengan menambahkan 125-300 mg/hari dapat mempercepat pemulihan pada
penderita depresi mayor kurang dari 7 pada kebanyakan pasien.
g. Sodium (Natrium)
Asupan sodium maksimal diperkenankan sebesar 2300 mg/hari (setara dengan 5,8 gram garam dapur).
Walaupun sebenarnya angka kecukupan akan sodium adalah kurang dari 1500 mg/hari. Pemberian toleransi
terhadap sodium dikarenakan berdasarkan penelitian bahwa penurunan akan rasa asin pada makanan yang
disajikan untuk pasien akan mengurangi ketertarikan dari pasien untuk menghabiskan makanannya. Lebih
jelasnya konversi sodium kedalam bentuk garam atau sebaliknya dapat dilihat pada formula di bawah ini

37 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
TIPS MENGGAPAI KESEJAHTERAAN JIWA DAN RAGA
Stres sangat berdampak terhadap kesehatan tubuh kita bahkan dampak hingga ke sistem utama tubuh. Dengan gizi
yang baik, maka dapat menurunkan dampak dari stres terhadap tubuh dan secara efektif dan memperbaiki kerusakan
yang telah ditimbulkan sebelumnya.
Terdapat empat aspek penting yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, yaitu :
1. Gizi seimbang
Gizi seimbang sangat diperlukan saat seseorang mengalami stres karena jika gizi tidak seimbang maka tubuh akan
menggunakan simpanan didalam tubuh. Keadaan ini jika terus berlangsung akan menurunkan pertahanan tubuh
sehingga membuat mudah sakit dan justru akan meningkatkan level stres yang dialami.
2. Lakukan diet seimbang
Diet seimbang yang dapat dilakukan diantaranya dengan mengkonsumsi zat gizi dibawah ini :
Vitamin B membantu tubuh untuk mengatasi stres dan mengontrol
sistem saraf
Protein membantu pertumbuhan dan memperbaiki jaringan
Vitamin A sangat diperlukan untuk penglihatan yang normal
Vitamin C Memproteksi sistem imun (antioksidan). Menurunkan jumlah
kortisol dari dalam tubuh.
Magnesium Relaksasi otot, membentuk asam lemak, membuat sel-sel
baru dan meregulasi detak jantung.

3. Hindari makanan tertentu

38 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari adalah gula, alkohol dan kafein. Ketiga makanan tersebut hanya akan
menguras energi dalam jangka waktu lama yang akan mengakibatkan rasa lelah.

Kafein
Asupan kafein sekitar 300 mg/hari ( sekitar 3 cangkir per hari) tidak memberikan dampak yang negatif terhadap
kesehatan bagi orang dewasa. Jika konsumsi kafein berlebihan yaitu sekitar 1000-2000 mg/hari dapat mengakibatkan
dampak negatif pada seseorang terutama menimbulkan rasa kegelisahan. Beberapa penelitian mendapatkan bahwa
konsumsi kafein dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan ketergantungan pada seseorang. Jika konsumsi
kafein dihentikan maka akan menimbulkan gejala seperti sakit kepala, insomnia, dan kegelisahan (International food
information council foundation)

Alkohol
Alkohol bukan zat gizi, tetapi bila diminum menghasilkan energi (Almatsier, 2003). Satu gram alkohol mengandung 7
kkal atau sekitar 29 Kj (Nelm et al, 2010). Alkohol sangat berpengaruh terhadap makhluk hidup karena peranannya
sebagai pelarut lipida. Alkohol dianggap toksik atau racun karena peranannya tersebut. Kemampuan alkohol
melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya dengan cepat masuk ke dalam sel-sel dan
menghancurkan struktur sel tersebut.

39 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Setiap orang berbeda toleransinya terhadap alkohol diantaranya ditentukan oleh keturunan, keadaan kesehatan,
gender, berat badan, dan umur. Alkohol tidak mengalami pencernaan didalam tubuh sehinga dengan cepat dapat
diserap. Sebanyak 20% alkohol diminum dalam keadaan perut kosong dapat mencapai sel otak dalam waktu satu
menit. hal ini yang memberi rasa euforia (sangat gembira) pada seseorang. Jika perut terisi, penyerapan alkohol dapat
lebih dihambat karena alkohol akan mengalami pemecahan oleh enzim alkohol dehidrogenase. Hal ini dapat
mengurangi jumlah alkohol yang diserap ke dalam aliran darah hingga 20%. Perempuan lebih mudah mengalami
intoksikasi alkohol, karena lambungnya lebih sedikit mengandung enzim alkohol dehidrogenase dibanding laki-laki.

Adanya kondisi stres pada seseorang dapat memicu seseorang mengkonsumsi alkohol dengan alasan untuk membuat
perasaan menjadi lebih tenang dan bahagia. Mental health foundation, 2006 melakukan penelitian efek alkohol
terhadap apa yang dirasakan oleh peminum alkohol dan hasilnya menunjukkan bahwa :
a. 77% mengatakan bahwa setelah meminum alkohol membuat mereka merasa rileks
b. 63% mengatakan bahwa setelah meminum alkohol membuat mereka merasa bahagia
c. 41% mengatakan bahwa setelah meminum alkohol membuat mereka merasa lebih percaya diri
d. 44% mengatakan bahwa setelah meminum alkohol membuat mereka merasa kegelisahan berkurang
e. 51% mengatakan bahwa setelah meminum alkohol membuat mereka merasa rasa malu berkurang
f. 31% mengatakan bahwa setelah meminum alkohol membuat mereka merasa lebih mudah untuk bergaul
g. 44% mengatakan bahwa setelah meminum alkohol membuat mereka merasa lebih mudah bersosialisasi

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa kondisi depresi ditemukan pada orang-orang dengan pecandu alkohol.
Peminum alkohol dalam jangka waktu lama akan mengganggu kerja neurotransmitter diotak. Rendahnya kadar

40 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
serotonin di otak bertanggungjawab terhadap pengaturan mood dan berimplikasi terhadap timbulnya depresi. Mental
health foundation, 2006 menuliskan bahwa alkohol berhubungan dengan masalah kesehatan dan konsekuensinya.
Termasuk diantaranya adalah depresi, kegelisahan, keinginan bunuh diri, gangguan kepribadian dan schizophrenia.

Gula & Makanan Manis

Penelitian yang dilakukan oleh Lien et al, 2006 menemukan bahwa tingginya konsumsi gula terutama konsumsi soft
drink berkaitan dengan masalah kesehatan mental pada remaja. Bahan dasar dalam komposisi soft drink adalah gula
yaitu rata-rata dalam sotf drink berisi 100 g/L. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Pan et al, 2011 menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang positip antara konsumsi soft drink dan makanan manis terhadap resiko keinginan
bunuh diri pada remaja di Cina.Berdasarkan dua studi ekologi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara level
konsumsi gula perkapita dan prevalensi depresi. Selanjutnya studi cross sectional dan studi cohort mendapatkan
bahwa resistensi insulin berkaitan dengan kejadian bunuh diri dan depresi. Keadaan ini mungkin diakibatkan oleh
meningkatnya konsentrasi serotonin dalam otak.

Agar konsumsi gula setiap hari tidak berlebihan maka Basic of the recommendation of Norway’s National Council for
Nutrition menganjurkan bahwa asupan gula seharusnya berjumlah sekitar 10% dari asupan kalori harian. Rata-rata
asupan gula direkomendasikan untuk usia 15-16 tahun baik laki-laki maupun perempuan adalah sekitar 65 g dan 50 g

41 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
per hari. Untuk membiasakan gaya hidup yang sehat pada remaja maka program pemberian edukasi gizi pada remaja
sangat penting untuk dilakukan.

4. Meningkatkan asupan gizi untuk meningkatkan sistem imun tubuh


Untuk mengendalikan stres maka perlu ada manajemen stres. Adapun manajemen stres diantaranya adalah :
1. Hapuslah semua pikiran negatif yang ada
2. Adopsilah pikiran-pikiran yang positip
3. Kontrollah emosi dengan baik
4. Rilekskan pikiran

42 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
DAFTAR PUSTAKA

ACI (Agency For Clinical Innovation). 2013. Nutrition Standards For Cosumers of Inpatient Mental Health Services in
NSW. University of Canberra.

ADA, 2006. Psychiatric Nutrition Therapy : A Resource Guide for Dietetics Professionals Practicing in Behavioral Health
Care. Dietetics in Developmental and Psychiatric Disorders Practice Group of The American Dietetic Association.
DDPD Psychiatric Nutrition Therapy Resource Guide Workgroup. USA.

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

American Dietetic Association. 2011. Nutrition Intervention in the Treatment of Eating Disorders. Journal of the American
Dietetic Association. (http ://www.eatright.org/practice).

Cairns, Jadine., Chandrasekera, Uppala., Davison, Karen., Jaques, Melanie., Mailhot-hall, Linda., Eric Ng., Seely,
Christina & Sengmueller, Elke. 2012. Promoting Mental Health Through Healthy Eating and Nutritional Care.
Dietitian of Canada. ( www. Dietitians.ca)

Dahl, Wendy J. 2013. Pureed Foods and Fiber. University of Florida, Gaineville.

Dietitian of Canada.2010. Food Sources of Omega-3 Fats. (www.dietitians.ca ) (www.hc-sc.gc.ca/fc-an/nutrition/fische-


nutri-data/index-eng.php).

43 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Dietitians of Canada. 2014. Food Sources of Folate. (www. Dietitians.ca)

Dietitians of Canada. 2014. Food Sources of Sodium.(www. Dietitians.ca)

Dietary Guidelines For Americans, 2005.

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. Edisi 2. EGC, Jakarta

Herrman, Helen., Saxena, Shekhar & Moodie, Rob (editor). 2005. Promoting Mental Health : Concept, Emergencing
Epidence, Practice. A Report of The WHO, Departemen of Mental health and Substance Abuse in Collaboration with
the Victorian health promotion foundation and the University Melbourne. Geneva, Switzerland.

Cairns, Jadine., Chandrasekera, Uppala., Davison, Karen., Jaques, Melanie., Mailhot-Hall, Linda., Eric Ng.,
Seely,Christina & Sengmueller, Elke. 2012. Promoting Mental Health Through Healthy Eating And Nutritional Care.
Dietitian of Canada, Toronto. (www.dietitians.ca/mentalhealth).

Gargari, Bahram Pourghassem., Saboktakin, Maryam., Mahboob, Soltanali., Pourafkari, Nosratollah. 2012. Nutritional
Status In Patients with Mayor Depressive Disorders: A Pilot Study in Tabriz, Iran. Health Promotion Perspectives,
Vol.2, No. 2, p145-152.

Factsheet : Alcohol and Depression. www.alcoholconcern.org.uk

44 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
International food information council foundation. Caffeine and health : Clarifying The Controversies. Washington. http
://www.ific.org

Kusumawati, Farida & Hartono, Yadi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kerner, John A& Fuentebella, Judy. 2009. Refeeding Syndrome. Pediatr Clinics of North America. Vol 56 (5):p(1201-
1210)

Khan, LUR., Ahmed, J., Khan,S., & Macfie, J. 2011. Refeeding Syndrome: a Literature Review . Gastroenterology
Research and Practice.

Lanigan, Julie. 2014. Food Fact Sheet : Omega 3. The British Dietetic Association (BDA), The Association og UK
Dietitians.

Lien, Lars., Lien, Nanna., Heyerdahl, Sonja., Thoresen, Magne., Bjertness, Espen. 2006. Consumption of soft drinks and
hyperactivity, mental distress, and conduct problem among adolescent in Olso, Norway. American Journal of Public
Health, vol 96, No.10

Lingga, Lanny. 2012. Bebas Diabetes Tipe-2 Tanpa Obat. (diakses tanggal 1 Maret 2016: https : //books.google.co.id).

45 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
Mehanna, Hisham., Nankivell, Paul C & Travis, Jane. 2009. Reffeding Syndrome : Awareness, Prevention and
Management. (www.ncbi.nlm.nih.gov)

Mental Health Foundaion. 2006. Cheers? Understanding the relationship between alcohol and mental health. UK.
(www.mentalhealth.org.uk)

Nelms, Marcia Nahikian., Sucher, Kathryn., Lacey, Karen., Roth, Sara Long. 2010. Nutrition Therapy and
Pathophysiology. Second Edition. Nelson Education, Ltd, Canada dan Wadsworth, Cengage Learning, Inc, USA.
Nasir, Abdul dan Muhth, Abdul. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan Teori. Penerbit Salemba medika,
Jakarta.

National Heart Foundation of Australia, 2015. Sources of Omega-3. Heartfoundation.org.au

National Eating Disorders Collaboration.2011. Anorexia Nervosa. www.nedc.com.au

National Eating Disorders Collaboration.2011. Bulimia Nervosa. www.nedc.com.au

Riskesdas. 2013. Kesehatan Jiwa. www.litbang.depkes.go.id

The Mental Health Foundation. 2000. All About Bulimia Nervosa : A Booklet for those wanting to know more about bulimia
nervosa. UK, London.

46 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a
UU RI No. 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa

Webster-Gandy, Joan., Madden, Angela & Holdsworth, Michelle (editor). 2014. Gizi dan Dietetika (A Handbook of
Nutrition and Dietetics). Edisi 2. Alih Bahasa : Hutagalung, Mario Sadar Bernito., Nugroho, Aryanditho Widhi.,
Hadiningsih, Tuti & Riskiyah, Sapte Yanti. Editor Edisi Bahasa Indonesia : Angelina, Bhetsy & Iskandar, Miskiyah
Tiflani. EGC, Jakarta.

47 | H u b u n g a n G i z i d a n K e s e h a t a n J i w a

Anda mungkin juga menyukai