Asas-Asas Peradilan Tata Usaha Negara
Asas-Asas Peradilan Tata Usaha Negara
Asas kebebasan
(Freis Ermessen),
Asas tidak boleh
yaitu badan-
menyerobot Asas upaya
Asas Legalitas, Asas tidak boleh badan
badan Asas kesamaan memaksa, atau
bahwa setiap menyalahgunaka administrasi
administrasi hak bagi setiap bersaksi sebagai
perbuatan n wewenang / negara diberikan
negara yang satu, penduduk atau jaminan bagi
administrasi kekuasaan kebebasan dalam
oleh badan asas non pejabat kepada
negara berdasar (detournement du menyelesaikan
administrasi diskriminatif hukum dan
hukum pouvoir) masalah yang
negara lainnya, negara
menyangkut
(exes de pouvoir)
kepentingan
umum
ASAS PRADUGA RECHTMATIG (VERMOEDEN VAN
RECHTMATIGHEID, PRAESUMPTIO IUSTAE CAUSA).
1. Peranan hakim aktif (dominus litis). Peranan hakim yang aktif tersebut karena hakim dibebani tugas
untuk mencari kebenaran materiil. Hal itu diatur dalam Pasal 63 ayat (2) butir a, b, Pasal 80 ayat (1),
Pasal 85, Pasal 95 ayat (1), dan Pasal 103 ayat (1) Undang – Undang Peradilan Tata Usaha Negara.
2. Dalam sengketa Tata Usaha Negara, kedudukan penggugat dan tergugat tidak seimbang. Penggugat
sebagai orang atau badan hukum perdata diasumsikan dalam posisi yang lemah dibanding dengan
tergugat selaku pemegang kekuasaan publik. Untuk menyeimbangkannya, perlu ada kompensasi kepada
penggugat berupa kemudahan, misalnya dalam pembuktian.
3. Asas pembuktian yang mengarah pada sistem pembuktian bebas terbatas (vrij bewijs), karena
menurut sistem ini hakim yang menentukan apa yang harus dibuktikan, terbatas pada jenis alat bukti
berupa (a) surat atau tulisan, (b) keterangan ahli, (c) keterangan saksi, (d) pengakuan para pihak, dan €
pengetahuan hakim.
4. Gugatan tidak menunda pelaksanaan putusan Tata Usaha Negara yang digugat. Hal itu sebagai
konsekuensi berlakunya asas presumtio iuste causa (asas praduga rechtmatig).
5. Putusan hakim tidak boleh bersifat ultra petita (melebihi tuntutan penggugat), akan
tetapi reformation in peius dimungkinkan. reformation in peius ialah suatu dictum putusan yang justru
tidak menguntungkan penggugat.
Lanjutan