Anda di halaman 1dari 21

Glaukoma

Pembimbing:
dr. Sarah M. Josephina, Sp.M

Dibacakan oleh:
Rindu Renawati Hasan
DEFINISI
 Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang,
biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular

 Glaukoma terjadi bila terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan dan


pengaliran aqueous humor
FAKTOR
RESIKO
● USIA
● JENIS KELAMIN
● RIWAYAT KELUARGA DAN GLAUKOMA
● PENDERITA PENYAKIT DEGENARATIF SEPERTI DM , HIPERTENSI
DAN KELAINAN KARDIOVASKULAR
● PENGGUNAAN OBAT-OBATAN TETES MATA YANG TERLALU LAMA
● SESEORANG DENGAN BILIK MATA DEPAN YANG DANGKAL
● PENDERITA RABUN JAUH ATAU RABUN DEKAT DENGAN UKURAN
LENSA YANG TINGGI
MANIFESTASI KLINIS
GLAUKOMA

● Nyeri pada mata


● Pandangan Kabur
● Mual, Muntah, berkeringat
● Mata merah, hiperemia konjungtiva
● Visus menurun
● Edema kornea
● Bilik mata depan dangkal
Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma Glaukoma sudut terbuka
01 primer Glaukoma sudut tertutup Akut
Subakut
Kronis
Glaukoma
02 sekunder

Glaukoma
03 kongenital

04 Glaukoma absolut
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIMER

 Adanya proses degeneratif anyaman trabekular, termasuk


pengendapan materi ekstrasel di dalam anyaman dan
dibawah lapisan endotel kanal Schlemm → penurunan
drainase dari aquous humor → peningkatan TIO

 Glaukoma ini dianggap penting karena sukarnya


membuat diagnosa pada stadium dini, tidak memberi
keluhan
 Pasien mencari pengobatan saat sudah ada keluhan,
tetapi keadaannya sudah lanjut, dimana lapang
pandangnya telah sangat sempit
 Perjalanan penyakit glaukoma sudut terbuka lambat dan jarang disertai
nyeri orbita
 Pada umumnya terdapat pada orang-orang yang berusia  40 tahun
 Kadang-kadang terasa sakit kepala yang hilang timbul serta melihat
gambaran pelangi di sekitar lampu (halo)  sebaiknya dilakukan
pengukuran TIO
 Bila ternyata TIO > 20 mmHg, harus dilakukan pemeriksaan glaukoma
yang lengkap (tonometri, lapang pandangan, oftalmoskopi, gonioskopi)
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

 Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata


dengan predisposisi anatomis tanpa disertai kelainan
lain
 Peningkatan TIO pada glaukoma sudut tertutup
primer dapat terjadi secara mendadak atau bertahap
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
 Kegawatdaruratan
 Terjadi bila terdapat kenaikan mendadak tekanan intraokuler

Penutupan sudut COA yang mendadak oleh akar iris

Hambatan aliran keluarnya humor aqueus melalui trabekula

Meningginya tekanan intraokuler

Sakit pada mata secara mendadak dan menurunnya ketajaman penglihatan secara tiba-tiba,
disertai nyeri hebat, halo, mual muntah, dan tanda-tanda kongesti dimata seperti mata merah dan
kelopak mata bengkak
Glaukoma Sudut Tertutup Subakut Glaukoma Sudut Tertutup Kronik

 Glaukoma sudut tertutup subakut  Glaukoma sudut tertutup kronis tidak pernah mengalami

hampir sama dengan tipe akut episode peningkatan tekanan intraokular akut tetapi

kecuali bahwa episode mengalami sinekia anterior perifer yang semakin meluas

peningkatan tekanan disertai dengan peningkatan tekanan intraokular secara

intraokularnya berlangsung bertahap

singkat dan mengalami  Pada pemeriksaan dijumpai peningkatan tekanan

kekambuhan intraokular, sudut bilik mata depan yang sempit disertai

 Episode penutupan sudut sinekia anterior perifer dalam berbagai tingkat serta

membaik secara spontan kelainan diskus optikus dan lapangan pandang.


GLAUKOMA KONGENITAL

 Glaukoma kongenital jarang ditemukan,


frekuensinya ± 0,01% diantara 25000 penderita

 Glaukoma congenital yang terjadi pada bayi


dapat terjadi akibat diturunkan

 Tanda-tanda dini: fotofobia, lakrimasi,


blefarospasme. Kemudian akan timbul
pengeruhan kornea, penambahan diameter
kornea dan bola mata, peninggian tekanan
intraokuler
GLAUKOMA SEKUNDER
 Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata yang lain
 Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan
manifestasi dari penyakit lain: akibat perubahan lensa, perubahan uvea, trauma
dan operasi

GLAUKOMA ABSOLUT
 Merupakan hasil akhir semua macam glaukoma yang tidak terkontrol sampai
buta total
 Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, mata keras
seperti batu, buta dan sering nyeri sekali
 Bila timbulkan sakit yang tak tertahankan, dapat disuntikkan alkohol retrobulbar
untuk mengurangi nyerinya. Jika tak menimbulkan rasa sakit, dibiarkan saja
DIAGNOSA
Anamnesa
o Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka biasanya tidak bergejala
o Pada kasus yang jarang, pasien dengan tekanan bola mata yang meningkat akan mengeluhkan
nyeri di sekitar alis mata, melihat lingkaran cahaya/pelangi di sekitar lampu (halo), hal ini
diakibatkan edema epitel kornea
o Gangguan penglihatan biasanya terjadi pada pasien dengan kerusakan tahap lanjut, atau
terdapat scotoma
o Gejala pada glaucoma kronik (sudut terbuka primer) adalah kehilangan lapang pandang
perifer secara bertahap pada kedua mata.
Pemeriksaan Fisik dan
Penunjang
Penilaian Glaukoma Secara Klinis
Evaluasi klinis glaukoma membutuhkan tinjauan menyeluruh dari riwayat medis dan
riwayat pasien sebelumnya serta pemeriksaan mata yang komprehensif yang
mencakup:
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
2. Pemeriksaan tonometri
3. Pemeriksaan gonioskopi
4. Pemeriksaan oftalmoskopi
5. Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan ketajaman penglihatan

Bukan merupakan cara yang khusus untuk glaukoma, tetapi tetap penting, karena ketajaman penglihatan
yang baik misalnya 5/5 atau 6/6 bukan berarti tidak ada glaukoma

Pemeriksaan tonometri

Diperlukan untuk mengukur besarnya TIO


Ada 3 macam tonometri: digital, tonometer
Schiotz, tonometer aplanasi Goldman
Pemeriksaan Gonioskopi
Suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan
Dengan gonioskopi :
1.Dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup atau sudut terbuka
2.Dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke anterior
3.Menentukan lebar sempitnya sudut bilik mata depan, dengan menyinari bilik mata depan, dari
samping memakai sebuah senter.
Pemeriksaan Oftalmoskopi
 Yang harus diperhatikan adalah diameter pupil, yang mengalami penggaungan (cupping), dan
degenerasi saraf optik (atrofi)
 Waspada terhadap adanya ekskavasio glaukoma bila terdapat cupping lebih dari 0,3 diameter pupil
dan cupping pupil yang tidak simetris antara mata kanan dan kiri

Pemeriksaan Lapangan Pandang


 Pada glaukoma yang masih dini, lapang pandangan perifer belum menunjukan kelainan, tetapi lapang
pandangan sentral sudah menunjukan adanya macam-macam skotoma
 Jika glaukoma sudah lanjut: lapang pandangan perifer juga memberikan kelainan berupa penyempitan
yang dimulai dari bagian nasal atas. Kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada ditengah yang
dapat menimbulkan tunnel vision (seperti teropong)
PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa
1. Parasimpatomimetik: Miotikum, memperbesar outflow
Pilokarpin 2-4%, 3-6 dd 1 tetes sehari
Eserin 1/4-1/2%, 3-6 dd 1 tetes sehari
2. Simpatomimetik: mengurangi produksi humor aqueous
Epinefrin 0.5-2%, 2 dd 1 tetes sehari
3. Beta blocker: menghambat produksi humor aqueous
Timolol 0,25%-0,5%, 1-2 dd 1 tetes sehari
4. Karbonik anhidrase inhibitor: menghambat produksi humor
aqueous
Asetazolamid 250 mg, 4 dd 1 tablet
5. Obat hiperosmotik
Gliserin: dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan
Mannitol: 1,5-3 gram/kgBB 20 tetes per menit
OPERATIF

 Sebaiknya dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan


menggunakan alat bedah mikro
 Bedah  trabekulektomi
 Terapi laser
- laser trabeculoplasti
- laser gonioplasti
- laser iridektomi
KOMPLIKASI

 Jika tidak diobati, glaukoma menyebabkan kehilangan penglihatan perifer yang


progresif, yang mengarah ke penglihatan terowongan dan akhirnya kebutaan.

PROGNOSIS

 Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi segera mungkin
 Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang
secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap. 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai