Anda di halaman 1dari 68

BIMTEK KADER DM & HT

POSYANDU KAPANEWON
SAMIGALUH
Puskesmas Samigaluh II
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

Selasa, 16 Mei 2023


KONTEN :

01 02 03
25 Kompetensi kader Hipertensi Diabetes melitus

04 05
Melakukan skrining PTM lainnya
hipertensi & DM
KOMPETEN
SI KADER
HIPERTENSI
Hipertensi
Adalah tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg pada minimal 2x pengukuran dalam 2 kunjungan
yang berbeda.
FAKTOR RISIKO
Derajat keparahan hipertensi
Klasifikasi TD sistolik TD diastolik
(mmHg) (mmHg)

Normal < 120 < 80


Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100


Tatalaksana
 Non Obat :
 Makan sehat dengan gizi seimbang
 Membatasi konsumsi natrium (garam)
kurang dari 5 gram atau 1 sendok the
 Membatasi konsumsi alkohol
 Menjaga berat badan ideal
 Berhenti merokok
 Aktivitas fisik

• Obat
DIABETES
MELITUS
Diabetes Melitus di Indonesia

Indonesia :
 - NO 7 dari 10

 - Satu-satunya
negara Asia
Tenggara

 - Prevalensi 2%
 10.7 juta

Prevalensi DM
di dunia
Diabetes Melitus dan Komplikasi

Komplikasi Makrovaskular  Stroke, Penyakit Jantung


Komplikasi Mikrovaskular  Retinopati, neuropati, Gagal
ginjal
Orang DM 2-5x beresiko menderita Angka harapan hidup berkurang
gagal jantung 12 th pada orang DM dg penyakit
60 – 80 % lebih meninggal karena Jantung pembuluh darah
penyakit jantung pembuluh darah
Pengelolaan
Diagnosis/
DM
Deteksi Dini
komprehensif
MORBIDITAS

MORTALITAS
Deteksi Dini & Diagnosis Diabetes Melitus
Kapan curiga diabetes?
Lemah badan
Polidipsia
Banyak minum G
E G
J E
J Kesemutan
Poliuria A
Banyak BAK L A
A L
A Gatal-gatal
Termasuk pruritus
Polifagia K vulva
Banyak makan L L
A Gangguan
A penglihatan
S I
I N
Penurunan berat badan Gangguan
yang tidak dapat K ereksi
dijelaskan penyebabnya
Pemeriksaan Penyaring DM dan Pre DM pada kelompok resiko tinggi yang
tidak menunjukkan gejala klasik DM ?
1. Orang dg berat badan lebih (IMT > 23 kg/m2) yg disertai dengan salah
satu atau lebih faktor resiko sebagai berikut:
a. aktivitas fisik kurang
b. keturunan DM dalam keluarga (First-degree relative DM)
c. kelompok ras / etnis tertentu
d. Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dg BBL > 4 kg atau mempunyai
Riwayat Diabetes Melitus Gestasional (DMG)
e. Hipertensi (TD > 140/90 mmHg) atau sedang dalam terapi hipertensi
f. HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliseride > 250 mg/dl
g. Wanita dengan syndrome polikistik ovarium
h. Riwayat prediabetes
i. Obesitas berat, akantosis nigricans
j. Riwayat penyakit kardiovaskular

2. Usia diatas 45 tahun tanpa faktor resiko diatas


Pada orang dengan
resiko tinggi, jika hasil
pemeriksaan Normal 
diulang tiap 3 tahun

Pada Pre Diabetes 


diulang tiap 1 tahun
Kriteria Diagnosis DM
(70 – 99) (70 – 139)

Sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe-2 di Indonesia 2021
Pengelolaan Diabetes Melitus
Sasaran/target Pengendalian Diabetes Melitus
PILAR PENGELOLAAN DM
1 EDUKASI

2 PERENCANAAN MAKAN

3 LATIHAN FISIK

4 INTERVENSI FARMAKOLOGIS
PERENCANAAN MAKAN
• Terapi Nutrisi Medik merupakan salah satu pilar penting
penanganan pasien DM

• Prinsip:
 Sama dg anjuran makan untuk masyarakat umum
 Yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan kebutuhan zat gizi masing-masing
individu
 Jumlah kalori disesuaikan dengan jenis kelamin, umur,
berat badan,ada tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani
 Ditekankan pada 3 J  keteraturan jadwal makan, jenis
dan jumlah kandungan kalori
Pedoman Diet
LATIHAN FISIK
• Manfaat Latihan Fisik: • Latihan fisik secara teratur 3-5x
1. menjaga kebugaran tiap minggu selama 30 menit
2. menurunkan berat badan
• total 150 menit per minggu
3. meningkatkan sensitivitas insulin
4. menimbulkan kegembiraan • jeda antar Latihan tidak boleh lebih
dari 2 hr berturut-turut
memperbaiki kendali glukosa darah

Kegiatan atau aktivitas sehari-hari (menyapu, mencuci dll)  BUKAN LATIHAN


FISIK
• Latihan fisik yang dianjurkan adalah Latihan Fisik Aerobik dengan intensitas sedang (denyut jantung
maksimal 200 – umur/menit  yaitu : Jalan cepat, bersepeda santai, jogging, renang
• Pasien masih muda dan bugar boleh melakukan Latihan aerobic berat
• Pasien DM tanpa komplikasi (osteoarthritis, Hipertensi tidak terkontrol, retinopati, nefropati), dianjurkan
melakukan Resisten Training (Latihan beban) 2-3x/minggu
TERAPI FARMAKOLOGIS

 Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan


makan dan latihan jasmani serta perilaku hidup sehat
 Ditambahkan jika sasaran kadar glukosa darah belum tercapai
dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
 Intervensi farmakologis meliputi:
1. OHO (Obat Hipoglikemik Oral)
2. Obat antihiperglikemi suntik  insulin, GLP-1 RA,
kombinasi
OHO berdasarkan prinsip cara kerja

1. Pemacu Sekresi Insulin


Sulfonylurea : glibenklamid, glimepiride, glipizide,glikuidone, glikazide

2. Peningkat sensitivitas terhadap insulin


Metformin dan Tiazolindindione (pioglitazone)

3. Penghambat alfa-glucosidase
Acarbose

4. Penghambat enzim Dipeptidil-peptidase


Saxagliptin, vildagliptin, linagliptin, sitagliptin, alogliptin

5. Penghambat enzyme Sodium glucose co -Transporter 2

6. Penghambat alfa-glukosidase
OHO berdasarkan prinsip cara kerja
Perawatan Kaki Diabetes
 Kaki diabetic dengan ulkus  komplikasi yg sering terjadi
 Penyebabnya adalah neuropati perifer dan penyakit arteri perifer
 Perlu dilakukan pemeriksaan komprehensif kaki minimal 1x setahun meliputi inspeksi,
perabaan pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior dan pemeriksaan neuropati
sensorik
Deteksi Dini kelainan kaki pada pasien DM
 Kulit kaku, kering bersisik
 Rambut kaki menipis
 Kelainan bentuk dan warna kuku (menebal, rapuh)
 Kalus/mata ikan terutama di telapak kaki
 Perubahan bentuk jari-jari, telapak kaki dan tulang-tulang kaki
menonjol
 Bekas luka atau riwayat amputasi jari-jari kaki
 Kaki baal, kesemutan atau tidak terasa nyeri
 Kaki terasa dingin
 Perubahan warna kulit kaki (kemerahan, kebiruan atau
kehitaman)
Prinsip dasar pengelolaan Kaki Diabetes adalah:
Tindakan pencegahan
Tindakan rehabilitasi

Tindakan pencegahan melalui:


1. Edukasi perawatan kaki
2. Senam kaki
3. Sepatu diabetes

Tindakan Rehabilitasi meliputi program terpadu :


Evaluasi tukak, pengendalian metabolic, debridemen luka, biakan
kuman, antibiotic tepat guna, Tindakan bedah rehabilitative dan
rehabilitasi medik
• Jangan berjalan tanpa alas
kaki baik di dalam maupun di
luar ruang
• Jangan menggunakan botol
air panas atau peralatan listrik
untuk menghangatkan kaki
• Kalus dan kulit yang menonjol
harus dipotong dilayanan
Kesehatan
• Memastikan kaki diperiksa
secara teratur oleh pemberi
layanan Kesehatan
• Memberitahu pemberi layanan
Kesehatan apabila terdapat
luka pada kaki
Senam Kaki Diabetes

Membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kaki


dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas)
Dapat dilakukan setiap hari secara teratur, dimana saja. Sambil bersantai
dengan keluarga atau sambil menonton televisi
Ketika kaki terasa dingin, lakukan senam kaki
Latihan Senam Kaki Diabetes
04
MELAKUKAN
SKRINING HT & DM
05
PTM LAINNYA
R
K
GANGGUAN
PNGLIHATAN

Anda mungkin juga menyukai