Anda di halaman 1dari 14

KE INDONESIA-AN

PC. IPNU KABUPATEN LAMONGAN

MAKESTA
PC. IPNU KABUPATEN LAMONGAN
KELAHIRAN
YANG TIDAK MUDAH
BANGSA INDONESIA
NASAKOM
Sukarno muda menilai ada tiga
aliran politik yang menjadi pilar
pergerakan nasional dalam
kehidupan bangsa pada zaman
kolonial Hindia Belanda kala itu.
• Pertama adalah kelompok
NASIONALIS yang diwakili
Indische Partij (IP).
• kedua golongan AGAMIS
muslimin yang mewujud dalam
Sarekat Islam (SI).
• ketiga Partai KOMUNIS
Indonesia (PKI) dengan ideologi
marxisme.
Taktik Politik Sukarno
Sepeninggal Hatta, Sukarno semakin leluasa mengkampanyekan konsep Nasakom-nya.
Dengan sistem Demokrasi Terpimpin, Bung Karno menyatukan tiga kekuatan politik
dengan tujuan untuk semakin memperkuat posisinya. 
Nasakom memang menjadi tiga faksi utama dalam perpolitikan Indonesia kala itu. Ada
partai-partai politik berhaluan nasionalis terutama Partai Nasional Indonesia (PNI)
besutan Sukarno, termasuk kalangan militer, ada kelompok Islam macam Masyumi dan
Nahdlatul Ulama (NU), serta golongan kiri yang dimotori PKI.
Tak berhenti di situ. Sukarno bahkan menyatakan bahwa Nasakom merupakan
perwujudan Pancasila dan UUD 1945 dalam politik. Dalam pidatonya pada peringatan
hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1961, sang penguasa berucap lantang:

“Siapa yang setuju kepada Pancasila, harus setuju kepada Nasakom; siapa yang tidak
setuju kepada Nasakom, sebenarnya tidak setuju kepada Pancasila,” seru Sukarno
dikutip dari buku Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia (2004) yang
ditulis oleh Jan S. Aritonang.
Sukarno melanjutkan, “Sekarang saya tambah: Siapa setuju kepada Undang-Undang
Dasar 1945, harus setuju kepada Nasakom; Siapa tidak setuju kepada Nasakom,
sebenarnya tidak setuju kepada Undang-Undang Dasar 1945.”
KONSISTEN
DALAM MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN

BANGSA INDONESIA
KELOMPOK NASIONALIS
gagasan ideologis BERNEGARA

KELOMPOK AGAMIS
SIKAP KEMASYARAKATAN dan TAWARAN HUKUM yang di landaskan FIQIH dan SUNAH
yang di prakarsai Pendiri NU dan Muhammadiyah

KELOMPOK KOMUNIS
gagasan anti penindasan & KAPITALIS
FUNGSI PANCASILA
DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Pancasila sebagai dasar negara, yang berfungsi sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan pemerintahan negara
2. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, yaitu segala aturan hukum
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kita tidak boleh
bertentangan dan harus bersumber pada Pancasila.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, yaitu bahwa segala tingkah laku
bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan sila – sila
Pancasila
4. Pancasila sebagai ideologi negara, merupakan tujuan bersama bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan nilai-nilai yang dicita-citakan dan
mampu mempersatukan bangsa Indonesia
5. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa
bangsa lahir bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Karena itu Pancasila
merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, artinya bahwa Pancasila
merupakan hasil kesepakatan bangsa Indonesia yang disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI.
DEKLARASI HUBUNGAN PANCASILA DAN ISLAM

• Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Republik Indonesia adalah


prinsip funda mental namun bukan agama, tidak dapat menggantikan
agama, dan tidak dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama.
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar negara menurut pasal 29 ayat
(1) UUD 1945 yang menjiwai sila-sila yang lain mencerminkan tauhid
menurut pengertian keimanan dalam Islam.
• Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah aqidah dan syari’ah meliputi aspek
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar manusia.
• Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dan upaya
umat Islam Indonesia untuk menjalankan kewajiban agamanya.
• Sebagai konsekuensi dari sikap tersebut di atas, Nahdlatul Ulama
berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan
pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.
NKRI dalam Perspektif NU

bagi NU, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan upaya final dari
perjuangan seluruh penduduk Indonesia–termasuk umat Islam di dalamnya– dalam
mendirikan negara. NKRI adalah negara yang sah menurut hukum Islam, yang
menjadi wadah berkiprah melaksanakan dakwah yang akomodatif dan selektif,
serta bertaqwa sesempurna mungkin, tidak usah mencari atau membuat negara
yang baru. Bahkan merujuk Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, mempertahankan dan
menegakkan NKRI menurut hukum Agama Islam adalah wajib, termasuk sebagai
satu kewajiban bagi tiap-tiap muslim, dan jihad fi sabilillah.  Karena itu, NU
mempunyai tanggung jawab terhadap kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, baik
.dahulu, sekarang, maupun masa mendatang
SIKAP KEMASYARAKATAN NU BERCIRIKAN

• Sikap Tawassuth dan I’tidal
Sikap tengah yang berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi
keharusan berlaku adil dan lurus di tengah kehidupan bersama. Nahdlatul
Ulama dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi kelompok panutan yang
bersikap dan bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta menghindari
segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharruf (ekstrim).
• Sikap Tasamuh
Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan,
terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah, serta
dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.
• Sikap Tawazun
Sikap seimbang dalam berkhidmah. Menyerasikan khidmah kepada Allah SWT,
khidmah kepada sesama manusia serta kepada lingkungan hidupnya.
Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.
• Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan baik, berguna, dan
bermanfaat bagi kehidupan bersama; serta menolak dan mencegah semua hal
yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.
RESOLUSI JIHAD
• PERTAMA : kemerdekaan Indonesia yang
diproklamasikan pada 17 Agustus wajib
dipertahankan.
• KE DUA : Republik Indonesia sebagai satu-
satunya pemerintahan yang sah harus
dijaga dan ditolong.
• KE TIGA : musuh republik Indonesia yaitu
Belanda yang kembali ke Indonesia
dengan bantuan sekutu inggris pasti akan
menggunakan cara-cara politik dan militer
untuk menjajah kembali Indonesia.
• KE EMPAT : umat Islam terutama anggota
NU harus mengangkat senjata melawan
penjajah Belanda dan sekutunya yang
ingin menjajah Indonesia kembali.
KH. Hasyim Asyari • KE LIMA : kewajiban ini merupakan
perang suci (jihad) dan merupakan
lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang,
Jawa Timur, 10 April 1875 dengan nama lengkap kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal
Mohammad Hasyim Asyari. Mendirikan Pondok dalam radius 94 kilo meter, sedangkan
Pesantren Tebuireng dan organisasi NU. Kakek mereka yang tinggal di luar radius
almarhum Gus Dur ini meninggal di Jombang, 25 tersebut harus membantu dalam bentuk
Juli 1947 pada umur 72 tahun. material terhadap mereka yang berjuang.
Kiai Abbas Abdul Jamil Bung Tomo

Bung Tomo meminta restu kepada Kiai Hasyim Asyari untuk melakukan penyerbuan pada 9
November 1945 Namun, Kiai Hasyim Asyari meminta agar penyerangan ditunda. Alasannya karena
Kiai Abbas Abdul Jamil dari Cirebon, Jawa Barat belum sampai ke Surabaya. 
Hal ini menjadi modal bagi para santri untuk mempertahankan kemerdekaan negeri dari penjajah.
Pondok pesantren bunten menjadi basis penting laskar-laskar jihad seperti Hizbullah, Sabilillah, atau
Pembela Tanah Air (PETA). Di luar itu, kiai Abbas juga membentuk dua regu laskar santri yakni
Asybal dan Athfal.
Setelah Kiai Abbas Abdul Jamil tiba, penyerangan baru dilakukan. Kiai Abbas bertindank sebagai
salah satu komandan perang. Hingga kini, peristiwa yang terjadi pada 10 November 1945 tersebut
diperingati seluruh bangsa Indonesi sebagai hari Pahlawan.
KAPASITASMU DI
TENTUKAN
OLEH
CARA PANDANGMU

Anda mungkin juga menyukai