Anda di halaman 1dari 24

PENGERTIAN

 Teknologi Bahan Konstruksi adalah mata


kuliah yang mempelajari bagaimana memilih,
menggunakan dan memanfaatkan bahan-
bahan bangunan secara tepat guna.
 Dalam memilih bahan-bahan bangunan untuk
keperluan bangunan-bangunan konstruksi,
diperlukan suatu persyaratan-persyaratan
tertentu dimana persyaratan tersebut berbeda
untuk setiap jenis pekerjaan.
PENDAHULUAN
 Penggunaan bahan-bahan bangunan untuk suatu
pekerjaan konstruksi sangat mempengaruhi mutu dan
kualitas dari pekerjaan tersebut. Untuk menjamin mutu dan
kualitas pekerjaan tersebut maka dilakukan pengawasan
mutu dari bahan-bahan yang digunakan atau yang dipakai.
 Pemilihan bahan bangunan yang ekologis adalah cara
membangun yang holistis (berhu­bungan dengan sistem
keseluruhan), memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi
dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama
antara manusia dan alam sekitarnya seperti berikut :
PENGERTIAN
 Berhubungan erat dengan tempat bangunan, sejarah,
kebudayaan, tata kota, tata lingkungan, serta keadaan lalu
lintas (pencapaian);
 Memiliki kualitas tinggi berhubungan dengan penggunaan
ruang dalam maupun ruang luar, pencahayaan, warna,
bentukan, dan bahan bangunan;
 Menjadi fleksibel sekali dalam penggunaan dan perubahan,
memungkinkan keanekaragam kebersamaan penghuni dan
mendukung partisipasi semua anggota terkait dalam
perencanaan, pembangunan, pemeliharaan maupun
penggunaan;
 Memperhatikan ekologi pada bahan bangunan (peredaran
bahan dan rantai bahan);
 Mendukung kesehatan penghuni dan menghindari bahan
bangunan yang menimbulkan berbagai penyakit pada manusia.
Hal ini berarti bahwa titik berat terletak pada pilihan
bahan bangunan dengan perhatian khusus terhadap
pencemaran lingkungan, menurut kriteria-kriteria
berikut :
 Pengaruh positif terhadap kesehatan dan
kenyamanan penghuni;
 Penggunaan energi yang hemat;
 Pencemaran lingkungan yang sedikit, dengan
perhatian atas :
• Bahan yang dapat digunakan kembali atau bertambah
kembali;
• Keseimbangan antara bahan bangunan dan daya upaya;
• Sumber bahan bangunan dan pengolahan dari daerah
setempat;
• Tidak mengalami perubahan bahan (transformasi) yang
tidak dapat dikembalikan pada alam.
Umumnya bahan konstruksi diklasifikasikan
berdasarkan kekuatan, tingkat pemakaian, mutu dan
keawetannya. Klasifikasi ini bertujuan agar dapat
memilih tingkatan-tingkatan dari bahan tersebut dalam
penggunaannya.
1. Kekuatan, klasifikasi terhadap kekuatan bahan -bahan
didasarkan kepada kemampuan bahan menerima atau
menahan gaya yang menimpa.
2. Tingkat Pemakaian, klasifikasi terhadap tingkat
pemakaian didasarkan kepada jenis jenis konstruksi yang
akan dibuat seperti konstruksi berat, konstruksi sedang
atau konstruksi ringan.
3. Mutu, klasifikasi berdasarkan mutu didasarkan kepada
kondisi dari bahan tersebut misalnya kondisinya baik,
sedang atau buruknya bahan tersebut.
4. Keawetan, klasifikasi ini berdasarkan ketahanan bahan
tersebut terhadap cuaca, serangga serta bahan kimia.
SIFAT-SIFAT DASAR.

Sifat dasar dari bahan bangunan adalah :


1. Sifat Fisik;
2. Sifat Mekanis,
3. Sifat Kimia.
SIFAT FISIK
Sifat fisik dari bahan bangunan ialah sifat-sifat
bahan bangunan itu sendiri dimana erat
hubungannya dalam penggunaan bahan tersebut
untuk konstruksi tertentu.
Adapun sifat-sifat fisik dari bahan bangunan adalah :
a. Berat Jenis; Berat jenis adalah berat persatuan volume
(tidak termasuk rongga-rongga udara atau pori-pori).
b. Kerapatan; dari suatu bahan didefinisikan massa
persatuan volume. Kerapatan dari semua bahan
bangunan yang berpori adalah lebih kecil 100 %, ini
disebabkan karena adanya pori-pori bahan tersebut.
SIFAT FISIK
c. Porositas; Porositas dari suatu bahan adalah ratio
perbandingan volume pori-pori dengan volume total
dari bahan tersebut.
Berdasarkan ukuran pori-pori udara bahan
konstruksi dibagi atas :
- Berpori halus = 0,01 - 0,001 mm.
- Berpori kasar = 0,1 - 2 mm.
- Gembur = 2 mm.
Porositas dari bahan bangunan sangat berbeda-
beda mulai dari 0 % - 90 %.
SIFAT FISIK
d. Penyerapan Air (Absorbsi); adalah ukuran banyaknya
air yang dapat memenuhi volume suatu bahan dimana
ditentukan sebagai perbedaan antara berat dari bahan
dalam keadaan jenuh air (Gw). Penambahan akibat
penyerapan air imi dinyatakan sebagai 0 % berat dari
berat kering bahan.
Beberapa tingkat penyerapan air (absorsi) bahan-bahan
konstruksi :
- Batu bata = 8 - 20 %.
- Beton = 3%
- Granit = 0,5 - 0,7 %
- Logam = 0,1 %
SIFAT FISIK
e. Koefisien Kehalusan; adalah ratio dari kekuatan sesuatu
bahan dalam keadaan jenuh air (w) dengan kekuatannya
dalam keadaan kering (d).
Koefisien ini perlu diketahui untuk mengetahui daya tahan
air selama dalam pemakaian. Harga Sc ini berkisar antara
0 – 1. Bahan-bahan yang harga Sc > 0,8 termasuk bahan
waterfroof atau kedap air.
f. Ketahanan terhadap Air; dari suatu bahan adalah
kesanggupan dari suatu bahan menahan tekanan air
yang mengalir didalam bahan tersebut. Ini sangat
tergantung dari kerapatan struktur dari bahan tersebut.
Derajat permealibitas air dari suatu bahan dinyatakan
dengan jumlah air yang mengalir melalui penampang
seluas 1 cm2 selama waktu 1 jam pada suatu tekanan
tertentu yang konstan.
SIFAT FISIK
g. Ketahanan Terhadap Gas (Udara) dari suatu bahan
adalah kesanggupan dari suatu bahan menahan tekanan
gas (udara) yang mengalir dari bahan tersebut.
Ketahanannya terhadap gas atau udara karena adanya
perbedaan tekanan yang menyebabkan terjadinya
kebocoran dan dalam beberapa hal keadaan tersebut
tidak diinginkan.
Permeabilitas dari dinding ataupun elemen bangunan
dapat diperkecil dengan jalan memberi lapisan
permukaan seperti cat senyawa bitumen atau dengan
cara plesteran.
SIFAT FISIK
h. Efek Terhadap Panas, pada bahan bangunan dibedakan
atas 4 (empat) bagian :
Secara Konduktivitas, konduktivitas panas suatu bahan
adalah kesanggupan bahan tersebut menghantarkan panas
secara konduksi, hantaran panas ini terjadi disebabkan
adanya perbedaan temperatur pada permukaan yang
membatasi bahan.
Hantaran panas dari suatu bahan dipengaruhi oleh
porositasnya, bentuk dari pada pori-pori, jenis bahan, kadar
air, bobot isi dan temperatur rata-rata dari transfer panas.
SIFAT FISIK
Tabel 1.1. Beberapa Nilai Konduktivitas dari Bahan Konstruksi.

Konduktivitas
Bobot Isi
Bahan thermis
G / cm3
k. Cal/m2 jam oC
- Kayu 0,80 - 0,848 0,072 - 0,092
- Bata Merah 1,70 - 1,90 0,60 - 0,70
- Asbes 0,7 0,18
- Bata Isolasi 1,60 - 2,00 0,72 - 1,10
- Glass Woll 0,15 0,035 - 0,043
- Beton 2,00 - 2,40 1,10 - 1,30
SIFAT FISIK
Secara Absorbsi, yaitu sifat dari suatu bahan
untuk mengabsorbsi (menyerap) panas apabila
dipanaskan.
Absorbsi ini untuk menentukan kapasitas panas
yang diperlukan untuk mengontrol panas dari
tembok dan lain-lain dalam penentuan kapasitas
AC/alat pemanas.
SIFAT FISIK
Sifat Tahan Api, sifat suatu bahan bangunan menahan
panas tanpa mengalami kerusakan terhadap pengaruh
temperatur tinggi. Ketahanan terhadap panas dibagi atas 3
golongan yaitu :
– Bahan yang tidak akan terbakar ataupun mengarang
oleh pengaruh api atau temperatur tinggi, seperti bahan
yang terbuat dari tanah liat, batuan alam dan lain-lain.
– Bahan yang dapat terbakar dan mengarang tetapi sangat
sukar dipengaruhi oleh temperatur yang tinggi, seperti
panel board yang terbuat dari bahan semen.
– Bahan yang dapat menyala dan mengarang apabila
dikenakan api atau temperatur tinggi, seperti bahan yang
terbuat dari kayu, plastik dan lain-lain.
SIFAT FISIK
Daya Tahan atau sifat suatu bahan menahan temperatur
tinggi tanpa meleleh, sifat ini dibagi atas 3 golongan yaitu :
– Refrectory, yaitu bahan-bahan yang tahan temperatur
yang lebih dari 1.580 0C misalnya Chamatte dan lain-
lain.
– High Malting, yaitu bahan yang tahan pengaruh
temperatur dari 1.350 0C - 1.580 0C misalnya Clay.
– Low Metting, yaitu bahan yang tahan temperatur yang
lebih rendah dari 1.350 0C, misalnya bahan yang terbuat
dari tanah liat seperti batu bata, genteng dan lain-lain.
SIFAT FISIK
i. Keawetan ialah sifat bahan bangunan atau
daya tahan bahan terhadap pengaruh atmosfir
seperti pengaruh perubahan temperatur dan
kelembaban udara serta daya tahan terhadap
serangga.
Keawetan suatu bahan dapat diperbesar
dengan jalan memberi bahan pengawet.
SIFAT MEKANIS
Sifat mekanik dari suatu bahan adalah berhubungan dengan
ketahanan bahan-bahan untuk menahan beban yang akan diterima.

a. Kekuatan,Sifat dari suatu bahan untuk menahan


tegangan-tegangan yang timbul dari adanya
beban atau faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan bahan bangunan tersebut :
1. Tegangan tekan;
2. Tegangan tarik;
3. Tegangan lentur;
4. Tegangan geser.
SIFAT MEKANIS
Bahan-bahan bangunan seperti batuan alam, beton
dan batu bata mempunyai ketahanan gaya terhadap
gaya tekan yang baik, sedangkan ketahanan gaya
tarik dan gaya geser kurang baik.
Dimana tegangan tarik dari bahan tersebut adalah
10 - 15 kali lebih lemah dari kekuatan tekannya.
Itulah sebabnya bahan-bahan tersebut baik
digunakan untuk suatu konstruksi dimana bekerja
beban-beban berupa gaya tekan.
SIFAT MEKANIS
b. Angka Keamanan, Angka keamanan ini digunakan untuk
menjamin keamanan dan keutuhan suatu konstruksi. Ini
diperuntukkan kemungkinan bertambahnya muatan beban angin,
gempa dan beban tak terduga lainnya, besarnya angka keamanan
ini ditentukan berdasarkan pertimbangan pengalaman dan sifat
bangunan, keadaan pelaksanaan dan sifat bahan yang
dipergunakan.
Hal ini perlu diperhatikan mengingat hal-hal sbb :
– Hasil pengujian merupakan indeks dari harga rata-rata kekuatan
bahan tersebut, ini disebabkan tidak homogennya kekuatan bahan.
– Batu dari bahan-bahan lainnya yang rapuh sudah mengalami
retakan sebelum mencapai batas kekuatannya.
– Pengaruh-pengaruh atmosfir dapat merubah sifat-sifat dari bahan.
SIFAT MEKANIS
c. Tingkat Kekerasan.
Kekerasan adalah kesanggupan suatu bahan untuk menahan
penetrasi padat lainnya yang masuk kedalam permukaannya.
Cara penentuan kekerasan dari suatu bahan adalah :
Cara Goresan, cara ini dilakukan secara manual dengan jalan
menggoreskan suatu bahan ke bahan yang lain. Bahan yang
lunak akan kelihatan bekas goresan pada permukaannya.
SIFAT MEKANIS
Cara Penekanan, cara penekanan ini dilakukan untuk bahan-
bahan berupa logam, yaitu dengan jalan pemberian tekanan
kepada bahan dengan menggunakan baja yang berbentuk
bola cara ini disebut Brainell. Cara lain adalah cara Vickers
dimana bajanya berbentuk piramida dan cara Rockwell
dengan menggunakan kerucut intan dan bola baja.
Cara Dinamik, cara ini dilakukan untuk penentuan kekerasan
bahan berupa logam. Ini dilakukan dengan menjatuhkan bola
baja ke permukaan bahan logam dimana tinggi pantulan bola
menyatakan energi benturan yang menyatakan kekerasan
logam tersebut cara ini disebut Share Scleroscope.
SIFAT KIMIA
a. Unsur-unsur senyawa dan campuran-campurannya.
Semua bahan terdiri dari unsur-unsur. Dimana unsur
tersebut dapat didefinisikan sebagai zat yang secara kimia
atau mekanis tak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain. Bila
dua zat atau lebih dicampur bersama-sama dan masih
dapat dipisahkan secara mekanis, maka campuran tersebut
disebut campuran mekanis. Tetapi bila zat-zat tersebut
dalam perbandingan tertentu dapat membentuk suatu
massa yang homogen dimana komponen-komponennya
tak dapat dipisahkan secara mekanis maka dapat
dikatakan membentuk senyawa kimia.
SIFAT KIMIA
b. Senyawa-senyawa Organik dan Anorganik.
Senyawa-senyawa bahan bangunan dapat dibedakan
atas senyawa senyawa Organis dan Anorganis. Bahan
tersebut adalah :
– Bahan-bahan Anorganik; Besi, Tembaga, Seng, Timah
Putih, Gips, Batu batuan, Pasir, Tanah, Baja, Kuningan,
Aluminium, Perunggu, Kapur, Semen, Teras.
– Bahan-bahan Organik; Kayu, Plastik, Serat tumbuh
tubuhan, Cat, Karet, Minyak, dll.

Anda mungkin juga menyukai