Anda di halaman 1dari 75

Pemicu 2

Kelvin (405160181)
LI 1 Tahap Tumbuh Kembang Anak (1-5
Tahun)
Tahap Pertumbuhan
• Lingkar kepala pada usia 1 tahun hanya 46,5
cm, lalu 49 cm di usia 2 tahun. Selanjutnya
berkurang menjadi hanya bertambah 1 cm
sampai usia 3 cm. Kemudian bertambah lagi 5
cm sampai usia remaja/dewasa.
• Pada usia 3 tahun gigi sudah berjumlah 20
buah, 10 di rahang bawah dan 10 di rahang
atas.
Tahap Perkembangan
• Perkembangan mental anak terlihat dari
kemampuannya mengatakan “tidak” pada
makanan yang ditawarkan
Tahap Perkembangan Usia 2 Tahun
• Naik tangga dan berlari-lari
• Mencoret-coret pensil pada kertas
• Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
• Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti,
seperti bola, piring, dan sebagainya
• Memegang cangkir sendiri
• Belajar makan-minum sendiri
Tahap Perkembangan Usia 3 Tahun
• Mengayuh sepeda roda tiga
• Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan
• Bicara dengan baik menggunakan 2 kata
• Mengenal 2-4 warna
• Menyebut nama, umur, dan tempat
• Menggambar garis lurus
• Bermain dengan teman
• Melepas pakaiannya sendiri
• Mengenakan sepatu sendiri
Tahap Perkembangan Usia 5 Tahun
• Melompat-lompat 1 kaki, menari, dan berjalan lurus
• Menggambar orang 3 bagian (kepala, badan, dan tangan/kaki)
• Menggambar tanda silang dan lingkaran
• Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
• Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
• Menyebut angka, menghitung jari
• Bicaranya mudah dimengerti
• Berpakaian sendiri tanpa dibantu
• Mengancing baju atau pakaian boneka
• Menggosok gigi tanpa bantuan
LI 2 Faktor Yang Memengaruhi Tumbuh
Kembang
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Tumbuh
Kembang Anak
1. Genetik
→ bersifat heredokonstitusional yang berarti bahwa bentuk untuk
konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor herediter
akan berpengaruh pada cepat pertumbuhan, kematangan penulangan,
gizi, alat seksual, dan saraf.
2. Pengaruh Saraf
→ di otak terdapat pusat pertumbuhan (growth centre) yang diperkirakan
terletak di hipotalamus yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali
pertumbuhan yang sesuai dengan kurva pertumbuhan berdasar faktor
genetik.
3. Pengaruh Hormon
→ Hormon pertumbuhan disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Tumbuh
Kembang Anak
4. Pengaruh Gizi
→ zat yang penting untuk pertumbuhan antara lain ialah yodium,
kalsium, fosfor, magnesium, besi, fluor, dan sebagainya. Juga
vitamin A, B12, C, dan D.
5. Pengaruh Kecenderungan Sekular
→ fenomena yang menunjukkan bahwa anak-anak saat ini
pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan anak-anak beberapa
puluh tahun yang lalu.
6. Pengaruh Sosio Ekonomi
→ penelitian mengatakan anak dengan ekonomi keluarga baik
akan mempunyai tinggi tubuh lebih panjang daripada anak dengan
ekonomi keluarga rendah.
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Tumbuh
Kembang Anak
7. Pengaruh Musim dan Iklim
→ menurut penelitian, pertumbuhan tinggi badan lebih cepat 2-2,5 kali
pada musim semi dibandingkan musim gugur. Namun, pertumbuhan berat
badan lebih cepat 4-5 kali pada musim gugur dibandingkan musim semi.
8. Pengaruh Latihan
→ orang yang berolahraga akan mempunyai kesempatan tumbuh lebih
baik.
9. Pengaruh Penyakit
→ pada saat sakit, seseorang akan mengalami kelambatan pertumbuhan
karena kekurangan hormon somatotropin akibat meningkatnya sekresi
kortison dari korteks supraren.
10.Pengaruh Emosi
→ menurut penelitian, stress dapat menghambat pertumbuhan.
LI 3 Asupan Gizi Anak
Masalah Gizi Anak
1. Anemia Defisiensi Besi
terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi
dalam makanan. Anak biasanya cenderung
mengkonsumsi susu, sehingga tidak ingin yang lain.
Sebaiknya sebagian susu digantikan air jeruk yang
kaya vitamin C. Walaupun tidak mengandung zat
besi, namun vitamin C dapat membantu penyerapan
zat besi.
Masalah Gizi Anak
2. Karies Dentis
Zat gizi esensial bagi gigi adalah vitamin A, C, D, dan mineral kalsium, fosfor,
serta fluor.
• Protein dentin adalah kolagen, yang bergantung pada vitamin C untuk sintesis
yang normal.
• Pembentukan dentin irreguler dan perubahan pulpa terjadi karena defisiensi
vitamin C
• Perlambatan pola erupsi dan hipomineralisasi terjadi karena defisiensi vitamin D,
kalsium, dan fosfat
• Kekurangan vitamin A menyebabkan gangguan perkembangan jaringan epitel,
dan gangguan pembentukan gigi, hipoplasia enamel
• Kelebihan vitamin A menyebabkan sumbing kraniofasial dan oral
• Fluor ditanamkan dalam pre-eruptive tooth’s mineralized structure, bersama
dengan kalsium dan fosfat untuk membentuk fluorapatite(komponen yang lebih
resisten terhadap erosi ketimbang hydroxyapatite)
Masalah Gizi Anak
3. Makanan yang bersifat antikariogenik
Ada santapan yang berkemampuan protektif bagi
enamel gigi dengan cara mengerdilkan potensi
pengaruh kariogenik. Keju adalah salah satu
makanan yang menurut penelitian dapat
mencegah penurunan pH(asam) plaque hingga ke
angka yang kondusif bagi pembentukan karies.
Makanan nonkariogenik lainnya adalah susu,
kalsium, fosfor, magnesium, dan vitamin D.
Masalah Gizi Anak
4. Penyakit kronis
Biasanya tidak menguras cadangan makanan, namun
menghilangkan nafsu makan. Tapi ada juga yang
menguras cadangan zat gizi seperti campak yang
menghabiskan cadangan vitamin A.
5. Berat badan berlebih
terjadi karena ketidakseimbangan energi yang
masuk dengan yang keluar. Juga karena terlalu
banyak makan, sedikit olahraga, ataupun keduanya.
Masalah Gizi Anak
6. Pica
orang yang mengonsumsi sesuatu bukan makanan,
misalnya perca dan debu tergolong dalam pica. Pica
tidak bahaya sepanjang tidak menyantap zat toksik.
Namun pica beda dengan kebiasaan anak, misalnya
menggigiti kelereng saat balita bukan termasuk pica.
7. Televisi
beberapa iklan makanan/minuman di TV yang tak
bergizi dengan mudah dapat membujuk anak-anak
untuk membelinya.
Masalah Gizi Anak
8. Berat badan kurang
dapat dengan mencari penyebabnya melalui pertanyaan :
– Konsumsi makanan atau minuman apakah yang selalu
membuatnya muntah atau diare?
– Apakah selalu ada makanan di rumah?
– Apakah anak sering tidak makan atau sarapan, dan menggantinya
dengan makanan yang mengandung kalori atau zat gizi rendah?
– Apakah anak makan satu jenis makanan saja dalam waktu lama?
– Apakah anak dapat tidur lelap?
– Apakah anak banyak menonton iklan makanan di TV dan
menirunya?
– Apakah waktu makan menjadi ajang yang membuat anak tegang?
Masalah Gizi Anak
9. Alergi
adalah respon tidak normal terhadap makanan
yang biasa dimakan orang normal. Biasanya
5-8% pada anak dan 1-2
Penilaian Antropometri Sesuai Pemicu
Data Antropometri :
• Usia = 3 tahun
• Jenis kelamin = perempuan
• BB = 10 kg
• TB = 89 cm
• LK = 49 cm
• LILA = 12,5 cm
• IMT atau BMI = BB/(TB)² → BB(kg) dan TB(m)
= 10/(0,89)² = 12,62
Penilaian BB/TB Sesuai Pemicu
dengan Kurva WHO
Penilaian BB/U Sesuai Pemicu dengan Kurva
WHO
Penilaian TB/U Sesuai Pemicu dengan Kurva
WHO
Penilaian LK Sesuai Pemicu dengan Kurva
WHO
Penilaian LILA Sesuai Pemicu dengan Kurva
WHO
Penilaian BMI Sesuai Pemicu dengan Kurva
WHO
Patokan Penentuan Penilaian Status Gizi
Patokan Penentuan Penilaian Status Gizi
Catatan :
1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali anak yang sangat tinggi mungkin mengalami
gangguan endokrin seperti adanya tumor yang memproduksi hormon
pertumbuhan. Rujuklah anak tersebut jika diduga mengalami gangguan
endokrin (misalnya anak yang tinggi sekali menurut umurnya, sedangkan
tinggi orang tuanya normal).
2. Seorang anak berdasarkan BB/U pada katagori ini, kemungkinan mempunyai
masalah pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak ini dinilai berdasarkan
indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U.
3. Hasil ploting di atas 1 menunjukkan kemungkinan risiko. Bila
kecenderungannya menuju garis z-score 2 berarti risiko lebih pasti.
4. Anak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan akan menjadi gemuk
bila mendapatkan intervensi gizi yang salah.
Patokan Penentuan Penilaian Status Gizi
• Lingkar Kepala
→ batas normal adalah <2,5 SD dan >-2,5 SD. Jika melewati
2,5 SD, maka ada kemungkinan hydrocephalus. Jika kurang
dari -2,5 SD, maka ada kemungkinan microcephalus.
• Lingkar Lengan Atas
→ untuk anak usia 1-5 tahun :
(cm) Kategori
>13,5 Normal
12,5 – 13,5 Kemungkinan Malnutrisi Ringan
< 12,5 Malnutrisi
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Kurva

• BB/TB
→ <-2SD
Interpretasi : Kurus (wasted)
• BB/U
→ <-2SD
Interpretasi : BB Kurang (Underweight)
• TB/U
→ >-2SD
Interpretasi : Normal
Penentuan Status Gizi
• LK
→ >-2,5SD dan <+2,5SD
Interpretasi : Normal
• LILA
→ 12,5cm dan <-2SD
Interpretasi : Kemungkinan Malnutrisi Ringan
• IMT/U
→ <-2SD
Interpretasi : Kurus (Wasted)
LI 4 Posyandu
Definisi
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dilaksanakan oleh, dari dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat
guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi
ibu, bayi dan anak balita.
Kegiatan Posyandu
1. Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;
– kesehatan ibu dan anak;
– keluarga berencana;
– imunisasi;
– gizi;
– pencegahan dan penanggulangan diare.
2. Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru
disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu
Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya :
– Bina Keluarga Balita (BKB)
– Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
– Bina Keluarga Lansia (BKL);
– Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
– berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya
Pembentukan Posyandu
1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga
bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa
memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi
yang dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan
dukungan dari tokoh masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan
pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu,
pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelengaraan dan
pemantauan kegiatan Posyandu
Strata Posyandu
1. Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu yang kegiatannya belum bisa dilaksanakan secara
rutin setiap bulan dan atau kadernya masih kurang dari 5
orang.
2. Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu yang kegiatannya sudah setiap bulan, dan kadernya
minimal 5 orang. Tetapi kunjungan sasaran ke posyandu (D/S)
dan cakupan kegiatan utamanya (KIA, Gizi, KB, Immunisasi dan
Penanggulangan Diare) masih di bawah 50%, dan biasanya
belum mempunyai kegiatan Integrasi Pelayanan Sosial Dasar.
Strata Posyandu
3. Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu yang kegiatannya sudah setiap bulan, kadernya minimal 5
orang dan D/S serta cakupan kegiatan utamanya (KIA, Gizi, KB,
Immunisasi, dan Penanggulangan Diare) sudah lebih dari 50%, sudah
mempunyai kegiatan Integrasi Pelayanan Sosial Dasar sesuai kebutuhan
masyarakat setempat, dan sudah mempunyai Dana Sehat yang diikuti
oleh kurang dari 50% masyarakat di wilayah pelayanan Posyandu.
4. Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu yang kegiatannya sudah setiap bulan, kadernya minimal 5
orang dan cakupan kegiatan utamanya (KIA, Gizi, KB, Immunisasi dan
Penanggulangan Diare) sudah lebih dari 50%, sudah mempunyai
kegiatan Integrasi Pelayanan Sosial Dasar sesuai kebutuhan masyarakat
setempat, dan Dana Sehatnya sudah diikuti oleh lebih dari 50%
masyarakat di wilayah pelayanan Posyandu.
Pemeriksaan di posyandu
Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain:
• Meja 1: pendaftaran
• Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita
• Meja 3: pengisian KMS (kartu menuju sehat)
• Meja 4: peyuluhan perorangan
– Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik,
diikuti dengan pemberian makanan tambahan, pralit dan vitamin A dosis tinggi.
– Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.
– Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian
kondom, pil ulangan atau tablet busa.
• Meja 5: Pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
KMS (Kartu Menuju Sehat)
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat
diketahui status pertumbuhan anaknya. 

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

• Berat badan naik :


Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke
pita warna diatasnya.
• Berat badan tidak naik :
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau
naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
• Berat badan dibawah garis merah 
Merupakan awal tanda  balita gizi buruk Pemberian makanan tambahan atau PMT,
PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.
LI 5 PAUD
Definisi
→suatu upaya pembinaan yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan
kepada anak sejak lahir sampai dengan berusia
enam tahun.
Definisi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada pasal 28 menyebutkan bahwa:
(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
1. Taman Kanak-Kanak (TK)
→ salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program
pendidikan bagi anak usia 4 (empat) tahun sampai dengan
6 (enam) tahun.
2. Kelompok Bermain (KB)
→ salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program
pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi
anak usia 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang
memperhatikan aspek kesejahteraan sosial anak.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
3. Taman Penitipan Anak
salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk
bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun
dengan prioritas nol sampai empat tahun yang memperhatikan aspek
pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak.
4. Satuan PAUD Sejenis
salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk
bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun
yang dapat diselenggarakan dalam bentuk program secara mandiri
atau terintegrasi dengan berbagai layanan anak usia dini dan lembaga
keagamaan yang ada di masyarakat.
LI 6 MTBS
Definisi
Untuk menurunkan angka kematian bayi WHO membuat strategi
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI). Metode ini pada
tahun 1997 mulai dikembangkan di Indonesia dengan nama
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), sebuah program yang
bersifat menyeluruh dalam menangani balita sakit yang datang ke
pelayanan kesehatan dasar. Strategi ini memadukan pelayanan
terhadap balita sakit dengan cara memadukan intervensi yang terpisah
menjadi satu paket tunggal (Integrated Management of Childhood
Illness). Pada dasarnya metode ini merupakan sebuah strategi
menurunkan kematian melalui tiga komponen utama, yaitu
• Dengan meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan,
• Meningkatkan dukungan sistem kesehatan,
• Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat.
Indikator MTBS
Menurut WHO dan UNICEF (1999), terdapat
beberapa indikator pelaksanaan MTBS, antara
lain :
• indikator ketrampilan petugas,
• dukungan manajemen,
• indikator tingkat kepuasan pengantar terhadap
pelayanan yang diberikan.
LI 7 SIDDTK
Jadwal Kegiatan dan Jenis Deteksi Dini
Pengukuran BB
Pengukuran BB
Pengukuran PB

Alat : Infantometer
Usia : ≤ 2 tahun
Pengukuran TB

Alat : Stadiometer dan Microtoise


Pengukuran TB
Pengukuran Lingkar Kepala
KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan )
• Jadwal skrining rutin KPSP pada usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan
• Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang
lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6
bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan
adalah KPSP 9 bulan.
• Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
• Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila
umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
• Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan )
• KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
– Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi
makan kue sendiri?”
– Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah
bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”
• Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak
jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum
melaksanakan.
• Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
• Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.
• Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
Interpretasi KPSP
• Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-
kadang)
• Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak
pernah)
• Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
• Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan
(M)
• Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
• Rincilah jawaban TIDAK pada nomor berapa saja.
TDD (Tes Daya Dengar)
• Dimulai dari umur 3 bulan
 Tiap 3 bulan sampai umur 1 tahun
 Tiap 6 bulan umur 1-6 tahun,
• Umur < 24 bln dijawab oleh ibu / pengasuh
• Umur > 24 bln perintah melalui ibu/ pengasuh agar dikerjakan oleh
anak

Alat :
• Daftar pertanyaan : 0-6 bln, 6-9 bln, 9-12 bln, 12-24 bln, 2 – 3
thn, > 3 thn.
• Gambar binatang (ayam,anjing,kucing), manusia
• Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
TDD (Tes Daya Dengar)
• Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun).
• Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bln
• Pilih daftar pertanyaan yang sesuai kelompok umurnya
• Jelaskan tujuan TDD pada orangtua
• Orangtua jangan ragu-ragu atau takut disalahkan
Umur < 24 bln : tanyakan isi TDD
Umur > 24 bln : laksanakan perintah sesuai TDD
• Bacakan pertanyaan kepada ibu/pengasuh dengan lambat, jelas
dan nyaring, satu persatu.
• Semua pertanyaan harus dijawab oleh orangtua/pengasuh.
• Tunggu jawaban dariorangtua/pengasuh
TDD (Tes Daya Dengar)
Interpretasi (penafsiran) Tes Daya Dengar:

1. Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”, kemungkinan


anak mengalami gangguan pendengaran.
2. Catat jumlah ketidakmampuan anak.

Intervensi (tindakan):
Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
TDL (Tes Daya Lihat)
• Mulai umur 3 tahun, diulang tiap 6 bulan
• Dikerjakan oleh tenaga kesehatan atau guru

Alat dan Sarana :


1. Ruangan
2. Dua buah kursi
3. Poster huruf E dan penunjuk
4. Guntingan huruf E
TDL (Tes Daya Lihat)
TDL (Tes Daya Lihat)
Cara:
• gantungkan poster 3 m dari anak,
• setinggi mata anak dalam posisi duduk
• latih anak megarahkan kartu E dengan benar ke atas, bawah, kanan, kiri, sesuai
yang ditunjuk pada poster
• Tutup sebelah mata dengan kertas
• Tunjuk huruf E pada poster satu persatu mulai baris 1 -4
• Puji bila anak dapat mencocokkan arah huruf E
• Ulangi pada mata sebelahnya.

Interpretasi (penafsiran)
Bila tidak dapat mencocokkan posisi E s/d baris ketiga gangguan daya
lihat

Intervensi (tindakan) : rujuk


CHAT (Checklist for Autism in Toodlers)
• CHAT atau Daftar Tilik Deteksi Dini Autis ini dilakukan pada umur 18-36
bulan.
• Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh / petugas karena ada 1
(satu) atau lebih tentang :
1. Keterlambatan bicara.
2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3. Perilaku yang berulang-ulang.
• Tanyakan dan amati perilaku anak :
• 9 pertanyaan untuk ibu/pengasuh (A): ya/ tidak
• 5 perintah bagi anak (B) : ya / tidak
• Interpretasi CHAT :
 - Risiko tinggi menderita Autis : tidak A5, A7, B2-4  rujuk
• - Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4
• - Kemungkinan ggn perkembangan lain : tidak 3 atau lebih A1-4, A6, A8-9,
B1, B5
• - Normal
KMME (Kuesioner Masalah Mental
Emosional)
• Bila ada kecurigaan orangtua / petugas (tidak rutin)
anak umur 3- 6 tahun
• 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental -
emosional, tiap 6 bulan
• Tanyakan pada orangtua / pengasuh.
• Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”.
• Hitung jumlah jawaban “Ya”.
Interpretasi (penafsiran) KMME :
Jawaban Ya > 1 : kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional.
KMME (Kuesioner Masalah Mental
Emosional)
Ringkasan Isi KMME :
1. Sering terlihat marah
2. Menghindar dari teman-teman
3. Perilaku merusak dan menentang lingkungan
4. Takut atau kecemasan berlebihan
5. Konsentrasi buruk / sulit
6. Kebingungan
7. Perubahan pola tidur
8. Perubahan pola makan
9. Sakit kepala, sakit perut, keluhan fisik
10. Putus asa
11. Kemunduran perilaku
12. Perbuatan yang diulang-ulang
KMME (Kuesioner Masalah Mental
Emosional)
Intervensi (tindakan):
1. Bila ditemukan 1 atau lebih masalah mental emosional :
– Lakukan konseling pada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola
Asuh yang mendukung perkembangan anak.
– Evaluasi setelah 3 bulan,
– bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang ada
fasilitas tumbuh kembang anak / kesehatan jiwa.
2. Bila ditemukan 2 atau lebih masalah mental emosional, rujuk anak ke
Rumah Sakit.
Dalam surat rujukan harus dituliskan jumlah dan masalah mental
emosional yang ditemukan.
GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas)
• Disebut juga ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity
Disorder).
• Penyebab GPPH :
Cedera otak
Paparan lingkungan
Alkohol dan merokok selama kehamilan
Persalinan prematur
Berat badan lahir rendah
Genetik
LI 8 Tatalaksana Gizi Buruk
Status Gizi
Jadwal Pengobatan dan Perawatan Anak Gizi
Buruk
Hasil Pemeriksaan dan Tindakan Pada Anak Gizi
Buruk
Hasil Pemeriksaan dan Tindakan Pada Anak Gizi
Buruk
DAFTAR PUSTAKA
• http://dosenbiologi.com/manusia/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-da
n-perkembangan-manusia
• http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-p
osyandu.pdf
• http://posyandujabar.org/tentang-posyandu.html
• http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-posyandu-kegiatan-definisi.ht
ml
• https://www.padamu.net/pendidikan-anak-usia-dini
• http://www.indonesian-publichealth.com/manajemen-terpadu-balita-sakit-mtb
s/
• http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/BUKU-GIZI-BURUK-I-
2011.pdf
• http://doktersehat.com/seputar-gangguan-pemusatan-perhatian-dan-hiperaktivi
tas-gpph-adhd/
• Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi Tumbuh
Kembang di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
• Narendra, M. B. 2005. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Buku Ajar I.

Anda mungkin juga menyukai