Bab II Ejaan
Bab II Ejaan
Pengertian Ejaan
Ranah atau lingkup Ejaan
1) Pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal
2) Penulisan kata
3) Penulisan unsur serapan; dan
4) Pemakaian tanda baca
2.2 Pemakaian Huruf Kapital, Miring, dan
Tebal
Contoh:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku
Ferdian Yoga Perdana
2.2.2 Huruf Miring
Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu pada beberapa
informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah Latin, dan nama penerbitan
yang ditulis pada naskah (koran, majalah, dan lain-lain). Jika ditulis dengan menggunakan tulisan tangan,
huruf miring diganti dengan garis bawah. Garis
Bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per frasa atau kalimat.
Contoh:
Menulis judul : Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Ungkapan Daerah atau Bahasa Asing : Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara
Indonesia
2.2.3 Huruf Tebal
Huruf tebal dapat digunakan dalam sebuah bentuk tulisan tentunya dengan
maksud tersendiri. Berikut penggunaan penulisan huruf tebal berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2009
Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian karangan seperti judul buku, bab, sub bab, daftar isi, daftar
tabel, daftar pustaka, indeks maupun lampiran.
Contoh :
Judul : KEBERSIHAN LINGKUNGAN
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
Questions & answers
Invite questions from the audience.
Resources
List the resources you used for your research:
• Source #1
• Source #2
• Source #3