Anda di halaman 1dari 20

KLASIFIKASI IKLIM DI WILAYAH

PEKANBARU, RIAU TERKAIT TANAMAN


SEMUSIM, TANAMAN TAHUNAN,
PENGELOLAAN AIR, DAN PENGELOLAAN
PERIKANAN
Anggota kelompok:

1. Widya Shafa Raissa(20025010129)


2. Amalia Rizki Az Zahra(20025010130)
3. Reza Hasan Suhari(20025010131)
4. Stevand Putra Perdana(20025010132)
Kota Pekanbaru terletak antara 101°14' - 101°34' Bujur Timur dan 0°25' - 0°45'
Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 5 - 50 meter.
Kota Pekanbaru berbatasan dengan daerah Kabupaten/Kota :
Sebelah Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar
Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan
Sebelah Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
Sebelah Barat : Kabupaten Kampar
Data Curah Hujan Pekanbaru,Riau
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
/Bln
2015 130 30,2 350 120 140,3 100,6 10 260 50 55,3 400 310,7
2016 22 14 17 16 19 13 18 9 17 18 26 17
2017 275 354 370 388 340 297 119 43 434 201 412 340
2018 6 142 309 161 249 260 125 108 113 298 333 522
2019 163 105 96 282 163 323 74 43 55 208 316 178
rata- 131,6 129,0 228,4 228,4 182,6 198,7 69,2 92,6 133,4 156,0 297,4 273,5
rata 4 2 6
Data Lama Penyinaran Matahari
Pekanbaru,Riau
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
/Bln
2015 6,61 4,05 3,93 5,3 5,42 6,01 5,6 4,15 1,02 0,47 4,32 4,11
2016 5,3 4,37 4,83 5,01 4,85 5,44 6,37 5,37 5,33 4,61 4,2 4,67
2017 4,67 1,97 3,99 5,11 4 4,98 5,75 5,06 3,26 4,89 3,74 4,2
2018 3 4 4 5 5 3 5 5 4 4.5 5 4
2019 4 5 4,91 5,19 5,93 5,14 6,59 4,84 1,84 4,13 4,1 2,99
rata- 4,83 3,967 4,306 5,112 5,014
rata 2 4,952 5,892 4,896 3,104 3,525 4,22 4,036
Data Temperatur Rata-Rata Pekanbaru,Riau
Tahun/ Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Bln
2015 27,21 27,03 28,07 28,22 27,99 27,96 27,55 28,24 27,62 33,24 32,33 32,47
2016 26,36 26,72 27,08 27,62 27,77 27,95 28,14 27,5 27 27,05 26,96 27,01
2017 26,82 26,61 27,01 27,36 30,41 27,71 27,63 27,27 27,05 27,85 26,83 27,1
2018 26,73 27 27 27.5 28 28 27 28 27 27 27.00 27.04
2019 27 27 28 28 28 28 28 28 28 27 27 27
rata-
rata 26,802 26,894 27,446 27,8 28,482 27,76 27,728 27,802 27,258 28,428 28,28 28,395
Data Kelembaban Rata-rata Pekanbaru,Riau

Tahun/ Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Bln
2015 MERCURY 82,9
82,29 79,17 82,35 83,64
VENUS
81,13 78,58 81,8
MARS
82,6685,35 85,62 84,62
2016 85,25 84,1 81,29 81,7 51,26 79,35 81,28 76,79 78,58 78,15 85,48 80,15
2017 80,83 82,89 82,9 82,96 83,87 81,07 80,13 81,44 83,5 78,54 83,93 82,7
2018 81 8,04 8,24 8,27 8,3 81 8,09 7,84 8,07 8,51 84,4 8,35
2019
JUPITER SATURN NEPTUNE
4 8,19 7,83 8,21 8,09 8,3 7,79 7,6 77,5 8,4 85,6 8,89
rata-
rata 66,674 52,478 52,522 52,808 47,032 66,17 51,174 51,094 66,062 51,79 85,006 52,942
Klasifikasi Iklim di wilayah
Pekanbaru,Riau yang
dikaitkan dengan Tanaman
Semusim
Tumbuhan semusim atau tanaman semusim atau tanaman
tahunan atau tumbuhan tahunan merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam.
Dari data 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa di Kota Pekanbaru termasuk
bulan basah. Karena rata-rata tiap bulan dan tahunnya menunjukkan angka >100.
Curah hujan merupakan unsur iklim penting dan menentukan neraca air tanaman
yang terlihat nyata pengaruhnya akibat anomali iklim.
Selain curah hujan, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
musiman yaitu lama penyinaran matahari. Pada tanaman semusim lebih baik
mendapatkan penyinaran matahari yang cukup.
Lama penyinaran matahari yang dibutuhkan pada daerah yang memiliki bulan
basah adalah penyinaran yang sedikit terik karena untuk menghindari banyaknya air
yang menggenang dalam tanah tanaman.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman musiman selanjutnya
adalah suhu udara. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan
oleh tanaman. Suhu yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman
bahkan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman, demikian pula sebaliknya.
Faktor berikutnya yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman musiman yaitu
kelembaban udara. Jika kelembaban rendah, maka laju transpirasi meningkat dan
penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan
ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Dan sebaliknya, jika kelembapan
tinggi, maka laju tanspirasi rendah dan penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah.
Klasifikasi Iklim di wilayah
Pekanbaru,Riau yang
dikaitkan dengan Tanaman
Tahunan
Dari tabel curah hujan di atas dapat dilihat rata-rata dari setiap bulan selama 5
tahun. Dari data tersebut dapat diperoleh perbandingan bulan basah dan bulan
kering atau yang biasa dilambangkan dengan huruf Q.
Nilai Q yang didapat yaitu 57,1 %, berdasarkan metode schmidt and Ferguson,
57,1% masuk kedalam keadaan iklim agak basah.Tanaman Tahunan yang cocok
ditanam didaerah iklim agak basah adalah kelapa sawit. Karena kelapa sawit dapat
tumbuh dengan maksimal di daerah dengan curah hujan minimal 1250 mm.
Selain curah hujan, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit
yaitu lama penyinaran matahari. Kelapa sawit dapat tumbuh optimal dengan lama
penyinaran 5-7 jam per hari.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit selanjutnya adalah suhu
udara. Tanaman kelapa sawit tumbuh dan berkembang baik pada kawasan yang
mempunyai suhu udara rata-rata tahunan 24-28 ℃.Data suhu rata-rata tahunan Pekan
Baru yaitu 27 yang artinya daerah ini kelapa sawit bisa tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Faktor berikutnya yang mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit yaitu
kelembaban udara. Tanaman kelapa sawit tumbuh dengan baik di daerah tropis
dengan kelembaban relatif 75-80%.Berdasarkan data rata-rata kelembaban relatif
tahunan Pekan Baru yaitu 66-85%
Klasifikasi Iklim di Wilayah Kota
Pekanbaru, Riau Terkait dengan
Pengelolaan Perikanan
Pekanbaru, Riau merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki
klasifikasi iklim menurut Oldeman iklim D, berdasarkan data dari BMKG tahun 2015-
2019. Terkait hubungan iklim Pekanbaru dengan pola pengolahan perikanan (tambak,
kolam, empang, dll). Maka untuk menentukan klasifikasi iklim digunakan metode
Oldeman.
Dari data tersebut dapat dianalisis untuk mencari klasifikasi iklimnya seperti yang
terlihat pada penjelasan dimuka menurut Oldemann bahwa iklim Pekanbaru sebagai
berikut. Banyaknya bulan basah (BB) berturut-turut (> 200 mm/bulan) adalah 3 bulan,
sedangkan banyak bulan kering (BK) berturut-turut (< 100mm/bulan) adalah 2 bulan.
Berdasarkan klasifikasi iklim di wilayah Pekanbaru menurut Oldemann adalah zona
agroklimat D, maka terkait pola pengolahan perikanan (tambak, kolam, empang, dll).
Sedangkan Berdasarkan klasifkasi Schmidt-Ferguson, wilayah Pekanbaru mempunyai
sebaran tipe iklim B,C, D dan E. Dengan tipe iklim seperti di atas maka masih sangat
memungkinkan mengembangkan berbagai kegiatan perikanan yang meliputi perikanan
budidaya (pembenihan, pembesaran, dan ikan hias air tawar), perikanan tangkap, dan
pengolahan hasil perikanan Dengan tipe iklim seperti di atas maka masih sangat
memungkinkan mengembangkan berbagai kegiatan perikanan yang meliputi perikanan
budidaya (pembenihan, pembesaran, dan ikan hias air tawar), perikanan tangkap, dan
pengolahan hasil perikanan. Berdasarkan ke empat tipe iklim tersebut maka masih
cocok untuk pengelolahan budidaya perikanan.
Klasifikasi Iklim yang Dikaitkan
dengan Pengelolaan Air
Dengan iklim agak basah, para petani di Pekanbaru tidak perlu khawatir
dengan ketersediaan air untuk tanaman mereka. Sementara itu untuk
menindaklanjuti evaluasi tersebut, diperlukan upaya terintegrasi mulai dari
perencanaan saluran drainase yang mempertimbangkan debit saluran rencana,
yang selama ini dilakukan secara konvensional dapat dipadukan dengan beberapa
metode ecodrain
14 seperti16lubang17resapan
15 18 biopori,
19 sumur resapan, kolam konservasi
dan penampungan air hujan.
Sedangkan prioritas penanganan drainase yakni perlunya menjalin komunikasi
dan mensinergikan program pemerintah pusat dan daerah untuk membantu
pembiayaan dan pengelolaan drainase, pengembangan sarana prasarana dengan
memanfaatkan ketersediaan lahan dan konsep ecodrain, pembangunan drainase
sesuai dengan ketentuan dokumen perencanaan dan disertai dengan prosedur
pengelolaannya . Peningkatan SDM pengelola drainase dan pemanfaatan teknologi,
peningkatan kapasitas kelembagaan dan penegakan hukum yang tegas, mendorong
masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan drainase, berkoordinasi dengan
pihak terkait untuk optimalisasi fungsi dan pengembangan drainase, pengelolaan
drainase air hujan terpisah dengan air limbah dan lainnya.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai