K3 Dan Standar Akreditasi Puskesmas
K3 Dan Standar Akreditasi Puskesmas
Kesehatan Kerja
di FaSYANKES
Monitoring/inspeksi
Perbaikan peralatan/alat medis
Fungsi
non medis
Kalibrasi peralatan
8.1.2. Terdapat kebijakan dan prosedur spesifik
untuk setiap jenis pemeriksaan laboratorium
• 7. Tersedia prosedur kesehatan dan keselamatan kerja, dan alat
pelindung diri bagi petugas laboratorium
• 8. Dilakukan pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri
dan pelaksanaan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
• 9. Tersedia prosedur pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, dan
limbah medis hasil pemeriksaan laboratorium
• 10. Tersedia prosedur pengelolaan reagen di laboratorium
• 11. Dilakukan pemantauan dan tindak lanjut terhadap pengelolaan
limbah medis apakah sesuai dengan prosedur
8.5. Manajemen
lingkungan dan prasarana
• Kondisi fisik lingkungan/bangunan
• Manajemen prasarana: instalasi listrik, kualitas
air, ketersediaan gas medis, ventilasi, dan
system utama yang lain
• Penanganan B3B
• Penanganan limbah
• Rencana penanggunangan bencana
• Rencana penanggulangan kebakaran
• Monitoring, evaluasi, tindak lanjut kondisi fisik
• Program pemeliharaan lingkungan fisik
• Program penanggulangan bencana dan
kebakaran dan bagaimana pelaksanaannya
• Tenaga yang bertanggung jawab untuk
pengelolaan lingkungan dan kalau terjadi
bencana/kebakaran
8.5.1. Lingkungan fisik Puskesmas, instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistim lain
yang dipersyaratkan diperiksa secara rutin, dipelihara, dan diperbaiki bila perlu
Elemen Penilaian:
• 1. Kondisi fisik lingkungan Puskesmas dipantau secara rutin
• 2. Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan sistem lain yang digunakan dipantau
secara periodic oleh petugas yang diberi tanggung jawab
• 3. Tersedia sarana untuk menangani masalah listrik/api apabila terjadi kebakaran
• 4. Tersedia kebijakan dan prosedur inspeksi, pemantauan, pemeliharaan dan
perbaikan
• 5. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan alat dilakukan sesuai dengan
prosedur dan jadual yang ditetapkan
• 6. Dilakukan dokumentasi pelaksanaan, hasil dan tindak lanjut inspeksi, pemantauan,
pemeliharaan dan perbaikan yang telah dilakukan
8.5.2. Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan
pembuangan limbah berbahaya dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai
Elemen Penilaian:
• 1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
• 2. Ditetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian dan pembuangan
limbah berbahaya
• 3. Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan bahan berbahaya
• 4. Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan limbah berbahaya
Kriteria 8.5.3 Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif untuk
menjamin keamanan lingkungan fisik dikelola oleh petugas yang
kompeten
Untuk mengelola risiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja
memerlukan perencanaan. Rencana tahunan dalam mengelola lingkungan perlu
disusun meliputi:
• a) Keselamatan dan Keamanan. Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung, halaman,
tempat parkir, dan peralatan klinik tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan
pengunjung. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses serta
penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang
• b) Bahan berbahaya, yang meliputi: penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
• c) Manajemen emergensi, yaitu tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi
direncanakan dan efektif
• d) Pengamanan kebakaran: fasyankes wajib melindung properti dan penghuninya dari kebakaran dan
asap.
• e) Peralatan medis: untuk mengurangi risiko, peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sesuai dengan
ketentuan.
• f) Sistem utilitas, meliputi listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk meminimalkan
risiko kegagalan pengoperasian
8.5.3. Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif untuk menjamin keamanan lingkungan fisik
dikelola oleh petugas yang kompeten
Elemen Penilaian:
• 1. Ada rencana program untuk menjamin lingkungan fisik yang aman
• 2. Ditetapkan petugas yang bertanggungjawab dalam perencanaan
dan pelaksanaan program untuk menjamin lingkungan fisik yang
aman
• 3. Program tersebut mencakup perencanaan, pelaksanaan,
pendidikan dan pelatihan petugas, pemantauan, dan evaluasi
• 4. Dilakukan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program tersebut.
8.6. Manajemen peralatan
• Elemen Penilaian:
• 1. Dilakukan inventarisasi peralatan yang ada di puskesmas
• 2. Ditetapkan penanggung-jawab pengelola alat ukur dan dilakukan
kalibrasi atau yang sejenis secara teratur, dan ada buktinya
• 3. Ada sistem untuk kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara
rutin
• 4. Hasil pemantauan tersebut didokumentasikan.
• 5. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penggantian dan perbaikan alat
yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan.
Standar terkait dengan K3
(SIAP 219)
10 Kriteria, 33 EP
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB I - KMP
BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
6 STANDAR, 23 KRITERIA, 84 ELEMEN PENILAIAN
1.5
PENGAWASAN, 1.2 TATA KELOLA ORGANISASI PKM
PENGENDALIAN, PENILAIAN
KINERJA 4 KRITERIA
10 EP
3 KRITERIA
15 EP
1.3
MANAJEMEN FASILITAS & MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KESELAMATAN (MFK) 1.4
5 KRITERIA
8 KRITERIA 14 EP
27 EP
1.3.5. PENYELENGGARAAN K3
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan penyakit
akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik
langsung maupun tidak langsung
• Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko
epidemiologi penyakit infeksi, serta program perlindungan pegawai terhadap penularan penyakit infeksi proses
pelaporan jika terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling perlu disusun dan diterapkan
1.3.5 • Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pengguna layanan,
PENYELENGGARAAN keluarga pengguna layanan, maupun oleh sesama pegawai
K3
• Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana cara mereka
melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti
tertusuk jarum (suntik), paparan terhadap penyakit menular, memahami identifikasi risiko dan kondisi yang
berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan keselamatan lainnya
ELEMEN PENILAIAN
1. Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi. (R, D, W)
2. Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap pegawai untuk menjaga kesehatan pegawai sesuai dengan program yang telah
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. (D, W)
3. Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam pelayanan. (D, W)
4. Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap pegawai yang terpapar penyakit infeksi, kekerasan, atau cedera akibat kerja. (D, W)
Identifikasi area berisiko kekerasan
REGULASI
PELAYANAN KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA
Pemeriksaan Imunisasi
kesehatan
Konseling
Tindak lanjut jika. Terjadi
REFERENSI : PMK 52/2018: K3 FASYANKES
Kekerasan di tempat kerja
Ada SK Ka
Puskesmas ttg R SISTEM
Tim K3 MANAJEMEN STANDAR K-3
K-3
Dokumen Program
dan
Pelaksanaan Program 1.3.5.3
1.3.5.2 Imunisasi 1.3.5.4
Program Pemeriksaan diprioritaskan bagi Konseling
kesehatan, minimal SDM yang berisiko Tindak lanjut jika terjadi
1x/th tinggi kekerasan di tempat kerja
Pokok Pikiran:
• Puskesmas perlu menyusun program MFK
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidikan (edukasi) petugas
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan
1.4.1. PROGRAM MFK
PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3
SISTEM UTILISASI
PJ. MFK
DIKLAT MFK
D
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Pokok Pikiran:
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh,
dan tersengat listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan
kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya keja-
dian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman
seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka
perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk
memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan secara
aman dan mengontrol terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1 4
Dilakukan identifikasi Dilakukan pemantauan
terhadap pengunjung,
terhadap pekerjaan konstruksi
petugas dan petugas alih
daya (outsourcing) (D,O,W) ELEMEN PENILAIAN terkait keamanan dan
pencegahan penyebaran infeksi.
(D,O,W)
2
Dilakukan inspeksi fasilitas 3 Dilakukan simulasi
secara berkala meliputi terhadap kode darurat
bangunan, prasarana dan secara berkala. (D, O,W).
peralatan (D,O,W)
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN f) Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan
semua individu yang bekerja di RS, pada pasien
1.Pendahuluan RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk
2.Latar belakang tamu) yang memasuki area terbatas (restricted
3.Tujuan umum & khusus area) sehingga menciptakan lingkungan yang
aman
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
g) Melindungi dari kejahatan perorangan,
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif &
milik pribadi
proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan /
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan
area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang
PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya,
berpotensi menimbulkan cedera.
lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa :
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara
pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar
berkala & terdokumentasi.
mandi tidak boleh menggunakan selang, dll
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko
perbaikan
keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK,
R
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra
ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak
construction risk assessment / PCRA) setiap ada
dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan /
minta bantuan bila terjadi bahaya.
demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas 5. Cara melaksanakan kegiatan
pendukung yang aman, untuk mencegah 6. Sasaran
terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi 7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
bahaya dan risiko serta mempertahankan 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pelaporannya
pengunjung. 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3
POKOK PIKIRAN:
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu
diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis,
dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar
inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan perubahan
yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan
pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
inventArisasi PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3
regulasi
INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
PENGGUNAAN
• Penetapan jenis, area/lokasi penyimpanan B3 sesuai PENGENDALIAN
ketentuan perundangan
• Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3
sesuai ketentuan perundangan (termasuk MSDS)
• Penggunaan APD yang sesuai untuk penggunaan
dan penaganan tumpahan dan paparan yang sesuai
ketentuan perundangan
• Sistem pelabelan yang sesuai ketentuan
perundangan
• Sistem pendokumentasian dan perijinan
• Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi
tumpahan dan atau paparan MONEV TINDAK LANJUT
• Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan
perundang-undangan
• Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3
1 4
Dilaksanakan program Ada laporan, analisis, dan tindak
pengelolaan B3 dan lanjut penanganan tumpahan,
limbahnya sesuai angka satu paparan/pajanan B3 dan atau
sampai delapan huruf b (R) ELEMEN PENILAIAN limbah B3. (D,W)
2
Pengolahan limbah B3 sesuai 3 Tersedia IPAL sesuai dengan
standar (penggunaan dan ketentuan peraturan
pemilahan, pewadahan dan perundang-undangan. (D, O)
penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir) (D,O,W)
1.4.4. PROGRAM TANGGAP BENCANA
1.4.4. Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat
bencana internal dan eksternal
ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan
meliputi angka dua sampai dengan angka
2 enam huruf c pada kriteria 1.4.1. terhadap
Dilaksanakannya program 3 program kesiapan menghadapi bencana
manajemen bencana meliputi
angka satu sampai dengan angka yang telah disusun, dan dilanjutkan
tujuh huruf c pada kriteria 1.4.1. dengan debriefing setiap selesai
(D, W). simulasi. (D, W)
DISASTER DRILL
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
(SIMULASI DISASTER)
• strategi
IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL &
EKSTERNAL komunikasi jika
terjadi bencana,
HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT • manajemen
sumber daya,
PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ • penyediaan
PENANGGULANGAN BENCANA pelayanan dan
alternatifnya,
PENYUSUNAN DISASTER PLAN • identifikasi peran
dan tanggung
EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN
jawab tiap
BENCANA
karyawan, dan
• manajemen
konflik yang
mungkin terjadi
pada saat
MONEV TINDAK LANJUT
bencana.
Tahapan Siklus Bencana
Situasi pasca
bencana Situasi normal
tidak bencana
Pe
m a n-
ul a h Perencanaan
ih g
Rehabilitasi an
n ce Mitigasi
Pe
Si
Perencanaan
an
ap
nc
Evakuasi Kontijensi
si a
Be
ga
ap
Be
g
ng
nc
an
Ta
Situasi saat Situasi terdapat
a
-
Terjadi Bencana potensi Bencana
N C ANA
BE
PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER PLAN)
KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
V Kebijakan
1) Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari
V Latar Belakang bencana yang mungkin terjadi (HVA),
Vu
d
ln e
z ar
rab
konsep Ha
ilit
Risk
y
Disaster/
Eksposure
Mitigasi Bencana
STRUKTURAL
- Rekayasa prasarana fisik dan bangunan .
- Sarana penunjang tanggap bencana.
NON STRUKTURAL
- Pembuatan kebijakan dan peraturan
- Pembentukan tim tanggap bencana
- Pelatihan/workshop/seminar/lokakarya
- Edukasi ke masyarakat
KONTIJENSI dan RENCANA
KONTIJENSI Apa itu
Apa itu Kontijensi ? RencanaKontijensi ?
Penentuan kejadian
Pengembangan
skenario
Kaji ulang
Penetapan kebijakan
an Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Aktivasi
Sumber “Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh Bakornas PBP
SIMULASI DAN EVALUASI
TAHUNAN
Mengukur kinerja
Seluruh komponen Pemanfaatan Sumber Daya
Diprogramkan dan dilaksanakan
Minimal setahun sekali
Identifikasi area yang
Perlu perbaikan Implementasi: Program
Meningkatkan kemampuan Prosedur, Kebijakan terkait Diikuti seluruh staf dan
Staf dan karyawan menghadapi
bencana
karyawan serta Komunitas secara
luas
Melakukan Debriefing
TUJUAN
seusai simulasi
Menindak lanjuti Debriefing
hasil simulasi
KEGIATAN SIMULASI: Hasil debriefing
- Emergency Drill - Table Top didokumentasikan
- Workshop - Fullscale
- Seminar - dll
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
1.4.5 Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencega-
han dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
POKOK PIKIRAN:
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap
terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai
wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran
baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan
detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat,
tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
IDENTIFIKASI RISIKO KEBAKARAN
INSPEKSI, PENGUJIAN,
PEMELIHARAAN
SISTEM PROTEKSI 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SK Larangan merokok
JALUR EVAKUASI
LARANGAN MEROKOK
1.4.5
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
1.4.5
1 4 Ditetapkan kebijakan larangan
Dilakukan program pencegahan merokok bagi petugas, pengguna
dan penanggulangan kebakaran layanan, dan pengunjung di area
angka satu sampai angka empat Puskesmas. (R)
huruf d pada kriteria 1.4.1. (D,
O, W)
ELEMEN PENILAIAN
2
Dilakukan inspeksi, pengujian dan 3
pemeliharaan terhadap alat deteksi Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan
dini, alarm, jalur evakuasi, serta terhadap program pengamanan
keberfungsian alat pemadam api. kebakaran. (D, W)
(D, O, W)
.
PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN
R Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :
• Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran • Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
• Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool
KEBIJAKAN LARANGAN
MEROKOK
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SIMULASI
Sistim Proteksi kebakaran A. FIRE DETECTOR
Sistim proteksi aktif
APAR
Smoke Detector dengan Alarm
EVAKUASI
TANDA ARAH EVAKUASI
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan
untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan
divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia,
berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi
kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat
kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya kerusakan,
kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN
1.4.6
1
Dilakukan inventarisasi alat 3
kesehatan sesuai dengan ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan pemeliharaan dan
ASPAK. (R) kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D,O,W)
2
Dilakukan inspeksi dan pengujian
terhadap alat kesehatan secara
periodik
(D, 0, W)
R
A K
S P
A
1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah
terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya
seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan
dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi
kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis
selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan
air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya
dalam mendukung kegiatan pelayanan \.
• prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara
periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Ketersediaan listrik, air, gas
medis
Identifikasi & Ketersediaan
sistem utilitas kunci yang lain
implementasi
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA
ELEMEN PENILAIAN
01
Sumber air, listrik dan gas medik tersedia
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas. (D,O)
1.4.8. DIKLAT MFK
1.4.8 Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK)bagi petugas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar
dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan
yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam
rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan
1.4.8. DIKLAT MFK
1
Ada rencana program 3
pendidikan Manajemen Fasilitas ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan evaluasi dan tindak
dan Keselamatan bagi petugas. lanjut perbaikan dalam
(R) pelaksanaan program
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan bagi petugas.
(D,W)
2
Dilaksanakan program pendidikan
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan bagi petugas sesuai
rencana. (D,W)
SOSIALISASI
PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT
MFK (lihat 6 program)
POKOK PIKIRAN
• Program pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas adalah untuk mengidentifikasi dan
mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi di antara pasien, petugas, keluarga dan masyarakat
dan lingkungan melalui penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara bijak, dan bundles untuk infeksi
terkait pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan dan Surveilans HAIs
• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin penerapan yang
konsisten melalui kepatuhan pelaksanaan program PPI Misalnya : Audit kepatuhan Kebersihan tangan ,
audit bundles HAis dll
• Pemantauan pelaksanaan program dilakukan oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggung jawab agar
dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan Puskesmas
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.5.3
Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip kewaspadaan
standar sesuai pokok pikiran huruf a sampai dengan huruf i sesuai prosedur
yang ditetapkan . (D,O,W)
01
02
Bila ada pengelolaan pada pokok pikiran huruf f sampai dengan huruf h yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga, Puskesmas harus memastikan standar mutu
diterapkan oleh pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(D,W)