Anda di halaman 1dari 58

PENGELOLAAN PERALATAN

KESEHATAN DARI ASPEK K-3

WORKSHOP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3)


5 sd 6 AGUSTUS 2022
RIWAYAT PEKERJAAN

1. Ketua Komite Kesehatan Gigi dan Mulut, Kemkes.


2. Ketua Bidang Hukum, Ikatan Konsultan Manajemen Kesehatan Indonesia (IKKESINDO).
3. Health Policy Unit (HPU), Kemkes
4. Komisi Akreditasi FKTP, Kemkes
5. Surveior Akreditasi FKTP, Kemkess
6. Staf Ahli Menteri Bidang Medico Legal, Kemkes.
7. Kepala Pusat Perencanaan SDMK, Kemkes
8. Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kemkes.
9. Biro Hukum dan Organisasi, Kemkes
10.Yankes Kanwil Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
11.Bidang Yankes Kanwil Kesehatan Prop. DKI Jakarta.
12.Puskesmas

Drg Tari Tritarayati, S.H, M.Hkes - 08158038949 - trita.bus@gmail.com


DASAR HUKUM
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
PP 50 Tahun 2012 tth SMK3.
PP 88 Tahun 2019 ttg Kesehatan Kerja;
Permenkes 530 tahun 2007, tentang Organisasi dan Tata Kerja
BPFK.
Permenkes 54 tahun 2015, tentang Pengujian dan Kalibrasi
Alat Kesehatan.
Permenkes 62 tahun 2017, tentang Ijin Edar Alat Kesehatan
Diagnostik In Vitro & Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
Permenkes 27 Tahun 2017 ttg Pedoman PPI di Fasyankes.
Permenkes 52 Than 2018 tth K3 di Fasyankes.
Permenkes 43 tahun 2019 ttg Puskesmas.
Permenkes 41 tahun 2019 ttg Penarikan Alkes Bermekuri.
Kepmenkes 394 tahun 2001, tentang Institusi Penguji.
Standar K3 Fasyankes (Ps 7, PMK 52/2018)
1.Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di
Fasyankes;
2.Penerapan kewaspadaan standar;
3.Penerapan prinsip ergonomi;
4.Pemeriksaan kesehatan berkala;
5.Pemberian imunisasi;
6.Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes;
7.Pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
8.Pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
9.Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana,
termasuk kebakaran;
10.Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah
bahan berbahaya dan beracun; dan
11.Pengelolaan limbah domestik.
STANDAR K-3

Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3


SISTEM MANAJEMEN K-3
Penerapan kewaspadaan standar
KEBIJAKAN K-3 Penerapan prinsip ergonomi
PENINJAUAN KINERJA K-3

Pemeriksaan kesehatan berkala


PERENCANAAN Pemberian imunisasi
K-3
Pembudayaan PHBS
Pengelolaan sarana dan prasarana (aspek K-3)
Pengelolaan peralatan medis (aspek K-3)
PEMANTAUAN
PELAKSANAAN Kesiapsiagaan thd kondisi darurat atau bencana,
& EVALUASI
K-3 termasuk kebakaran
KINERJA K-3
Pengelolaan bahan dan limbah B-3
REFERENSI :
Pengelolaan limbah domestik
PMK 52/2018 ttg K3 FASYANKES
PMK 75/2014 ttg Puskesmas
Pasal 15 (1) :
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
a. standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang.
PMK 43/2019 tentang Puskesmas
Pasal 16 :
(1)  Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi:
a. jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan;
b. kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
(2)  Jumlah dan jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga kesehatan
Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)  Pada kondisi infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat menyesuaikan dengan alat
lain yang memiliki fungsi yang sama.
PMK 9/2014 ttg Klinik
Pasal 17 :
a. Klinik harus dilengkapi peralatan medis dan nonmedis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan;
b. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar mutu,
keamanan dan keselamatan; dan
c. Selain memenuhi standar, peralatan medis harus memiliki izin
edar sesuai ketentuan perundang-undangan .
PMK 52/2018
ASPEK K3 UPAYA MEMASTIKAN SISTEM
PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS AMAN BAGI SDM
FASYANKES, PASIEN, PENDAMPING
PERALATAN PASIEN, PENGUNJUNG, MAUPUN
MEDIS MASYARAKAT DI SEKITAR
LINGKUNGAN FASYANKES DARI
POTENSI BAHAYA PERALATAN MEDIS
BAIK SAAT DIGUNAKAN MAUPUN
SAAT TIDAK DIGUNAKAN.
TUJUAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
DARI ASPEK K-3
 Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
selamat dengan memastikan kesesuaian standar dari peralatan
medis dengan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
 Diperlukan pengelolaan secara efektif dan berkala agar tidak
membahayakan bagi SDM, Pasien dan Pengelola peralatan
medis.
ASPEK K-3
PERALATAN
MEDIS
1. IDENTIFIKASI PERALATAN MEDIK
 Identifikasi Risiko
 Supply Chain
2. PENGELOLAAN PERALATAN MEDI
 Inventarisasi seluruh peralatan.
 Pemeriksaan dan Pengujian berkala.
 Penyimpanan dan Pemeliharaan
IDENTIFIKASI RISIKO
Penetapan IDENTIFIKASI RISIKO dilakukan dengan konsep pencegahan
terjadinya insiden/kegagalan dari sistem.
a. Risiko infeksi pada Manusia ( Klasifikasi alat Kritikal, Semi kritikal dan
Non kritikal).
b. Dampak terhadap pasien.
c. Dampak terhadap infrastruktur (biaya penggantian, operasional,
perbaikan)
d. Dampak terhadap bisnis.
e. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
SUPPLY CHAIN

Fasyankes mencari dan


menggunakan data dan informasi
mengenai keselamatan dalam
rantai pasokan meliputi :
a. Kualitas peralatan.
b. Evaluasi Pihak ke -3.
c. Rencana Keselamatan
d. Uji Fungsi.
SIKLUS ALAT KESEHATAN

Manufaktur
Pemasaran Pengujian
Transfer Pengembangan
2
Distribusi Penelitian

Penilaian Kebutuhan 1

Penilaian Teknologi Penghapusan


Evaluasi
Perencanaan Pemeliharaan

Pembelian Operasional faskes


Pemasangan
Pelatihan
Penerimaan
Key Element MD Regulatory and
Monitoring Programme

faskes

AIDE-MEMOIRE for National Medical Device Administration, WHO, 2002.


1. INVENTARISASI ALKES (Pengelolaan
alkes)
a) Technical assement, merek, dan tipe peralatan beserta jumlah dan
status kondisi peralatan.
b) Memberikan informasi dasar untuk pengelolaan asset, termasuk
membantu penjadwalan preventif, penelusuran pemeliharaan,
perbaikan dan penarikan Kembali (recall).
c) Memberikan informasi keuangan guna dukungan penilaian budget
dan ekonomi.
2. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
BERKALA (Pengelolaan Alkes)
a) Pemeriksaan dan pengujian dilakukan saat masih baru dan setelah itu sesuai
umur, penggunaan dan rekomendasi produsen.
b) Kegiatan Inspeksi dan Pemeliharaan Preventif (IPM).
c) Tujuan pengujian dan kalibrasi.
d) Objek pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat Kesehatan sesuai
kriteria. Mis: belum memiliki sertifikat, masa berlaku sertifikat habis, telah
mengalami perbaikan.
e) Output : Tanda Laik Pakai atau Tidak laik pakai.
f) Setiap alat Kesehatan di fasyankes harus dilakukan uji dan/ atau kalibrasi
secara berkala.
3.PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN
(Pengelolaan Alkes)
a) Memastikan Pelaksanaan Pemeliharaan Secara Berkala.
b) Mengawasi terenuhinya dokumentasi.
c) Pelaksanaan pengelolaan ( Daftar inventarisasi alkes,
penandaan perakatan medis, uji fungsi, uji coba, kalibrasi,
pemeliharaan dan penyimpanan sesuai SOP).
PERALATAN KESEHATAN
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai,
maka perlu dilakukan :
a) Memastikan tersedia Inventarisasi peralatan medis yang meliputi
peralatan medis yang dimilik oleh Fasilitas pelayanan kesehatan,
peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak ketiga.
b) Memastikan dilakukan Uji Fungsi, Uji Coba sesuai penggunaan dan
ketentuan pabrik.
c) Memastikan dilakukan Pemeliharaan pada medis.
d) Memastikan dilaksanakan kalibrasi secara berkala.
e) Memastikan penyimpanan dan penggunaan peralatan medis sesuai
SOP.
FKTP perlu mempunyai regulasi yang mengatur kegiatan a) sampai
dengan e) tersebut diatas.
Perencanaan dan Pengadaan
PERALATAN KES.
PENGELOLAAN

Pelaksanaan / Pengoperasian

Instalasi & Penerimaan

Pengoperasian

Pemeliharaan
PERENCANAAN ALKES

ADALAH SUATU PROSES UNTUK MENENTUKAN


KEBUTUHAN TERKAIT JENIS, SPESIFIKASI DAN JUMLAH
PERALATAN MEDIS SESUAI KEMAMPUAN PELAYANAN,
BEBAN PELAYANAN, PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
KESEHATAN, SDM YANG MENGOPERASIKAN DAN
MEMELIHARA SARANA DAN PRASARAN.

PERENCANAAN SANGAT BERMANFAAT UNTUK :


 Penyediaan Anggaran.
 Anggaran.
 Pelaksanaan Pengadaan peralatan medis secara efektif,
efisien dan prosesnya dapat dipertanggungjawabkan.
PENILAIAN
KEBUTUHAN ALKES

 Standar kebutuhan alat kesehatan


 Usulan kebutuhan dari masing-masing Unit Kerja:
 Pemenuhan standar, pengembangan, peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
 Tingkat pemanfaatan alat kesehatan internal dan rujukan.
 Jumlah dan jenis kompetensi SDM
 Kesiapan sarana dan prasarana termasuk listrik
 Perkembangan teknologi kesehatan
 Ketersediaan dan kesinambungan layanan purna jual dan
suku cadang.
 Kajian ekonomi (Total Life Cycle Cost).
 Sumber pembiayaan/anggaran.
PENGADAAN (PROCUREMENT)

 Yang perlu diperhatikan dalam pengadaan peralatan medis


adalah : PENYUSUNAN SPESIFIKASI ALAT
KESEHATAN.
 Perlu diperhatikan :
- Ketersediaan suku cadang.
- Biaya operasional (Listrik, BHP)
- Kebutuhan pra instalasi (pekerjaan listrik, perpipaan,
komponen pengamanan/ keselamatan).
- Kebutuhan Sarana (Bangunan/Ruangan)
- Kebutuhan prasarana (Listrik, air, gas).
INSTALASI /
PEMASANGAN
ADALAH : PROSES PEMASANGAN ALKES KETEMPATNYA

Unpacking
Penempatan
Perakitan
Penyambungan
Pengukuran keluaran
Pengaturan Kalibrasi
Uji keselamatan
2. PENERIMAAN (COMMISIONING)

Memastikan peralatan akan berfungsi dengan baik dan tidak akan


menimbulkan bahaya keamanan.

 Pemeriksaan Fisik
 mencocokkan alat dengan kontrak dan brosur : Merk,
tipe/model, jumlah,aksesori
 Dokumen teknis yang terdiri dari : Certificate of Origin, Test
Certificate, Manual (operation, service, installation,
wiring/schematic diagram), Izin Edar.
 Uji fungsi
Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa
beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara
keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai
fungsinya.
Tahapan: pemeriksaan fungsi komponen, kinerja output
Lanjutan …..

 Uji keselamatan
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan terhadap produk
untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang
ditimbulkan sebagai akibat penggunaan produk tersebut, seperti
Arus bocor, pembumian, Radiasi bocor dan paparan radiasi dll.

 Uji Coba
 operator yang telah mengikuti training mengoperasikan
pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan.
 kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat.

Semua Uji dan Pelatihan didokumentasikan dengan baik,


Pelabelan, Merancang Pemeliharaan Preventif
PENGOPERASIAN
Peralatan medis dapat berfungsi dengan
baik apabila dioperasikan dengan benar
sesuai dengan prosedur, pengoperasian
peralatan medis degan benar diharapkan
dapat memperpanjang umur peralatan dan
mengurangi tingkat kerusakan peralatan
serta memperkecil biaya operasional
Persyaratan Op. Alat :
• Sumber daya manusia …. SDM
Terlatih/ Terampil.

• Kelengkapan alat/ aksesori …. Tersedia


Protap/SOP.

• Bahan operasional ….Bahan operasional alat


• Saran Pendukung … Mis : Gas medis, catu daya
listrik.
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN

 Mempertahankan usia pakai peralatan.


 Mempertahankan mutu peralatan.
 Memperkecil tingkat risiko bahaya peralatan.
(keselamatan).
 Efisiensi biaya operasional dan investasi.
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN KOREKTIF DARURAT

Pemeriksaan Penggantian komponen Reparasi minor Overhaul


termasuk penyetelan minor yaitu pekerjaan yang tidak terencana
dan pelumasan yang timbul langsung ditemukan
dari pemeriksaan waktu
pemeriksaan
Lihat, rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
Pemeliharaan waktu berjalan
Waktu berhenti
Beda corrective maintenance dan
emergency maintenance
Corrective maintenance/ Emergency maintenance/
Pemeliharaan Korektif : Pemeliharaan Emergensi:
Dilakukan jika ketika petugas Terjadi masalah/kondisi kritikal maka
melakukan inspeksi ditemukan dilakukan urgent maintenance (kalau
adanya masalah, maka dilakukan masih bisa ditunda, untuk kemudian
corrective maintenance. dimasukkan dalam kategori prioritas
untuk perbaikan), atau emergency
maintenance harus segera dilakukan
perbaikan.
KLASIFIKASI KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN ALAT

Saverity Index = Function + Risk + Maitenance


1. Preventive Maintenence
 Peralatan dengan nilai Severity Index 10 atau lebih harus dikategorikan
preventif maintenance
 Peralatan dengan nilai Maintenance requirement 4 – 5 harus
dikategorikan preventif maintenance
2. Saverity Index peralatan multi fungsi ditentukan sesuai hasil
penilaian “function”, “risk” dan “maintenance” paling tinggi
3. Kebutuhan pemeliharaan
 Saverity index 10 s/d 15 : 1 tahun sekali
 Saverity index 16 s/d 20 : 2 kali setahun
 Maintenance Requirement 4 – 5 : 2 Kali setahun

Sumber : NYU Hospital Center Medical Equipment Management Plan,


Medical equipment maintenance programme overview, WHO, 2011
(https://apps.who.int/medicinedocs/documents/s21566en.pdf)
RESIKO BERDASARKAN FUNGSI ALAT

KATEGORI SKOR TIPE DEFINISI CONTOH


TERAPEUTIK Life Support; Radiation Perangkat yang digunakan untuk Defibrillator,
(Perangkat yang  berlaku 10 Therapy mendukung hidup; perangkat yang ventilator,
beberapa bentuk digunakan untuk terapi radiasi
pacemaker, infant
energi)
incubator

Surgical and Intensive Care Perangkat terapetikalam/ by nature, Electrosurgical unit, laser
9 tetapi digunakan sendiri tidak
mendukung kehidupan

Physical Therapy and Perangkat dimaksudkan untuk mengobati Dialysis machine,


8 Treatment pasien penyakit infusion pump,
traction unit,
diathermy
DIAGNOSTIK Surgical & critical care Monitor & modul yang digunakan EEG machine, noninvasive
(Perangkat  7 monitoring; radiology dalam lingkungan bedahatau perawatan Blood pressure monitor, x-
digunakan untuk Systems kritis; ray generator
mendiagnosa  radiologi sistem
Pasien penyakit)

Additional physiological Perangkat tidak secara rutin digunakan adult scale, tympanic


6 monitoring and dalam lingkungan perawatan kritis thermometer, ultrasound
Diagnostics unit
Lanjutan …..

KATEGORI SKOR TIPE DEFINISI CONTOH


ANALITIS Analytical Perangkat yang digunakan dalam Blood gas analyzer,
(Perangkat terutama 5 laboratory klinis laboratorium untuk melakukan clinical chemistry
digunakan membantu dalam pengujian diagnostik
analyzer, cell counter
diagnosa pasien.) spesimen

Laboratory Perangkat yang digunakan  untuk Shaker, centrifuge,


4 accessories mempersiapkan spesimen untuk incubator, microtome
analisis

Computer Perangkat yang digunakan untuk Computer, ticket


3 and related merekam,mencetak,  printer, QC system
mengumpulkan, atau
mendistribusikan data

MISCELLANEOUS Pasien terkait Perangkat yang berhubungan X-ray view box,


2 dengan pasien perawatan, tetapi sterilizer, chair lift
tidak langsung digunakan

Non-pasien Tidak terkait dengan perangkat ECG simulator,


1 terkait, uji perawatan pasien office equipment,
peralatan kitchen equipment,
UPS
RESIKO FISIK TERKAIT APLIKASI KLINIS

KATEGORI SKOR DEFINISI CONTOH-


Kegagalan perangkat dapat Defibrillator,
KEMATIAN PASIEN Mengakibatkan dalam kematian pasien
5 ventilator, anesthesia
machine
PASIEN ATAU Kegagalan tidak sering untuk menyebabkan Hypo/hyperthermia unit, laser,
OPERATOR CEDERA kematian
4 tetapi dapat mengakibatkan cedera
electrosurgical unit

TERAPI TIDAK TEPAT  ATAU Kegagalan dapat mengakibatkan ECG machine, blood gas
misdiagnosis atau terapi yang tidak tepat
MISDIAGNOSIS 3 analyzer, centrifuge

Tidak mungkin kegagalan untuk Gel warmer, heat


RISIKO MINIMAL menimbulkan merugikan 
2 hasil dengan pasien atau
sealer, suction pump
mempengaruhi keamanan pasien atau staf

Kegagalan tidak Exam light, computer


TIDAK ADA RISIKO akan menyebabkan merugikan
SIGNIFIKAN
1 hasil dengan pasien atau mempengaruhi
terminal, video, printer
pasien atau staf keamanan
RESIKO BERDASARKAN KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN (maintenance requirement)
Kategori Skor Definisi Contoh-contoh
Perangkat yang sebagian besar adalah Dialysis machine,
EXTENSIVE/BERAT mekanik, pneumatik, atau fluidic
5 di alam
ventilator, anesthesia
machine, x-ray table

Perangkat yang memiliki mekanik, Infant incubator,


DIATAS RATA-RATA pneumatik, atau fluidic komponen, blood warmer, laser,
4 tetapi terutama elektronik di alam
portable x-ray system
Perangkat yang hanya perlu kinerja verifikasi dan Defibrillator, infusion
RATA-RATA pengujian keamanan, terutama elektronik di alam
3 pump, electrosurgical
unit, traction unit

Perangkat yang membutuhkan lebih sedikit Lab microscope,


DIBAWAH RATA-RATA luas pengujian
2 kinerja
scales, general
medical device

Perangkat yang mungkin hanya memerlukan  Exam light, computer


MINIMAL inspeksi visual
1 terminal, video
camera
EM < 12 sesuai keperluan
EM 12-14 minimal setahun sekali
EM 15-19 minimal setiap 6 bulan sekali
EM ≥ 20 minimal 4 bulan sekali
Kalibrasi
 Kalibrasi  Akurasi, ketelitian, keamanan dapat
dijamin sesuai besaran-besaran yang tertera pada alat
yang bersangkutan

 Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat :


1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus kalibrasi
2. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus kalibrasi habis
3. Keluaran/kinerja/keamanan/penunjukan tidak sesuai
4. Mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda
lulus kalibrasi masih berlaku
5. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi
walaupun sertifikat dan tanda lulus kalibrasi masih
berlaku
6. Tanda laik pakai hilang
PENGENDALIAN PENARIKAN (RECALL)
INTERNAL FASKES

 Tindakan untuk mengatasi masalah/insiden peralatan


kesehatan
 tidak sesuai dengan kinerja alat, peraturan yang berlaku
 menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.
 Recall dapat berupa tindakan koreksi atau removal
tergantung tingkat masalah yang terjadi.
 Koreksi : Mengatasi masalah peralatan kesehatan di tempat
alat kesehatan tersebut digunakan atau dijual.
 Removal : Mengatasi masalah peralatan kesehatan dengan
menarik alat kesehatan tersebut dari peredaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan

 Kapan peralatan harus diperlihara


 Bagaimana cara pemeliharaan:
• Checklist pemeliharaan
• Manual book pemeliharaan
• Siapa yang melakukan pemeliharaan
 Bagaimana kalau terjadi
kerusakan:
• Pelaporan
• Siapa yang melakukan pemeliharaan
• Response time
• Jika harus menghubungi vendor
PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
a. Memastikan tersedianya DAFTAR INVENTARISASI seluruh peralatan
medis.
b. Memastiakn PENANDAAN PADA PERALATAN yang digunakan dan tidak
digunakan.
c. Memastikan dilaksanakan INSPEKSI berkala.
d. Memastikaan dilakukan UJI FUNGSI dan UJI COBA peralatan.
e. Memastikan dilakukan PEMELIHARAAN PROMOTIVE dan
PEMELIHARAAN TERENCANA pada peralatan.
f. Memastikan PETUGAS yang memelihara dan menggunakan peralatan
medis KOMPETEN dan TERLATIH.
Standar terkait dengan K3
(SIAP 219)
10 Kriteria, 33 EP
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB I - KMP
BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
6 STANDAR, 23 KRITERIA, 84 ELEMEN PENILAIAN

PERAN DINAS KESEHATAN 1.6 1.1 PERENCANAAN PUSKESMAS


KAB/KOTA
 2 KRITERIA
 1 KRITERIA
 11 EP
 7 EP

1.5
PENGAWASAN, 1.2 TATA KELOLA ORGANISASI PKM
PENGENDALIAN, PENILAIAN
KINERJA  4 KRITERIA
 10 EP
 3 KRITERIA
 15 EP

1.3
MANAJEMEN FASILITAS & MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KESELAMATAN (MFK) 1.4
 5 KRITERIA
 8 KRITERIA  14 EP
 27 EP
STANDAR 1.4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK)

1.4.1. PROGRAM MFK

1.4.7. PROGRAM 1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN


PENGELOLAAN SISTEM DAN
UTILISASI KEAMANAN

1.4.6. PROGRAM 1.4.3. MANAJEMEN INVENTARISASI,


KETERSEDIAAN ALAT PENGELOLAAN, PENYIMPANAN
KESEHATAN DAN
PENGGUNAAN B3
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN 1.4.4. PROGRAM TANGGAP
DAN PENANGGULANGAN DARURAT
KEBAKARAN BENCANA

1.4.8. DIKLAT MFK


1.4.1. PROGRAM MFK
1.4.1 Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya,
manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilisasi

Pokok Pikiran:
• Puskesmas perlu menyusun program MFK
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidikan (edukasi) petugas
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN

1.4.6 Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan


yang dapat digunakan setiap saat

POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan
untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan
divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia,
berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi
kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat
kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya kerusakan,
kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN

1.4.6

1
Dilakukan inventarisasi alat 3
kesehatan sesuai dengan ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan pemeliharaan dan
ASPAK. (R) kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D,O,W)

2
Dilakukan inspeksi dan
pengujian terhadap alat kesehatan
secara periodik
(D, 0, W)
R
A K
S P
A

 INSPEKSI & PENGUJIAN


D  PEMELIHARAAN & KALIBRASI
perhatikan

• Ditetapkan Petugas yang bertanggung


jawab (R).
• Penyusunan Program pengelolaan dan
pemeliharaan alat Kesehatan (R,D).
• Bukti Inspeksi dan Pengujian Alat (D,W)
• Jadwal pemeliharaan dan Kalibrasi (D,W)
• Bukti check list pemeliharaan (D)
• Inventarisasi Alat Kesehatan (D).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai