PUSKESMAS
BAB 1
KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN PUSKESMAS
■ Nama : Dr. Yael Esthi Nurfitri Kuncoro, SpKK
■ Pekerjaan :
■ Surveior UKP Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
■ Surveior Akreditasi Rumah Sakit
■ Ketua Komite PPI RS Ken Saras
■ Ketua Sub Komite Mutu Profesi RS Ken Saras
■ Kepala Bidang Penunjang Medis RS Ken Saras
■ No HP 081229099921
■ Pendidikan:
1.5
PENGAWASAN, 1.2 TATAKELOLA ORGANISASI
PENGENDALIAN, PENILAIAN
KINERJA ➢ 4 KRITERIA
➢ 10 EP
➢ 3 KRITERIA
➢ 15 EP
1.3
MANAJEMEN FASILITAS & MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KESELAMATAN (MFK) 1.4
➢ 5 KRITERIA
➢ 14 EP
➢ 8 KRITERIA
➢ 30 EP
Why….
Is your healthcare facility safe?
Pokok Pikiran:
• Puskesmas perlu menyusun program MFK
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidikan (edukasi) petugas
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan
1.4.1. PROGRAM MFK
SISTEM UTILISASI
DIKLAT MFK
D
PJ. MFK
a)mengawasi semua aspek program manajemen risiko seperti pengembangan
rencana dan memberikan rekomendasi untuk ruangan, peralatan medis,
teknologi dan sumber
daya.
b) mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan
c) melakukan edukasi staf
d) Melakukan pemantauan program
e) secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan
f) menyerahkan laporan triwulan dan tahunan kepada Kepala Puskesmas
g) Mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan
analisa dan upaya perbaikan.
Dst…..
Kerangka ISI Program MFK
1.Pendahuluan
2.Latar belakang
R 3.Tujuan umum dan khusus
4.Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
• Kegiatan pokok :
a. Keselamatan dan Keamanan
b. Bahan beracun dan berbahaya
c. Disaster plan
d. Kebakaran
e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
f. Peralatan medis
5.Cara melaksanakan kegiatan
6.Sasaran
7.Jadwal pelaksanaan kegiatan
8.Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Program
9.Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
Tujuan :
MANAJEMEN FASILITAS &
KESELAMATAN
Improving person experience:
- Patient safety
- Workers safety
Safer Health Care Environment:
- Free form physical hazards
- Free from psychological
hazards
Cost saving & Efficiency
Untuk mencapai tujuan tsb
Hindari Risiko
(Risk Avoidance) Transfer Retensi
Cegah kerugian
(Loss Prevention) Non Asuransi Pasif Aktif
(frekuensi) asuransi Non
Kontrak, asuransi +
perjanjian Self
Reduksi
kerugian (Loss Insurance
Reduction )
(dampak)
Segregasi
Kontrak transfer
(Non asuransi)
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Identifikasi / Analisa Paparan Kelola Risiko melalui Tehnik MR
Kontrak transfer
(Non asuransi)
ASHRM
No Pengendalian risiko (risk Contoh
control)
1 Risk avoidance: hindari risiko Menghindari datang ke rumah sakit
Tidak menggunakan B3 tertentu
2 Loss prevention (mencegah Mengurangi frekuensi masuk ke
kerugian dengan meminimalkan ruang isolasi
frekuensi paparan) Mengurangi menyentuh B3
3 Loss reduction (mengurangi Penggunaan APD
kerugian dengan meminimalkan
dampak)
4 Segregasi (separation): Memisahkan limbah infeksius dan
pemisahan limbah non infeksius
5 Contract transfer: mentransfer KSO peralatan medis
risiko pada pihak lain
No Pembelanjaan risiko (risk Contoh
financing)
1 Transfer non asuransi Sewa peralatan tanpa asuransi
Pokok Pikiran:
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera
bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan da
n Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebaka
ran, gedung roboh, dan tersengat listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselam
atan dan kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya
kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak
aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan ma
ka perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk
memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan seca
ra aman dan mengontrol terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.
2
Security: melindungi properti milik fasyankes,
pasien, staf, keluarga, pengunjung dari bahaya
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan oleh orang
yang tidak berwenang
• Merencanakan, menerapkan, dan
Caranya :
• Dinding bangunan yang kuat
• Pagar, pintu
• Petugas security (satpam)
• Pencegahan terjadinya pencurian
• ID card dan badge karyawan dan pengunjung
• Pemasangan kunci (misalnya pada ruang kasir,
ruang farmasi, ruang rekam medis, ruang bayi)
• Monitoring dengan CCTV
• Terhindar dari tindak kekerasan fisik maupun
pelecehan seksual
• Terhindar dari aksi terror
• Terhindar dari aksi penculikan
Keselamatan → memberi jaminan bahwa
gedung, properti, teknologi medis dan
informasi, peralatan dan sistem tidak
berpotensi mendatangkan risiko terhadap
pasien, keluarga, staf, pengunjung.
• Terhindar dari kondisi fasilitas
(bangunan, system utilitas,
peralatan) yang tidak aman
• Sistem alarm: fire alarm, fire detector,
smoke detector, heat detector
• Sistem ventilasi dan air conditioning
• Uninterupted Electric power Supply
• Emergency shut off (pemadaman
tombol otomatis)
• Terhindar dari bahaya jika terjadi
bencana atau kebakaran
• Pemakaian alat pelindung diri (pada
renovasi)
• Evakuasi dan escape jika terjadi
bencana atau kekerasan
Perlu adanya regulasi yang mengatur
Contoh:
• Kebijakan keamanan dan
keselamatan
• Penetapan kode-kode emergensi
• Penetapan petugas yang
bertanggung jawab
• SOP penggunaan tanda pengenal
pada tamu
• SOP safety briefing
• ….dst
Upaya yang perlu dilakukan (antar lain….)
• Keselamatan pasien, pengunjung mulai dari akses sampai dengan pulang
• Perlunya dilakukan safety briefing, adanya jalur evakuasi jika terjadi bencana, dan titik kumpul
• Sistem pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi kekerasan, pencurian/kehilangan, penculikan
• Sistem komunikasi untuk menjaga keamanan dan keselamatan (penggunaan HT, pengguaan kode-kode
emergensi, pager, alarm)
• Sistem pemutusan otomatis tuas kontrol (misalnya pemutusan listrik secara sentral ketika terjadi kebakaran,
sprinkle otomatis ketika terjadi kebakaran), pelabelan tuas kontrol
• Peringatan untuk tidak membawa barang berharga
• Prosedur penitipan barang oleh pasien, pasien yang tidak sadar, dsb
2. Pemeliharaan Bangunan
• Arsitektur
• Struktural
• Pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, pembebanan
• Preventive maintenance
• Pencegahan perubahan dan penambahan fungsi yang mempengaruhi beban
bangunan
• Housekeeping
• Cleaning service
• Pest control
• General cleaning
Rehabilitasi, Renovasi, Restorasi
• PCRA
• Pengawasan
• Pemeriksaan
• Pengujian
3. PCRA (Pre Construction Risk Assesment)
• Manajemen risiko pada konstruksi adalah proses yang bertahap dan
berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
dampak konstruksi pada pasien, petugas, dan lingkungan fasyankes.
Selain itu, FKTP memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan dan didokumentasikan.
Sebagai bagian dari penilaian risiko,maka risiko pasien terhadap infeksi akibat konstruksi dievaluasi melalui
asesmen pengendalian risiko infeksi yang dikenal sebagai ICRA
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1 4
Dilakukan identifikasi Dilakukan pemantauan
terhadap pengunjung, terhadap pekerjaan konstruksi
petugas dan petugas alih
ELEMEN PENILAIAN terkait keamanan dan
daya (outsourcing) (D,O,W)
pencegahan penyebaran infeksi.
(D,O,W)
2
Dilakukan inspeksi fasilitas 3 Dilakukan simulasi
secara berkala meliputi terhadap kode darurat
bangunan, prasarana dan secara berkala. (D, O,W).
peralatan (D,O,W)
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN f) Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan
semua individu yang bekerja di RS, pada pasien
1.Pendahuluan RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk
2.Latar belakang tamu) yang memasuki area terbatas (restricted
3.Tujuan umum & khusus area) sehingga menciptakan lingkungan yang
aman
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
g) Melindungi dari kejahatan perorangan,
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif &
milik pribadi
proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan /
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan
area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang
PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai
berpotensi menimbulkan cedera.
tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara
kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi
berkala &terdokumentasi.
R
tidak boleh menggunakan selang, dll
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko
perbaikan
keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK,
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra
ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak
construction risk assessment / PCRA) setiap ada
dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan /
minta bantuan bila terjadi bahaya.
demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas 5. Cara melaksanakan kegiatan
pendukung yang aman, untuk mencegah 6. Sasaran
terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi 7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
bahaya dan risiko serta mempertahankan 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pelaporannya
pengunjung. 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3 DAN LIMBAH B-3
POKOK PIKIRAN:
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu
diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi,
jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan.
Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan
pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3 DAN LIMBAH B-3
1 4
Dilaksanakan program Ada laporan, analisis, dan
pengelolaan B3 dan tindak lanjut penanganan
limbahnya sesuai angka tumpahan, paparan/pajanan B3
satu sampai tujuh huruf b ELEMEN PENILAIAN dan atau limbah B3. (D,W)
(R)
2
Pengolahan limbah B3 sesuai 3 Tersedia IPAL sesuai
standar (penggunaan dan dengan ketentuan
pemilahan, pewadahan dan peraturan perundang-
penyimpanan/TPS B3 serta undangan. (D, O)
pengolahan akhir) (D,O,W)
inventArisasi
PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3
INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
PENGGUNAAN
R • Penetapan jenis, area/lokasi penyimpanan B3 sesuai
ketentuan perundangan
PENGENDALIAN
Kata Peringatan
Pernyataan bahaya:
Keterangan tambahan -Klasifikasi B3
- Fisik, kesehatan dan lingkungan
Identitas pemasok
Material Safety Data Sheet (MSDS)
MSDS adalah suatu informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen atau manufaktur atau importer dari suatu bahan kimia
yang menjelaskan mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya yang ada, batas bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan yang
aman, serta pertolongan pertama.
1.4.4. PROGRAM TANGGAP BENCANA
ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan simulasi dan evaluasi
tahunan meliputi angka dua sampai
2 dengan angka enam huruf c pada
Dilaksanakannya program 3 kriteria 1.4.1. terhadap program
manajemen bencana meliputi
angka satu sampai dengan kesiapan menghadapi bencana yang
angka tujuh huruf c pada telah disusun, dan dilanjutkan dengan
kriteria 1.4.1. (D, W). debriefing setiap selesai simulasi. (D,
W)
Situasi pasca
bencana Situasi normal
tidak bencana
Perencanaan
Rehabilitasi Mitigasi
Perencanaan
Evakuasi Kontijensi
konsep
Risk
Disaster/Eksposure
Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera
terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi
Penentuan kejadian
Pengembangan
skenario
Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP
SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
Mengukur kinerja
Seluruh komponen Pemanfaatan Sumber
Diprogramkan dan dilaksanakan
Daya Minimal setahun sekali
Identifikasi area yang
POKOK PIKIRAN:
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko
terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun
sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi
kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas,
dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat,
tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
ELEMEN PENILAIAN
2
Dilakukan inspeksi, pengujian 3 Dilakukan simulasi dan evaluasi
dan pemeliharaan terhadap alat
deteksi dini, alarm, jalur tahunan terhadap program
evakuasi, serta keberfungsian pengamanan kebakaran. (D, W)
alat pemadam api. (D, O, W)
.
PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN
APAR
Smoke Detector dengan Alarm
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas
dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat
kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan
divalidasi untuk menjamin kebenarannya
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT
KESEHATAN
1.4.6 Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan
yang dapat digunakan setiap saat
POKOK PIKIRAN
Untuk mengurangi risiko, alat kesehatan dipilih, dipelihara dan digunakan sesuai
dengan ketentuan. Kegiatan tersebut ditujukan untuk:
• memastikan bahwa semua alat kesehatan tersedia dan berfungsi dengan baik
• memastikan bahwa individu yang melakukan pengelolaan alat kesehatan
memiliki kualifikasi yang sesuai dan kompeten
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan
harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan.
Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara
berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat kesehatan.
Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada
tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
PENERIMAAN (COMMISIONING)
❑ Pemeriksaan Fisik
➢ mencocokkan alat dengan kontrak dan brosur : Merk, tipe/model,
jumlah,
➢ Dokumen teknis yang terdiri dari : Certificate of Origin, Test
Certificate, Manual (operation, service, installation,
wiring/schematic diagram), Izin Edar.
❑ Uji fungsi
Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa
beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara
keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai
fungsinya.
.
Lanjutan …..
❑ Uji keselamatan
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan terhadap produk
untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang ditimbulkan
sebagai akibat penggunaan produk tersebut, seperti Arus bocor,
pembumian, Radiasi bocor dan paparan radiasi dll.
❑ Uji Coba
➢ operator yang telah mengikuti training menoperasikan
pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan.
➢ kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat.
1
Dilakukan inventarisasi alat 4
kesehatan sesuai dengan ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan pemeliharaan dan
ASPAK. (R) kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D,O,W)
2 3
Dilakukan inspeksi dan
pengujian terhadap alat Dilakukan pelatihan bagi
kesehatan secara periodik staf agar kompeten untuk
(D, 0, W) mengoperasikan peralatan
tertentu(D,W)
KLASIFIKASI KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN ALAT
1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan
mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
– AC
– Elevator, Lift
PMK 43 /2019 Pasal 14 (1)
Puskesmas harus memiliki prasarana
yang berfungsi paling sedikit terdiri
atas:
• a. sistem penghawaan (ventilasi);
• b. sistem pencahayaan;
• c. sistem sanitasi;
• d. sistem kelistrikan;
• e. sistem komunikasi;
• f. sistem gas medik;
• g. sistem proteksi petir;
• h. sistem proteksi kebakaran;
• i. sistem pengendalian kebisingan;
• j. sistem transportasi vertikal
untuk bangunan lebih dari 1
(satu) lantai;
• k. kendaraan Puskesmas keliling;
dan
• l. kendaraan ambulans.
Pasal 15 dari PMK 43 / 2019
• Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara
berkala agar tetap laik fungsi.
1.4.7. PROGRAM KETERSEDIAAN UTILITAS
1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan
mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin
ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan
Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika
terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas
medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset,
perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga
ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan \.
• prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air
secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
1.4.7. PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS
02 Dilaksanakan program
pengelolaan sistem
Dilakukan inventarisasi sistem utilitas
utilitas dan sistem
sesuai ASPAK. (R)
penunjang lainnya
01 sesuai huruf f pada
kriteria 1.4.1. (R)
ELEMEN PENILAIAN
03
Sumber air, listrik dan gas medik tersedia
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas. (D,O)
Ketersediaan listrik, air, gas
medis
Identifikasi & Ketersediaan
sistem utilitas kunci yang lain
implementasi
• Sistem air bersih:
• Direncanakan dan dipasang dengan
pertimbangan sumber air bersih dan
system pengalirannya
• Sumber air bersih dapat diperoleh
langsung dari sumber air berlangganan
atau sumber air lain dengan mutu yang
memenuhi persyaratan
• Sistem penyaluran air kotor
dan/atau air limbah:
• Tersedia system pengolahan air limbah
yang memenuhi persyaratan
• Saluran air limbah harus kedap air, bersih
dari sampah dan dilengkapi penutup
dengan bak control untuk menjaga
kemiringan saluran minimal 1 %
• Pada system penyaluran air kotor
dan/atau air limbah dari ruang
penyelenggaraan makanan disediakan
perangkap lemak
Sistem kelistrikan
• Umum:
• a. Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah
dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak
membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lain.
• b. Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi
SNI 0225-2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL 2011) atau edisi yang terbaru.
• Sumber daya listrik:
• Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:
• 1) Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah
10.000 VA; dan
• 2) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik
normal.(genset)
• Sistem distribusi: panel listrik, instalasi
pengkabelan, instalasi kotak kontak dan sakelar
• Sistem pembumian:
• Nilai pembumian (grounding) bangunan tidak boleh
kurang impedansinya dari 0.5 Ω. Nilai pembumian
(grounding) alat kesehatan tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.1 Ω.
Sistem gas medis
• Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2). Sistem
gas medik harus direncanakan dan diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya.
Persyaratan tehnis system gas medis
• Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik
sesuai peraturan
• Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan
dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang
berwenang.
• Tabung/silinder O2 harus di cat warna putih untuk membedakan
dengan tabung/silinder gas medik lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku
• Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping
tempat tidur pasien, dan harus menggunakan alat pengaman seperti
troli tabung atau dirantai.
Pengelolaan system utilitas
• Strategi pemeliharaan untuk memastikan system utilitas secara reguler diispeksi,
dipelihara, dan ditingkatkan, dan jika terjadi kerusakan segera dilakukan
perbaikan
• Dilakukan inventarisasi system utilitas dan komponen-komponennya yang
berdampak pada:
• life support,
• infection control,
• environmental support, and
• communication
• Sistem utilitas secara regular dilakukan inspeksi ada jadualnya.
• Sistem utilitas secara regular dilakukan pemeliharaan preventif
• Sistem utilitas segera diperbaiki jika terjadi kerusakan atau masalah
• Listrik dan air harus tersedia 7 x 24 jam tanpa jeda (uninterrupted water and
electical resources)
• Pengelolala system utilitas harus mengupayakan tidak terjadinya
kegagalan, interupsi fungsi dari system utilitas, dan kontaminasi
• Sistem utilitas cadangan (back up) jika terjadi emergensi/gangguan
pada system utama
• Lokasi/area-area penting yang terdampak oleh kegagalan listrik/air
harus diidentifikasi
• Harus ada rencana contigensi jika terjadi kondisi emergensi ataupun
gangguan yang terjadi tiba-tiba, dan dilakukan ujicoba
Pengelolaan system utilitas
• inspection,
• testing,
• maintenance and
• repair
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar
dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in
house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam
rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan
keselamatan
1.4.8. DIKLAT MFK
1
Ada rencana program 3
pendidikan Manajemen ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan evaluasi dan
Fasilitas dan Keselamatan tindak lanjut perbaikan
bagi petugas. (R) dalam pelaksanaan program
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan bagi petugas.
(D,W)
2
Dilaksanakan program
pendidikan Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan bagi petugas
sesuai rencana. (D,W)
SOSIALISASI
PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT
MFK (lihat 6 program)