Anda di halaman 1dari 109

MANAJEMEN FASILITAS DAN

KESELAMATAN (MFK) DI PUSKESMAS


SUHARIONO, S.T., M.M., M.KL

Jember, 4 Juni 2022


Agenda
• PENGERTIAN DAN STANDAR MFK
• 6 BIDANG MFK
• IMPLEMENTASINYA DI PUSKESMAS
BIODATA NARASUMBER
TRANSFORMASI AKREDITASI PUSKESMAS

VERSI 2015 VERSI 2019 VERSI 2020

• 9 BAB • 5 BAB • 5 BAB


• 42 • 37 • 34
STANDAR STANDAR STANDAR
• 168 • 132 • 82
KRITERIA KRITERIA KRITERIA
• 766 • 500 • 318
ELEMEN ELEMEN ELEMEN
PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB I – KMP (Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas
BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
7 STANDAR, 26 KRITERIA, 102 ELEMEN PENILAIAN

PERAN DINAS KESEHATAN 1.7 1.1 PERENCANAAN PUSKESMAS


KAB/ KOTA
➢ 2 KRITERIA
➢ 1 KRITERIA
➢ 11 EP
➢ 8 EP

1.6
PENGAWASAN, 1.2
TATA KELOLA ORGANISASI PKM
PENGENDALIAN, PENILAIAN
KINERJA ➢ 5 KRITERIA
➢ 14 EP
➢ 3 KRITERIA
➢ 15 EP

1.3
1.5 1.4
MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MANAJEMEN FASILITAS &
KESELAMATAN (MFK) ➢ 6 KRITERIA
➢ 1 KRITERIA
➢ 22 EP
➢ 2 EP
➢ 8 KRITERIA
➢ 30 EP
STANDAR 1.4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

1.4.1. PROGRAM MFK

1.4.7. PROGRAM PENGELOLAAN 1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN


SISTEM UTILISASI KEAMANAN

1.4.6. PROGRAM KETERSEDIAAN 1.4.3. MANAJEMEN INVENTARISASI,


ALAT KESEHATAN PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN B3 DAN LIMBAH B3

1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN 1.4.4. PROGRAM TANGGAP DARURAT


DAN PENANGGULANGAN BENCANA
KEBAKARAN

1.4.8. DIKLAT MFK


1.4.1. PROGRAM MFK

1.4.1 Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya,
manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilisasi

Pokok Pikiran :
Puskesmas perlu menyusun Program :
a. Manajemen Keselamatan dan Keamanan
b. Manajemen Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun (LB3)
c. Manajemen Bencana/Disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen Syste, Utilitas
g. Pendidikan (Edukasi) petugas

Dilakukan Identifikasi dan Pembuatan Peta Risiko (huruf a sd f)


Tetatkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan
1. Kepemimpinan dan Perencanaan

• Standar MFK 1.4


Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan puskesmas dan
keselamatan dan keamanan lingkungan puskesmas dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan

• Kriteria MFK 1.4.1


Di susun dan diterapkan program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan
limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat
kesehatan dan sistem utilitas
1.4.1. PROGRAM MFK

Terdapat petugas yang bertanggung jawab


1 dalam MFK serta tersedia program MFK
yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan
identifikasi risiko. (R)
ELEMENPENILAIAN Puskesmas menyediakan akses yang
2 mudah dan aman bagi pengguna layanan
dengan keterbatasan fisik (D,W)

3 Dilakukan identifikasi terhadap area-area


berisiko yang meliputi huruf a sampai huruf
f pada pokok pikiran. (D,W)

4 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per tri


wulan terhadap pelaksanaan program MFK
meliputi huruf a sampai huruf f pada pokok
pikiran. (D)
Program MFK
dan Perbaikan &
Identifikasi (AREA) BERISIKO Minimalisir
R risiko
Keselamatan dan Keamanan
Ada SKKa Puskesmas
ttg PJMFK Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Manajemen Kedaruratan MONEV


&
Pengamanan Kebakaran
TL
Peralatan Kesehatan Setiap 3 bulan

Sistem Utilitas

Diklat MFK
D
PJ. MFK
Risk Register Terkait Keselamatan
Risk Register Terkait Keamanan
Risk Register Terkait B3 dan Limbahnya
Risk Register Terkait Manajemen Kedaruratan
Risk Register Terkait Pengamanan Kebakaran
Risk Register Terkait Peralatan Kesehatan
Risk Register Terkait Sistem Utilitas
CONTOH MAPPING RISIKO DI AREA FASYANKES
SOSIALISASI MANAJEMEN RISIKO DI RUANGAN
Kerangka ISI Program MFK
1.Pendahuluan
2. Latar Belakang
R 3. Tujuan Umum dan Khusus
4. Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan
▪ Kegiatan Pokok :
a. Keselamatan dan Keamanan
b. Bahan beracun dan berbahaya
c. Disaster plan
d. Kebakaran
e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
f. Peralatan medis
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya -→ Ketentuan Review
Program
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi Kegiatan
2. Keselamatan dan Keamanan
Kriteria 1.4.2
Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan
Pokok Pikiran :
✓ Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cidera bagi pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat akibat keselamatan dan kesehatan kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa
bangunan, kebakaran, gedung roboh dan tersengat listrik
✓ Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
✓ Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun
cidera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian dan kekerasan pada
petugas
✓ Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka perlu di susun Infection
Control Risk Asessment (ICRA) renovasi untuk memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan
dilakukan secara aman dan mengontrol terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2)
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1 4
Dilakukan identifikasi Dilakukan pemantauan
terhadap pengunjung, terhadap pekerjaan konstruksi
petugas dan petugas alih
ELEMENPENILAIAN terkait keamanan dan
daya (outsourcing) (D,O,W)
pencegahan penyebaran infeksi.
(D,O,W)

2
Dilakukan inspeksi fasilitas 3 Dilakukan simulasi
secara berkala meliputi terhadap kode darurat
bangunan, prasarana dan secara berkala. (D, O,W).
peralatan (D,O,W)
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN f) Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan
semua individu yang bekerja di RS, pada pasien
1. Pendahuluan RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk
2.Latar belakang tamu) yang memasuki area terbatas (restricted
3.Tujuan umum & khusus area) sehingga menciptakan lingkungan yang
aman
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
g) Melindungi dari kejahatan perorangan,
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif &
milik pribadi
proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan /
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan
area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang
PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai
berpotensi menimbulkan cedera.
tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara
kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi
berkala &terdokumentasi.
tidak boleh menggunakan selang, dll
R c. Menyediakan anggaran untuk melakukan
perbaikan
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko
keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK,
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra
ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak
construction risk assessment / PCRA) setiap ada
dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan /
minta bantuan bila terjadi bahaya.
demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas 5. Cara melaksanakan kegiatan
pendukung yang aman, untuk mencegah 6. Sasaran
terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi 7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
bahaya dan risiko serta mempertahankan 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pelaporannya
pengunjung. 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
Upaya yang perlu dilakukan (antar lain….)

1. Melakukan asessmen risiko secara komprehensif dan pro aktif untuk mengidentifikasi :
✓bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas Iainnya yang berpotensi.
menimbulkan cedera. Sebagai contoh risiko keselamatan yang dapat menimbulkan cedera
atau bahaya termasuk diantarnya perabotan yang tajam dan rusak, kaca jendela yang
pecah, kebocoran air di atap, lokasi dimana tidak ada jalan keluar saat terjadi kebakaran.
✓Area yang berisiko keamanan terjadinya bahaya kehilangan, kerusakan atau pengrusakan,
gangguan, tindak kekerasan, akses atau penggunaan oleh orang yang tidak berwenang.
Pastikan semua Pengunjung Rawat Inap/ Vendor / Kontraktor Menggunakan ID
KESELAMATAN KERJA

Menciptakan kondisi
Mengendalikan dan
kerja yang aman/
Mencegah kerugian
selamat
Mengurangi Risiko Tertusuk Jarum
CEDERA PUNGGUNG (PREVENTIF)
TERPAPAR KUMAN
(PREVENTIF)

Hand Hygiene

Penggunaan APD yang tepat dan sesuai

Penanganan peralatan pasien

Penanganan linen

Pencegahan tusukan jarum/benda tajam

Pembersihan lingkungan

Penanganan limbah
IC Matrix - Class of Precautions: Construction Project by Patient Risk

Patient Risk Group Construction Project Type

Type A Type B Type C Type D

Low Risk Group I II II III/IV

Medium Risk Group I II III IV

High Risk Group I II III/IV IV

Highest Risk Group II III/IV III/V IV

Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan kontruksi dan tingkat risiko


menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur pengendalian diperlukan
3. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbahnya

Kriteria 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya beracun serta pengendalian dan pembuangan limbah
bahan berbahaya beracun dilakukan berdasarkan perencanaan yang
memadai dan ketentuan perundangan
Pokok Pikiran :
✓ Bahan berbahaya (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi
dan dikendalikan secara aman
✓ Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputu lokasi,
jenis dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan
✓ Daftar inventarisasi ini selalu dimutakhirkan sesuai
dengan perubahan yang terjadi ditempat penyimpanan
✓ Pengolahan limbah B3 sesuai standard (penggunaan dan
pemilahan, pewadahan dan penyimpanan TPS B3 serta
pengolahan akhir)
✓ Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3 DAN LIMBAH B-3

1 4
Dilaksanakan program Ada laporan, analisis, dan
pengelolaan B3dan tindak lanjut penanganan
limbahnya sesuaiangka tumpahan, paparan/pajanan B3
satu sampai tujuh huruf b ELEMENPENILAIAN dan atau limbah B3. (D,W)
(R)

2
Pengolahan limbah B3sesuai 3 Tersedia IPALsesuai
standar (penggunaan dan dengan ketentuan
pemilahan, pewadahan dan peraturan perundang-
penyimpanan/TPS B3serta undangan. (D, O)
pengolahan akhir) (D,O,W)
Program Pengelolaan B3 dan Limbah B3, meliputi :
1) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
3) Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
R 4) Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
5) Penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
6) Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai
peraturan perundang-
undangan
8) Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
inventarisasi

PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3

INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
Regulasi PENGGUNAAN
PENGENDALIAN

• Penetapan jenis, area/lokasi penyimpanan B3 sesuai


ketentuan perundangan
• Pengelolaan, penyimpanandan penggunaan B3 sesuai
ketentuan perundangan (termasukMSDS)
• Penggunaan APD yang sesuai untuk penggunaan dan
penaganan tumpahan dan paparan yang sesuai
ketentuan perundangan MONEV TINDAK LANJUT
• Sistempelabelan yang sesuaiketentuan perundangan
• Sistempendokumentasian danperijinan
• Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi
tumpahan dan ataupaparan
PENGERTIAN B3
Bahan Berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya

(PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 74 TAHUN 2001)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut


Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3 .

(PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2014)

40
WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun dan
limbahnya dengan kategori sebagai berikut :

a. Infeksius
b. Patologi anatomi
c. Farmasi
d. Bahan kimia
e. Logam berat
f. Kontainer bertekanan
g. Benda tajam
h. Genotoksik / sitotoksik
i. Radioaktif
Daftar, Jenis dan Jumlah Maksimal B3 Yang Disimpan di Ruangan

Daftar, Jenis dan Jumlah Maksimal B3 Yang Disimpan di Ruangan


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara pemberian Simbol
dan Label Bahan Berbahaya & Beracun
ARTI RAMBU
BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3)

DAN CONTOH
SIMBOL B3
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG SIMBOL
DAN LABEL LIMBAH B3
CARA MENYIMPAN B3

1. Dalam Lemari B3,


2. Lemari Ada Simbol B3,
3. Susun Terkelompokkan,
4. Wadah berdiri,
5. Ada Simbol B3,
6. Ada Daftar B3
7. MSDS
8. Ada Kunci
CARA PENYIMPAN B3
BOTOL B3

1. Ada Identitas B3,


2. Ada Simbol B3,
3. Ada Label Pemakaian
a. Tanggal Buka,
b. Tanggal Kadaluarsa
Inspeksi B3 dan K3
PERAGAAN SPILL KIT PENANGANAN
TUMPAHAN B3 KIMIA
(Si – Lo – Se-M)
Formulir Pelaporan Tumpahan B3
di Unit Kerja
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL DISASTER DRILL
(SIMULASI DISASTER)

Identifikasi risiko bencana internal & Eksternal


✓ Strategi
komunikasi jika
Hazard Vulnerability Assesment
terjadi bencana
✓ Manajemen
Pembentukan Tim Tanggap/ sumber daya
Penanggulangan Bencana ✓ Penyediaan
pelayanan dan
Penyusunan Disaster Plan alternatifnya
✓ Identifikasi peran
Edukasi & Simulasi Penanggulangan Bencana dan tanggung
jawab tiap
karyawan dan
✓ Manajemen konflik
yang mungkin
terjadi pada saat
bencana
MONEV TINDAK LANJUT
4. Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Kriteria 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi
program tanggap darurat bencana internal dan eksternal
✓ Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKIP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam
upaya mitigasi dan penanggulangan apabila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
✓ Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil
penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assessment)
✓ Program, kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun secara internal atau melibatkan
komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem 2) s/d 6) yang telah diuraikan dibagaian
kriteria 1.5.1
✓ Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/lokakarya dan simulasi pelaksanaan program tanggap darurat yang
diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
✓ Debrefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang
bertujuan untuk menindaklajuti hasil dari simulasi
✓ Hasil kegiatan debrefing di dokumentasikan
PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTERPLAN)

KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA


V Kebijakan
1) Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana
V Latar Belakang yang mungkin terjadi (HVA),

V 2) Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana


Analisa Risiko
V PetaRawanBencana
3) Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
V Profil Puskesmas
4) Manajemen sumber daya,
V Pengorganisasian
5) Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
V Tupoksi, SOP, Form
6) Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta
V Glossary Fasilitas manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat
bencana,

7) Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan


sumber daya masyarakat yang tersedia
Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran

Identifikasi Risiko Kondisi Darurat atau Bencana


• Mengidentifikasi potensi keadaan darurat di area kerja yang
berasal dari aktivitas (proses, operasional, peralatan), produk dan
jasa. Contoh dari keadaan darurat yang mungkin terjadinya adalah
gempa bumi, banjir, kebakaran, peledakan, keracunan, huru hara,
dan pandemi.
HVA / Analisis Kerentanan Bahaya
Identifikasi HVA berfokus kepada :
1. Peristiwa atau kejadian alam,
2. Teknologi yang digunakan
3. Peristiwa yang berhubungan dengan manusia dan
4. Penggunaan bahan berbahaya
Hazard Vulnerability
Assement

konsep
Risk

Disaster/Eksposure
5. Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Kriteria 1.4.5
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi
program pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk
sarana evakuasi.
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

1 4 Ditetapkan kebijakan larangan


Dilakukan program
merokok bagi petugas, pengguna
pencegahan dan
layanan, dan pengunjung di area
penanggulangan kebakaran
Puskesmas. (R)
angka satu sampai angka
empat huruf d pada kriteria
1.4.1. (D, O, W)

ELEMENPENILAIAN

2
Dilakukan inspeksi, pengujian 3 Dilakukan simulasi dan evaluasi
dan pemeliharaan terhadap alat
deteksi dini, alarm, jalur tahunan terhadap program
evakuasi, serta keberfungsian pengamanan kebakaran. (D, W)
alat pemadam api. (D, O, W)
.
IDENTIFIKASI RISIKO KEBAKARAN

INSPEKSI,PENGUJIAN,
PEMELIHARAAN
SISTEM PROTEKSI 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

SK Larangan merokok
JALUREVAKUASI

PROGRAM PENGAMANAN EDUKASI DAN SIMULASI:


KEBAKARAN PROTEKSI& EVAKUASI

LARANGAN MEROKOK
PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN

✓ Menentukan lokasi yang berpotensi Hazard kebakaran


Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran ✓ Menganalisa kemungkinan meningkatkan Vulnarebility
✓ Menentukan tingkat risiko kebakaran dengan menggunakan HVA

Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana

Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik


R
Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi

Menerbitkan kebijakan larangan merokok

Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok


Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksidan
Sarana penanganan kebakaran

Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi

Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran

Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran

Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik


minimal sekali dalam setahun

Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu


Memastikan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran

Mudah dilihat dan diambil tidak


terhalang benda lain
Persyaratan Penempatan APAR
(Permenkes RI No.52 tahun 2018)
1. Tangga darurat dan bordes harus 1. Pintu pada tangga darurat harus
memiliki lebar minimal 1.2 m dilengkapi petunjuk “EXIT”
2. Dilengkapi dengan pegangan tangan 2. Setiap bangunan bertingkat lebih
setinggi 1,1 m , memiliki lebar injakan dari 2 lantai harus dilengkapi dengan
anak tangga minimal 28 cm dan tinggi pintu darurat
maksimal anak tangga 15 – 17 cm 3. Lebar pintu darurat minimal 100 cm,
membuka ke arah tangga
penyelamatan, kecuali lantai dasar
Sumber : Permenkes RI No.52 Tahun 2018) membuka ke arah luar
Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar
tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran.

Mengupayakan sosialisasi dalam bentuk poster, pamflet, dll.

Mengikuti seminar , lokakarya dan pelatihan bagi staf dan karyawan


Puskesmas.

Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal,

Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan


PETUNJUK MENGGUNAKAN APAR
PENANGGULANGAN K E B A K A R A N

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi


situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana


penanggulangan kebakaran

Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban

Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut

Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan

Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan


Pengendalian kondisi darurat bencana:
a. Membentuk Tim Tanggap darurat atau bencana
b. Menyusun juknis tanggap darurat atau bencana
c. Menyusun standar prosedur operasional tanggap darurat atau bencana
d. Menyediakan alat/sarana dan prosedur kedaan darurat berdasarkan
identifikasi
e. Menilai kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat
keadaan darurat oleh petugas
f. Memasang tanda pintu darurat sesuai standar
g. Simulasi kondisi darurat atau bencana berdasarkan penilaian analisa risiko
kerentanan bencana atau HVA (Kebakaran, Pandemi Covid-19)
h. Simulasi kebakaran minimal dilakukan 1 tahun sekali untuk setiap gedung.
Puskesmas menerbitkan Kebijakan Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010.

Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya


merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran

Pantau kepatuhan larangan merokok secara


berkesinambungan

Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan


dokumentasikan
Organisasi Tanggap Darurat Fasyankes
DISASTER CHIEF

DEPUTY DISASTER CHIEF

Komandan REGU FIRE Regu Penunjang


Lantai BANTUAN OFFICER -Tim Medis
LUAR -Petugas keamanan
REGU -Teknik
EVAKUASI -Farmasi
REGU -Perlengkapan
REGU PENYELAMAT PEMADAM -Administrasi
DOKUMEN LANTAI -Gizi
-Dll
REGU PENYELAMAT
PERALATAN MEDIS
Tugas dan Peran Warna Helm dalam Code red
a) Penempatan bahan mudah terbakar aman dari api dan panas.
b) Pengaturan konstruksi gedung mengikuti prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
c) Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang mudah terbakar dan
gas medis di tempat yang aman.
d) Larangan merokok.
e) Inspeksi fasilitas/area berisiko kebakaran secara berkala.
f) Simulasi kebakaran minimal dilakukan 1 tahun sekali untuk setiap gedung.
g) Pemantauan bahaya kebakaran terkait proses pembangunan di
dalam/berdekatan dengan bangunan yang dihuni pasien.
6. Peralatan Medis

Kriteria 1.4.6
Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan
yang dapat digunakan setiap saat
a. Memastikan tersedianya daftar inventaris seluruh peralatan medis.

b.Memastikan penandaan pada peralatan medis yang digunakan dan yang


tidak digunakan.

c. Memastikan dilakukan uji fungsi dan uji coba peralatan.

d. Memastikan dilaksanakanya kalibrasi secara berkala.

e. Memastikan dilakukan pemeliharaan pada peralatan medis.

f. Memastikan penyimpanan peralatan medis dan penggunanya sesuai standar


prosedur operasional.
• Kalibrasi Akurasi, ketelitian, keamanan dapat dijamin sesuai besaran-besaran yang
tertera pada alat yang bersangkutan
• Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat
1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus kalibrasi
2. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus kalibrasi habis
3. Keluaran/kinerja/keamanan/penunjukan tidak sesuai
4. Mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda lulus kalibrasi masih berlaku
5. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi walaupun sertifikat dan tanda
lulus kalibrasi masih berlaku
6. Tanda laik pakai hilang
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT
1.4.6 KESEHATAN

1.
Dilakukan inventarisasi
alat kesehatan sesuai
dengan ASPAK (R)
4
ELEMENPENILAIAN Dilakukan pemeliharaan dan
kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D,O,W)

2 3
Dilakukan inspeksi dan
pengujian terhadap alat Dilakukan pelatihan bagi
kesehatan secaraperiodik staf agar kompeten untuk
(D, 0, W) mengoperasikan peralatan
tertentu(D,W)
▪ .

D ▪ 1.4.6.2. INSPEKSI & PENGUJIAN


▪ 1.4.6.3. PEMELIHARAAN & KALIBRASI
PEMELIHARAAN RUTIN
PERIODE KOMPONEN TINDAKAN PELAKSANAAN KETERANGAN
Kebersihan pre /post User Pada saat bekerja
Indikator2 panel User Pada saat bekerja
Pilet Lamp User Pada saat bekerja
Fisik Unit User Pada saat bekerja
Harian Main unit
User Pada saat bekerja
Monitor
mekanik
- pergerakan lengan C
User Pada saat bekerja
- pergerakan up /down
- pergerakan roda
Mekanik
- Kolimator Teknisi Jam Kerja
- Motor motor

Terjadwal Kabel Catu Daya Diperiksa Teknisi Jam Kerja


Colimator Teknisi Jam Kerja
Pelumasan Teknisi Jam Kerja
Instalasi kelistrikan Teknisi Jam Kerja
Kalibrasi, tabung
Tahunan Pengecekan BPFK, Teknisi terjadwal
INSPEKSI OLEH TEKNISI :

Memeriksa seluruh fungsi Simbol


Simbol layak tetapi Simbol Tidak
dan kondisi alat yang layak pakai
layak pakai asesorisnya
dilakukan oleh petugas tdk lengkap
teknisi elektromedik
disetiap satuan kerja
dengan membawa lembar
kerja dan memberikan
lebel yang tempel di body
alat
Pengelolaan Peralatan Medis :
Puskesmas......... Sticker Pemeliharaan Alat Medis
JL ........................... SURABAYA Puskesmas.....................
JL ................................. SURABAYA
ID/NO. DOK : _________/____________ Inspection Wkt : __1____ kali/hr/bln/th
TGL VERIFIKASI : ______________________ Testing Wkt : __1____kali/hr/bln/th
BERLAKU S/D :______________________ Calibration Wkt : __1____ kali/hr/bln/th
Maintenance Wkt : __2____kali/hr/bln/th
AMAN UNTUK PELAYANAN
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12

Sticker Pengawasan Alat Medis

DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH
ID______TGL______ ID______TGL______ ID______TGL______ ID______TGL______ ID______TGL______ ID______TGL______
Puskesmas..... Puskesmas..... Puskesmas..... Puskesmas..... Puskesmas..... Puskesmas.....
Sticker Pada Alat Medis
Puskesmas ......
JL ........................... Jember

ID/NO. DOK : _________/____________


TGL VERIFIKASI : ______________________
BERLAKU S/D :______________________

AMAN UNTUK PELAYANAN


Puskesmas......
JL ................................. Jember
Inspection Wkt : __1____ kali/hr/bln/th
Testing Wkt : __1____kali/hr/bln/th
Calibration Wkt : __1____ kali/hr/bln/th
Maintenance Wkt : __2____kali/hr/bln/th

1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
Kartu Catatan Pemeliharaan
7. Sistem Utilitas / Penunjang

Kriteria 1.4.7
Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semua
prasarana atau sistem utilisasi berfungsi dan mencegah terjadinya ketidak
tersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
Utilitas Puskesmas
1.4 7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan
semua prasarana atau sistem utilisasi berfungsi dan mencegah terjadinya
ketidak tersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
Pokok Pikiran :
✓ Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti
genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya
✓ Program pengelolaan sistem utilitas perlu di susun untuk menjamin ketersediaan dan
keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan puskesmas
✓ Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum
✓ Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk mengganti jika terjadi
kegagalan air dan/atau listrik
✓ Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7
hari 24 jam sesuai kebutuhan
✓ Prasarama air, listrik dan prasarana penting lainnya seperti genset, perpipaan air,
panel listrik, perlu dipersiksa dan dipeliharan untuk menjaga ketersediaannya dalam
mendukung kegiatan pelayanan
✓ Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti uji kualitas air secara
periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
1.4.7 Program Pengelolaan Sistem Utilitas

02 Dilaksanakan program
pengelolaan sistem
Dilakukan inventarisasi sistem utilitas
utilitas dan sistem
sesuai ASPAK. (R)
penunjang lainnya
01 sesuai huruf f pada
kriteria 1.4.1. (R)

ELEMEN PENILAIAN

03
Sumber air, listrik dan gas medik tersedia
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas. (D,O)
Ketersediaan listrik, air, gas
medis

Identifikasi & Ketersediaan


Sistem Utilitas Kunci Yang Lain

Identifikasi area beresiko


kegagalan listrik, air

Pemeriksaan Kualitas air

Pemeliharaan system utilitas


PROGRAM PENGELOLAAN
SISTEM UTILITAS

implementasi
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN


PENCEGAHAN KOREKTIF DARURAT

Pemeriksaan Penggantian komponen Reparasi minor Overhaul


termasuk penyetelan minor yaitu pekerjaan yang tidak terencana
dan pelumasan yang timbul langsung ditemukan
dari pemeriksaan waktu
pemeriksaan
Lihat, rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
Pemeliharaan waktu berjalan
Waktu berhenti
1.4.8 Diklat MFK
1.4.8 Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) bagi Petugas

Pokok Pikiran :

Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan dan ketrampilan dalam


pelaksanaan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan
petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang
aman bagi pasien, petugas dan masyarakat

✓ Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan dan in house


training/workshop/lokakarya
✓ Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana
program pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan
1.4.8 Diklat MFK

1. Ada rencana program 3. Dilakukan evaluasi dan


pendidikan manejemen ELEMENPENILAIAN tindaklanjut perbaikan
Fasilitas dan keselamatan dalam pelaksanaan program
bagi petugas (R) MFK bagi petugas (D, W)

2. Dilaksanakan program
pendidikan manajemen
fasilitas dan keselamatan
bagi petugas sesuai rencana
(D, W)
Sosialisasi
Program MFK

Diklat Terkait MFK


(Lihat 6 program)

PROGRAM DIKLAT MFK


BUKU REFERENSI
Kesimpulan
✓ Dalam akreditasi Puskesmas yang
terkait dengan klausul MFK ada 6
bidang yang wajib
diimplementasikan oleh puskesmas
✓ Nakes puskesmas wajib memahami
6 bidang MFK dalam akreditasi
Puskesmas
✓ Untuk memudahkan implementasi
MFK di puskesmas maka wajib
disusun program MFK di puskesmas
berdasarkan 6 bidang MFK
Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai